Home / All / Girl In Love (Indonesia) / 05. Dinding yang tidak tersentuh

Share

05. Dinding yang tidak tersentuh

Author: Liliay
last update Last Updated: 2021-01-07 18:22:29

Selena menatap diam chat grup tersebut. Grup chat dirinya dengan Libra, Kiran, dan Astra. Kiran yang membuatnya tapi grup itu sepi sekarang, benar-benar sepi. 

Gadis itu menggigit jarinya. Kombinasi mereka ber-empat sedikit buruk. Libra yang dingin, Astra yang pemalas, Kiran yang juga sedikit pendiam, dan Selena sendiri yang canggung harus memulai bagaimana agar grup ini ramai. Paling tidak membahas pembagian tugas agar cepat selesai. 

Selena : Guys

Tidak ada yang merespon bahkan sampai sepuluh menit. Selena mengumpat, ingin rasanya mendatangi mereka satu-satu. 

Astra : Muncul oy lo pada

Astra : Tugas di kerjain! 

Selena membulatkan mata. Kaget sekaligus senang juga akhirnya ada yang merespon. 

Selena : Iya ih, pada kemana dah? 

Selena : Tra, elo bagi gih tugasnya

Astra : Nunggu yang lain muncul dulu dah

Astra : Anyway, berasa chattingan berdua nih sama Mbak Selena wkwk

Selena : Apaan lu? Mau gue jambak lagi? 

Astra : Ampun mbak jago! 

Selena menatap sengit ponselnya, berlagak meremasnya kuat sampai hancur saking geregetnya sama sikap Astra. 

Gadis itu melirik jam di sudut atas ponsel. Pukul 7 malam, mungkin Libra sedang tampil sekarang. Tapi, apa yang di lakukan Kiran? Selena mengedikkan bahunya, tidak mau memikirkan lebih. 

Gadis itu memilih mengambil berbagai camilan di bawah lalu kembali ke kamarnya untuk menonton film. Kegiatan rutin yang tidak bisa Selena lewatkan sehari pun. Gadis itu sangat suka menonton film. 

Awalnya gadis itu hanya menyukai film Asia dan Amerika, tapi sekarang dia juga menonton film dari mana saja dengan genre apapun. Itu karena dia suka menonton setiap hari, jadi gadis itu sering merasa kehabisan bahan tontonan. 

Gadis itu menyamankan dirinya di kursi dengan berbagai cemilan di atas meja. Selena mulai menikmati film Extraction. Film yang saat ini di gandrungi oleh banyak orang.

*****

"Katanya elo gak enak badan, kenapa kesini?" 

Libra mengangkat sebelah alisnya, pemuda itu meminum larutan yang di belinya dalam perjalanan ke studio tadi. 

"Siapa bilang?"

Aldo duduk menyilangkan kaki, mulutnya tidak pernah berhenti mengunyah permen karet sejak tadi. "Kiran tadi chat gue"

Libra mengangguk, tidak heran lagi. "Cuma panas dalam doang, dia aja yang lebay" 

Satu-satunya gadis yang peduli pada Libra adalah Kiran. Mereka selalu satu sekolah sejak SD dan kini bahkan satu kampus, satu jurusan dan satu kelas. Libra tidak tahu mengapa, Kiran selalu ingin satu sekolah dengannya bahkan satu jurusan juga. 

Kiran juga selalu mengenal teman dekat Libra, gadis itu juga secara rutin satu minggu sekali datang ke tempat kos Libra untuk bersih-bersih dan memberikan Libra makanan. 

Libra tentu merasa tidak nyaman tapi meskipun Libra sudah melarang Kiran untuk melakukan itu, gadis itu menghiraukan. Kiran hanya akan tersenyum dan tetap melakukan hal seperti itu. 

"Gue kaget elo gak jadian sama dia" Aldo memainkan gitar pelan. Studio tempat mereka berlatih masih sepi. Kevin dan yang lain masih belum datang padahal sudah pukul delapan malam. 

"Gak ada rasa" jawab Libra enteng. 

Dulu memang Libra tidak berfikir macam-macam tentang Kiran. Pemuda itu menganggap Kiran hanya kasihan saja padanya. Tapi sekarang, jelas itu bukan hal yang wajar lagi bagi seorang Libra. 

Pemuda itu jelas tahu kalau Kiran memiliki perasaan padanya. 

"Seriusan? Dia baik, cantik, pintar juga. Tidak ada yang kurang, bro! She's perfect!" ucap Aldo mendamba. Jika saja ada kemungkinan bisa berkencan dengan Kiran dia pasti akan melakukannya. 

Hanya saja, Kiran seperti mati rasa pada semua cowok kecuali Libra. 

Libra menghela nafasnya lelah. "Ambil kalau elo mau" 

"Kirannya yang gak mau" 

Aldo dan Libra reflek menoleh ke pintu, ada Kevin dengan senyum konyolnya di sana sambil menunjukkan kresek putih di tangan. 

"Sate, anyone?" 

****

"HOOAAMM" 

Selena mengerjap-ngerjapkan mata, sudah dua film yang ia tamatkan. Meja di depannya juga sudah berserakan. Dia melirik ponsel di sampingnya, lalu meraihnya dan Selena merebahkan diri di sofa. 

Tidak ada notif apapun. 

Gadis itu membuka room chat sebuah nomor yang tidak pernah ada chat, atau belum. Selalu ada keraguan saat ingin mengirim pesan pada Libra. 

Selena memilih membuka roomchat lain. 

Selena : Vin, dimana? 

Selena menggigit bibir bawah, harap cemas karena tidak kunjung centang biru. 

Vina : Habis nonton sama Jonny

Selena langsung membalas pesan tersebut cepat. 

Selena : Jonny gak ke cafe? 

Vina : Kagak, gue ajak dia nonton

Selena : Ada band? 

Vina : Jonny bilang gak ada hari ini

Selena mengerutkan dahi. Jika band Libra tidak tampil lalu kemana cowok itu sampai tidak muncul di grup. 

Vina : Kangen akang Libra? 

Selena : Hooh, banget :(

Vina : Dih! Beneran suka lo?

Selena : Biasa aja sih

Vina : Kalau gitu napa nyariin

Selena agak tersentak. Benar juga, kenapa dia nyari kalau dia gak suka beneran. Kalau di lihat dari sikapnya yang sejak awal emang ganjen kalau sama Libra, semua pasti ngira dia suka Libra. Apalagi dia minta nomor Libra langsung. 

"Libra tuh beda, gue suka dia beneran kayaknya" 

Selena menarik selimutnya sampai dada. Ada rasa ingin mengirim pesan pada Libra. Gadis itu ingin lebih dekat tapi bingung harus memulai bagaimana. 

Dia mengetik pesan lalu menghapusnya, begitu terus. 

"Duh! Jadi bingung kan" 

Selena memilih mematikan ponsel. 

****

"Libra?"

Libra tersentak, ia menoleh ke belakang. 

Ada Kiran disana, berdiri dari duduknya di kursi yang tersedia. Padahal sudah hampir pukul sebelas malam. 

"Ngapain disini?" tanya Libra lembut. Pandangannya teralih ke tangan Kiran yang memegang sekresek penuh buah. 

"Mau ngasih ini, tadi kelupaan" jawabnya dengan senyum tipis. 

"Semalam ini? Elo bisa ngasih gue besok, Ki" Libra mengerutkan dahinya tidak habis pikir. 

"Kamu udah mendingan?" Kiran ingin menyentuh kening Libra tapi pemuda itu menepisnya. 

"Ayo pulang, gue anterin" 

Seperti terkena tusukan di hati Kiran. Libra lagi-lagi mengabaikan kekhawatirannya. Tapi, Kiran masih bisa tersenyum. Sudah terbiasa. 

Libra sejak dulu selalu menolaknya. Selalu ada dinding yang Libra bangun di sekitarnya. Pemuda itu menutup rapat dirinya bahkan dari temannya. 

