Chapter: Bab 626. "Nadyaa..! Kemari Nak..! Jangan bermain terlalu jauh sayang," seru merdu seorang wanita jelita. Dia memanggil putri kecilnya, yang sedang berlarian mengejar kupu-kupu di halaman belakang istana itu. "Iya Bunda..!" sahut si kecil Nadya, yang baru berusia 3,5 tahun lebih itu, seraya berlari menghampiri ibundanya. Nampak rambut lurus tebal, mata jernih, dan lesung pipitnya yang menambah gemas orang, yang melihat putri kecil yang periang dan gesit itu. Ya, putri kecil itu adalah Nadya Prayesti. Buah hati dari Elang dan Prasti, dan cucu kesayangan dari Maharaja tmTlatah Palapa, Danuthama Syailendra. "Nadya sayang ingat kan, pesan ayahanda sebelum pergi tadi pagi?" tanya Prasti pada putrinya itu. "Iya bunda. Nadya harus nurut sama bunda dan kakek," sahut Nadya cepat. "Nah sekarang Nadya ikut bunda ke tempat Kakek ya, nanti sore kita pulang. Ayahanda baru pulang besok pagi," ucap Prasti. "Wah horee..! Nadya mau ke tempat Kakek, di tempat Kakek banyak mainannya Bunda. Yuk, kita beran
Terakhir Diperbarui: 2025-07-31
Chapter: Bab 625.'Mas Yoga, kau adalah cahaya bagi banyak orang. Sementara aku hanyalah wanita yang bersandar di terangnya cahayamu itu', bisik hati Prasti terharu. *** Seminggu kemudian, perhelatan besar di istana kerajaan Belupang pun berlangsung sakral, meriah, dan semarak. Acara pernikahan serta penobatan Elang Prayoga menjadi Raja Belupang, yang berlangsung di istana Belupang itu meluber. Hingga memenuhi alun-alun istana. Lingkungan istana sampai tak mampu, untuk menampung membludaknya para tamu yang hadir di acara itu. Hingga akhirnya atas inisiatif Elang dan Prasti, maka digelarlah perhelatan itu hingga alun-alun istana. Ya, tentu saja para tamu yang hadir pasti membanjir. Karena Elang adalah teman dan sahabat dari kedua Tlatah yang berdampingan itu, yaitu tlatah Kalpataru dan Palapa. Elang bisa dikatakan adalah 'simbol' perdamaian dan penengah, di antara dua Tlatah tersebut. Nampak para pendekar kedua tlatah berkumpul ria, dalam suasana hangat dan penuh keakraban. Dan yang istimewa ad
Terakhir Diperbarui: 2025-07-30
Chapter: Bab 624. "Selamat datang Tuan dan Nona. Silahkan duduk dulu," ucap sang pelayan yang tak lain adalah Pudji. Pudji menundukkan wajahnya saat menyapa mereka, sehingga dia tak memperhatikan wajah pengunjung rumah makannya itu. Namun Elang masih mengenali wanita itu, senyum kecil seketika menghias wajah Elang. 'Syukurlah Pudji, sepertinya kau telah keluar dari rumah kembang itu', bisik hati Elang senang. Elang dan Prasti pun segera memilih meja mereka. Saat itu pengunjung memang cukup ramai, karena masuk waktunya makan siang. Mereka menunggu sejenak Pudji melayani pengunjung lainnya. Hingga akhirnya sosok wanita cukup sepuh datang, menghampiri meja mereka. "Maaf menunggu Tuan. Tu ... tuan ma ... mau pe-san a-ap .. Ahhh..! Mas Elang kaukah itu Nak..?!" sang Ibu sepuh, yang ternyata Bu Laras itu tak dapat menahan seruan kagetnya. Saat lamat-lamat dia mulai mengenali pengunjungnya, yang berambut putih agak gondrong itu. Ya, karena wajah Elang adalah wajah yang selalu ada dalam do'anya. Mana b
Terakhir Diperbarui: 2025-07-30
