Home / Urban / Hasrat sang Konsultan Idaman / Bab 29. Klimaks Dan Kesal

Share

Bab 29. Klimaks Dan Kesal

Author: BayS
last update Huling Na-update: 2024-12-16 16:36:35
"Ahhk..! T-tante.. bisakah k-kita hentikan saja semua ini..!" seru terbata Bimo, di tengah erangan tertahan yang tak sengaja keluar dari mulutnya.

"Ahh, Bimo.. Kau sudah berjanji satu jam padaku Bimo... Ini belum lagi 15 menit sayang..!" seru Rindy di tengah kegemasan dan gairahnya yang meletup-letup terhadap Bimo.

Dan Bimo pun terhenyak diam, karena memang dia sudah berjanji seperti itu pada tante kostnya itu. Tak ada alibi lagi baginya kini.

Dan yang lebih celakanya, saat itu Bimo mengenakan celana panjang trainingnya. Karena dia memang biasa mengenakan celana bola atau training saat malam dan hendak tidur.

Maka semakin jelaslah penampakkan 'Bimo Junior' yang tercetak di celana trainingnya itu. Hal yang semakin membuat Rindy bernafsu meraba, membelai, bahkan setengah meremas benda itu.

"Ahks..! T-tante.. j-jangan begitu..!" seru tersentak Bimo, saat merasakan remasan gemas tangan Rindy pada miliknya, yang sudah tegak maksimal itu.

Setengah mati Bimo menahan hasrat dan gairahnya
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 184.

    "Semoga saja Lidya sayang," ujar lembut Bimo, seraya membelai rambut Lidya. Dan lidya pun menyandarkan kepalanya di bahu Bimo. Mesra. *** Sebulan kemudian. Ballroom Hotel Ondinesia nampak meriah, megah, mewah, dan semarak dengan ribuan tamu undangan pesta pernikahan Bimo dan Lidya. Nampak para relasi pengusaha ternama baik dalam dan luar negeri dari Prayoga Group, para pejabat pemerintahan, para pejabat kepolisian, serta para sahabat Lidya dan Bimo pun hadir di pesta itu. Nampak Devi, Yuriko, Fira, Renny, Maya, Mpok Yatie, Iwan, Tari, Rahadian, Budiman dan istri, Ratri, dan juga Shinta serta suaminya ikut hadir dalam pesta meriah itu. Semuanya nampak ceria dan penuh sukacita, di tengah pesta pernikahan Bimo dan Lidya. Bahkan orang-orang dari panti asuhan juga tak ketinggalan ikut berbaur dalam pesta meriah itu. Nampak Bu Harti dari panti Payung Ibu, Bu Endang dan Pak Asep dari panti Nuansa Kasih, mereka ikut hadir beserta anak-anak panti mereka. "Selamat ya Mas Bimo, Lidya. Sem

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 183.

    Ngguunngg...! Sebuah minibus berkecepatan tinggi melaju ke arah Yoga dan Dewinda, sebuah kecepatan yang mengejutkan, berbahaya, dan mematikan. "Aihh..! Awas Mas Yoga..!" seru Dewinda dengan wajah panik ketakutan. Dan sudah tak mungkin bagi Yoga dan Dewinda, untuk menghindar dari kecepatan mobil itu, yang sepertinya memang berniat hendak menabrak mereka. Maka... "Sial..! Hiaahh..!" Splaattzzhk..! Yoga memaki dan langsung kerahkan sebagian powernya, lalu dia cepat arahkan ajian 'Jari Petir'nya ke arah mobil yang menggila itu. Braattzzhk..! Wersh..! Jlegarsshk..!! Seketika mobil minibus hitam itu pun ambyar hangus dan terguling di tengah jalan berpaving. Bau daging hangus terbakar pun menyengat tajam, terbawa udara dari dalam mobil itu. Ya, pengemudi mobil itu pun tewas mengenaskan, demi mematuhi perintah Bos Besarnya, Prayoga..! "Gila..! Hebat sekali kau Mas Yoga..!" seru kaget Dewinda. Demi melihat sambaran petir hitam, akibat dari jentikkan jari Yoga barusan. "Hmm. Kenapa ad

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 182.

