Share

08. Ajakan Libra

Selena sedikit kaget saat Astra menaruh tas di sampingnya, pemuda itu lalu menatapnya sebelum mengerling. 

"Dih" Selena memasang wajah jijiknya.

Astra mengedikkan bahu lalu mulai sibuk dengan game nya. Selena melihat sekeliling, kelas sudah penuh, hanya tempat di sampingnya yang tersisa. 

Selena duduk tegak saat Libra masuk kelas, mencari bangku kosong yang bisa ia duduki. Sampai pandangannya bertemu dengan Libra. Gadis itu menelan ludah gugup. 

Teringat semalam dia ngechat duluan yang hanya dibalas tiga huruf. 

Selena mengulum bibir saat Libra duduk di sebelahnya. Gadis itu berpura-pura sibuk dengan ponsel, entah dia terlalu pede atau apa tapi dia merasa Libra menatapnya. 

Selena membuka aplikasi platform membaca, menscroll beranda ingin memilih buku yang akan ia baca. Tapi Selena tidak bisa fokus, apalagi ketika Libra membuka suaranya. 

"Suka baca?" 

"Hah?" 

Selena merutuk dalam hati, "Aa iya, gue suka banget baca" jawabnya gugup, gadis itu menyentuh belakang lehernya.

"Nanti mau ke toko buku?" 

"Eh?" 

Selena terkejut dengan ajakan mendadak seperti itu. Libra juga tersenyum tipis, tentu saja Selena mengangguk secara naluri. Tidak ingin menyiakan kesempatan ini. 

Gadis itu mengepalkan tangan, bersorak 'YES'pelan. Astra mendelik karena tangannya terkena sikut Selena, gadis itu mengucapkan maaf tanpa suara. Astra jadi ngeri sendiri karena air muka gadis itu yang terlihat cerah. 

Aswa yang baru masuk kelas untuk mengajar bergidik ngeri melihat Selens senyum-senyum sendiri. Tapi langsung kembali memasang wajah dingin saat Libra memandangnya tidak ramah. 

"Kita kuis hari ini," ucap Aswa lantang membuat Astra reflek menjatuhkan ponsel. Mahasiswa yang lain juga jadi bersuara heboh, protes karena kuis dadakan. 

Begitu kelas selesai, semua anak di kelas menjadi lebih lega. Kuis dadakan berlangsung dengan tegang. Untungnya tidak ada matkul lain hari ini. 

"Gila! Tegang banget gue tadi, awas aja ya Aswa" ucap Selena geram. Kesal juga karena semalam dia tidak sempat belajar. 

Libra terkekeh, "Elo pinter, santai aja" 

Selena mengatupkan bibir, lupa kalau yang di sampingnya adalah seorang Libra Aditya. 

Selena tersenyum, bersiap membuka mulut untuk berbicara sebelum Kiran datang. 

"Libra, bisa temenin ke mall gak?" 

Libra mengangkat alisnya, pemuda itu tersenyum lalu menggeleng. "Sorry, Ki. Gue mau pergi sama Selena."

Selena melotot kaget Libra menyebut namanya. Dia belum mengatakan iya. 

Berikutnya, Libra menarik tangan Selena lembut. Memaksa gadis itu berdiri dan berjalan di sampingnya. 

"Kasihan Kiran" kata Selena. 

Libra menggeleng, "Gak papa, Selena"

Untuk pertama kali, Libra menyebut namanya membuat Selena melting. Gadis itu memegangi dadanya yang bergemuruh. 

Tanga Libra yang masih menggenggam tangannya membuat dia panas dingin. Selena bahkan tanpa sadar tersenyum terus sejak tadi. 

"Kenapa gemetar?" tanya Libra yang menyadari Selena tidak tenang. Tangan gadis itu juga sedikit berkeringat. 

"Itu, seneng aja elo sebut nama gue hehe" jawabnya cengengesan. 

Libra mengerutkan dahinya, dari ujung matanya dia melihat Aswa memandang dirinya dan Selena. 

"Bawa mobil?" tanya Libra lembut. 

"Kebetulan engga, tadi bareng sepupu" jawab Selena. Libra mengangguk, dia melihat Selena dari bawah ke atas. Gadis itu memakai jins dan kaos yang simple. 

"Great! Kita naik motor gue kalo gitu" 

"Motor?" tanya Selena dengan mata berbinar. 

Sejak dulu dia ingin sekali naik motor dengan pacarnya seperti di sebuah film. Libra memang bukan pacar tapi dia tetap orang yang di sukai Selena. Jadi, gadis itu tetap merasa excited. 

"Pernah naik motor?" 

Selena menggeleng. Libra yang merasa gemas mengusap pipi gadis itu lalu menarik tangan Selena untuk jalan kembali. 

Aswa di tempatnya menatap itu ngeri, menggelengkan kepalanya. Anak jaman sekarang suka sekali tebar yang uwu-uwu. Pemuda itu ingin beranjak tapi ia menoleh melihat Kiran yang berusaha menahan air matanya. 

Cinta bertepuk sebelah tangan! 

Aswa menyentuh dadanya, ia jadi teringat dengan Crystal. Sang mantan. 

*****

Libra memarkirkan motornya, lalu membantu Selena melepas helm. 

Selena menatap toko buku di depannya yang cukup ramai. Tempat toko tersebut terlihat nyaman dengan desain yang menarik. Meja panjang yang menghadap jendela bisa membuat siapapun yang duduk bisa menatap langsung ramainya jalan. 

