Share

04. The Stupid

Libra menghela nafasnya pelan. Memainkan bibir mungilnya yang menawan membuat Selena tidak bisa berpaling dari wajah tampan Libra. 

Entah bisa menjadi pertanda baik atau tidak ketika Libra harus satu kelompok dengan Selena, Kiran, dan juga Astra. Libra merasa jika Kiran dan Selena tidak akan bisa akur melihat apa yang terjadi pagi tadi di koridor. 

Sedangkan Astra, pemuda itu terlihat kelewat santai. Wajahnya yang manis dengan lesung pipi yang menawan adalah asetnya yang berharga untuk memikat para gadis. 

Libra kira Astra bisa menjadi model dengan wajah seperti itu. 

"Ada dua cewek cakep dan elo liatin gue? Gak homo kan lo?" celetukan Astra membuat Libra reflek mengumpat dengan suara kecil. 

Selena mengangkat alis lalu tersenyum kecil. Sepertinya Selena benar-benar gila, dia menganggap cara mengumpat Libra sangat sexy. 

"Langsung bagi tugas aja gimana?" saran Kiran yang tidak tahan dengan kerja timnya yang hanya diam. 

"Bukankah harus ada leader?"

Semua mata memandang Selena. Tetapi tangan mungil gadis itu menunjuk Libra. Cowok itu dengan heran jadi menunjuk dirinya sendiri, merasa tidak yakin. Dia melirik Astra yang menghela nafas dengan cukup keras. 

"Gue deh leadernya. Sekarang tugas pertama buat grup chat lalu pulang. Kita diskusi lewat chat saja. Sekian, terima kasih!" tangannya meraih tas lalu keluar dari kelas begitu saja. Seolah tanpa beban. 

Selena menghembuskan nafasnya malas lalu menaruh tangan dan kepalanya di meja. Libra langsung mengambil tas dan keluar kelas menyisakan Selena dan Kiran. 

Kiran berdehem pelan ingin memulai obrolan dengan Selena tapi gadis berponi itu tidak menghiraukan. Selena malah mengambil ponsel dan bermain teka-teki silang. 

"Semalam kemana sama Libra?" tanya Kiran spontan sambil berpindah duduk di hadapan Selena. 

Selena memutar bola matanya malas, lalu kembali fokus pada layar ponsel. Kiran yang merasa di abaikan merebut paksa ponsel Selena. 

"Apasih?" sewot Selena. Tangannya mencoba meraih kembali ponselnya namun Kiran mengelak. 

"Jawab dulu!" 

Selena mengacak rambutnya kesal, dia sepertinya mulai kehilangan mood. "Apa hubungannya sama elo?" 

Kiran mendecih, lalu menyilangkan tangan di depan dadanya. "Gue suka Libra dari lama. Elo gak usah deket-deket dia."

"Gak peduli gue sama urusan hati elo," ketus Selena. Tangannya dengan kasar merebut ponselnya lalu berjalan keluar. 

Selena mendudukkan dirinya di salah satu kursi taman. Terlihat jelas di wajahnya kalau Selena sedang dalam kondisi hati yang tidak baik. Selena juga memijat pelan kakinya, entah kenapa dia merasa lelah dan ingin terus meledak. 

Dia mengernyit saat ponselnya berdering, ada panggilan telfon. Gadis itu memilih mengabaikan, tak berminat berbicara dengan siapapun. Dia merasa lapar sekarang tapi tidak ada tenaga buat ke kantin kampus. 

Untungnya, selalu ada snack di tas Selena kemanapun dia pergi. Buat berjaga kalau dia lapar seperti sekarang. Dia mengeluarkan sebungkus roti dan memakannya pelan dengan tenang. Tapi dia tetap merasa lapar bahkan setelah rotinya habis. 

"Elo mau?" 

Selena menengadah, melihat wanita cantik dengan dress biru off shoulder yang sangat pas di tubuhnya. Di tangannya ada sekotak nasi goreng yang terlihat menarik. 

"Udah kayak bocah SD aja bawa bekal," cibir Selena tapi tetap menerima dan mulai memakan nasi goreng. 

"Nyokap yang bawain, biar hemat katanya" 

Selena mendecih, "Bangkrut lo?"

"Sembarangan, gue lagi di hukum bulan ini. Terlalu boros katanya bulan kemaren" 

Selena terkekeh dengan mulut penuh nasi goreng, membuat Vina mendelik. Gadis itu ingin muntah melihat tingkah jorok Selena. 

"Jorok banget elu, telen dulu kek" 

"Ya sorry, terus kenapa gak elo makan?" 

