Hazel berpikir sejenak, lalu keluar untuk meminta Line Sergio kepada Adam.Status mereka sudah menjadi suami istri yang sah, tetapi mereka masih belum menambahkan Line satu sama lain. Rasanya sedikit tidak pantas.Meski pernikahan mereka hanya sekedar formalitas, tetapi apa yang seharusnya ada harus tetap ada.Setelah mendengar permintaan Hazel, mata Adam berkilat kaget.Dia menambahkan kontak Line Hazel, lalu mengirimkan kontak Sergio kepada Hazel.Ponsel Hazel berbunyi dan dia menerima pesan tersebut. Dia membuka kontak Sergio dan melihat bahwa akun Sergio sangat bersih.Foto profil pria itu juga berwarna hitam polos tanpa pola apa pun.Lingkaran pertemanannya juga kosong.Terlihat sangat cocok dengan gaya keren Sergio.Hazel menambahkan pertemanan dan menuliskan sebuah catatan, "Om, ini Hazel."Namun, Hazel merasa pesan ini terkesan tidak sopan dan terlalu acuh. Jadi, dia menambahkan emoji lucu di bagian belakang tulisan.Setelah mengirim pesan, Hazel menunggu lama dan masih tidak a
Meski tidak mengucapkan sepatah kata pun, aura Sergio yang kuat dan dingin sulit untuk diabaikan.Saat direktur proyek berbicara, dia diam-diam mengamati perubahan ekspresi presdirnya dan merasa sedikit aneh.Laporan yang ditulisnya belum memenuhi persyaratan presdir dan masih ada banyak bagian yang perlu perbaikan.Dia bekerja lembur untuk merampungkan laporan ini tadi malam. Jadi, tidak ada waktu untuk mengeditnya.Jadi, dia sudah bersiap untuk dimarahi sebelum datang.Sejak memasuki ruang presdir, dia merasa tidak nyaman karena takut dimarahi atau bahkan diusir langsung dari ruangan.Makin dipikirkan, dia jadi makin gugup.Makin gugup, kemungkinan melakukan kesalahan pun makin besar.Awalnya semuanya baik-baik saja, tetapi saat dia berbicara, dia mulai tergagap dan tidak bisa mengendalikan diri.Direktur proyek mengepalkan tangannya dengan gelisah, bicaranya pun makin pelan. Pada akhirnya, dia bahkan tidak berani mengeluarkan suara.Tiba-tiba dia makin gelisah dan kepalanya makin te
Ervan mengangguk, lalu berjalan keluar dari ruang presdir.Sebelum pergi, dia berhenti sejenak saat membuka pintu. Lalu, dia menoleh ke arah Sergio. "Tuan, sepertinya suasana hati Tuan sedang sangat baik hari ini?"Sergio mengangkat alisnya, tidak menyangka kalau Ervan menyadari akan hal ini. "Apa kelihatan jelas?"Ervan mengangguk dan berkata dengan nada serius, "Sangat jelas. Sepertinya hubungan Tuan dan Nyonya sangat baik."Dalam benak Sergio, dia membayangkan wajah menawan Hazel dengan pipi meronanya. Lalu, dia pun tersenyum. "Lumayan."Menyadari dirinya sedang digosipkan oleh bawahannya, Sergio langsung menarik kembali senyum tipis di wajahnya, lalu berkata dengan suara yang dalam, "Kenapa nggak lanjut bekerja? Kamu nggak punya kerjaan?""Ada, banyak. Saya akan kembali bekerja." Ervan sempat tersenyum, baru membuka pintu dan melangkah keluar dengan cepat.Di sisi lain, setelah direktur proyek kembali ke ruangannya, dia masih sedikit bingung dan belum pulih dari keterkejutannya.Ba
Ervan membuka pesan itu dan melihat banyak orang yang mengirimkan pesan yang mewakili keterkejutan mereka."Nyonya? Apa nyonya yang dimaksud sama dengan yang ada di dalam pikiranku? Kapan Pak Sergio menikah? Hiks, aku patah hati!""Hal sebesar ini, kenapa nggak ada berita apa pun? Pak Sergio pasti menyembunyikannya sangat rapat."...Banyak karyawan yang menandai Sergio di dalam grup, bahkan ada beberapa karyawan yang punya nyali untuk mengirim pesan pribadi kepada Sergio untuk menanyakan apakah dia benar-benar sudah menikah.Semua grup pekerjaan langsung dibanjiri oleh banyak pesan. Dalam waktu tiga menit, semua orang di perusahaan tahu akan berita ini.Situasinya benar-benar sangat menggemparkan.Saat mereka tengah tenggelam dalam diskusi panas di dalam grup, sebuah pesan tiba-tiba tenggelam di antara pesan-pesan yang terus bermunculan.Sergio. "Ya, itu benar."Kalimatnya sangat pendek, jadi banyak orang mengabaikannya secara tidak sengaja.Ketika mereka kembali tersadar, mereka meny
