Se connecterTidak peduli kamu punya kekuasaan sebesar apa pun, tidak peduli kamu sekaya apa sampai bisa menyaingi negara, jangan sombong di depanku. Aku, Ewan Aditya, bisa menyelamatkan nyawamu, tetapi juga bisa merenggutnya!
Voir plusWajah Ewan tampak sangat serius. Dia tidak menyangka bahwa energi murni bawaan malah tidak memberikan efek apa pun. Kondisi Nazar kini berada dalam bahaya besar, benar-benar berada di ambang kematian.Apa yang harus dilakukan?Ewan mengernyit dalam-dalam, pikirannya bekerja keras mencari cara untuk menyelamatkan kakek itu. Samudra bertanya dengan suara penuh ketakutan, "Dokter Ewan ... pamanku, dia ....""Dia bisa mati kapan saja," jawab Ewan tanpa menyembunyikan apa pun."Dokter Ewan, kamu pasti bisa menyelamatkan Paman, 'kan?" Semua harapan Samudra digantungkan pada Ewan.Ewan menggeleng sedikit dan berkata dengan berat, "Aku nggak bisa menyelamatkannya."Hati Samudra serasa ditusuk. Dia menatap Nazar yang tak sadarkan diri, air matanya terus mengalir. "Sebelum aku bertemu Paman, dua puluh tahun lalu aku pasti sudah mati.""Paman bukan hanya penyelamat hidupku. Dia juga membesarkanku. Dia satu-satunya keluargaku di dunia ini. Selama dua puluh tahun, dia mencintaiku, melindungiku, mer
Ewan menengok ke atas. Setelah memastikan Semut Pemakan Jiwa tidak mengejar, barulah dia bertanya, "Kakek tua, barusan kamu pakai kemampuan apa?"Nazar tersenyum. "Teknik Melarikan Diri.""Teknik Melarikan Diri?" Ewan terkejut. "Ilmu rahasia strategi?""Bocah nakal, lumayan juga kamu tahu," ujar Nazar dengan bangga. "Di Akademi Nagendra ada banyak ilmu rahasia dan Teknik Melarikan Diri adalah salah satunya.""Kalau kamu bisa Teknik Melarikan Diri, kenapa waktu di Kota Terlarang menghadapi orang-orang di sana kamu nggak menggunakannya?" tanya Ewan.Nazar menjawab, "Waktu di Kota Terlarang itu aku belum memahami Teknik Melarikan Diri. Baru ketika kembali ke Akademi Nagendra kali ini aku berhasil mempelajarinya.""Lagi pula, saat menghadapi musuh, Teknik Melarikan Diri kurang berguna. Fungsinya terutama untuk kabur dan menyelamatkan diri."Ewan tiba-tiba teringat bahwa dalam warisan leluhur keluarganya juga ada ilmu rahasia strategi."Sepertinya aku harus mencari kesempatan untuk belajar
Melihat kejadian itu, Samudra sendiri sampai bengong. Dia tidak menyangka bahwa satu teriakan paniknya barusan justru menghasilkan efek yang di luar dugaan.Samudra mengusap kepala botaknya dan berkata, "Paman, kenapa mereka sepertinya takut padaku? Apa aku sebegitu jeleknya? Atau mereka terpukau oleh ketampananku?"Nazar memelototinya. "Jangan omong kosong! Cepat jalan!""Oh ...."Samudra buru-buru berjalan dua langkah ke depan. Begitu menoleh, dia melihat Nazar masih berdiri di tempat, tidak bergerak. Dia bingung. "Paman, kenapa kamu nggak jalan?""Kakek tua, cepat ke sini!" teriak Ewan keras.Namun, Nazar tetap berdiri di tempat dan berkata, "Leluhur sudah menulis dengan jelas, kalau murid Akademi Nagendra datang ke tempat ini, harus mengandalkan kekuatan sendiri untuk melewati tiga rintangan. Nggak boleh menggunakan kekuatan luar. Kalau nggak, semua usaha akan sia-sia.""Apa artinya itu?""Artinya, kalau aku ingin menemukan Pedang Mahaguru, aku harus mengandalkan kemampuanku sendir
"Kakek tua, apa kamu melihat sesuatu?" tanya Ewan.Nazar menjawab, "Semut itu agak mirip dengan Semut Pemakan Jiwa yang disebut dalam legenda.""Semut Pemakan Jiwa?" Ewan tertegun.Nazar menjelaskan, "Aku pernah membacanya dalam kitab kuno. Tubuh Semut Pemakan Jiwa berwarna merah seperti darah, sebesar kepalan tangan, bergigi tajam, menyukai daging, hidup berkoloni, dan mampu melahap apa pun."Ewan agak tidak percaya. "Cuma seekor semut saja, bagaimana mungkin bisa melahap apa pun? Terlalu dilebih-lebihkan.""Entah dilebih-lebihkan atau nggak, aku nggak tahu. Tapi kitab kuno menulisnya seperti itu."Ketika Nazar berbicara, semakin banyak Semut Pemakan Jiwa merayap keluar dari lubang itu. Dalam waktu singkat, ratusan semut sudah memenuhi permukaan tanah. Suara decitan tadi ternyata berasal dari mulut mereka.Begitu keluar, mereka langsung bergerak cepat dan mengepung tiga macan kumbang itu."Roarr ...."Tiga macan kumbang itu mengeluarkan suara gelisah. Namun, para Semut Pemakan Jiwa se
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Notes
commentairesPlus