Suka Tapi Tak Cinta

Suka Tapi Tak Cinta

By:  Jundana Al haq  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
5Chapters
985views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Ini adalah Novel pertamaku yang akan mengisahkan sepasang bocah SD yang saling suka dalam diam. Tapi ketika salah satu dari mereka ingin mengungkapkan nya setelah enam tahun tidak bertemu, ada sesuatu yang merubah rencananya. Sedangkan di pihak lain juga pernah merasakan rasa yang sama di waktu yang sama juga. Tapi perasaan itu telah berakhir tiga tahun yang lalu, sebelum jarak dan waktu memisahkan mereka lebih lama lagi. Ini akan menjadi kisah yang cukup panjang. Mungkin cerita ini akan relate kepada pejuang cinta, yang berusaha mempertahankan perasaan tersebut tanpa berani mengatakannya. Kadang yang terindah tak di ciptakan untuk di miliki, cukup di pandangi dari jauh lalu syukuri bahwa ia ada di sana untuk di kagumi dalam diam. Apakah kalian setuju dengan pemikiran tersebut? Tapi, begitulah yang di yakini oleh kedua insan yang akan menghiasi cerita ini. HAPPY READING GUYS...

View More
Suka Tapi Tak Cinta Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
5 Chapters
PROLOG
-Jundi.“Yaudah kalo gitu lo lupain aja Men. Mau sampai kapan Lo kayak gini terus?” ucap sahabatku Amir, pelan, sambil menghembuskan asap rokok dari mulutnya. Dia kelihatan sudah sangat putus asa menasehatiku.“Gue gak bisa Mir. Gue udah berusaha sebisa mungkin buat ngelupain dia, tapi tetep aja gak bisa.” Jawabku sambil terus memainkan sebatang rokok ditangan yang belum kunyalakan semenjak setengah jam yang lalu ketika aku duduk di warkop ini.Kali ini Amir diam tidak menjawab, entah apa yang sedang dia pikirkan. “Ayo dong, yang gue butuh itu solusi bro.”Amir masih diam. Aku mendorong bahunya untuk menyadarkannya dari lamunan. Tapi sedetik kemudian dia menggenggam tangan kiriku, sambil menatap tajam mataku. Perasaanku ga enak. Dia mulai mendekatkan wajahnya ke depan wajahku.Aku panik dan berteriak “Dih apaan si lo!” Sambil menghindari waja
Read more
MATI RASA
Aku rasa perasaan itu layaknya cinta monyet pada anak-anak biasanya. Namun seiring berjalannya waktu, rasa itu terus mengalir dengan beragam macam hal yang cukup menyakitkan di hati.Ada baiknya pula aku menuruti kata-kata ayahku tiga tahun yang lalu ketika aku lulus SMP untuk masuk ke pondok pesantren. Yang otomatis aku terhindar dari gadget, media sosial dan tentu saja, dia.Kulakukan itu semua dalam batas wajar dan tidak memaksakan diri. Sampai sekarang, entah hidayah apa yang aku dapatkan setelah masuk ke dunia pesantren, aku sudah tidak menyimpan perasaan itu, bahkan aku memutuskan untuk tidak menyukai orang lain saat ini, sampai akhirnya aku menemukan seseorang yang tepat.Jujur aku senang mendapat chat darinya. Senang karena masih ada yang ingat denganku setelah tiga tahun menghilang dari media sosial. Dan juga senang, karena sudah tidak merasakan letupan aneh itu seperti yang kurasakan beberapa tahun yang lalu.
Read more
SEBUAH JANJI
Keesokannya aku tiba di sekolah setengah jam lebih awal, padahal biasanya aku baru sampai ketika bel hampir berbunyi bahkan beberapa kali ketika gerbang sekolah sudah ditutup. Aku duduk di koridor depan kelas sendirian sambil memperhatikan semua murid yang baru saja datang. Berharap perempuan tersebut menunjukkan dirinya di tengah-tengah kerumunan. Aku tidak perlu menunggu lebih lama, karena perempuan itu sudah tiba bersama lima orang temannya. Wajahnya yang berkulit putih dan bersinar bagaikan baru saja terkena air wudhu membuatnya terlihat paling mencolok di antara mereka. Melihat caranya tertawa yang lepas dan tidak tahu malu itu membuatku ingin tertawa juga bersamanya. Aneh. Jika dipikir-pikir, kenapa aku baru bisa mengetahui kalau ternyata di sekolah ini ada perempuan secantik itu. Kemana aja aku selama empat tahun berada di sekolah ini. “Jun, ngeliatin siapa?” tanya teman sekelasku Sidiq dengan senyuman
Read more
KELOMPOK TAHFIDZ
-Kintan. “Kak Kin… habis sholat, langsung di muroja’ah hafalannya.” Mamaku mengingatkan dari lantai bawah. Entah kenapa orangtuaku selalu memanggilku dengan panggilan ‘kak’, padahal aku adalah anak semata wayang di keluarga kecil ini. Begitulah panggilanku dari kecil, aku juga tidak terlalu mempermasalhankannya. Bahkan mamaku juga suka memanggilku sebagai ‘tuan putri’. Aku baru saja selesai sholat subuh dan segera menjalankan rutinitas seperti di pesantren kembali, yaitu memuraja’ah hafalan. Walaupun aku sudah lulus dari sana, bukan berarti aku akan meninggalkan semua yang telah mereka ajarkan kepadaku. Aku berusaha sebisa mungkin untuk mengamalkan dan menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Aku mulai memuraja’ah hafalan juz dua puluh sembilan. Ketika aku sampai pada surah Al-Haqqah, senyum tipis perlahan muncul di wajahku. Aku teringat saa
Read more
RIVAL
Tapi, kesenangan itu menghilang begitu cepat setelah aku menyadari kelompok tahfidz ini hanya akan bertemu seminggu sekali, sama seperti ketika aku satu kelas ekskul bahasa inggris setahun yang lalu. Dan aku akan selalu menjadi pengagum setianya dari kejauhan. Sidiq menyadari apa yang sedang di pikirkan sahabatnya saat itu, ia pun mengeluarkan sebuah rencana baru. “Gue yakin kok tahun ini lo bisa lebih deket sama Kintan.” ucapnya percaya diri. “Karena?” Aku masih tidak yakin. “Karena, lo kali ini sekelompok di kelompok tahfidz. bukan bahasa inggris pelajaran yang nggak lo suka kayak dulu.” Aku mengerti maksudnya. Ada benarnya juga. Setidaknya aku lebih menyukai pelajaran tahfidz dari pada bahasa inggris, itupun karena orang tuaku selalu mendidik anak-anaknya dengan Al-Qur'an setiap hari setelah sholat maghrib dan subuh sehingga kesempatan menghafalku lebih banyak.
Read more
DMCA.com Protection Status