Vina menghela nafas lalu menyenderkan tubuhnya di senderan kursi. Dia menggigit bibir bawahnya dengan mengerutkan dahi. "Gue tuh gak mood makan tau akhir-akhir ini. Cowok gue jarang banget ngasih kabar" lirihnya.

Selena hanya manggut-manggut saja, sudah mengerti jika sahabat SMA nya akan mulai bercerita jika suaranya mulai lirih. "Sibuk kali dia, ngertiin aja dulu" 

"Emang, dia sibuk ngurusin cafenya. Lagi rame-ramenya sejak ada live band" lanjut Vina dengan membayangkan betapa sibuknya sang pacar. 

Vina sudah berpacaran sejak kelas 3 SMA dengan pria yang dua tahun lebih tua. Awalnya hubungan mereka berjalan baik-baik saja. Vina yang memang anaknya kurang sabar dan kurang pengertian mulai uring-uringan saat sang pacar sibuk dengan bisnis cafenya. 

"Gue baru tau deh kalau Jonny punya cafe" ucap Selena setelah menyuap suapan terakhir. 

"Elo sih gue ajak kagak mau" 

"Gue bukan anak tongkrongan kalo elo lupa" 

Vina mengangguk mengiyakan, Selena memang bukan anak yang suka diam lama di cafe atau tempat nongkrong. Gadis itu lebih suka berjalan di mall, membeli beberapa baju, dan barang yang menurutnya lucu. 

"Elo pasti akan suka sama cafe Jonny. Anak bandnya cakep pakek banget" ujar Vina dengan tersenyum. Memikirkan betapa keren dan gantengnya anak band di cafe pacar. 

"Apa nama bandnya?" 

"The stupid"

"Hah? Gak ada nama yang lebih bagus apa, katanya nama adalah doa" cibir Selena yang tidak di hiraukan Vina. 

Vina membuka tas, mengambil ponsel dan membuka aplikasi instagram. Lalu mengulurkan ponsel ke Selena yang menerima dengan bingung.

"Akun bandnya, lihat deh, cakep-cakep mereka tuh. Apalagi vokalis utamanya"

Selena memandang tanpa minat, meski tangannya tetap meraih ponsel milik Vina. Jarinya terus men scroll tanpa minat sampai pada sebuah foto yang menunjukkan kelima anggotanya. 

Ada satu wajah yang menarik perhatiannya sejak kemarin. Libra di sana, berdiri paling tengah dengan hoodie hitam. Selena membuka mulutnya tanpa sadar. Mengerjapkan mata seakan tidak percaya. 

"Libra? The stupid? Woah"

"Gantengkan? Gue denger Libra kuliah disini" tutur Vina yang kini juga memandang wajah Libra. Kalau di perhatikan, wajah Libra memang paling memikat diantara keempat rekannya. 

"Dia sekelas sama gue, semalem gue ketemu dia di cafe...apa namanya? Mi apa gitu gue lupa"

Vina menepuk pelan lengan Selena, "Mister maksud elo?"

"Nah iya, jadi mister punya Jonny?"

Vina mengangguk. "Ngapain elo ke Mister?" 

Dan Selena mulai bercerita bagaimana semalam dia bertemu Libra. Vina tidak banyak komentar, dia hanya mendengarkan. Dalam hatinya merasa senang juga Selena akhirnya terlihat menyukai cowok, terlihat jelas dari caranya bercerita tentang Libra yang menurutkan keren. 

Waktu SMA, meskipun Selena populer tapi dia menghindari cowok yang mendekatinya. Bahkan untuk berteman saja Selena enggan. Selena dan Jonny bahkan hanya dua kali bertemu selama Vina dan Jonny berpacaran.  

"Gue kira elo mentok di Aswa doang. Bisa juga elo suka cowok" Selena mendelik mendengarnya. Dia memang paling dekat dengan Aswa, tapi pria itu tidak lebih hanya sepupu biasa meski banyak yang mengira mereka berpacaran jika jalan berdua. 

"Gue hanya suka sama cowok tampan dan keren. Dan Libra yang paling keren"

"Hmm, elo lagi bilang kalau Libra yang paling elo suka?" goda Vina membuat pipi Selena memerah. Dan itu membuat Vina jadi tertawa lepas. 

"Apa iya gue sesuka itu sama Libra?" tanya Selena lirih pada dirinya sendiri. Tapi gadis itu langsung menepuk kedua pipinya, tidak ingin terus berfikir tentang Libra. 

Selena langsung bangkit dari duduknya. Berjalan begitu saja meninggalkan Vina. 

"Mau kemana elo?" teriak Vina dari belakang. 

"Nyari minum" balas Selena pelan yang entah bisa di dengar Vina atau tidak. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status