"Gak usah, aku di anterin supir kok" Kiran masih mengusahakan senyumnya.

Libra melihat mobil di belakang gadis itu. Tentu saja, Kiran termasuk anak yang di jaga ketat, orang tuanya sangat protective. Tidak mungkin dia di biarkan keluar sendiri selarut ini. 

"Kalau gitu gue balik" 

Libra sudah berbalik dan akan melangkah sebelum lengannya di tahan Kiran. "Gak mau bareng?"

Selalu ada tawaran seperti ini tapi Libra akan selalu menolak. 

"Makasih, gue mau jalan kaki. Lagian deket" 

Kalau sudah seperti itu, Kiran tidak bisa mencegah lagi. Gadis itu menggigit bibirnya, matanya sudah berkaca-kaca. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Girl In Love (Indonesia)    50. The End : Mereka Semua Bahagia

    Selena bilang dia tidak akan pernah pergi ke luar negeri, dia menolak dengan kasar saat Papanya memberi tugas untuk menyelesaikan proyek besar di negara manapun. Tapi, saat mendengar negara kali ini adalah Australia, Selena tanpa pikir panjang langsung mengiyakan tawaran dari sang Papa.Karena itu di sinilah Selena, di kota Sydney.Gadis dengan rambut ash blonde yang dibiarkan terurai itu berjalan ringan menyusuri jalan, ia menyelesaikan proyek lebih cepat dan tinggal lebih lama. Untuk liburan alasannya, tapi bagi Vina dan Aswa itu adalah alasan yang bodoh.Mereka berpikir Selena pergi karena berharap bisa bertemu dengan Libra. Well, engga salah sih. Tapi engga seratus persen hal tersebut benar. Australia adalah negara impiannya untuk tinggal kelak, karena itu dia bersedia kemari dan menerima proyek yang ditawarkan."Sorry," ucapnya ketika tanpa sengaja menabrak bahu seseorang.Orang itu tidak menjawab dan langsung berlalu pergi. Cih, tidak sopan!

  • Girl In Love (Indonesia)    49. Awal yang Baru

    Pagi itu tepat di hari ulang tahun Selena, gadis itu memasang wajahnya yang riang dengan membawa sekotak kue bersamanya. Gadis itu dengan santai berjalan menuju pekarangan rumah kos Libra. Menyapa Alif yang sedang mengambil makanan dari pengantar makanan.Alif memasang wajah kaget dan kaku ketika melihat Selena, tapi gadis itu tidak berpikir macam - macam. Ia ingin merayakan ulang tahunnya bersama Libra jadi Selena harus tetap ceria. Gadis itu dengan santai membuka pintu kamar Libra.Biasa saja, terlihat sama seperti hari - hari sebelumnya. Masih tetap gelap."Hai, Love. Aku ulang tahun, lho. Jadi, ayo kita rayakan bersama," kata Selena menaruh kue yang dia bawa ke atas meja. Lalu berjalan ke arah gorden dan membukanya.Selena juga membuka sedikit jendela kamar Libra, membiarkan udara segar masuk. Kemudian Selena berbalik. Raut wajahnya yang semula ceria berubah.Bola mata Selena bergerak mencari sosok yang biasanya ada, tapi sekarang tidak ada. Ap

  • Girl In Love (Indonesia)    48. Luka Terdalam

    Selena, Libra, dan Aswa menatap ketiga orang dewasa yang nampak akrab dalam waktu dekat itu. Bahkan tidak butuh waktu berjam - jam untuk mereka bisa mengobrol dengan nyaman, sama sekali tidak ada kecanggungan yang tercipta di antara mereka.Mama Selena yang memang memiliki keperibadian hangat bisa dengan mudah membuat Tasya dan Satrya merasa nyaman. Mereka mengobrol tanpa kehabisan topik."Gue engga paham mereka ngomong apaan," kata Aswa yang diangguki Selena dan Libra dengan kompak."Bisa nikah malam nanti nih kalian kalau kayak gini caranya," lanjut Aswa kembali berbicara.Lagi - lagi Selena dan Libra kompak mengangguk.Aswa menoleh ke arah dua orang yang lebih muda darinya itu dengan sebal. "Apa - apaan engga ada yang nyahut!"Aswa menyugar rambut cokelatnya, pemuda itu kemudian mengambil ponsel dan sibuk bermain sosmed. Lebih tepatnya bertukar pesan dengan Anna, kekasihnya.Selena menghela napas mendengar Mamanya berbicara tanpa h

  • Girl In Love (Indonesia)    47. Pertemuan Dua Ibu

    Selena berjalan dengan riang setelah memarkirkan mobilnya, ia masuk ke dalam rumah sakit dengan menenteng kantong plastik berwarna putih. Ia menyempatkan membeli camilan terlebih dahulu di minimarket sebelum kembali ke rumah sakit.Kalau ditanya kenapa dia pulang dan membiarkan Libra sendiri, jawabannya adalah Mamanya yang mengomel karena dia tidak pulang sama sekali. Lagi pula, Libra sudah akur dengan Mama dan Ayah tirinya. Selena merasa lega meninggalkannya sendirian.Gadis itu menggeser pintu dan menemukan Libra yang sedang makan. Selena menyatukan alis, menatap tajam pemandangan mesra di depannya."Gue kira elo udah berhenti gangguin cowok gue," sindir Selena.Kiran yang tadinya mau menyuapi Libra langsung berdiri karena kaget. Cewek yang rambutnya sekarang dipotong pendek itu menjauh dari ranjang Libra. Tidak mau ribut dengan Selena yang sedang dalam mode galak."Dia kesusahan tadi buat makan, tangannya kan masih sakit," jawab Kiran memberi al

  • Girl In Love (Indonesia)    46. Aku Menerimamu Apa Adanya

    Huh! Selena menghela napas. Puzzle di otaknya sekarang sudah lengkap. Alasan Libra tidak mau memberi tahu Selena soal Mamanya karena dia takut Selena akan meninggalkannya. Selena sedikit senang karena alasan tersebut, itu berarti Libra sangat mencintainya. Namun, tidak baiknya adalah Libra mengira Selena adalah orang yang menilai orang lain berdasarkan status sosial. "Kamu pikir aku akan pergi karena ini? Itu konyol banget, Lib," kata Selena tenang. Ia tidak segugup tadi. Libra menatap Selena dalam diamnya, masih belum memberikan reaksi apapun. Libra menunggu Selena selesai berbicara. "Aku suka kamu itu artinya aku menyukai segalanya tentang kamu," ujar Selena tenang, dengan tatapannya yang lurus menembus netra cokelat Libra. "Aku menerima kamu apa adanya, Libra." Libra meneguk ludahnya, perkataan Selena membuat pipi dan telinganya memerah. Hey, cowok juga bisa malu dan merasa melting, lho. Cowok punya perasaan yang bisa baper ju

  • Girl In Love (Indonesia)    45. Kesalahan Fatal Selena

    Mamamu dirawat di rumah sakit, Ia terkena sakit jantung. Temui Dia setidaknya sekali, Libra!Selena menutup mulutnya tak percaya, Ia menaruh tangannya di atas nakas sebagai pegangan. Gadis itu menggigit bibir, membaca pesan itu sekali lagi. Bisa saja dia salah baca kan, badannya sedang lelah jadi Selena pikir otaknya juga sedang nge -lag.Akan tetapi, dibaca - baca beberapa kali pun pesan itu tidak berubah, isinya tetap sama. Sebuah informasi yang membuat hati mencelos. Jika gadis itu saja sampai terkejut, bagaimana dengan Libra.Pemuda itu pasti juga akan terkejut mendengar kabar ini.Selena memijat pelipisnya. Tiba-tiba merasa pusing dan tidak tahu harus apa. Hal yang Ia lakukan pertama kali adalah membalas pesan itu walau Selena tidak tahu pesannya dari siapa.Maaf, Saya Selena pacarnya Libra. Hapenya tertinggal di Saya, Saya akan segera memberi tahu Libra. Semoga Mama Libra diberi kemudahan untuk sembuh.Selena membaca pesan yang Ia keti