"Ayok" 

Kali ini tidak ada pegangan tangan. Libra berjalan lebih dulu. Selena mengikutinya di belakang. 

Begitu masuk, Selena merasa dia seperti masuk ke dunia lain. Toko buku itu tidak membosankan seperti toko buku yang lain. Tempat tersebut cukup unik. 

Meja bundar di tengah menyajikan beberapa box yang di tumpuk. Selena penasaran dan ingin menghampiri. Tapi Libra memanggilnya. Pemuda itu berjalan ke tempat yang lebih dalam. 

"Woow, ini tempat apa?" 

Selena merasa takjub dalam sebuah toko buku ada tempat yang terlihat menyenangkan dan super nyaman, di tempat itu di sediakan makanan ringan dan minuman di setiap meja. 

"Ini tempat membaca. Menyenangkan banget kan ada makanannya?" 

Selena mengangguk antusias. "Aku tidak tau ada tempat semenarik ini." 

Libra langsung duduk di bangku kosong, tangannya meraih snack dan membukanya. 

Libra mengulurkannya pada Selena, "Ambil gih, ini gratis" 

Selena membelalak, "Serius gratis?" 

"Kalau untuk Libra sih Yes" 

Selena menoleh, menatap seorang pemuda yang tersenyum manis. Lalu di peluk akrab oleh Libra. Gadis itu tersenyum canggung saat pemuda itu menyalaminya. 

"Ini Vito, owner tempat ini sekaligus sahabat gue mulai kecil" Libra memperkenalkan. 

Vito tersenyum, ia memperhatikan Selena dengan seksama sebelum mempersilahkan duduk kembali. 

"Lama banget elo gak ke sini, biasanya sebulan sekali" Vito membuka obrolan. 

"Lagi sibuk gue, elo tau gue gak bisa leha-leha aja." 

Selena tersenyum melihat ke-akraban itu.  "Emang tempat ini udah berapa lama?" 

Vito menoleh, "Ini tahun ke-empat, toko buku ini gue buka pas baru masuk awal-awal SMA. Bocah ini yang bantu pas ribet-ribetnya dulu." 

Libra terkekeh, pemuda itu mulai membuka snack yang lain. Membiarkan Selena bertanya apa yang ingin dia ketahui soal toko ini. 

"Libra biasanya datang sama Kiran, sekarang sama cewek lain gue jadi takjub" ucapan ringan itu membuat Selena sedikit tidak nyaman. 

Libra yang menyadarinya berdehem, memberi isyarat Vito untuk pergi. Sayang, pemuda itu bukan orang yang peka. 

"Deket banget emang sama Kiran?" tanya Selena, dia cukup penasaran soal Kiran. 

Vito terlihat berfikir, "Apa ya, Libra sama Kiran tuh udah kayak lem sama perangko. Berdua mulu sejak kecil." 

"Apaan, kagak nyet. Gak usah berlebihan juga" sewot Libra. Pemuda itu tidak terlalu suka jika membahas Kiran. 

"Apanya? Kalian itu udah deket banget nget nget, tau gak lu hah? Dia satu-satunya cewek yang elo biarin deket di samping elo" kata Vito ngotot, masih belum menyadari jika Libra terganggu. 

Libra menginjak keras kaki Vito. Saat temannya ingin memprotes, pemuda itu melirik Selena, berharap kali ini Vito mengerti kodenya. 

Vito yang menyadari itu mendelik, menatap Selena yang sudah terlihat kehilangan moodnya. 

"Eh tapi Libra gak ada hubungan apa-apa sama Kiran, Libra mah cuek anaknya" katanya berusaha mengembalikan situasi. "Gue pergi deh, ada kelas habis ini"

Vito meninggalkan Selena dan Libra dalam keadaan canggung. 

Selena tersenyum. Bersikap seakan-akan tidak ada apa-apa. Dia masih harus kalem dulu, privasi Libra tidak boleh terbuka dulu. Selena ingin mengenal Libra pelan-pelan. 

"Gue mau lihat-lihat buku, ke depan lagi yuk" ajak Selena. Jelas sekali gadis itu tidak suka kecanggungan. 

Selena memimpin berjalan di depan. Tangannya memegang beberapa buku yang menurutnya menarik. 

"Elo suka baca?" tanyanya. 

Libra yang di belakang menggeleng, "Engga, gue ngantuk kalau buka buku" 

"Terus kalau kesini ngapain?" 

"Gue suka suasananya yang tenang. Tapi tidak sesepi pas sendirian di kos" jawab Libra. 

Selena berbalik ke belakang, "Lah ngekos? Orang tua kemana?" tanya Selena dengan mimik muka serius tapi Libra hanya tersenyum manis. 

"Ada." 

Pemuda itu mengambil alih buku yang dibawa Selena. Terlihat beberapa buku romance yang di pilih gadis itu. 

"Ini aja yang mau dibeli?" 

Begitu Selena mengangguk, cowok itu membawanya ke kasir. Berniat membayar. 

"Gak usah, gue aja yang bayar" Selena menahan tangan Libra. 

"Gue yang ngajak, gak papa."

Selena mengatupkan bibir, lalu mengikuti langkah Libra. 

"Habis ini mau makan gak? Gue traktir."

Libra berbalik, menyentuh kedua pundak Selena dengan tersenyum. Lalu mencubit kedua pipi gadis itu dengan gemas. "Manis banget sih."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status