Gandi menghentikan langkahnya di depan sebuah sungai kecil. Dia berjongkok lalu membasuh mukanya. Gayatri yang berada di belakangnya menatap punggung pemuda itu dengan pikiran yang masih berkecamuk setelah mendengar perkataan dari Kusumadewi.
"Tidak mungkin kakak Dara memintaku untuk menjadi pelayan napsunya kan? Dan sepertinya kakang Gandi bukanlah orang yang seperti itu..." batin wanita itu.Gandi bangkit berdiri sambil mengangkat tangan sedada. Di atas telapak tangannya nampak bola air jernih yang bergerak-gerak."Kau pasti penasaran, seperti apa kemampuanku bukan? Aku adalah Naga Air, jadi Air tunduk kepadaku." kata Gandi sambil memperlihatkan bola air yang ada di tangannya.Gayatri nampak terpana melihat bola air tersebut. Tiba-tiba saja Gandi melemparkan bola air itu ke udara lalu telapak tangannya mengepal. Saat itu juga bola air tersebut hancur dan jatuh bagaikan air hujan tepat di atas tubuh Gayatri.Sontak saja wanita itu tGandi tertawa kecil sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya untuk menggoda Kusumadewi yang saat itu tengah malu. "Kenapa kau tak pernah bilang padaku saat masih ada di Tanah Kutukan?" tanya Gandi. Kusumadewi terdiam sambil membenamkan wajahnya di punggung pemuda tersebut. Gandi yang penasaran dengan wanita roh itu segera membalikkan tubuhnya sehingga kini mereka berdua saling berhadapan. Dengan lembut pemuda itu menyentuh dagu Kusumadewi dan membuat kepala wanita roh mendongak. Saat itulah, Gandi melihat wajah ayu yang menawan di depan matanya. Tatapan mata Kusumadewi yang sayu membuat Gandi menelan ludah. Apalagi saat ini tubuh wanita itu tak mengenakan apapun alias t3lanjang bulat. Napas pemuda itu pun nampak memburu setelah matanya sedikit melihat bagian bukit indah Kusumadewi yang sebagian menyembul dari dalam air. Keduanya saling bertatap mata dengan tatapan penuh arti. "Aku sama sekali tidak tahu kalau kau menyukai dirik
Gandi menghentikan langkahnya di depan sebuah sungai kecil. Dia berjongkok lalu membasuh mukanya. Gayatri yang berada di belakangnya menatap punggung pemuda itu dengan pikiran yang masih berkecamuk setelah mendengar perkataan dari Kusumadewi. "Tidak mungkin kakak Dara memintaku untuk menjadi pelayan napsunya kan? Dan sepertinya kakang Gandi bukanlah orang yang seperti itu..." batin wanita itu. Gandi bangkit berdiri sambil mengangkat tangan sedada. Di atas telapak tangannya nampak bola air jernih yang bergerak-gerak. "Kau pasti penasaran, seperti apa kemampuanku bukan? Aku adalah Naga Air, jadi Air tunduk kepadaku." kata Gandi sambil memperlihatkan bola air yang ada di tangannya. Gayatri nampak terpana melihat bola air tersebut. Tiba-tiba saja Gandi melemparkan bola air itu ke udara lalu telapak tangannya mengepal. Saat itu juga bola air tersebut hancur dan jatuh bagaikan air hujan tepat di atas tubuh Gayatri. Sontak saja wanita itu t
Ki Jogo Selaksa tersenyum lebar sambil menganggukkan kepala. Setelah semuanya selesai, Ki Ageng Samudra Biru pun berpamitan masuk kembali ke dalam tubuh Gandi Wiratama. Sepeninggal Ki Ageng, Ki Jogo Selaksa menatap kearah Gandi. "Anak muda, kau pasti bukan Naga sembarang Naga. Sampai menjadi wadah jiwa Ki Ageng Samudra Biru. Apakah kau ini seorang Raja?" tanya Ki Jogo Selaksa. Gandi tersenyum kecil. "Terserah Ki Selaksa menilai diriku ini siapa. Ki Ageng ada didalam tubuhku untuk membantuku mengembalikan kejayaan Kerajaan Naga Air." kata Gandi. Ki Jogo Selaksa mengangguk-anggukan kepalanya tanda dia mengerti. "Baiklah, aku meminta maaf mengenai kejadian yang dilakukan oleh muridku Bayu Sekti. Sekarang, kau boleh pergi dengan bebas. Sebagai tanda permintaan maaf dariku, ini ada harta tingkat surga untukmu," kata Ki Jogo Selaksa lalu dia mengeluarkan sesuatu dari tangannya. Gandi menatap sebilah pisau berukuran keci
