Share

02. Nomor Libra

Selena menyilangkan kedua tangannya di dada, juga menyilangkan kaki. Bahkan meski di pelototi oleh mama, Selena tetap seperti itu. Tidak ada sopan santun yang dia tunjukkan. 

Astra yang tepat di depannya menatap tajam Selena. Seperti ada permusuhan. Dunia sangat sempit sepertinya, orang tua Selena mengenal baik dengan keluarga Astra. Mereka bahkan memiliki rencana liburan bersama. Tapi Selena tidak peduli, gadis itu berdiri, "Maaf om, tante, Selena ada perlu di luar"

Orang tua Astra saling tatap, mama Selena juga langsung menunduk memijit kepalanya. Papa Selena menarik tangan Selena untuk duduk kembali, tapi Selena yang tidak tahan satu ruangan dengan Astra menatap papanya memohon. 

Anton menghela nafas, dan akhirnya mengangguk. Menimbulkan senyum cerah seorang Selena. 

"Pergi dulu ya semua"

Tingkat kesopanan Selena benar-benar di angka nol. Gadis itu bebas dan keras kepala. 

Pukul sembilan kurang lima menit, Selena sampai di cafe yang Libra maksud. Cafe yang penuh dengan remaja, sangat ramai dan berisik. Setelah parkir, Selena berjalan ke dalam cafe. Libra hanya bilang cari yang bernama Libra tapi tidak mengatakan harus cari di mana. Ayolah! Selena tidak tahu wajah Libra. 

Selena menatap sekeliling cafe, tidak ada meja kosong sama sekali. Lantai dua sepertinya juga penuh. Merasa di perhatikan, Selena menatap panggung yang ada di depannya. Ada beberapa pemuda di sana, sepertinya habis live band. 

Pandangan Selena tertuju pada cowok dengan kemeja kuning kotak-kotak. Persis dengan dirinya tapi sepertinya beda merek. 

Cowok itu menaruh gitarnya kemudian berjalan ke arah Selena. 

"Sudah datang?" Selena mengerjap beberapa kali, dia terpana tapi dia berusaha tenang. Wajah di depannya tidak asing. Sepertinya Selena pernah melihat meski sekilas. 

"Kita satu kelas, elo yang terlambat tadi kan?" Selena reflek membuang muka dan berdehem. Teman satu kelas itu artinya dia melihat sisi bar-bar yang gadis itu tunjukkan tadi. 

Pundak Selena meluruh, baru kali ini dia menyesali aksi bar-barnya. Biasanya dia tidak peduli. 

Selena menatap wajah Libra, meneliti setiap bagian. Laki-laki itu punya kulit yang bagus, sangat terawat. Selena suka dengan laki-laki yang merawat dirinya. 

"Ya gitulah" jawab Selena dengan canggung. Kemudian mengulurkan tangannya. 

"Gue Selena" 

Libra menatap tangan mungil Selena lalu meletakkan ponsel Selena ke tangan gadis itu. "Kita memiliki warna ponsel yang sama, gue kira itu punya gue"

Setelah mengatakan itu Libra pergi menuju panggung lagi, cowok itu mengalungkan gitar dan berdiri di depan stand mic nya. 

Selena memperhatikan itu, Libra benar-benar tampan. Bahkan, Selena tidak peduli jika dia di tatap orang-orang karena berdiri. Salahkan cafe nya yang penuh. 

Libra memetik gitarnya, dan anggota lain mulai memainkan alat musik mereka. Lagu Justin Timberlake yang berjudul mirror terdengar dari suara emas seorang Libra Aditya. Laki-laki tampan dengan bakat menyanyi yang luar biasa. 

Tatapan Selena dan Libra tidak terputus bahkan sampai lagu itu selesai di nyanyikan. Selena merasa lemas di lututnya. Libra terlalu mempesona. Laki-laki itu memanah Selena tepat di hati. Lebay! 

"Mau sampai kapan elo berdiri nyet?"

Selena mengumpat karena mengenali suara itu. Dia melirik dan melihat Aswa duduk dengan santai di meja samping Selena berdiri.

Selena menatap tajam Aswa. Kenapa tidak menyapa dari tadi, kenapa harus Selena berdiri bermenit-menit jadi pusat perhatian dulu. 

"Kenapa?" tanya Selena geram. 

Aswa mengedikkan bahunya, "Elo gak nyapa gue dulu"

Selena memutar bola matanya, lalu menatap Libra yang masih bernyanyi dengan menatapnya. Cewek tuh lemah ya, di tatap aja sudah baper. 