    "Hihihi..! Iya Bimo. Kau tak perlu repot-repot ikut mempersiapkan pesta pernikahanmu nanti. Biar aku dan Lidya saja yang mengurus semuanya ya," ujar Helda seraya ikut tertawa geli, melihat sikap Lidya yang aneh itu. Sementara Bimo hanya bisa tersenyum maklum atas nervouznya Lidya. Karena dia memang sudah membicarakan soal lamarannya ini dengan Lidya sebelumnya. "Baik Pak, Bu. Terimakasih atas perkenan Bapak dan Ibu menerima Bimo menjadi bagian dari keluarga ini," ucap Bimo tulus. Sepasang mata Bimo nampak agak berkaca, saat dia mengucapkan hal itu. Ya, hati Bimo begitu bahagia sekaligus nelangsa saat itu. Karena dia jadi teringat pada kedua orangtuanya, yang telah lama meninggalkan dirinya ke alam lain. "Bimo. Sejak awal aku bertemu denganmu, jujur saja aku memang berharap kau berjodoh dengan Lilyku. Tenang rasanya melihat Lily bersanding dengan pria berkemampuan luar dalam sepertimu. Dan kau telah melihat dan mengetahui sendiri, betapa kerasnya gelombang prahara dibalik kehidupa

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 181.

    Plagh..! ... Plaakh..! "Aarrghk..!!!" seru kesakitan Andi dan ketiga rekannya terdengar nyaris serentak. Hal yang menandakan betapa cepatnya gerak tamparan Yoga. Nampak beberapa butir gigi dari Andi Cs yang mencelat lepas, bersama percikkan darah dari mulut mereka semua. Dan beruntunglah Yoga hanya melambari sedikit saja tenaga dalamnya, dalam tamparan beruntun itu. Ya, rupanya Yoga memiliki rencana lain dengan tidak menghabisi keempat orang itu. Dia berpikir bisa memanfaatkan Andi cs, untuk menjadi informan dan pemandu bagi gank Shadow di Kajarta. Sementara Danang ... "Hiahh..!" Slaph..! Kraaghk..! Brugh..! Dengan sekali lesatan kilat, Yoga langsung menyepak patah leher Danang. Dan Danang pun tewas seketika, diiringi suara ambruk sosoknya ke tanah. Tanpa sempat keluarkan suara seruan apapun..! Sadis..! Yoga langsung membuka pintu mobil Danang, dan mengeluarkan Dewinda dari dalamnya. Lalu... Stagh..! Klaghk..!Hanya dengan sebuah sentilan jari tengahnya saja, rantai borgol Dewi

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 180.

    "B-brengsek..! Tak usah kau ikut campur urusanku..!" seru marah Danang, seraya menudingkan telunjuknya ke arah sosok berhelm itu. "Bajingan..! Jangan kau menunjuk-nunjuk pada Bosku..!" seru seorang dari dua orang rekan si pria berhelm itu. Dia maju seraya balas menuding ke arah wajah Danang. Nampak telunjuknya sampai bergetar penuh amarah. "Tenanglah Darko. Beri saja dulu dia kesempatan bicara. Sebelum mulutnya menjadi beku dan bisu," ucap tenang sosok berhelm itu, seraya melepas helmnya. "Maaf Bos Yoga..! Tak sabar rasanya aku menghajar cecunguk itu..!" seru patuh Darko, seraya undur kembali ke belakang sosok Bosnya. Ya, ternyata Yoga dan gank Shadownya telah tiba, dan mereka mulai mengamati sisi-sisi jalanan di ibukota Kajarta. Sesungguhnya Yoga tadinya enggan, untuk ikut campur dalam urusan apapun selain kepentingan misi Gank Shadownya. Namun saat dia hendak melewati lokasi kejadian Dewinda dan Danang cs tadi, dia sempat melihat penampakkan aura dan kecantikkan Dewinda. Sunggu

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 179.

    'Brengsek..! Siapa mereka..!' maki bathin si wanita cantik, marah sekali. Tentu saja dia merasa terkejut dan marah, saat tiga buah mobil sport lain tiba-tiba mengunci jalannya. Ketiga mobil yang tiba-tiba masuk dan menguncinya itu berada di depan, sisi kanan, dan belakang mobilnya. Bagaimana wanita cantik itu tak menjadi kaget dan marah dibuatnya..?! Merasa tak ingin nekat menabrakkan mobilnya dengan mobil para pengganggunya, wanita cantik itu pun menghentikan mobilnya di tepi jalan. Kebetulan lokasinya di jalan searah, yang berada tepat di bawah jembatan layang. Citt..! Klekh..! Sang wanita cantik yang nampaknya tak kenal rasa takut itu pun langsung membuka pintu mobilnya. Lalu dia turun dan keluar dari mobilnya.Cittt..! Klekh..! ... Klakh..!Hampir serentak tiga mobil sport yang memagari mobilnya tadi juga ikut berhenti dengan posisi tetap mengunci posisi mobil wanita itu.Turun 5 orang dari ketiga mobil sport yang mengejar wanita cantik itu."Got you Winda..! Hehehe..!" seru t

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 178.