Chapter: Bab 623. "Hahahaa..! Kalian ini..! Bagaimana kalian bisa saling berbicara, jika kalian berdua sama-sama menunduk seperti itu..?!" seru sang Maharaja terbahak geli. Melihat cara Elang dan Putrinya bertanya jawab. "Ahh..!" seru Elang terkejut, mendengar tawa terbahak sang Maharaja. Segera dia angkat wajahnya, sementara raut tegang di wajahnya belum juga hilang. "Ehh..!" Prasti juga berseru kaget, seraya angkat wajahnya yang tertunduk sejak tadi. Dalam hati dia merasa malu sekali di tertawakan oleh sang Ayahnya itu."Elang, sekarang ulangi pertanyaanmu dan tatap wajah Prasti," ucap sang Maharaja tegas. Sontak wajah Elang tambah bersemu merah 'tengsin'. Namun segera dilakukannya ucapan calon ayah mertuanya itu. "Prasti. Maukah kau menikah dan menjadi istriku..?" tanya Elang seraya menatap wajah Prasti, yang hari itu nampak sangat jelita. Ya, berdandan seadanya saja, sudah membuat gadis itu sedemikian cantiknya. Dan kembali Prasti menunduk, seraya menganggukkan pelan kepalanya. Hal yang kin
Terakhir Diperbarui: 2025-07-30
Chapter: Bab 622. "Kakek itu adalah Guru dari Panglima Bagus Tuah dan Bayang Mentari dari Tlatah Saradwipa. Dua Panglima yang dulu tewas di tanganku, saat perang di Tlatah Kalpataru, Paman. Dia datang hendak membalaskan dendam, atas kematian dua muridnya itu padaku," jelas Elang. "Hmm. Pantas saja dia sepertinya sengaja mencari kerusuhan di Kotaraja. Rupanya dia hendak memancing Paduka Elang keluar dari istana," ujar sang Patih. "Mungkin juga seperti itu Paman." "Paduka Elang. Baru saja seorang utusan dari sang Maharaja Danuthama Syailendra datang. Dia menitipkan pesan pada hamba, saat Paduka tengah sibuk dengan Kakek pembunuh itu," ucap sang Patih memberitahukan. "O ya Paman? Kabar apa yang dibawa utusan sang Maharaja Danuthama itu..?" tanya Elang tertarik. "Utusan itu menyampaikan kabar, bahwa beliau menunggu kedatangan Paduka Elang ke istana Palapa hari ini," sahut sang Patih. "Baiklah Paman. Memang sebenarnya aku juga berniat menemui sang Maharaja, siang hari ini di kerajaan Palapa." "Ba
Terakhir Diperbarui: 2025-07-29
Chapter: Bab 621. 'Gilaa..! Semua unsur semesta telah tertutup oleh cahaya emas 'power'nya..! B-bagaimana mungkin dalam usia semuda itu..?!' sentak sang Resi, dalam keterkejutan yang luar biasa. Dia merasa tak mungkin percaya, dengan tingkat 'power' yang telah dicapai Elang. Jika tak menyaksikannya sendiri, bukti yang terpampang di depan matanya saat itu. 'Dia telah mencapai tingkat Ksatria Semesta Sempurna..!' seru bathinnya, terkesima tak percaya.'Apa boleh buat..! Aku akan mengadu jiwa dengannya..!' seru bathinnya nekat. Sang Resi pun segera bersiap memanggil senjata pamungkasnya. "Trisula Langit..!!" seru lantang sang Resi. Splaarthk..!! Weersshk..!! Seketika ada sebuah gerbang langit yang terbuka, yang bergemuruh menggetarkan. Disusul dengan melesatnya sebuah Trisula berwarna perak, menyilaukan mata. Trisula itu melesat cepat ke arah sang Resi. Taph..! Scraatzsk..!! Kilatan-kilatan petir merah nampak menyelimuti 'Trisula langit', dalam genggaman sang Resi. Ya, trisula di genggaman sang
Terakhir Diperbarui: 2025-07-29