Gandi dan Dara menoleh kearah Gayatri yang baru saja terpekik. Wanita itu pun menunduk dengan muka merah. Sementara Ki Jogo Selaksa nampak tertegun dengan apa yang baru saja Gandi katakan mengenai siapa dirinya kepada Dewa Angin tersebut."Jadi, kau adalah menantunya...? Pantas saja Ki Ageng Samudra Biru memperingatkan diriku untuk berhati-hati agar tidak menyentuhmu. Aku malah menjadi semakin penasaran, sekuat apa sebenarnya Batara Geni ini. Meski banyak yang mengatakan dia bisa menaklukkan siapa pun, aku masih belum bisa percaya sepenuhnya sebelum melihatnya sendiri. Setelah aku terbangun dari pertapaan, dunia benar-benar berubah...Tatanan Tiga Dunia juga menjadi lebih teratur dan membaik dibanding saat berada di tangan Siwa." kata Ki Jogo Selaksa."Batara Geni menyeimbangkan semuanya sehingga tiga dunia terbagi rata. Dewa yang memasuki alam manusia, tidak bisa sembarangan mengeluarkan kekuatan. Jika itu terjadi, mungkin saja Hukuman Langit dan Bumi akan menyeran
Gandi, Dara dan Gayatri kembali tenang setelah mereka tertawa cukup lama hingga wajah ketiganya memerah. Setelah puas tertawa dan keadaan mulai seperti semula, mereka sama-sama menatap kearah Ki Jogo Selaksa yang duduk di atas batu sambil mengelus jenggotnya. Gandi tak menyangka Dewa Angin itu akan bersabar dan tidak menghajar nya."Apa kalian sudah puas?" tanya pria tua tersebut. Dara dan Gayatri menunduk malu. Sedangkan Gandi hanya tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Maafkan kami Ki, karena tak bisa menahan tawa setelah mendengar cerita darimu...Sungguh, kami tak bermaksud mentertawakanmu...Tapi cerita itu sangat menggelitik hati kami." kata Gandi."Sudahlah, aku juga sudah menebak apa yang akan terjadi seandainya cerita itu aku ceritakan kepada orang lain. Anggap saja itu sebagai hiburan," kata Ki Jogo Selaksa dengan suara yang tenang."Lalu, bagaimana selanjutnya Ki? Setelah kau mendapat gelar hebat dari Ki Ageng, apa
Gandi menatap pria tua itu dengan tajam. Dia merasa aneh dengan perubahan sifat yang begitu mencolok dari Ki Jogo Selaksa."Ada apa sebenarnya saat Ki Ageng keluar tadi? Apakah orang ini mengenalnya? dari nada bicaranya dia seperti cukup akrab dengan ki Ageng," batin Gandi."Hei! Apa kau tuli!?" terdengar suara Ki Jogo Selaksa yang mengagetkan Gandi. Pemuda itu pun mengangkat wajahnya dan menatap pria tersebut."Bagaimana bisa kau mengenal Ki Ageng Samudra Biru? Apakah kau tahu siapa dia?" tanya Gandi. Ki Jogo Selaksa mengelus jenggotnya yang putih."Hm...Kita bicarakan ini baik-baik. Kau tenang saja, aku tak akan menangkapmu atau membunuhmu." ujar pria itu. Gandi diam sejenak lalu dia menoleh kearah Dara dan menganggukkan kepala. Wanita roh itu pun membuka perisai miliknya.Karena Gandi tidak menggunakan kekuatan jiwa miliknya, dia tak bisa terbang seperti yang dilakukan oleh Dewa Angin tersebut. Pun begitu dengan Gayatri yang seorang ma