Not Allone

Not Allone

Oleh:  Kim-Yn  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
26 Peringkat
44Bab
2.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Laura Azzahra Alibasyah, seorang gadis remaja yang terlahir dari keluarga harmonis. Namun, dimasa lalu terjadi suatu insiden yang menyebabkan Laura kehilangan ingatannya serta mengubah keseluruhan dari tatanan kehidupan Laura. Kepribadiannya yang sangat ceria, seketika berubah menjadi dingin. Laura berusaha untuk mendapatkan kembali ingatannya sekaligus mencari jawaban atas kebencian sang bunda pada dirinya. Dalam perjalanan kehidupan Laura, ia bertemu dengan sosok Rafael yang mengajarinya tentang arti kehidupan. Tapi, siapa sangka jika mereka dipermainkan oleh takdir. Apakah Laura bisa mendapatkan kembali ingatannya? Dan apa yang akan ia lakukan jika berhasil mendapatkan ingatan itu? Baca lika-liku kehidupan Laura dalam novel Not Allone.

Lihat lebih banyak
Not Allone Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Laurasyah
Akhirnya kembali up...
2022-05-12 12:12:53
2
default avatar
Ummuyusuf
keren banget ...... ditunggu kelanjutan nya
2021-10-24 13:50:57
1
user avatar
Rezquila
Laura kuat dan mandiri......
2021-10-21 22:14:40
2
user avatar
Syeli Ariessela
ceritanya seru. bikin penasaran. lanjutkan thor
2021-10-20 21:30:54
1
user avatar
Nakeyy
kerennn, semangat akak!!
2021-10-20 12:37:40
1
user avatar
Laurasyah
Semoga happy end, semangat thor up nya..
2021-10-20 08:23:14
1
user avatar
Rahmawati Pena
Lanjuttt, Kak....
2021-10-19 18:49:48
1
user avatar
Kim-Yn
Makin seru aja, fighting yo fighting thor updatenya...
2021-10-19 12:20:06
1
user avatar
Rainfall
Kudoakan kamu bahagia Laura. Apalagi kayanya nih Rafael adalah orang yang lindungin kamu. But gatau kalau ternyata plot twist dia adalah orang jahat. Semoga engga ya
2021-10-19 07:14:58
1
user avatar
Skyler Artemis
Seru, ayo update bab selanjutnya! bagian awalnya bikin aku penasaran dan akhirnya ketagihan baca terus
2021-10-19 06:46:04
1
user avatar
V I L
sedih lihat mc yang dapat cobaan bertubi-tubi
2021-10-19 06:38:33
1
user avatar
Audia
Ceritanya seru, aku tunggu kelanjutannya ya Thor...
2021-10-19 06:16:08
1
user avatar
pasaazka
keren kak.. nggak sabar buat nunggu cerita selanjutnya. penasaran
2021-10-18 23:20:47
1
user avatar
Jesslyn Kei
ceritanya keren thorr... semangat... di tunggu lanjutannya
2021-10-18 23:10:13
1
user avatar
Kim-Yn
Yap, kita emang tidak sendirian^^ Di tunggu update selanjutnya ya thor, fighting…
2021-10-18 22:27:18
1
  • 1
  • 2
44 Bab
1 || Awal Yang Suram
Suasana yang begitu mengkhawatirkan, sungguh sangat suram hari ini. Hari yang mungkin tidak bisa di lupakan oleh sang bunda. Bukan mungkin, tapi iya, hari yang benar-benar sangat di bencinya. Hari ini, ia di hadapkan dengan dua situasi, tragedi, dan insiden yang mengukir luka mendalam di hatinya.Terdengar suara tangisan memenuhi ruangan tersebut. Tangisan yang amat memilukan. Seorang anak laki-laki berlari memeluk ibunya sambil menangis. Namun, tak ada balasan dari sang ibu. Waktu seolah terhenti, perputarannya sangat lambat, seakan merangkak."Laurel, sini sama ayah." anak yang di panggil Laurel itupun menatap ayahnya dengan tatapan sendu, ia lantas segera memeluknya, sangat erat. Bocah kecil itu tampaknya mengerti apa yang sedang terjadi. Ya, karena ia sudah menginjak usia 12 tahun."Ayahh, apa yang terjadi sama kak Lenda. Dan bagaimana dengan adikku Yah. Mengapa bunda sangat sedih hari ini?" Pertanyaan bocah itu menyita perhatian banyak dari ayahnya."Semua akan baik-baik saja nak.