Chapter: Bab 238. "Hahh..!! Brengsek..!!" seru Denta dan Maux berbarengan. Ya, pemberitahuan dari Bimo, seakan makin mengobarkan kebencian mereka pada Gank Shadow. Nyata kini bahwa gank itu dipimpin oleh orang yang dibenci Bos mereka, dan juga keluarga Evan. "Tapi kalian tenanglah. Aku juga sepertinya tak akan tinggal diam jika mereka berani menyerang atau mengganggu ketenangan Pijar Taruna ini..!" ujar tegas Bimo, dengan wajah serius. Bimo merasa pertarungannya dengan Yoga memang tak bisa dihindari lagi. Dan sepertinya itu pasti akan terjadi dalam waktu tak lama lagi..! Dan bila hal itu sampai terjadi. Maka bisa dipastikan, jika Gank Shadow dan Pijar Taruna juga akan saling berhadapan..!*** Tiga hari kemudian. Kediaman keluarga mendiang Halim nampak semarak sejak jelang siang hingga senja menjelang. Nampak banyak terdapat stand-stand makanan di area kediaman itu. Ya, rupanya Evan dan Maya memilih gaya open house untuk acara pesta pernikahan mereka saat itu. Ratusan tamu nampak enjoy menikmati
Terakhir Diperbarui: 2025-07-26
Chapter: Bab 237."Malam Om Hendra..!" sapa renyah Monica, sekeluarnya dia dari dalam mobil. "Hai Monica. Masuklah ke dalam saja sayang..!" sambut hangat Hendra, dengan senyum lebar di wajahnya. Ya, Hendra memang meminta Monica untuk mulai tinggal di kediamannya mulai malam itu. Namun sejatinya, Monicalah yang telah mensugesti Hendra untuk memintanya tinggal di kediamannya. Dan bagi Hendra manalah dia bisa menolak perintah Tuan dari jiwanya itu. Karena sukma Hendra saat itu, sudah mutlak sepenuhnya dikendalikan oleh Monica. Demikianlah dahsyatnya ilmu 'Pancar Pesona' milik Monica, yang telah merasuk dan mencengkram jiwa Hendra dalam belenggu kendali Monica. Ngeri..! "Barang-barangku di bagasi bagaimana Om..?" tanya Monica, seraya melangkah menghampiri Hendra di teras. "Ohh, biar barang-barangmu nanti dibawakan oleh pelayanku ke kamar bekas Lily saja Monica. Mmmhp..!" ujar Hendra, seraya memeluk dan mencium wajah Monica. Ya, hasrat Hendra memang selalu naik, jika dia sudah berdekatan dengan Monic
Terakhir Diperbarui: 2025-07-25
Chapter: Bab 236. "Dia itu..! Dia telah menghajar dan mempermalukan anggota Gank Shadow di depan umum..! Serahkan dia untuk kubawa ke markas..!Atau kalian semua, dan markas Pijar Taruna akan kami hancurkan..!" seru Darko penuh intimidasi, seraya tangannya menunjuk bergetar ke arah Ojay. "Hmm. Kudengar dia melakukan itu karena ada orang yang hendak menjambret tas seorang wanita. Bukankah begitu..?! Dan tolong jangan bawa-bawa nama Pijar Taruna dalam hal ini..! Siapapun orangnya, jika berkemampuan pasti akan berusaha mencegah kejahatan itu..!" seru Parlan tandas. Ya, akhirnya Parlan tak bisa menahan dirinya lagi, karena mendengar Darko seperti menyalahkan Pijar Taruna dalam masalah itu. "Hei..! Itu sama saja kau menuduh gank Shadow adalah penjahat..! Bangsat..!" Byarsh..! Amarah Darko pun memuncak, mendengar ucapan Parlan yang mempermalukan dan menyentil gank Shadow. Seketika tubuhnya pun bergetar, akibat tenaga dalam yang dimilkinya mengalir ke sekujur tubuhnya. "Hmm. Aku hanya bicara fakta yang
Terakhir Diperbarui: 2025-07-23
