Beberapa waktu yang lalu ketika Fien Clark mendapatkan informasi bahwa Alice ada di sebuah taman kota Amanda Square, Fien Clark sungguh memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi karena sudah tak sabar untuk melihatnya.
Akhirnya kedua orang temannya menunjukkan di mana Alice sedang duduk seorang diri.
"Oh God, terima kasih atas kerja keras kalian," lirih Fien yang tiba-tiba menitikkan air mata.
Kedua temannya merasa terkesan dengan sikap Fien Clark yang menjadi lemah dan menangis. Selama ini mereka melihat Fien adalah orang yang keras kepala dan semaunya, tapi melihatnya seperti itu hanya karena seorang Alice, mereka sungguh keheranan.
"Ayolah bro, Alice sudah ditemukan, temui gadis itu, oke?"
Fien mengusap air matanya. Ia tak mengerti apa yang akan ia katakan ketika menemui gadis itu.
Dengan keberanian yang ia himpun iapun melangkah mendekati keberadaan Alice.
Alice tak menyadari sejak tadi ada orang yang mengawasinya. Ia sudah ke
Sekian lama gadis itu akhirnya terdiam. Dalam kehangatan pelukan Fien Clark yang sebenarnya sangat ia rindukan. Benarkah masih ada cinta yang masih bisa dipertahankan?Baginya ia seperti di tengah puing reruntuhan yang sudah tak mungkin untuk dibangun kembali, ia tersesat dan linglung.Fien menegakkan punggung gadis itu dan membelainya lembut. Mereka masih bersimpuh di atas rerumputan."Apakah kau masih marah?" ujar Fien seraya menyapu bibir Alice yang kering. Wajah gadis itu tampak pucat dan tirus. Ia bisa melihat dengan jelas meskipun temaram lampu taman tak cukup menerangi wajah kuyu Alice.Sorot mata Alice kosong, Fien tahu karena Alice masih menutup diri darinya. Ia masih menerka bagaimana kedalaman palung luka yang sebenarnya ia sayatkan.Disisi lain ia masih belum sepenuhnya memaafkan Erick dan masa lalunya.Alice hanya diam tak berbicara saat Fien membawa tubuhnya berdiri dan melangkahkan kaki meninggalkan taman tersebut. Alice hanya
Dengan langkah perlahan Grace memasuki kamar tersebut. Ia hanya memberikan serbuk pencahar yang akan membuat Alice semakin lemah. Meskipun mungkin tidak terlalu membahayakan ia akan puas melihat gadis itu kepayahan dan semakin menyedihkan."Tunggu saja, ada hal-hal yang lebih mengejutkan jika kau masih bertahan di sisi pangeranku," lirihnya dan mulai menaburkan serbuk tersebut pada minuman Alice.Bagi Grace, membuat Alice menderita secara perlahan akan lebih menyenangkan.Setelah selesai dengan aksinya Grace mendengar suara pintu dibuka sehingga ia sedikit gugup. Ia segera mencari jalan untuk keluar dari kamar Alice.Fien masuk dan merasa heran karena melihat pintu kamar terbuka. Ia merasa sudah menutupnya tapi ia menjadi ragu karena nyatanya pintu itu terbuka.'Mungkinkah Alice sudah bangun?' batinnya dan bergegas melihat Alice. Akan tetapi Alice masih terlelap dan tak ada tanda-tanda terbangun.Fien Clark menutup pintu dan mengganti
Perdebatan antara perban dan plester tentu saja menghasilkan perban sebagai pemenangnya. Bagaimanapun Fien yang melakukan tindakan tersebut, sedang Alice harus pasrah menerimanya."Baiklah, aku menyerah.""Bagus, kau memang pasien baik dan penurut. Dan sekarang waktunya untuk tidur bersama," celoteh Fien.Fien memeluk Alice dengan sayang dan membelainya hingga Alice benar-benar tertidur.Pagi harinya, Fien dan Alice keluar dan berkumpul bersama teman-teman Fien. Mereka menikmati pagi di pantai yang cerah."Apa yang terjadi dengan kakimu Alice," Peter bertanya."Kecelakaan kecil, akibat kecerobohanku sendiri," jawab Alice."Kecelakaan apa sebenarnya?" Grace ikut nimbrung."Aku menjatuhkan gelas berisi air putih dan pecahannya mengenai kakiku sedikit."Mendengar itu Grace meremas gelas yang ada di tangannya. Itukah sebabnya Alice tampak baik-baik saja? Padahal, memberikan dosis yang lebih banyak dari biasanya."Yah,
