LOGINTidak peduli kamu punya kekuasaan sebesar apa pun, tidak peduli kamu sekaya apa sampai bisa menyaingi negara, jangan sombong di depanku. Aku, Ewan Aditya, bisa menyelamatkan nyawamu, tetapi juga bisa merenggutnya!
View MoreBrak!Kepala Dullah langsung pecah. Nasibnya bahkan lebih tragis daripada Willy, darah yang mengucur pun lebih banyak. Para tamu terkejut seketika.Mereka tidak menyangka, Dullah yang hanya menasihati dua kalimat, malah dipukul Ewan dengan batu bata di kepala."Siapa sebenarnya orang itu? Gila juga!""Bukan cuma berani melawan Pak Willy, sekarang dia malah berani memukul Pak Dullah! Apa dia nggak tahu kalau Pak Dullah itu adik kandung Adipati Jawara?""Dia cari mati itu.""Lebih dari itu, dia jelas sudah gila.""Benar, cuma orang nggak waras yang berani berbuat segila ini!"Meski begitu, Dullah memang pernah berlatih bela diri, jadi tubuhnya jauh lebih kuat dibanding Willy. Setelah dihantam satu kali, dia tetap duduk di kursi rodanya tanpa bergerak, hanya saja sorot matanya kini penuh amarah."Kamu berani memukulku?" Dullah menatap dingin ke arah Ewan, matanya dipenuhi niat membunuh.Ewan tersenyum santai. "Aku berani atau nggak, tadi 'kan kamu sudah merasakannya? Kalau kamu merasa tad
Bagaimanapun juga, di mata sosok sebesar Dewa Perang, Ewan hanyalah bidak kecil di papan catur.Traco bukan hanya khawatir tentang keselamatan Ewan, tetapi juga keselamatan Tandi. Tandi datang bersama Ewan. Kalau Ewan benar-benar membuat keributan besar, maka dia pasti akan terseret juga.Noel tampaknya bisa membaca kekhawatiran itu, lalu berkata, "Ewan semalam bermalam di Aula Raja Maut. Dewa Perang pasti telah berbicara sesuatu dengannya. Kalau nggak, dia nggak mungkin seberani ini hari ini."Mendengar hal itu, Traco terkejut. "Noel, maksudmu Ewan bertindak begini atas izin Dewa Perang?""Nggak menutup kemungkinan begitu." Noel tersenyum tenang. "Traco, meski usiamu makin tua, rupanya kamu malah makin mudah panik. Lihat Tandi ... anak muda itu justru lebih tenang darimu."Traco menoleh dan melihat Tandi berdiri di belakang Ewan seperti seorang pengawal, wajahnya tampak tanpa ekspresi."Benar juga," gumam Traco. "Tandi memang anak yang tenang. Kalau dia saja nggak mencoba menghentikan
Willy terkena hantaman batu bata. Darah langsung mengalir dari dahinya, membuat wajah tampannya seketika berubah menjadi kejam dan menakutkan.Perubahan mendadak itu membuat para tamu terkejut. Tak lama kemudian, suasana pun meledak dalam keributan."Siapa sebenarnya orang itu?""Berani memukul Pak Willy, apa dia sudah bosan hidup?""Dia benar-benar cari mati!"Para tamu saling berbisik dan menatap Ewan dengan pandangan penuh kasihan, seolah-olah ajal sebentar lagi akan menjemputnya."Bocah, waktu di gerbang aku sudah bilang, jangan bikin masalah, tapi kamu malah main tangan ...," keluh Master Nazar. Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, Ewan sudah mengayunkan batu bata lagi ke arah kepala Willy.Bam!Kepala Willy pecah, darah memercik ke mana-mana, tubuhnya langsung ambruk ke depan.Dalam hitungan detik, kepala pelayan Keluarga Polin berlari dan menahan tubuh tuannya sebelum jatuh ke tanah, lalu berteriak lantang kepada Ewan, "Berani-beraninya melukai Tuan Muda kami! Kamu akan ma
Tandi berkata, "Ewan, upacara pernikahan akan dimulai jam 12, tinggal beberapa menit lagi. Ayo, kita masuk sekarang.""Baik," jawab Ewan singkat, lalu melangkah menuju gerbang rumah Keluarga Polin.Master Nazar masih saja mengomel di belakangnya, "Bocah, ingat kata-kataku, hari ini jangan bikin masalah, jangan bikin masalah, pokoknya jangan bikin masalah!"....Pukul 11. 57 siang.Halaman rumah Keluarga Polin penuh sesak dengan tamu-tamu penting. Suasananya riuh, penuh dengan percakapan dan tawa.Para tamu yang diundang hari itu semuanya orang berpengaruh. Separuh di antaranya adalah pejabat tinggi yang biasanya hanya bisa dilihat di berita nasional dan separuh lainnya adalah nama-nama besar dalam daftar orang terkaya Forbes.Upacara pernikahan akan segera dimulai."Tuan Muda, semua pengawal yang kami tempatkan di sekitar vila sudah pingsan. Ewan sekarang ada di luar gerbang," lapor sang kepala pelayan dengan wajah tegang."Biarkan dia masuk!" ujar Willy dengan nada dingin. "Keluarga P
Markas Aula Raja Maut berjarak sekitar setengah jam berkendara dari kediaman Keluarga Polin.Mobil melaju sekitar 15 menit, lalu berhenti. Ewan mendongak dan melihat dua mobil Audi A8 hitam berhenti di tepi jalan depan, keduanya berpelat militer. Di sekitar dua mobil itu berdiri beberapa pria muda bertubuh tinggi tegap, berwajah tampan, dan mata yang terus menyapu sekeliling dengan tajam.Orang itu adalah pengawal.Dalam sekilas saja, Ewan sudah bisa menebak identitas mereka."Dua mobil di depan itu mobil kakekku dan Noel, sepertinya mereka sedang menunggumu," kata Tandi sambil membuka pintu mobil.Ewan segera ikut turun.Begitu mereka berdua berjalan mendekati salah satu mobil Audi A8, pintu belakang langsung terbuka. Di dalamnya, Noel dan Traco duduk berdampingan."Selamat siang, para komandan," sapa Ewan dengan sopan."Ewan, kemarilah," ujar Noel sambil tersenyum dan melambaikan tangan.Ewan pun mendekat ke pintu mobil."Ewan, soal yang terjadi di barat laut sudah diceritakan Tandi
Di antara mereka, ada laki-laki dan juga perempuan. Karena ini markas, semua orang memakai seragam yang sama. Hanya Ewan yang berpakaian putih, sehingga langsung menarik perhatian.Tak lama kemudian terdengar suara bisikan. "Pria itu siapa? Orang Aula Raja Maut ya? Kenapa sebelumnya nggak pernah lihat?""Ganteng banget, kayak seleb di TV.""Entah sudah punya pacar belum, kalau belum mungkin aku masih ada kesempatan ...."Orang yang berbicara kebanyakan adalah wanita. Mereka menegakkan dada untuk memamerkan pesona demi menarik perhatian Ewan. Melihat pemandangan itu, mata Logan memerah karena cemburu.Sedangkan para pria, meski tidak bersuara, mereka masing-masing mengumpat Ewan di hati."Cowok murahan!""Lemah!""Kurus!"....Tandi mencari sudut yang agak sepi dan duduk, lalu berkata, "Logan, kamu ambil makanan.""Kenapa harus aku?" Logan menjawab, "Aku 'kan bukan orang Aula Raja Maut?"Tandi tersenyum, "Kamu pangkat paling rendah, siapa lagi yang mau disuruh?"Logan melotot ke arah Ta
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments