Share

08. Ajakan Libra

Penulis: Liliay
last update Terakhir Diperbarui: 2021-01-11 19:04:20

Selena sedikit kaget saat Astra menaruh tas di sampingnya, pemuda itu lalu menatapnya sebelum mengerling. 

"Dih" Selena memasang wajah jijiknya.

Astra mengedikkan bahu lalu mulai sibuk dengan game nya. Selena melihat sekeliling, kelas sudah penuh, hanya tempat di sampingnya yang tersisa. 

Selena duduk tegak saat Libra masuk kelas, mencari bangku kosong yang bisa ia duduki. Sampai pandangannya bertemu dengan Libra. Gadis itu menelan ludah gugup. 

Teringat semalam dia ngechat duluan yang hanya dibalas tiga huruf. 

Selena mengulum bibir saat Libra duduk di sebelahnya. Gadis itu berpura-pura sibuk dengan ponsel, entah dia terlalu pede atau apa tapi dia merasa Libra menatapnya. 

Selena membuka aplikasi platform membaca, menscroll beranda ingin memilih buku yang akan ia baca. Tapi Selena tidak bisa fokus, apalagi ketika Libra membuka suaranya. 

"Suka baca?" 

"Hah?" 

Selena merutuk dalam hati, "Aa iya, gue suka banget baca" jawabnya gugup, gadis itu menyentuh belakang lehernya.

"Nanti mau ke toko buku?" 

"Eh?" 

Selena terkejut dengan ajakan mendadak seperti itu. Libra juga tersenyum tipis, tentu saja Selena mengangguk secara naluri. Tidak ingin menyiakan kesempatan ini. 

Gadis itu mengepalkan tangan, bersorak 'YES'pelan. Astra mendelik karena tangannya terkena sikut Selena, gadis itu mengucapkan maaf tanpa suara. Astra jadi ngeri sendiri karena air muka gadis itu yang terlihat cerah. 

Aswa yang baru masuk kelas untuk mengajar bergidik ngeri melihat Selens senyum-senyum sendiri. Tapi langsung kembali memasang wajah dingin saat Libra memandangnya tidak ramah. 

"Kita kuis hari ini," ucap Aswa lantang membuat Astra reflek menjatuhkan ponsel. Mahasiswa yang lain juga jadi bersuara heboh, protes karena kuis dadakan. 

Begitu kelas selesai, semua anak di kelas menjadi lebih lega. Kuis dadakan berlangsung dengan tegang. Untungnya tidak ada matkul lain hari ini. 

"Gila! Tegang banget gue tadi, awas aja ya Aswa" ucap Selena geram. Kesal juga karena semalam dia tidak sempat belajar. 

Libra terkekeh, "Elo pinter, santai aja" 

Selena mengatupkan bibir, lupa kalau yang di sampingnya adalah seorang Libra Aditya. 

Selena tersenyum, bersiap membuka mulut untuk berbicara sebelum Kiran datang. 

"Libra, bisa temenin ke mall gak?" 

Libra mengangkat alisnya, pemuda itu tersenyum lalu menggeleng. "Sorry, Ki. Gue mau pergi sama Selena."

Selena melotot kaget Libra menyebut namanya. Dia belum mengatakan iya. 

Berikutnya, Libra menarik tangan Selena lembut. Memaksa gadis itu berdiri dan berjalan di sampingnya. 

"Kasihan Kiran" kata Selena. 

Libra menggeleng, "Gak papa, Selena"

Untuk pertama kali, Libra menyebut namanya membuat Selena melting. Gadis itu memegangi dadanya yang bergemuruh. 

Tanga Libra yang masih menggenggam tangannya membuat dia panas dingin. Selena bahkan tanpa sadar tersenyum terus sejak tadi. 

"Kenapa gemetar?" tanya Libra yang menyadari Selena tidak tenang. Tangan gadis itu juga sedikit berkeringat. 

"Itu, seneng aja elo sebut nama gue hehe" jawabnya cengengesan. 

Libra mengerutkan dahinya, dari ujung matanya dia melihat Aswa memandang dirinya dan Selena. 

"Bawa mobil?" tanya Libra lembut. 

"Kebetulan engga, tadi bareng sepupu" jawab Selena. Libra mengangguk, dia melihat Selena dari bawah ke atas. Gadis itu memakai jins dan kaos yang simple. 

"Great! Kita naik motor gue kalo gitu" 

"Motor?" tanya Selena dengan mata berbinar. 

Sejak dulu dia ingin sekali naik motor dengan pacarnya seperti di sebuah film. Libra memang bukan pacar tapi dia tetap orang yang di sukai Selena. Jadi, gadis itu tetap merasa excited. 

"Pernah naik motor?" 

Selena menggeleng. Libra yang merasa gemas mengusap pipi gadis itu lalu menarik tangan Selena untuk jalan kembali. 

Aswa di tempatnya menatap itu ngeri, menggelengkan kepalanya. Anak jaman sekarang suka sekali tebar yang uwu-uwu. Pemuda itu ingin beranjak tapi ia menoleh melihat Kiran yang berusaha menahan air matanya. 

Cinta bertepuk sebelah tangan! 

Aswa menyentuh dadanya, ia jadi teringat dengan Crystal. Sang mantan. 

*****

Libra memarkirkan motornya, lalu membantu Selena melepas helm. 

Selena menatap toko buku di depannya yang cukup ramai. Tempat toko tersebut terlihat nyaman dengan desain yang menarik. Meja panjang yang menghadap jendela bisa membuat siapapun yang duduk bisa menatap langsung ramainya jalan. 

"Ayok" 

Kali ini tidak ada pegangan tangan. Libra berjalan lebih dulu. Selena mengikutinya di belakang. 

Begitu masuk, Selena merasa dia seperti masuk ke dunia lain. Toko buku itu tidak membosankan seperti toko buku yang lain. Tempat tersebut cukup unik. 

Meja bundar di tengah menyajikan beberapa box yang di tumpuk. Selena penasaran dan ingin menghampiri. Tapi Libra memanggilnya. Pemuda itu berjalan ke tempat yang lebih dalam. 

"Woow, ini tempat apa?" 

Selena merasa takjub dalam sebuah toko buku ada tempat yang terlihat menyenangkan dan super nyaman, di tempat itu di sediakan makanan ringan dan minuman di setiap meja. 

"Ini tempat membaca. Menyenangkan banget kan ada makanannya?" 

Selena mengangguk antusias. "Aku tidak tau ada tempat semenarik ini." 

Libra langsung duduk di bangku kosong, tangannya meraih snack dan membukanya. 

Libra mengulurkannya pada Selena, "Ambil gih, ini gratis" 

Selena membelalak, "Serius gratis?" 

"Kalau untuk Libra sih Yes" 

Selena menoleh, menatap seorang pemuda yang tersenyum manis. Lalu di peluk akrab oleh Libra. Gadis itu tersenyum canggung saat pemuda itu menyalaminya. 

"Ini Vito, owner tempat ini sekaligus sahabat gue mulai kecil" Libra memperkenalkan. 

Vito tersenyum, ia memperhatikan Selena dengan seksama sebelum mempersilahkan duduk kembali. 

"Lama banget elo gak ke sini, biasanya sebulan sekali" Vito membuka obrolan. 

"Lagi sibuk gue, elo tau gue gak bisa leha-leha aja." 

Selena tersenyum melihat ke-akraban itu.  "Emang tempat ini udah berapa lama?" 

Vito menoleh, "Ini tahun ke-empat, toko buku ini gue buka pas baru masuk awal-awal SMA. Bocah ini yang bantu pas ribet-ribetnya dulu." 

Libra terkekeh, pemuda itu mulai membuka snack yang lain. Membiarkan Selena bertanya apa yang ingin dia ketahui soal toko ini. 

"Libra biasanya datang sama Kiran, sekarang sama cewek lain gue jadi takjub" ucapan ringan itu membuat Selena sedikit tidak nyaman. 

Libra yang menyadarinya berdehem, memberi isyarat Vito untuk pergi. Sayang, pemuda itu bukan orang yang peka. 

"Deket banget emang sama Kiran?" tanya Selena, dia cukup penasaran soal Kiran. 

Vito terlihat berfikir, "Apa ya, Libra sama Kiran tuh udah kayak lem sama perangko. Berdua mulu sejak kecil." 

"Apaan, kagak nyet. Gak usah berlebihan juga" sewot Libra. Pemuda itu tidak terlalu suka jika membahas Kiran. 

"Apanya? Kalian itu udah deket banget nget nget, tau gak lu hah? Dia satu-satunya cewek yang elo biarin deket di samping elo" kata Vito ngotot, masih belum menyadari jika Libra terganggu. 

