Beranda / Young Adult / Gejolak Berbahaya Anak Bos. / Bab 13. Sayang, pelan sedikit.

Share

Bab 13. Sayang, pelan sedikit.

Penulis: Bulandari f
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-19 22:25:02

Bab 13.

"Papa harap pernikahan mu dengan Delon bisa membatasi pergaulan bebas mu."

Gelora menganggukkan kepala mengiyakan ucapan papanya, bukan karena ia patuh, tapi karena dia yang suka dengan kebebasan. "

"Apalagi anaknya kelihatan baik yah, Pa," timpal wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya yang tidak muda.

"Hmmmm, dia salah satu karyawan kepercayaan Papa di perusahaan juga, Ma."

"Bagus dong, kalau begitu hidup Gelora akan lebih baik lagi."

Gelora ingin membantah ucapan kedua orangtuanya itu, namun Gelora memilih diam. Dia tidak mau kalau pernikahannya dengan Delon sampai tidak jadi, karena bagi Gelora. Delon adalah alat yang bisa ia manfaatkan. Untuk bisa melakukan hal yang membuatnya senang.

"Baiklah kalau begitu Pa, Gelora sudah boleh pergi, kan?" Gelora berdiri dari posisinya yang tengah duduk.

"Kamu mau kemana lagi, Nak?' sang ibu bertanya dengan lembut, tapi pertanyaan sang mama di acuhkan oleh Gelora, karena di dalam hidupnya. Wanita itu bukan seorang ibu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gejolak Berbahaya Anak Bos.   Bab 14.

    Bab 14. Nathan terbangun, lalu sejenak ia menoleh ke arah Gelora yang tertidur tanpa busana. "Kamu cantik, tapi sayang. Kamu tidak bisa di per istri."Setelah bergumam di dalam hatinya, selanjutnya Nathan memilih untuk meninggalkan Gelora begitu saja. Ia punguti pakaiannya yang tercecer di atas lantai, dan secepat mungkin ia memakainya dan memilih pergi. "Terima kasih untuk kehangatan semalam," gumamnya sebelum pergi berlalu, walaupun ia tahu Gelora tidak mungkin menjawab. Sebab wanita itu sedang nyenyak di dalam tidurnya. Bisa di bilang Gelora terbangun setelah mendengar suara dering ponselnya, itupun dengan suara yang berat ia menjawab panggilan masuk itu. "Iya halo."Si penelpon ke langsung mengeluarkan suara keras. "Kamu di mana, Gelora?""Papa."Gelora terkejut dan langsung memilih duduk, ia juga sekilas menoleh ke arah ponselnya, memastikan kalau si penelpon memang papanya. "Pa, Gelora ...."Sang papa langsung memotong ucapan Gelora. "Kamu serius mau nikah atau tidaa sih, G

  • Gejolak Berbahaya Anak Bos.   Bab 13. Sayang, pelan sedikit.

    Bab 13."Papa harap pernikahan mu dengan Delon bisa membatasi pergaulan bebas mu."Gelora menganggukkan kepala mengiyakan ucapan papanya, bukan karena ia patuh, tapi karena dia yang suka dengan kebebasan. ""Apalagi anaknya kelihatan baik yah, Pa," timpal wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya yang tidak muda. "Hmmmm, dia salah satu karyawan kepercayaan Papa di perusahaan juga, Ma.""Bagus dong, kalau begitu hidup Gelora akan lebih baik lagi."Gelora ingin membantah ucapan kedua orangtuanya itu, namun Gelora memilih diam. Dia tidak mau kalau pernikahannya dengan Delon sampai tidak jadi, karena bagi Gelora. Delon adalah alat yang bisa ia manfaatkan. Untuk bisa melakukan hal yang membuatnya senang. "Baiklah kalau begitu Pa, Gelora sudah boleh pergi, kan?" Gelora berdiri dari posisinya yang tengah duduk. "Kamu mau kemana lagi, Nak?' sang ibu bertanya dengan lembut, tapi pertanyaan sang mama di acuhkan oleh Gelora, karena di dalam hidupnya. Wanita itu bukan seorang ibu

  • Gejolak Berbahaya Anak Bos.   Bab 12. kapan pernikahannya bisa di mulai?