Di sisi lain, ponsel Hazel menerima pemberitahuan pesan saat dia tengah berbelanja dengan Winda.Hazel membuka pemberitahuan itu, lalu menyadari bahwa Sergio sudah menyetujui permintaan pertemanannya.Merasa senang, Hazel pun membuka ruang obrolannya dengan Sergio, lalu menyadari kalau Sergio ternyata sedang mengetikkan sesuatu untuknya.Ingin menjaga kesopanan, Hazel berniat menunggu pesan Sergio sebelum dia mengirimkan pesan kepadanya. Namun setelah menunggu selama beberapa menit, tidak ada pesan yang datang dari Sergio.Kata "sedang mengetik" muncul berulang kali, yang menunjukkan keraguan Sergio.Entah kenapa, Hazel tiba-tiba merasa sedikit lucu.Dalam kesannya, Sergio tampak seperti bunga pertapa di gunung, tak terjangkau, dingin dan acuh. Dia belum pernah melihat Sergio ragu akan sesuatu.Hazel mencari emoji yang mewakili sapaan, lalu mengirimkannya kepada Sergio. Emoji yang dia kirimkan adalah anak kucing yang lucu dan menggemaskan, muncul dengan tulisan "halo" dengan manis.Ser
"Tuhan menganugerahkan kecantikan kepadamu bukan untuk kamu hancurkan. Kamu sangat cantik, nggak dandan pun masih bisa memikat banyak orang."Hazel mengangkat bahu acuh tak acuh, sengaja menirukan nada bicara Winda dengan mengatakan, "Pertama-tama, kecantikanku ini karena menuruni kecantikan ibuku. Kedua, aku bisa memikat banyak orang meski nggak dandan."Winda cukup geram saat melihat sikap acuh Hazel. Dia memutar matanya jengah, lalu menjawab, "Oh, benarkah? Ada rumor yang beredar di luar sana kalau kamu memiliki wajah di bawah standar sampai tunanganmu sendiri nggak tahan sama kamu."Ketika teringat Justin si bajingan itu, Hazel hanya menimpali dingin, "Siapa juga yang ingin disukai olehnya."Winda bersedekap dan memandangnya dengan ringan. "Benarkah? Dulu, entah siapa yang setiap hari selalu mengikuti ke mana pun Justin pergi."Mengingat saat-saat di mana Hazel sering mengikuti Justin, Hazel langsung terlihat jengkel.Sepuluh tahun yang lalu, Hazel mengalami kecelakaan dan melupaka
"Terus saja mengelak!"Melihat punggungnya yang seperti hendak melarikan diri, Winda tersenyum tidak berdaya dan bergumam pelan.Tampaknya Sergio masih belum cukup mahir.Harus diketahui bahwa menaklukkan Hazel bukanlah suatu tugas yang mudah.Semua orang mengira Hazel memiliki kepribadian yang lembut, berperilaku baik serta mudah ditangani.Namun, tidak ada yang tahu bahwa semua kelembutannya hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang paling dia percayai dan sayangi.Jika orang asing ingin mendekat, dia akan membentengi hatinya dengan erat.Winda sangat penasaran, kapan Sergio bisa menembus pertahanan Hazel?Dia menantikan hari itu.Ketika pegawai toko Winda berdiri di depan cermin dengan linglung, dia mengira Winda tidak puas dengan pakaiannya. Jadi, pegawai itu mendekat dan bertanya kepadanya."Nona, apa Nona butuh sesuatu?"Winda kembali tersadar dari lamunannya, menggeleng dan menjawab sambil tersenyum, "Nggak, kok. Tolong carikan syal yang cocok.""Baik, tolong tunggu sebentar." P
"Aku tahu. Dia memang memperlakukanmu dengan baik, tapi bagaimanapun juga Justin itu cucunya. Kalau hal ini sampai tersebar, reputasi Keluarga Hardwin pasti akan tercoreng." Wajah Winda menunjukkan keseriusan saat mengatakan itu.Dia tidak berasal dari latar belakang sebaik Hazel, jadi sedikit mendapat pengaruh tertentu sejak kecil. Dia tidak pernah percaya perasaan jauh lebih penting jika dihadapkan dengan yang namanya kepentingan.Memang benar bahwa Liana menyukai Hazel dan menyayangi Hazel dengan tulus. Namun, dibandingkan dengan Keluarga Hardwin, di mana keberadaan Hazel?Hazel merenung sejenak, sudut bibirnya menyunggingkan senyuman tipis. "Nggak masalah. Aku akan mencoba dulu, baru memutuskan langkah selanjutnya."Sebenarnya, Hazel juga tidak begitu yakin akan apa yang terjadi. Namun yang pasti, dia tidak akan mempertahankan pernikahan ini lebih lama lagi.Dia bisa menerima bahwa Justin tidak mencintainya. Dia juga bisa menerima kehidupan pernikahan yang terhormat di masa depan.