Libra menginjak keras kaki Vito. Saat temannya ingin memprotes, pemuda itu melirik Selena, berharap kali ini Vito mengerti kodenya. 

Vito yang menyadari itu mendelik, menatap Selena yang sudah terlihat kehilangan moodnya. 

"Eh tapi Libra gak ada hubungan apa-apa sama Kiran, Libra mah cuek anaknya" katanya berusaha mengembalikan situasi. "Gue pergi deh, ada kelas habis ini"

Vito meninggalkan Selena dan Libra dalam keadaan canggung. 

Selena tersenyum. Bersikap seakan-akan tidak ada apa-apa. Dia masih harus kalem dulu, privasi Libra tidak boleh terbuka dulu. Selena ingin mengenal Libra pelan-pelan. 

"Gue mau lihat-lihat buku, ke depan lagi yuk" ajak Selena. Jelas sekali gadis itu tidak suka kecanggungan. 

Selena memimpin berjalan di depan. Tangannya memegang beberapa buku yang menurutnya menarik. 

"Elo suka baca?" tanyanya. 

Libra yang di belakang menggeleng, "Engga, gue ngantuk kalau buka buku" 

"Terus kalau kesini ngapain?" 

"Gue suka suasananya yang tenang. Tapi tidak sesepi pas sendirian di kos" jawab Libra. 

Selena berbalik ke belakang, "Lah ngekos? Orang tua kemana?" tanya Selena dengan mimik muka serius tapi Libra hanya tersenyum manis. 

"Ada." 

Pemuda itu mengambil alih buku yang dibawa Selena. Terlihat beberapa buku romance yang di pilih gadis itu. 

"Ini aja yang mau dibeli?" 

Begitu Selena mengangguk, cowok itu membawanya ke kasir. Berniat membayar. 

"Gak usah, gue aja yang bayar" Selena menahan tangan Libra. 

"Gue yang ngajak, gak papa."

Selena mengatupkan bibir, lalu mengikuti langkah Libra. 

"Habis ini mau makan gak? Gue traktir."

Libra berbalik, menyentuh kedua pundak Selena dengan tersenyum. Lalu mencubit kedua pipi gadis itu dengan gemas. "Manis banget sih."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Girl In Love (Indonesia)    50. The End : Mereka Semua Bahagia

    Selena bilang dia tidak akan pernah pergi ke luar negeri, dia menolak dengan kasar saat Papanya memberi tugas untuk menyelesaikan proyek besar di negara manapun. Tapi, saat mendengar negara kali ini adalah Australia, Selena tanpa pikir panjang langsung mengiyakan tawaran dari sang Papa.Karena itu di sinilah Selena, di kota Sydney.Gadis dengan rambut ash blonde yang dibiarkan terurai itu berjalan ringan menyusuri jalan, ia menyelesaikan proyek lebih cepat dan tinggal lebih lama. Untuk liburan alasannya, tapi bagi Vina dan Aswa itu adalah alasan yang bodoh.Mereka berpikir Selena pergi karena berharap bisa bertemu dengan Libra. Well, engga salah sih. Tapi engga seratus persen hal tersebut benar. Australia adalah negara impiannya untuk tinggal kelak, karena itu dia bersedia kemari dan menerima proyek yang ditawarkan."Sorry," ucapnya ketika tanpa sengaja menabrak bahu seseorang.Orang itu tidak menjawab dan langsung berlalu pergi. Cih, tidak sopan!

  • Girl In Love (Indonesia)    49. Awal yang Baru

    Pagi itu tepat di hari ulang tahun Selena, gadis itu memasang wajahnya yang riang dengan membawa sekotak kue bersamanya. Gadis itu dengan santai berjalan menuju pekarangan rumah kos Libra. Menyapa Alif yang sedang mengambil makanan dari pengantar makanan.Alif memasang wajah kaget dan kaku ketika melihat Selena, tapi gadis itu tidak berpikir macam - macam. Ia ingin merayakan ulang tahunnya bersama Libra jadi Selena harus tetap ceria. Gadis itu dengan santai membuka pintu kamar Libra.Biasa saja, terlihat sama seperti hari - hari sebelumnya. Masih tetap gelap."Hai, Love. Aku ulang tahun, lho. Jadi, ayo kita rayakan bersama," kata Selena menaruh kue yang dia bawa ke atas meja. Lalu berjalan ke arah gorden dan membukanya.Selena juga membuka sedikit jendela kamar Libra, membiarkan udara segar masuk. Kemudian Selena berbalik. Raut wajahnya yang semula ceria berubah.Bola mata Selena bergerak mencari sosok yang biasanya ada, tapi sekarang tidak ada. Ap