    Bab 12. Gelora di pusingkan dengan keberadaan Delon yang tidak kunjung ketemu, sementara Delon sendiri sedang berusaha membujuk Gaby. Wanita yang sudah lama ia pacari. "Tolong jangan pergi, Gab. Kasih aku waktu untuk jelasin semua," bujuk Delon. "Nggak ada lagi yang perlu dijelaskan, Delon. Karena kamu sudah mengecewakan aku. Mengkhianati ku." Suara Gaby menangis terisak-isak, membuat Delon justru mengambil tangan Gaby dan mencoba untuk membujuknya. "Aku punya alasan, Gab. Aku punya alasan kenapa aku mau menerima perjodohan itu.""Perjodohan?" Gaby bertanya ulang, dan nyaris tidak percaya dengan apa yang ia dengar, karena awalnya Gaby baru menduga kalau Delon punya hubungan spesial dengan Gelora. "Apa wanita itu, tunangan mu?"Delon ingin menjawab tidak, tapi ia tidak bisa berbohong. Apalagi Gaby sudah mengeluarkan uang yang banyak untuk pengobatan ibunya. "Jawab Delon!" Gaby semakin emosi dan memukul-mukul kecil badan Delon. "Wanita itu, tunangan mu?" Gaby bertanya ulang. "Ma

  • Gejolak Berbahaya Anak Bos.   Bab 11. Panik

    Bab 11. panik Panik bukan main, itu yang dirasakan oleh Gelora. Setelah tahu panggilan masuk itu dari sang papa. "Bagaimana ini, Andre?" tanya Gelora kembali. "Angkat saja, tapi pakai dulu bajumu." Terpaksa Gelora memunguti pakaiannya kembali, mengenakannya saat itu juga. "Papa ini, kenapa sih ah," decak kesalnya. Tidak begitu sempurna, bahkan riasan di wajahnya nyaris pupus, ketika ia mulai mengangkat panggilan masuk dari sang papa. "Iya halo Pa," ujarnya dengan nada gugup. "Gelora, kamu di mana?" Gelora merapikan pakaiannya, tidak ingin terlihat kusut setelah adegan panasnya dengan Andre. "Kamu di mana?" Kali ini sang papa penuh penekanan saat bertanya. "Aku ... aku sedang di rumah teman Pa." Gelora menciptakan kebohongan, hanya karena tidak ingin papanya marah. "Baiklah, oh iya. Papa cuman mau mengingatkan kamu. Agar tidak mengecewakan keluarga besok." Gelora tahu arah ucapan itu, tidak ingin papanya kecewa dengan janjinya mengajak Delon dan keluargany

  • Gejolak Berbahaya Anak Bos.   Bab 10.

    Bab 10ll Sepulangnya dari kediaman Delon, Gelora tidak langsung pulang. Mobilnya melaju ke sebuah vila di pinggir kota—tempat musik berdentum, lampu temaram berkelip, dan tawa orang-orang yang seolah tak pernah mengenal beban hidup. Di sanalah ia menenggak malam dan bersenang-senang. Sebab Andre sudah menunggunya. Pria itu menyambut Gelora dengan senyum yang selalu membuatnya merasa menang. Sebuah kecupan singkat mendarat di bibirnya—hangat, penuh kepemilikan. “Kamu sudah datang, sayang.” Gelora mengangguk, melepas mantel dan menyerahkannya pada seorang pelayan. Matanya menyapu ruangan, memastikan satu hal. Delon tidak ada di sana. “Di mana pria sialan itu?” tanya Andre, matanya menajam menatap ke belakang Gelora, seperti ingin memastikan bayangan Delon tidak ikut masuk bersama mereka. Gelora tersenyum kecil, lalu mendekat, menempelkan jemarinya di lengan Andre. “Ayolah, sayang. Jangan cemburu seperti itu.” Andre menghela napas kasar. “Bagaimana aku tidak cemburu? Kamu te

  • Gejolak Berbahaya Anak Bos.   Bab 9. Apa kamu punya wanita lain?

    Bab 9.Gelora mencondongkan tubuhnya ke arah dalam rumah Delon, bahkan bersiap untuk masuk ke dalam, tapi Delon segera mencegah. "Ada apa lagi sih?"Gelora masih menatap penasaran ke arah dalam. "Sepertinya aku mendengar suara wanita, siapa itu?"Tidak ingin Gelora mengetahui yang sebenarnya, sehingga Delon menarik tangan Gelora keluar, tidak ketinggalan dengan dia yang menutup rapat pintu rumahnya. "Bukan siapa-siapa."Jawaban Delon begitu dingin, membuat Gelora sedikit tidak suka. "Jangan macam-macam, kalau tidak ingin menyesal."Lagi-lagi sebuah ancaman, dan itu membuat Delon kesal, hanya saja Delon tidak berani berbuat apapun. "Huft." Gelora membuang nafas kasar. "Aku cuman mau bilang, besok kamuh harus ikut aku lagi."Mata Delon membulat sempurna. "Lagi?" Delon membantah tapi tidak bisa mengubah apapun. "Aku besok harus memeriksa keadaan ibu di rumah sakit."Sedikit lebih maju, itu yang dilakukan oleh Gelora. Bahkan hembusan nafas Gelora tercium oleh Delon. "Kamu berani membanta

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status