Share

Bab 22

      Sejak mamanya memutuskan untuk kembali dengan sang Papa—praktis kehidupan Narthana kini membaik, ia merasa hidupnya lebih sempurna dari sebelumnya. Apalagi sejak dua minggu lalu ia sudah berjumpa dengan kakeknya—Dimitri, jujur saja awalnya ia takut meski kedua orangtuanya terutama sang Mama meyakinkan bahwa sang Kakek sudah antusias ingin bertemu cucunya.

“Kakek?” saat itu Narthana dipertemukan dengan Kakeknya di sebuah coffee shop selepas ia pulang sekolah.

    Pria paruh baya itu menoleh, di netra Narthana jelas sosok tersebut tampak gagah dengan setelan kemeja biru tua, celana bahan dan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya. Kulitnya sudah mengeriput dan rambutnya pun memutih, namun tak mengurangi pesonanya.

    Narthana yakin, dulu di masa mudanya sang Kakek berwajah rupawan dan menjadi idaman banyak perempuan.

“Duduk, Nak,” seulas senyum terulas di wajahnya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status