Chapter: Bab 235. "Pijar Taruna hanyalah sebuah yayasan dan tak ada urusannya dengan urusan kita..! Tak perlu kau tahu nama pimpinan kami..!" seru kesal Ojay, tak ingin membawa-bawa Pijar Taruna dalam urusan itu. "Brengsek..! Matilah kau..!" Seth..! Darko memaki keras, seraya menerjang cepat ke arah Ojay. Tangannya yang dilambari aji pukulan 'Naga Bergolak', langsung dilesatkan ke arah dada lawannya. "Ahh..!" Ojay terperangah kaget bukan main. Saat dia melihat kecepatan gerak Darko, yang bagaikan hantu tanpa gravitasi itu.Ojay pun hanya sempat perkuat Pagar Sukmanya, seraya silangkan kedua tangan di depan dadanya. Berharap Pagar Sukmanya bisa mengatasi dan meredam serangan pukulan Darko. Dan ... Blaghk..! "Hargkh..!" Wesh..! Brugh..! Ojay pun terhantam dan terhempas ambruk ke tanah, seraya percikkan darah dari mulutnya. "Ojay..! Kau tak apa-apa kan..?!" seru cemas Hendri, seraya langsung bergegas hendak menghampiri sahabatnya itu. Namun ... "Hihh..!" Swashk..! Darko menyerang tanpa tanggung, ten
Terakhir Diperbarui: 2025-07-22
Chapter: Bab 234."Diamlah Jay..! Tak mungkin aku meninggalkanmu sendirian menghadapi mereka berempat..!" seru Hendri, menolak untuk pergi. Sementara nampak wajah sang pelayan dan pemilik cafe langsung pucat dan panik seketika. Mereka seperti sudah mencium aroma kericuhan akan terjadi di cafe mereka. Bahkan ada sepasang kekasih yang langsung keluar dari cafe itu, karena mereka mencium gelagat tak nyaman atas situasi di cafe itu. Otomatis kini pengunjung di cafe itu hanya tinggal Ojay, Hendri, serta Darko cs berempat. "Hmm. Kalian sepertinya mau cari urusan denganku. Mari kita selesaikan diluar saja..!" seru Ojay, seraya berdiri dari kursinya dan melangkah keluar cafe. Hendri pun mengiringi dibelakangnya. "Bedebah..! Sok jago kau bedebah..!" seru murka Darko bukan kepalang. Karena dia merasa ditantang langsung oleh Ojay. Mengikuti rasa emosinya, ingin rasanya Darko langsung mencabut pistol di balik pinggangnya. Lalu menghabisi Ojay dan rekannya saat itu juga. Namun tentu saja Darko masih berpikir
Terakhir Diperbarui: 2025-07-20
Chapter: Bab 233. "Hhh, baiklah..! Kalau begitu, Yoga dan anak buahnya akan kuberi sedikit tugas pada acara pesta itu nanti..! Tenanglah Dek..!" seru sebal Prayoga seraya menyeringai. "Setuju Mas. Lakukan saja dengan halus dan rapih. Biar pesta mereka berantakkan sekalian..! Huhh..!" seru Niken sepakat, seraya mendengus kesal. Ya, itulah rata-rata penyakit orang-orang yang terbiasa mau dipuji, diakui, dan dihormati oleh orang lain. Prayoga dan istrinya merasa sangat marah dan terhina, jika ada pihak atau orang yang tak menghargai, tak menganggap, dan tak hormat pada mereka. "Tenanglah Dek. Acara mereka masih 3 hari lagi, dan kebetulan dilangsungkan di kediaman mereka. Masih sangat cukup waktu untuk Yoga dan teman-temannya mengatur rencana..!" ujar tegas penuh amarah Prayoga. *** Hendri dan Ojay tengah duduk santai di sebuah cafe sore itu.Keduanya adalah anggota Pijar Taruna yang baru saja selesai latihan rutin di markas mereka. Mereka memutuskan mampir di cafe cukup asri di tepi jalan itu sebelu
Terakhir Diperbarui: 2025-07-19
Chapter: Bab 368. PESTA AKBARTaph..! Tak salah memang Bara menjuluki Brian sebagai sahabat tercepat setelah dirinya, dalam hal ilmu meringankan tubuh. Bara pun terselamatkan dan langsung di bawa oleh Brian, ke tempat agak jauh dari arena pertarungan. Para sahabat pun berlesatan cepat menghampiri Brian, untuk melihat kondisi Bara yang masih tak sadarkan diri. Gatot langsung menotok beberapa titik di tubuh Bara. Untuk mempercepat dan memperlancar sirkulasi darah dan energi di tubuh Bara. Akhirnya, para sahabat memutuskan untuk meninggalkan area pertarungan final malam itu. Mereka pun berniat kembali ke kediaman Joseph, yang saat itu masih setia menanti mereka. Tampak wajah Joseph pucat pasi dilanda ketakutan, akibat merasakan kondisi alam yang tadi bagaikan hendak kiamat. Namun rasa cemasnya atas keselamatan Bara cs, membuatnya tetap bertahan menanti di posisinya. Sungguh orang yang tabah dan setia kawan si Joseph ini. Dimas dan Leonard memutuskan ikut ke rumah Joseph, setelah mereka melihat kond