Baca selengkapnya
2 || Awal mula kedekatan
Pelajaran selanjutnya segera di mulai, para siswa kembali sibuk mengotak-atik buku pelajaran masing-masing, dan sistem belajar mengajar kembali berlangsung. Setelah melewati hari yang melelahkan, akhirnya saat-saat yang selalu di nantikan para siswa pun tiba.Saatnya pulang, karena bel pertanda pulang telah di bunyikan. Seluruh siswa bergegas mengatur barang-barang mereka dan keluar menuju rumah masing-masing.Seperti biasa, Laura di jemput oleh kakaknya, Laurel. Tapi mungkin itu hal baru bagi Rafael. Ia berpikir bahwa itu pacarnya Laura, hal tersebut membuat hatinya sedikit sakit. Entah karena apa, tapi tampaknya yang di katakan Kinan memang benar, ia mempunyai perasaan pada Laura sejak pertama kali bertemu."Ra, pulang bareng gue mau nggak?""Ekhemm, cie cie." Ejek Kinan sambil menyikut perut Laura. Kinan tertawa melihat ekspresi datar yang Laura tunjukkan."Gue selalu di jemput.""Siapa?" Tanya Rafael penasaran."Bukan urusan lo.""Ya udah, Ra. Gue duluan ya, Akbar udah nungguin gue
Baca selengkapnya
3 || Perkara kapten basket
Hari ini, Laura mempunyai jadwal latihan basket. Ya, karena ia adalah kapten basket putri. Namun, ada sedikit masalah. Kapten basket putra mengundurkan diri karena masalah pribadi. Saat ini, anggota club basket putri dan putra sedang berunding, mencari siapa yang pantas mendapatkan posisi kapten. "Bagaimana ini? Kita kehilangan kapten putra, kita nggak bisa latihan kalau kayak gini." Kata Laura pada anggota tim mereka. Saat ini ia benar-benar bingung harus bagaimana, pertandingan tinggal menghitung minggu."Dari kalian ada gak yang mau ambil posisi kapten?" Laura kembali bertanya, namun tidak ada respon dari tim nya. "Bagaimana? Kalau tidak ada yang mau jadi kapten, kita nggak bisa ikut pertandingan.""Ra, gimana dengan Rafael. Gue denger dia jago main basket," usul salah satu tim basket putra, dan ternyata di setujui oleh seluruh tim."Apa?! Rafael si anak baru itu?" Rafael yang tiba-tiba lewat di tempat itu mendengar namanya di sebut-sebut."Apaan? Kok nama gue di sebut-sebut?""Ah
Baca selengkapnya
4 || Perlahan, tapi pasti
"Aku jadi iri deh sama Laura," terdengar bisik-bisikan dari barisan penonton cewek. Mereka sedang membicarakan kecocokan Laura dan Rafael."Iya, mereka terlihat cocok. Kepengen deh ada di posisi Laura." Timpal siswa lainnya yang sedang menonton pertandingan tersebut.Kali ini, bola jatuh pada Laura. Cukup lama ia berhasil mengendalikan bola, tapi tidak berhasil melakukan tembakan. Laura terus mencari celah agar dapat melakukan tembakan ke dalam ring, tapi tetap saja dapat di halang oleh Rafael. Hingga akhirnya, Laura tidak dapat mempertahankan bola.Kini, bola di ambil alih oleh Rafael. Laura tampak kesal, dan ia berniat merebut kembali bola dari tangan Rafael, tapi terlambat. Rafael melakukan shooting dari luar garis lapangan sehingga ia mendapatkan three point. Itu artinya, Laura kalah."Gue menang," ucap Rafael mengejek gadis itu."Ah, lo nggak seru. Secepat ini pertandingannya."Sorakan kembali terdengar beberapa saat, Kinan membawakan dua botol minum dan handuk kecil untuk Laura d
Baca selengkapnya