  • Girl In Love (Indonesia)    44. Suka dan Duka

    Tasya melakukan kegiatan rutin sebagai seorang istri setiap hari di rumah. Ia banyak bergerak dan mengkonsumsi buah juga air putih yang cukup untuk kebutuhan tubuhnya. Satrya bilang ia harus melakukan apapun yang membuatnya bahagia tapi tetap menjaga kesehatannya.Sejak mengetahui Tasya menderita penyakit jantung, Satrya menjadi lebih posesif pada Tasya. Suaminya itu sering menelepon dan menanyakan kabarnya. Menurut Tasya itu berlebihan tapi saat dia protes maka Satrya akan membawanya ke rumah sakit untuk dirawat."Padahal aku baik-baik saja, kenapa dia berlebihan sekali?" gerutunya begitu Satrya mengiriminya pesan akan pulang lebih cepat malam ini.Tasya menselonjorkan kakinya di atas sofa panjang yang ada di ruang keluarga. Ia menyalakan televisi dan menonton acara memasak. Tasya tidak begitu suka menonton TV, ia hanya menyalakan agar terdengar suara di rumah Satrya yang cukup besar ini.Wanita itu memainkan ponselnya, ia ingin menelepon Libra tapi khaw

  • Girl In Love (Indonesia)    43. Biarkan Dia Cerita Sendiri

    Selena memasuki Cafe Mister bersama Aswa malam ini, ia menggigit bibirnya sambil melihat ke arah ruangan yang biasa dijadikan ruang tunggu oleh anak The Stupid. Selena belum melihat Libra lagi sejak kepergian cowok itu dari rumahnya pagi tadi. Libra tidak datang ke kampus dan juga tidak menghubinganya.Wajar, sih. Libra pasti merasa down banget sekarang. Hidupnya sudah sulit sejak dulu dan Selena sama sekali tidak memahaminya. Selena langsung marah dan menghujat Libra tanpa mendengar penjelasan cowok itu terlebih dahulu.Selena berniat meminta maaf kepada Libra tapi rasanya tidak baik kalau lewat chat atau telepon. Karena itu dia datang ke Cafe, berharap bisa menemui cowoknya."Sudah jam delapan, harusnya mereka sudah tampil gak sih?"Selena menopang dagu di atas meja dan memperhatikan ponselnya, melihat isi roomchat-nya dengan Libra. "Gue harus bilang apa ya sama Libra.""Jangan langsung kasih tahu dia kalau elo tau segalanya, diem aja dulu sampai

  • Girl In Love (Indonesia)    42. Fakta yang disembunyikan Libra

    Libra memegangi pipinya yang telah menerima tamparan dari Selena. Pemuda itu menatap gadisnya tak percaya. Bagaiaman bisa? Kenapa? Kenapa Selena melakukannya? "Kamu engga bisa Lib bersikap seperti itu kepada Mamamu!" hardik Selena. Gadis itu merasakan napasnya memburu. Ia tidak pernah tega saat melihat orang tua di kasari oleh anaknya sendiri. Selena pikir Libra akan bersikap baik pada siapapun, terutama pada ibunya sendiri. Libra menatap nanar Selena. "Kamu engga tahu apapun, jadi diam saja." Kalimat dingin dari Libra membuat Selena bungkam. Alif juga menelan kembali kata-kata yang akan keluar dari tenggorokannya. Ia tadinya berniat mencegah Libra karena menurutnya memang sudah kelewat batas. "Kamu harus minta maaf sama mamamu," kata Selena dingin. Aura bar-bar yang selama ini mengendap jika ada Libra kini menguar. Gadis itu merasa geram dan marah sekali, ia jengkel. Sangat jengkel. Libra menatap Selena dalam. Tidak bisakah gadis itu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status