Terakhir Diperbarui: 2025-01-25
Chapter: Bab 367. SAVANA BERGUNCANGLengkap sudah tiga elemen langit, es, dan bumi menyatu..! Dalam satu badai gelombang power raksasa di sekitar Bara.Semua orang yang berada di sekitar arena pertarungan itu, mereka langsung bergerak secepat mungkin. Untuk menjauh dari lokasi pertarungan, yang bagaikan sedang dilanda kiamat itu. Bahkan dua helikopter yang tersisa di udara, mereka hanya bisa mengambil gambar itu dari jarak yang sangat jauh. Tentu saja mereka bergidik ngeri, setelah melihat dua helikopter rekan mereka yang sudah menjadi bangkai. Tanpa ada satu pun penumpangnya yang bisa selamat. Dengan saling menguatkan tekat. Keempat sosok lawan Bara secara bersamaan bergerak, menyerang dan menerjang..! "Hiyaahh...!! Haaurmmsh.!! Hiyaathh..!! Huuppsh..!!" Keempat sosok itu serentak melesatkan pukulan andalan mereka ke arah Bara. BLANNGGGKSHHZTT...!!!! Sebuah gelombang besar bak bola energi raksasa pun melesat deras ke arah Bara. Gelombang energi yang tercipta dari 4 serangan lawannya tersebut, terdiri atas berb
Terakhir Diperbarui: 2025-01-25
Chapter: Bab 366. TIGA ELEMEN MENYATU"Tembak..!" seru Dimas, saat dia melihat para sniper penyelenggara mulai menarget ke arah Bara. Splazth..! Splatsh..! ... Splatzh..! Dengan serentak para sniper Pasukan Super Level segera melesatkan pelurunya. Clakh..! Clakhs..! Clapsh..! Claksh..! ... Clakgssh..! Dan seluruh sniper pihak penyelenggara pun terhentak tewas, dengan kepala berlubang.! Karena memang mereka sudah dalam target para sniper Pasukan Super Level sejak tadi. Seth..! Sethh..! Sethh..! Sang Jendral, Freedy, dan Pandu, yang melihat Hong Chen sudah bergerak menyerang Bara. Akhirnya mereka semua pun ikut melesat, hendak menyerang Bara. Para sahabat yang melesat juga telah bersiap dengan ilmu pamungkas mereka masing-masing. Ajian 'Sayap Pembelah Langit' disiapkan oleh Brian, ajian 'Tendangan Halilintar Semesta' disiapkan Sandi, Gatot siagakan 'Jari Singa Neraka'nya, dan David juga telah menyiapkan ilmu 'Tapak Budha Mengguncang Langit' miliknya. Seth..! Sett..! Dimas dan Leonard juga tak mau ketinggalan, mere
Terakhir Diperbarui: 2025-01-24
Chapter: Bab 365. AMBYAR PAMUNGKASLangit bagai terbelah, saat menyambar sebuah kilatan halilintar bercahaya keemasan ke arah tangan Chen Sang yang teracung. Dan nampaklah kini, betapa tangan kanan Chen Sang di selimuti cahaya keemasan yang berkeredepan menyilaukan. Sebuah cambuk dengan 3 lidah petir berkilat-kilat, dengan mengeluarkan bunyi tegangan listrik yang mengerikkan di udara. Krrtzzh...! Krttzzkh..!! Krrttzzsk..!!Bara melirik ke arah timer, yang menunjukkan pertarungan sudah berada di menit ke 21. 'Hmm. Apa boleh buat, ini terpaksa', bathin Bara resah. "KALIAN SEMUA YANG DI BAWAH..! MENYINGKIRLAH LEBIH JAUH..!!" seru Bara memperingatkan, dengan lambaran tenaga dalamnya, pada semua orang yang berada di sekitar arena. Seketika semua orang di bawah pun bergerak menjauhi garis batas arena. Hati mereka semua sama berdebar. Ya, mereka semua sangat sadar, kiranya puncak pertarungan final telah tiba. Dan 'Pukulan Dua Naga' pamungkas Bara pun di siapkan tanpa ragu lagi. "Hyaarrghks...!!" Blaatzhs..!! Blaatzks
Terakhir Diperbarui: 2025-01-24
Chapter: Bab 364. DUEL DUA NAGA"Terimalah ini bedebah.!" Byaarshk..!! Chen Sang berseru keras, seraya kembali meledakkan energi dalam dirinya. Kini nampak sosoknya berubah di selubungi cahaya hitam pekat kemerahan. Inilah ilmu gabungan, antara power Naga Bumi dan ilmu 'Badai Bumi Neraka'..! Byaarshk..!!Bara juga meledakkan 'power' dalam dirinya. Seketika sosoknya berubah menjadi dua warna yang berbeda. Nampak sebagian sisik tubuhnya berwarna emas di kanannya, dan sisik putih cemerlang kebiruan di sebelah kirinya. Kedua matanya mencorong, dengan warna merah menyala dan biru berkilau. 'Ahh..! Penyelarasan dua Mustika Naga..!' seru bathin Chen Sang terkejut. Walau dia sudah mendengar dari gurunya, soal pemuda yang sanggup menyelaraskan dua power Mustika Naga ini. Namun tetap saja hatinya merasa tergetar. Melihat keindahan sekaligus kengerian 'power', di balik sosok Bara itu. Namun tentu saja Chen Sang juga sangat yakin, dengan 'power'nya sendiri. Segera Chen Sang menerapkan ilmu 'Badai Neraka Naga Bumi'nya.
Terakhir Diperbarui: 2025-01-24
Chapter: Bab 363. L E N Y A PSlaph..! Slaph..! Hampir bersamaan dan dengan kecepatan yang setara, Bara dan Chen Sang kini telah saling berhadapan di tengah arena pertarungan yang luas itu. Keduanya masih dalam posisi melayang tak menyentuh tanah. Keduanya nampak saling tatap dengan pandangan tajam, dalam jarak sekitar 15 meter. "Apakah kau yang membunuh kedua adik seperguruanku..?!" seru tajam Chen Sang. "Maaf, adik seperguruanmu yang mana..?" Bara balik bertanya tenang. Karena dia memang tak tahu, jika Cin Hai dan Han Jian adalah adik seperguruan dari Chen Sang. "Si Kipas Neraka dan si Naga Terbang..!" seru Chen sang geram bukan main, melihat ketenangan Bara. 'Seolah tak bersalah saja kau bangsat..!' seru hati Chen Sang murka. Nampak 4 buah helikopter dari pihak channel khusus telah terbang mengudara, di empat titik mereka dalam bentuk 'plus' di empat sisi arena. "Ohh..! Si Tukang Kipas dan si Pendek Kekar itu. Iya aku membunuhnya, karena mereka berbuat onar di negeriku," sahut Bara tersen
Terakhir Diperbarui: 2025-01-23
PENDEKAR Sabda JAGAD
Dengan satu seruan 'Sabda Jagad'!
Ruang dan waktu pun tergenggam... Gerak dan laku pun terdiam.. Hening tunaikan dendam!
Kisah perjalanan sosok Jalu Sajiwo, seorang anak yatim piatu yang menuntut keadilan atas nasib tragis yang menimpa keluarganya.
Sekte Rajawali Emas adalah sekte yang pernah jaya pada masanya, namun badai fitnah akibat rasa dengki dari sekte-sekte lainnya mengakibatkan keruntuhan dan pudarnya kejayaan sekte Rajawali Emas.
Dilecehkan, dihina, dinistakan, serta ditindas! Itulah nasib sekte Rajawali Emas saat ayah Jalu, Ki Respati menjadi ketua sekte Rajawali Emas yang ke 30.
Mampukah Jalu menuntut balas atas itu semua, membersihkan diri dari segala fitnah, serta mengangkat kembali sekte Rajawali Emas meraih puncak kejayaannya..?!
