"Lihat itu kedai Khalid." Rubby masuk membuka pintu kaca itu dan dia melihat seorang yang dia rindukan.
"Betty.....," teriaknya membuat seorang pria didekat wanita itu dan Kenan terkejut dengan suaranya.
"Ya tuhan suara mu by." Rubby tersenyum lebar dan memeluk Betty gemas, lalu dia menyadari seorang pria yang berada disebelah Betty.
"Ckckckc...menyembunyikan pacar barumu hem?" Rubby berkecak pinggang lalu meneliti pria yang juga menatapnya itu.
"Dia bukan pacarku, kau selalu saja asal menebak."
"Lalu?" Tanya Rubby penasaran setengah mati, pasalnya Betty tidak pernah keluar bersama seorang pria setahunya selama ini.
"Bukan siapa-siapa," jawab Betty lalu melihat pria yang tangannya masuk kedalam kantong celananya.
"Ah aku lupa, kenalkan ini pria yang aku ceritakan itu Beth." Rubby menarik tangan Kenan untuk berkenalan dengan Betty. Betty tersenyum sedikit sedangka
Mobil yang dinaiki Rubby menuju ke utara London, disana bukan perusahaan Ozier tapi tempat yang dijadikan Arlan Ozier sebagai markas untuk bertemu rekan bisnis atau tamu-tamu nya yang lain. Rubby tidak asing dengan tempat ini, dia hapal dengan kecanggihan teknologi yang dirancang ayah nya ini. Melihat gerbang penjagaan Bangunan tinggi itu membuat Rubby seolah kembali ke rumahnya.Ron membuka kaca jendela dan menempelkan telapak tangannya disensor gerbang yang dijaga dua orang penjaga itu."Apa semuanya masih sama seperti dulu Ron?" Tanya Rubby begitu mobil mereka memasuki area dalam gedung."Semua masih sama Nona, keamanan dan kerahasian yang dijaga masih tetap terkendali." Rubby mengangguk dan diam lagi. Dia membuka ponselnya sebelum keluar dari mobil mengirimkan pesan kepada Kenan.To : KenI miss you Rubby tersenyum saat pesan itu dia kirimkan. Berjalan mem
Rubby duduk gelisah didalam mobil bersama Ron sepanjang perjalanan menuju Flatnya, pikirannya hanya tertuju pada Kenan."Saya bertanya kepada Mr.Rexton malam itu, apa yang dia lakukan namun dia hanya diam dan pergi begitu saja nona." Rubby mengangguk, dia harus pastikan sesuatu, dia melihat kematian ayahnya dan semua itu serupa dengan cara Kenan memperlakukan musuhnya."Nona, maaf kan kelancangan saya tapi apakah anda dan Mr.Rexton benar menjalin hubungan?"Rubby meneteskan air matanya, dan menggeleng."Yang aku tahu hanya aku mencintainya Ron." Rubby menggigit ujung kukunya karena dia sangat gelisah."Saya berharap anda mematikan perasaan itu nona, karena jika dia tahu anda adalah anak dari tuan Arlan saya takut anda akan dimanfaatkan oleh nya." Rubby hanya diam, ingatannya berputar kepada masa dimana dia dan Kenan bersama.****Kenan mengamati sebuah kamera dimana objeknya
Rubby mengetikkan sesuatu didepan laptopnya, matanya menyipit setiap kendala terjadi, keningnya berkerut setiap dia berpikir keras. "Ah...brengsek...brengsek..." umpat Rubby di rumah lama milik ayah dan ibunya sebelum mereka semua pindah ke Mansion yang menjadi kenangan buruk itu.Setelah berpamitan kepada Betty dia akhirnya meninggalkan Flatnya. Rubby harus pergi demi ketenangan hatinya.Saat berpikir tentang Betty yang memeluknya untuk menguatkan dia kembali murung, andai dia bisa membawa Betty bersamanya. Tapi itu semua mustahil, dia tidak ingin Betty ada di dunia yang tidak bisa Rubby jauhkan ini. Menjadi anak dari ayahny adalah takdir baginya, dan percuma saja dia lari dari ini semua tidak ! Rubby tidak akan lari lagi, dia akan menjalani kehidupan yang seharusnya dia jalani serta mencari siapa pembunuh keluarganya sebelum dia yang terbunuh.Ron mengetuk pintu kamar Rubby dengan remo
"Nona apa anda keberatan kalau singgah ke cafe itu." Tunjuk Eldier pada sebuah cafe yang terlihat sangat tenang. Rubby mengangguk lalu mereka turun kesana.Eldier membuka pintu kaca itu dengan Rubby yang mengikutinya. Pria itu menarikkan kursi untuk Rubby duduki, lalu dia beralih masuk keruangan cafe itu. Rubby yang belum menyadari itu semua hanya diam, ingatannnya kepada Kenan kembali setelah dia berusaha melupakannya."Ini untukmu Hasel," Rubby melihat Eldier yang memanggilnya Hasel, seseorang dulu pernah memanggilnya Hasel."Ini buatanmu?" Tanya Rubby dan Eldier mengangguk menatap wajah Rubby yang sangat menarik baginya."Kau suka?" Rubby mengangguk memakan potongan chesse cake strawberry buatan Eldier itu."Kau tahu aku suka strawberry?"