  • Girl In Love (Indonesia)    48. Luka Terdalam

    Selena, Libra, dan Aswa menatap ketiga orang dewasa yang nampak akrab dalam waktu dekat itu. Bahkan tidak butuh waktu berjam - jam untuk mereka bisa mengobrol dengan nyaman, sama sekali tidak ada kecanggungan yang tercipta di antara mereka.Mama Selena yang memang memiliki keperibadian hangat bisa dengan mudah membuat Tasya dan Satrya merasa nyaman. Mereka mengobrol tanpa kehabisan topik."Gue engga paham mereka ngomong apaan," kata Aswa yang diangguki Selena dan Libra dengan kompak."Bisa nikah malam nanti nih kalian kalau kayak gini caranya," lanjut Aswa kembali berbicara.Lagi - lagi Selena dan Libra kompak mengangguk.Aswa menoleh ke arah dua orang yang lebih muda darinya itu dengan sebal. "Apa - apaan engga ada yang nyahut!"Aswa menyugar rambut cokelatnya, pemuda itu kemudian mengambil ponsel dan sibuk bermain sosmed. Lebih tepatnya bertukar pesan dengan Anna, kekasihnya.Selena menghela napas mendengar Mamanya berbicara tanpa h

  • Girl In Love (Indonesia)    47. Pertemuan Dua Ibu

    Selena berjalan dengan riang setelah memarkirkan mobilnya, ia masuk ke dalam rumah sakit dengan menenteng kantong plastik berwarna putih. Ia menyempatkan membeli camilan terlebih dahulu di minimarket sebelum kembali ke rumah sakit.Kalau ditanya kenapa dia pulang dan membiarkan Libra sendiri, jawabannya adalah Mamanya yang mengomel karena dia tidak pulang sama sekali. Lagi pula, Libra sudah akur dengan Mama dan Ayah tirinya. Selena merasa lega meninggalkannya sendirian.Gadis itu menggeser pintu dan menemukan Libra yang sedang makan. Selena menyatukan alis, menatap tajam pemandangan mesra di depannya."Gue kira elo udah berhenti gangguin cowok gue," sindir Selena.Kiran yang tadinya mau menyuapi Libra langsung berdiri karena kaget. Cewek yang rambutnya sekarang dipotong pendek itu menjauh dari ranjang Libra. Tidak mau ribut dengan Selena yang sedang dalam mode galak."Dia kesusahan tadi buat makan, tangannya kan masih sakit," jawab Kiran memberi al

  • Girl In Love (Indonesia)    46. Aku Menerimamu Apa Adanya

    Huh! Selena menghela napas. Puzzle di otaknya sekarang sudah lengkap. Alasan Libra tidak mau memberi tahu Selena soal Mamanya karena dia takut Selena akan meninggalkannya. Selena sedikit senang karena alasan tersebut, itu berarti Libra sangat mencintainya. Namun, tidak baiknya adalah Libra mengira Selena adalah orang yang menilai orang lain berdasarkan status sosial. "Kamu pikir aku akan pergi karena ini? Itu konyol banget, Lib," kata Selena tenang. Ia tidak segugup tadi. Libra menatap Selena dalam diamnya, masih belum memberikan reaksi apapun. Libra menunggu Selena selesai berbicara. "Aku suka kamu itu artinya aku menyukai segalanya tentang kamu," ujar Selena tenang, dengan tatapannya yang lurus menembus netra cokelat Libra. "Aku menerima kamu apa adanya, Libra." Libra meneguk ludahnya, perkataan Selena membuat pipi dan telinganya memerah. Hey, cowok juga bisa malu dan merasa melting, lho. Cowok punya perasaan yang bisa baper ju