Ikutilah perjalanan penuh darah, ambisi, intrik, asmara, pengkhianatan, serta duel dahsyat para tokoh pendekar pamungkas pada jamannya ini!
Yuukkk..!
Baca
Chapter: Bab 250. PENDEKAR RAMBUT EMAS"Ayo..! Pasang semua umbul dan panji yang masih belum terpasang..! Sebelum para tamu undangan berdatangan siang nanti!Jangan sampai kita di anggap tak siap merayakan hari berdirinya sekte Rajawali Emas yang keenam ini..!" seru Panji mengingatkan para anggota sekte Rajawali Emas, yang bertugas memasang umbul-umbul serta panji-panji sekte Rajawali Emas di sekitar markas.Umbul serta panji sekte Rajawali Emas itu bahkan dipasang hingga sepanjang pohon-pohon di tepi jalan, yang merupakan akses menuju ke markas sekte Rajawali Emas.Hingga saat tiba waktu menjelang siang. Para tamu undangan dari berbagai sekte, para pendekar non sekte, perwakilan ataupun pihak kerajaan dari tiga tlatah, bahkan hingga para tokoh sepuh dunia persilatan, telah mulai berdatangan memasuki markas sekte Rajawali Emas.Ya, siapa yang tak mengenal dan tak mendengar kebesaran nama serta sepak terjang para anggota sekte Rajawali Emas. Sekte yang menyandang nama harum di dunia persilatan, maupun di hati para penduduk T
Terakhir Diperbarui: 2024-11-22
Chapter: Bab 249. HEBOH DAN RASA BERSALAHBLAPH..!Seketika kilau cahaya putih cemerlang yang menyilaukan di atas area Padang Khayangan yang tak bertepi itu pun lenyap.Kini hanya ada warna keemasan pekat di area Padang Khayangan itu. Sunyi ... angin pun bagai tak berhembus saking tenangnya.Jalu ambil posisi bersila dengan sikap teratai, perlahan dia pejamkan kedua matanya. Tak lama Jalu pun tenggelam di alam keheningan yang tercipta. Pasrah ... Mandah ... dan Berserah.*** Dan kehebohan pun terjadi di Tlatah Klikamuka.Ya, semua orang di sana ribut dan panik mencari sosok Jalu, yang bagai hilang ditelan bumi. Mereka semua yakin Jalu bisa mengatasi dan melenyapkan Arya. Karena Arya sendiri tak pernah muncul kembali, setelah duelnya melawan Jalu.Selama 7(tujuh) hari lebih seluruh orang di Tlatah Klikamuka mencari keberadaan Jalu. Mereka menyusuri dengan kapal-kapal laut hingga jauh ke laut lepas, namun tetap saja sosok Jalu tak mereka lihat dan temukan.Pada akhirnya mereka semua menyimpulkan, bahwa Jalu telah mati sampyuh
Terakhir Diperbarui: 2024-11-21
Chapter: Bab 248. HUKUMAN SANG DEWASosok Eyang Sokatantra ambyar berkeping, terlabrak pukulan inti 'Poros Bumi Langit' milik Eyang Bardasena.Ya, bola emas berpusar milik Eyang Bardasena itu berhasil menerobos titik benturan pukulan dahsyatnya dengan pukulan milik Eyang Sokatantra.Akibatnya, dengan telak sekali bola emas yang berputar dahsyat itu menghantam dada Eyang Sokatantra. Sungguh dahsyat tak tertahankan memang power Eyang Bardasena saat itu. Kendati sesungguhnya power Eyang Sokatantra berada di atas tingkatan Eyang Barnawa dulu.Ya, keajaiban olah Pernafasan Bathara Bayu yang diperdalam Eyang Bardasena di bawah arahan Jalu, memang telah membuat peningkatan pesat pada powernya.Bahkan bisa dikatakan Eyang Bardasena kini telah memasuki ranah awal di tingkat Ksatria Semesta tingkat tak terbatas, ranah yang sama seperti halnya Jalu. Namun tentu saja power dan daya bathin Eyang Bardasena masih berada beberapa tingkat di bawah Jalu."Hukghs..!" sosok Eyang Bardasena terhuyung ke belakang, namun cepat dia kembali teg