"Elo yang liat gue duluan ya elo dong yang harus nyapa gue, bego!"

Aswa tidak peduli, dia dengan santainya memanggil pelayan dan memesan makanan lagi. Menghiraukan Selena yang memasang ekspresi seakan-akan ingin menguliti Aswa.

"Sendirian lo dari tadi?" 

Aswa menggeleng, "Sama temen, pulang dulu tapi nganterin ceweknya"

Selena terkekeh, "Temen elo ada yang nikah ada yang punya pacar. Lah elo? Sendirian aja kayak bujang lapuk" sarkas Selena membuat Aswa mengumpat. 

Selena membuka ponselnya, membuka aplikasi chat. Dan timbul rasa ingin memiliki nomor Libra, tapi bagaimana? 

"Kak Aswa" panggil Selena selembut mungkin. Berharap Aswa mau membantu. 

Selena hanya memanggil "kakak" kalau ada maunya, jadi Aswa langsung mengambil ponsel dan tidak peduli dengan tingkah nenek lampir di depannya. 

"Aww shit" Aswa menyentuh kakinya yang di tendang, lalu menatap Selena yang menjulurkan lidah. 

"Mintain nomor Libra dong"

Aswa mendengus sebal, masih dengan tatapan tak bersahabat. "Ogah, ngapain dah? Gak guna!"

Selena mencibir, Aswa tidak bisa di harapkan. Dia memandang ponselnya, scroll beberapa chat lalu melihat chat grup kelas. Selena membuka bio grup, mencari nama Libra di antara nomor-nomor asing itu. Sayangnya banyak yang tanpa nama. 

Selena kembali mengumpat, dia berfikir keras bagaimana dia bisa mendapat nomor Libra. Tidak mungkin kan dia chat semuanya satu-satu. 

Selena kembali menatap Libra yang meneguk air mineral sebelum kembali bernyanyi. Selena berfikir Libra sangat keren saat memainkan gitarnya, apalagi suaranya yang bagus semakin membuat Selena kesemsem. 

"Baru kali ini gue liat elo suka cowok" Aswa menatap Libra, memang tampan dan sangat keren. Pasti banyak yang suka juga sama Libra. 

"Gimana menurut elo? Cocok gak gue sama dia?" 

Aswa melirik Selena, lalu meneguk minuman float nya. "Gak tau, kan baru ketemu sehari ini" 

Selena mengangguk membenarkan.

"Tapi, satu hal yang gue sadar" Aswa memasang wajah serius dan mencondongkan badan ke Selena. 

"Setau gue malaikan kayak dia anti sama setan kayak elo" ucap Aswa dengan senyum tipis. Selena terkekeh lalu hendak menjambak rambut Aswa. 

"Elo di liatin noh, jaga sikap!"

Selena melihat Libra, tapi tidak ada. Itu artinya Aswa berbohong. Saat akan bicara dia tidak lagi melihat Aswa di depannya. Pria itu sudah berada di luar cafe. 

Selena memakan kentang goreng yang di beli Aswa tadi. Dia melirik pelayan cafe yang berdiri di sampingnya. "Saya gak mau pesen lagi, Mbak" 

"Mas tadi belum bayar mbak"

Dengan wajah terkejutnya Selena menatap kembali pelayan tersebut. 

"ASWA BANGSAT!"

*****

"Tumben elo nyamperin cewek?"

Libra menatap Selena yang baru saja mengumpat cukup keras. Kemudian menatap Aldo yang mengajaknya bicara. 

"Cuma balikin hapenya doang" jawab Libra seadanya. Laki-laki itu terus menatap Selena, tanpa sadar bahkan tersenyum. 

"Anak tajir dia tuh, ayah gue kerja di perusahaan keluarga dia" timpal Kevin yang baru datang dari toilet. 

Libra mengangguk, tidak terkejut karena dari apa yang di pakai gadis itu selalu branded. Libra beranjak dari duduknya, ia berjalan ke arah toilet. 

"Sorry, temen Libra ya?" 

Selena yang nekat menghampiri teman-teman Libra tersenyum canggung. Seumur hidup baru kali ini dia berusaha deketin cowok. 

"Eh iya, ada apa ya?" jawab Kevin yang membuat Selena kini menatapnya. 

"Gue boleh minta nomor Libra?" 

"Buat apa?" 

Suara Libra membuat semua mata tertuju padanya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status