  • Girl In Love (Indonesia)    45. Kesalahan Fatal Selena

    Mamamu dirawat di rumah sakit, Ia terkena sakit jantung. Temui Dia setidaknya sekali, Libra!Selena menutup mulutnya tak percaya, Ia menaruh tangannya di atas nakas sebagai pegangan. Gadis itu menggigit bibir, membaca pesan itu sekali lagi. Bisa saja dia salah baca kan, badannya sedang lelah jadi Selena pikir otaknya juga sedang nge -lag.Akan tetapi, dibaca - baca beberapa kali pun pesan itu tidak berubah, isinya tetap sama. Sebuah informasi yang membuat hati mencelos. Jika gadis itu saja sampai terkejut, bagaimana dengan Libra.Pemuda itu pasti juga akan terkejut mendengar kabar ini.Selena memijat pelipisnya. Tiba-tiba merasa pusing dan tidak tahu harus apa. Hal yang Ia lakukan pertama kali adalah membalas pesan itu walau Selena tidak tahu pesannya dari siapa.Maaf, Saya Selena pacarnya Libra. Hapenya tertinggal di Saya, Saya akan segera memberi tahu Libra. Semoga Mama Libra diberi kemudahan untuk sembuh.Selena membaca pesan yang Ia keti

  • Girl In Love (Indonesia)    44. Suka dan Duka

    Tasya melakukan kegiatan rutin sebagai seorang istri setiap hari di rumah. Ia banyak bergerak dan mengkonsumsi buah juga air putih yang cukup untuk kebutuhan tubuhnya. Satrya bilang ia harus melakukan apapun yang membuatnya bahagia tapi tetap menjaga kesehatannya.Sejak mengetahui Tasya menderita penyakit jantung, Satrya menjadi lebih posesif pada Tasya. Suaminya itu sering menelepon dan menanyakan kabarnya. Menurut Tasya itu berlebihan tapi saat dia protes maka Satrya akan membawanya ke rumah sakit untuk dirawat."Padahal aku baik-baik saja, kenapa dia berlebihan sekali?" gerutunya begitu Satrya mengiriminya pesan akan pulang lebih cepat malam ini.Tasya menselonjorkan kakinya di atas sofa panjang yang ada di ruang keluarga. Ia menyalakan televisi dan menonton acara memasak. Tasya tidak begitu suka menonton TV, ia hanya menyalakan agar terdengar suara di rumah Satrya yang cukup besar ini.Wanita itu memainkan ponselnya, ia ingin menelepon Libra tapi khaw

  • Girl In Love (Indonesia)    43. Biarkan Dia Cerita Sendiri

    Selena memasuki Cafe Mister bersama Aswa malam ini, ia menggigit bibirnya sambil melihat ke arah ruangan yang biasa dijadikan ruang tunggu oleh anak The Stupid. Selena belum melihat Libra lagi sejak kepergian cowok itu dari rumahnya pagi tadi. Libra tidak datang ke kampus dan juga tidak menghubinganya.Wajar, sih. Libra pasti merasa down banget sekarang. Hidupnya sudah sulit sejak dulu dan Selena sama sekali tidak memahaminya. Selena langsung marah dan menghujat Libra tanpa mendengar penjelasan cowok itu terlebih dahulu.Selena berniat meminta maaf kepada Libra tapi rasanya tidak baik kalau lewat chat atau telepon. Karena itu dia datang ke Cafe, berharap bisa menemui cowoknya."Sudah jam delapan, harusnya mereka sudah tampil gak sih?"Selena menopang dagu di atas meja dan memperhatikan ponselnya, melihat isi roomchat-nya dengan Libra. "Gue harus bilang apa ya sama Libra.""Jangan langsung kasih tahu dia kalau elo tau segalanya, diem aja dulu sampai

  • Girl In Love (Indonesia)    42. Fakta yang disembunyikan Libra

    Libra memegangi pipinya yang telah menerima tamparan dari Selena. Pemuda itu menatap gadisnya tak percaya. Bagaiaman bisa? Kenapa? Kenapa Selena melakukannya? "Kamu engga bisa Lib bersikap seperti itu kepada Mamamu!" hardik Selena. Gadis itu merasakan napasnya memburu. Ia tidak pernah tega saat melihat orang tua di kasari oleh anaknya sendiri. Selena pikir Libra akan bersikap baik pada siapapun, terutama pada ibunya sendiri. Libra menatap nanar Selena. "Kamu engga tahu apapun, jadi diam saja." Kalimat dingin dari Libra membuat Selena bungkam. Alif juga menelan kembali kata-kata yang akan keluar dari tenggorokannya. Ia tadinya berniat mencegah Libra karena menurutnya memang sudah kelewat batas. "Kamu harus minta maaf sama mamamu," kata Selena dingin. Aura bar-bar yang selama ini mengendap jika ada Libra kini menguar. Gadis itu merasa geram dan marah sekali, ia jengkel. Sangat jengkel. Libra menatap Selena dalam. Tidak bisakah gadis itu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status