    "Apakah tak sebaiknya Mas Bimo ikut sarapan dulu di rumahku..?" tanya Lidya, seraya memeluk lengan Bimo yang duduk di sebelahnya. Mesra sekali. "Sebaiknya aku langsung kembali saja ke rumahku Lidya. Kamu juga butuh istirahat yang cukup hari ini sayang," ujar Bimo lembut. Sementara Anwar hanya bisa melirik saja kemesraan dua majikkannya itu, dan menurutnya Bimo memang pantas bersanding dengan Lidya. 'Kalian berdua memang pasangan yang serasi', bathin Anwar, seraya mengemudikan helikopternya. *** Menjelang siang di ruang kerja pribadi Hendra Winata. "A-apa..?! Kapan terjadinya hal buruk itu..?!" "Semalam Tuan Hendra. Mengenai penyebab hilangnya Tuan Pieter Livingstone dan keluarganya saat ini masih dalam penyelidikkan yang berwenang Tuan Hendra." "Ahh..! Baiklah Bram. Tetap kabari aku secara intens, soal penyelidikkan Tuan Pieter dan keluarganya yang hilang secara tiba-tiba itu." "Baik Tuan Hendra." Klikh..! 'Hhh..! Sepertinya MoU Winata Group dan Livingstone Corp. kemarin, t

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 177.

    "Uhsk..! S-sakit Mass.." rintih Lidya seraya menggigit bibirnya. Saat pusaka milik Bimo yang tegang maksimal mulai menerobos pagar ayunya. "Iya Lidya sayank. Mas pelan-pelan ya. Hhh ... hhh!" sahut Bimo lembut, dengan napas agak tersengal menahan hasratnya.Ada rasa lega dan senang di hati Bimo, mengetahui gelagat Lidya saat itu. Karena hal itu menandakan, bahwa Lidya belum ternodai oleh Andew, alias Lidya masih perawan..! "He'eh.." desah Lidya, seraya anggukkan pelan wajahnya. Namun Bimo berpikir, permainan itu tak akan pernah selesai, jika dia tak berani bermain sedikit keras di persetubuhan pertama mereka itu. Dengan lembut, Bimo kembali melumat bibir Lidya, tangannya juga aktif meremas, memilin, dan merayapi buah kembar mencuat milik Lidya. Sepasang gunung kenyal, mulus, dan menantang, yang tak pernah membuat Bimo bosan memainkannya. "Oughsh..! Enak Mass..!" desah nikmat Lidya, dengan tubuh menggelinjang sensual. Dan ... "Awhhsk..!!" Lidya berseru pendek dengan tubuh tersen

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 176.

    'Aneh..! Kenapa aku ini..?!' bathin Bimo bingung sendiri. Ya, Bimo memang secara tak sengaja telah menatap aura kehijauan cemerlang Lidya. Aura yang dipancarkan oleh kalung Batu Mustika Naga Hijau di leher Lidya. Bimo pun seketika merasa sangat dekat, dan merindu pada sosok Lidya saat itu. Bagai kekasih atau pasangan yang telah lama terpisah. Dan Bimo merasa, dia tak bisa lagi menahan gejolak itu. Lidya baru saja hendak kenakan celana tidurnya, saat... Slaph..! Taph..! "Aihh..! M-mas Bimo..! A-apa.. Mmfhh..!" Lidya pun tersentak kaget, lalu tubuhnya mendadak lemas. Saat dengan tiba-tiba Bimo memeluk dan melumat bibirnya, dengan rasa penuh kerinduan yang membara. Ya, kalung Mustika Naga Hijau yang melekat di tubuh Lidya, bagaikan sebuah magnit yang sangat kuat bagi Bimo. "Hmmh. Lidya sayang, aku rindu kamu sayang," bisik lembut Bimo, setelah melepas lumatan panas bibirnya pada Lidya. Ya, sesuatu dalam diri Bimo seolah menemukan kembali wanita dalam hidupnya. Sesuatu itu adalah

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status