Share

32. Pamitan

Sepertinya yang namanya overthinking di jam rawan tak dapat dihindari. Dinara harus membolak-balikkan bantal bahkan tubuhnya terus bergerak resah karena pikiran- pikiran random terus mengusiknya.

Ini sudah lewat lebih dari delapan jam sejak kejadian tadi. Namun siapa yang bisa Dinara salahkan untuk keributan yang terjadi dalam pikirannya sekarang? Divisi berpikirnya mungkin tengah dalam mode operasi brutal, semuanya bekerja hingga terlalu riuh.

Mendadak Dinara dihinggapi perasaan tak tenang. Menyesal karena memotong omongan Sandi tanpa mendengarkan dulu apa yang hendak laki- laki itu bicarakan. Bagaimana jika sebenarnya lelaki itu hanya hendak membahas pasal skripsi yang telah dia bantu itu? Bisa- bisanya Dinara tanpa pikir panjang langsung menyimpulkan bahwa lelaki itu hendak membahas insiden terakhir di taman sebelum mereka pulang.

Kalau benar, Dinara sudah tidak tahu lagi mau meletakkan wajahnya dimana. Dia pasti dianggap terlalu percaya diri atau GR duluan.

Dinara tidak bisa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status