5 || Luka Lama Yang Kembali Terulas
Rafael menghentikan mobilnya di sebuah restoran. Mereka berdua akan makan di tempat itu. Sedari tadi perasaan Laura tidak enak, ia merasa akan ada yang terjadi pad nya. Tapi sejenak, Laura melupakan semua perasaan itu. Mereka berdua memesan dan langsung melahap makanan masing-masing. Tidak butuh waktu lama untuk makan."Nih," Laura hendak memberi uangnya, tapi Rafael melarangnya."Nanti gue yang bayar, nggak ada tapi-tapian." Rafael seakan mengerti ekspresi wajahnya Laura. Sementara Laura hanya bisa menghela nafas dengan sikap Rafael. Mereka bahkan baru bertemu beberapa hari yang lalu, dan sekarang bisa lumayan sedekat ini. Semua terjadi begitu saja, tanpa di rencanakan.Makan malam berlalu begitu cepat. Saatnya untuk Laura kembali ke rumah sebelum ia mendapat masalah besar. Laura menunjukkan jalan menuju rumahnya kepada Rafael karena ini kali pertama Rafael mengantar dirinya pulang. Jalanan kota mulai lenggang, sehingga tidak butuh waktu lama untuk Laura tiba di depan rumah keluarga A
Baca selengkapnya
6 || I'm Okay
Tok ... tok ... tokLaura membuka matanya setelah mendengar suara ketukan pintu. Ia beranjak duduk dan melihat jam yang ada di nakas dekat tempat tidurnya. Waktu menunjukkan pukul 5.30 WIB.Hampir aja aku telat, batinnya dalam hati.Tok ... tok ... tok"Laura, ini Bibi bawakan susu.""Iya Bik, bentar." Laura beranjak dari tempat tidur dan segera menuju pintu."Makasih ya Bik.""Laura, kamu baik-baik aja kan?" Bik Mia memperhatikan wajah Laura yang tampak kurang baik."Aku baik-baik aja, nggak perlu khawatir Bik."Laura berusaha tersenyum selebar mungkin untuk menutupi segalanya. Tanpa sengaja, Bik Mia menyentuh pergelangan tangan Laura yang masih terbalut kain kasa itu. Sentuhan Bik Mia mengundang sakit dari luka itu yang membuat Laura sedikit meringis kesakitan. Laura lupa menggunakan deker pelindung pergelangan tangan."Ini kenapa?""Ehh, bukan apa-apa. Hanya luka kecil saja Bik, nggak perlu khawatir.""Kenapa bisa terluka nak? Pasti sakit ya, Bibi akan ambil obat dulu."Laura menghe
Baca selengkapnya
7 || A Secret
Tiba saatnya hari H, hari di mana mereka akan bertanding basket. Seluruh aula pertandingan basket telah di penuhi oleh penonton untuk memberikan semangat kepada tim masing-masing."Sebentar lagi kita akan masuk lapangan, gue harap kalian nggak tegang, dan terus melakukan yang selama ini kita latih bersama."Rafael memberi semangat pada tim basketnya, ia berharap latihan mereka tidak sia-sia."Baiklah, jangan membuang waktu lagi. Sekarang mari kita saksikan pertandingan basket antara SMA N 3 Bandung dan SMA N 5 Bandung. Untuk peserta silahkan masuk ke area pertandingan," kata si pembawa acara.Saat ini, yang akan bertanding pertama adalah basket putra. Setelah melalui sedikit pemanasan, pertandingan akhirnya di mulai. Bola jatuh di tim lawan, dan tim Rafael berusaha merebut bola.Cukup lama bola di kuasai oleh tim lawan, tetapi Rafael berhasil mengendalikan bolanya. Namun, saat hendak melakukan tembakan mereka kehilangan bola. Bola kembali di rebut oleh tim lawan dan akhirnya mereka ber
Baca selengkapnya
8 || Mungkin, saatnya akan segera tiba