Tubuhku tidak bereaksi seperti yang terjadi jika Kenan menciumku, tapi kelembutan yang ditawarkan Eldier membuat perasaanku menghangat, entah kenapa pria ini menciumku disaat hatiku ragu meninggalkan Kenan tadi.mungkin kedengaran gila tapi aku membalas ciuman Eldier, setelahnya dia meyatukan keningnya ke keningku. dia berbicara lembut seolah tahu isi pikiranku, "aku tahu kau pasti berpikir aku gila karena menciummu. pria yang baru tiga hari ini kau kenal. tapi kau lebih gila karena membalasnya sun." Eldier tertawa membuatku geram dengan ocehannya tadi."kau sungguh menyebalkan Ed." ucapku berjalan meninggalkannya lalu dia tertawa mengikutiku dari belakang, aku tahu dia masih menahan tawanya. Dia menarik tanganku lalu aku menatapnya kesal "apa?" Kataku semakin kesal melihat senyumannya."Entahlah, aku hanya merasa sudah sangat lama mengenalmu sun. Kau begitu manis, membuatku langsung jatuh hati." Aku menepuk keningny
Eldier mengaduh saat wajahnya diobati oleh Rubby."Haslyn bisakah sedikit lembut." Rubby yang kesal oleh ulah Kenan malah semakin menekan lebam diwajah Eldier."Apa mereka orang suruhan kekasihmu?" Rubby hanya diam, dia dan Kenan tidak memiliki hubungan seperti itu, tapi kenapa pria itu marah karena ada pria yang mendekatinya. Dasar pria aneh, suka ya tinggal bilang saja kepadanya. Tapi tidak ! Tidak akan Rubby terima sebelum jelas siapa pembunuh ayahnya, lagi jika pria itu sudah mencari tahu kenapa bisa sampai sekarang belum tahu siapa dalangnya? Begitu hebatkah orang yang membunuh ayah dan saudaranya ? Rubby menutup matanya jika sudah seperti ini."Istirahatlah disini sampai besok pagi. Mobilmu sudah diantarkan kerumah mu, jadi kau tidak usah khawatir."Eldier mengangguk dan tersenyum, tentu dia bahagia jika harus menginap dirumah ini."Apa kau tidak ingin menemaninku disini?" Rubby melebarkan matanya dan mengarahkan tangannya seo
Rubby berjalan bersama Ron masuk kedalam Ozier Home, wajah Rubby terlihat khawatir dengan apa yang akan dia hadapi. "Ron, tinggikan keamanan disini." Ron mengangguk lalu berbicara dengan orang dibelakangnya masih sambil berjalan bersama Rubby."Satu lagi Ron, apa kau tahu sesuatu tentang keluarga Rexton." Rubby berhenti membuat semua pengawalnya dan juga Ron berhenti.Terlihat Ron memikirkan sesuatu "Karlos Rexton, ayah dari Mr.Rexton mulai dekat dengan Tuan Arlan dua tahun sebelum tuan Arlan meninggal nona. Bisnis Karlos hanya bisnis biasa tidak seperti sekarang, Karlos yang saya tahu adalah tipe pria yang sederhana tapi memiliki bakat. Tuan Arlan sempat menawarinya bergabung bersamanya tapi Karlos menolak dengan alasan dia tidak ingin perhatian akan keluarganya terbagi." Rubby mendengarkan semua dengan serius, tapi dia masih belum bisa menyambungkan apa hubungannya Kenan ada disaat kebakaran itu terjadi.Ron melanjutkan ceritanya "Karlos memiliki tiga orang anak, an
Kenan menatap langit-langit kamar Rubby yang temaram, mengingat saat dia mengarahkan senjata kepada Keshya adik kandungnya sendiri."Ken,bisa kau jawab pertanyaanku?" Desak Rubby kepadanya. "Aku tidak bisa menjawabnya sekarang, tapi aku tahu kau mempercayai ku." Rubby menghembuskan napasnya lelah, dia sebenarnya sudah menebak akan hal ini tapi tetap saja jawaban Kenan membuatnya kesal."Kalau begitu pergilah dari sini, aku mau istirahat." Rubby bersiap ingin tidur kembali tapi Kenan menunjukkan sebuah foto, dengan cepat Rubby menghidupkan lampu tidurnya dan merampas foto itu semangat dari tangan Kenan.Itu adalah foto ayahnya dan seorang pria yang mirip dengan Kenan."Apa ini ayahmu?" tanya Rubby memastikan, dan Kenan mengangguk."Setelah tiga bulan foto itu diambil, dad dan mom dibunuh. Lalu sebulan kemudian ayahmu tuan Arlan Rexton tewas dan meninggalkan dirimu yang juga akan diincar mereka." Tangan Rubby bergetar memegang foto itu."Darimana kau tahu