Share

Bab 86. Mendadak Marah

Kendaraan meluncur tenang meninggalkan area rumah sakit. Setelah melar dari rencana yang hanya satu malam menjadi tiga malam, mereka pun meninggalkan Kota Batu Ampar siang itu.

Niat berangkat pagi-pagi juga terhambat sebab hujan turun deras. Hingga bergeser menjadi siang belum juga tanda akan habis hujan. Maka habis dzuhur pun benar-benar diterabas.

Dengan rasa sedikit tenang meninggalkan sang ibu kandung bersama keluarganya. Dokter menyatakan kondisi ibunya terus stabil dan berungsur membaik. Bahkan Faqih sudah bisa mengajaknya berbicara. Meski sang ibu hanya merespon dengan isyarat mata dan gerakan tangannya.

Faqih melaju bersemangat. Kota Batu Ampar pun telah tamat. Bukan jalan semula yang ditempuh, tetapi jalan lain yang bukan menuju ke arah Kota Nagoya. Yakni jalur jalan menuju arah Jembatan Barelang lah yang kini sedang Faqih susurindan tempuh. Menduga ini akan ke mana, perasaan Jeta berdebar sangat senang.

"Kita akan ke rumah Mbah Ranti?" Jeta tidak menyembunyikan ekspresi ge
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status