Nuansa biru mendominasi kamar Laura, cahaya lampu yang remang-remang menemaninya dalam kesunyian malam. Ia mengunci dirinya di dalam kamar, terngiang-ngiang di pikirannya tentang perihal yang di katakan dokter siang itu.Laura kembali membaca hasil tes yang ia sembunyikan dari semua orang, menangis dalam diam, dan menikmati luka yang kian lama kian membesar. Mungkin, ini salah satunya jalan untuknya agar dapat mengakhiri semua luka di hati nya."Gue bakalan nantiin hari itu, hari yang mampu membuat Bunda ma Ayah bahagia. Inilah jalan yang di berikan Tuhan buat gue, buat akhiri penderitaan ini."Laura memandangi pil yang ada di genggamannya, ia membelinya secara diam-diam tanpa seorang pun yang tahu. Laura tidak ingin menjadi beban buat siapapun juga. Ia ingin hidup dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Sampai tiba waktunya untuk kembali kepada Sang Pencipta.Laura mengambil satu butir pil, lalu meminumnya. Itu pil penghilang rasa sakit, hanya itu tompangannya saat ini. Saat ia benar-be
Baca selengkapnya
9 || Sekedar rencana masa depan
Suasana meja makan seperti biasanya, tidak ada yang menarik bagi Laura. Bahkan, ia sangat tidak nyaman jika ada di meja makan, di antara keluarga yang tengah bercanda gurau itu.Laura bisa sesekali tersenyum saat mendapati hal lucu yang di lakukan Laurel, tapi hatinya juga terluka saat ia hanya menjadi penonton, tanpa bisa melakukan apa-apa yang mampu membuat Ayah dan Bundanya bahagia. Laura sangat ingin, melihat senyum dari orang tuanya karena dirinya, tapi itu mustahil. Ia tidak akan pernah bisa melakukannya."Yah, Bun. Seminggu lagi Laurel harus pergi ke London. Ada pertukaran mahasiswa KKN, Laurel di izinkan?""Tentu saja sayang," kata Indah sambil mengusap rambut putranya dengan penuh kasih sayang."Berapa lama kamu di sana?""Hm, nggak lama kok yah. Hanya sekitar 10-14 hari," Laurel tetap melanjutkan makannya."Jaga diri baik-baik tuh di sana."Laurel hanya mengangguk mendengar perkataan Indah, ada sesuatu yang terus menganggu pikirannya, Laura. Bagaimana dengan adik kesayanganny
Baca selengkapnya
10 || Selalu seperti itu
Seminggu kemudian, Laura dan keluarganya mengantar Laurel ke bandara. Untunglah, Laura di izinkan ikut mengantar Laurel ke bandara. Laura sedih, selama beberapa hari ia pasti akan merindukan kakaknya.Bukan hanya itu, Laura juga takut dengan apa yang akan terjadi padanya selama Laurel tidak ada. Tapi, mau tidak mau ia harus menjalaninya sendiri. Hanya satu hal yang terlintas di pikirannya, Laura mau kakaknya akan pulang dengan selamat.Setelah berpamitan dengan ayah dan ibunya, Laurel menghampiri Laura, memeluknya erat yang membuat Laura meneteskan air mata."Lo harus bisa baik-baik saja, ya?" Laurel menghapus air mata adiknya dengan tangannya. Dan Laura berusaha tersenyum sebaik mungkin. Ia tidak mau membuat Laurel bersedih saat akan pergi."Gue pasti akan baik-baik aja," katanya sambil tersenyum.Setelah menerima jawaban itu, Laurel segera pergi, karena pesawat akan segera lepas landas. Melihat kakaknya yang sudah berangkat, Laura dan keluarganya kembali ke mobil untuk pulang ke ruma
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status