Terakhir Diperbarui: 2024-11-21
Chapter: Bab 247. CAKRA SEMESTA DAN LENYAPWuunnggtzz..!!! Weerrsskh..!!Dengung membahana suara cakra emas yang memancarkan cahaya cemerlang terdengar. Cakra emas itu berputar menggila bukan main cepatnya.Seluruh badai angin yang berada di sekitar lokasi pertarungan itu, seketika ikut terhisap masuk dan menyatu dengan pusaran badai raksasa cakra tersebut. BADAS..!Sementara badai halilintar emas tak henti menghujani lokasi pertarungan Arya dan Jalu tersebut. Tengah laut, lokasi pertarungan dua tokoh muda tersakti di jamannya itu, seketika bagai berubah menjadi sebuah wilayah yang terkutuk. Mengerikkan..!Dan yang terdahsyat adalah terbentuknya pusaran laut mega raksasa, yang berpusat di bawah sosok Jalu melayang. Pusaran laut raksasa itu mencakup radius yang sangat luas, hingga menelan pusaran raksasa yang berada di bawah sosok Arya! Inilah kegilaan yang super gila..!"Ca-cakra Semesta..?! Ini Gila..!! Keparat kau Jalu..!!" Arya tersentak kaget dan gentar bukan main. Dia seketika teringat ucapan Maha Gurunya sang Penguasa Ke
Terakhir Diperbarui: 2024-11-21
Chapter: Bab 246. AKHIRNYA.."HUAAAHHH..HH..!!!"Teriakkan bergemuruh dari pasukkan perang tiga tlatah membahana badai di pantai Parican saat itu. Dan permukaan air laut di pantai Parican yang biasanya berwarna hijau kebiruan itu, kini telah berubah total menjadi merah darah..!Patih Karna bisa mengerti siasat panglima Indrakila, dengan tidak melabuhkan kapal di pelabuhan pantai Parican. Karena rawan untuk dipakai para pasukkan tlatah Bhineka, yang hendak melarikan diri nantinya.Sungguh siasat yang cukup mematikan langkah pihak musuh. Sebuah siasat yang hanya berarti dua pilihan untuk pihak musuh, tetap menyerang dan melawan, atau mati di negeri orang..!Sungguh sebuah kesalahan fatal dari siasat dan pemikiran Panglima Besar pasukkan Bhineka, Arya.Arya tak memperhitungkan, bahwa persatuan dan persahabatan tlatah Pallawa, Klikamuka, serta Ramayana semakin bertambah solid, setelah perang besar yang terjadi 5(lima) tahun yang lalu.Arya benar-benar kurang memperhitungkan hal yang sebenarnya sangat fatal itu.***
Terakhir Diperbarui: 2024-11-20
Chapter: Bab 245. SIASAT GILA SANG PANGLIMA"Bedebah kau Bardasena..! Bisakah sopan sedikit saat berbicara denganku! Simpan arakmu brengsek..!" seru marah Eyang Sokatantra.Ya, Eyang Sokatantra sangat keki dan merasa diremehkan oleh sikap Bardasena, yang berbicara dengannya sambil minum arak."Hmm. Sokatantra kita sudah sama sepuh, dan kita sudah sama tahu apa itu arti basa basi dan sikap munafik. Apa bedanya sikapku yang minum arak, dengan kata-kata makian kasarmu itu padaku! Hahahaa!" seru Eyang Bardasena tergelak, membalikkan teguran Eyang Sokatantra dengan sindirannya."Hmm. Baik Bardasena! Kita mulai saja pertarungan kita sekarang!" karuan Eyang Sokatantra bertambah keki, mendengar ucapan Eyang Bardasena yang dengan telak membalikkan teguran dengan sindiran tajamnya.Glk, glk, glk!"Baik Sokatantra! Sebaiknya kita juga bertarung agak ke tengah laut sana! Kasihan jika ada prajurit yang tewas karena pukulan kita yang meleset," ucap tegas Eyang Bardasena, menyambut tantangan Eyang Sokatantra.Slaph..!! Slaphh..!!Dua tokoh se
Terakhir Diperbarui: 2024-11-20