Provokasi Anne dan Sherly membuat Grace semakin marah. Bahkan mereka adalah teman sejak lama dibandingkan dengan Alice. Tapi bagaimana bisa kedua temannya itu seakan mengejek dan melecehkan dirinya?Untuk itulah ia harus menekan Fernandez dan pamannya untuk memberikan bantuan yang maksimal.Ia juga berpikir bahwa melenyapkan Alice adalah cara yang paling efisien agar gadis itu tidak menghalanginya untuk bersama Fien Clark.Kini Grace kembali ke paviliun untuk menenangkan dirinya. Ia melihat paviliun masih sepi karena mereka masih berkumpul di tepi pantai."Baiklah, besok aku akan memberimu pelajaran teman-teman," lirihnya lalu ia menghempaskan dirinya di tempat tidur.***Antonio bergegas menemui ayahnya di perusahaan. Ia harus segera mengabarkan hasil tes DNA yang ia peroleh dari mencocokkan sampel ayahnya dan helaian rambut Alice."Kau seperti tergesa-gesa, Antonio. Mungkinkah karena berita gembira?"Antonio masih tersengal-sen
Kalau saja Fien Clark tak menyebutkan terang-terangan rencananya menikahi Alice, mungkin ia tak terlalu terburu-buru untuk menyingkirkan gadis itu. Akan tetapi ini sudah di ambang batas kesabarannya. Bahkan karenanya ia menjadi bahan ledekan dan cemoohan teman-teman wanitanya.Grace terus berjalan di atas kapal tua. Matanya mengawasi setiap sudut ruangan dan ia mendapati kapal itu sangat sepi. Lalu ia mengatakan pada Fien Clark melalui pesan bahwa ada seorang pria yang akan datang menemuinya dan pria itu bernama Antonio.Fien membaca pesan yang dikirimkan Grace kepadanya dan iapun berdecak kesal."Ada apa Fien, kau seperti sedang jengkel," ujar Alice keheranan. Mereka sedang berada di atas dak kapal tua untuk melihat sisi pulau karang dari ketinggian."Apa urusan sepupu Sherly ini mencariku? Sepertinya dia sudah terobsesi denganmu. Tentu saja aku kesal dibuatnya.""Ah, pria tampan itu. Mungkin saja dia hendak memberikan sesuatu untukku, bagai
Alice terlempar bagaikan seekor anak tupai yang tak berdaya. Merasakan dunia tak bertepi yang membuang harapannya jauh ke awang-awang. Apa yang harus ia lakukan pada detik terakhir yang sangat penuh kehampaan. Ia pasrah tanpa bisa berharap. Amarahnya pun hanya sebatas ketakutan."Alice!!" teriakan nyaring wanita yang mendorongnya itu seakan mempercepat tubuhnya terhempas ke lautan. Bahkan benturan di kepalanya itu serasa menyadarkan dirinya bahwa detik ini, kau di tapal batas yang tak pernah terbayangkan.Alice telah kehilangan kesadaran bahkan sebelum benar-benar di dalam air laut yang dingin.*Antonio baru saja tiba di lokasi yang disebutkan di dalam pesan.Ia melongok kesana kemari untuk mencari keberadaan Sherly dan teman-temannya, tapi tak seorangpun yang terlihat di area tersebut. Semenit kemudian Antonio melihat Fien Clark datang mendekat dari suatu arah."Sepertinya anda memiliki urusan penting denganku, Tuan Antonio," kat
"Antonio? Kenapa kau tak menjawabku? Benarkah dia adalah saudaraku?" Sherly memberondong Antonio dengan pertanyaan."Rahasiakan ini Sherly, rahasiakan atau semuanya akan menjadi kacau. Yang terpenting saat ini adalah kita harus menemukan Alice secepatnya. Semoga saja tak terjadi apapun padanya," terangnya.Regu penyelamat telah dikerahkan sangat banyak dan menyebar. Namun tak ada yang bisa menemukan Alice. Bahkan mereka juga menghubungi nelayan sekitarnya barangkali menemukan tubuh seorang gadis yang tenggelam, hanya saja pencarian itu nihil.Hal itu membuat Fien Clark sangat frustasi. Ia menyesal meninggalkan Alice sendirian di atas kapal itu.Di saat itu, Fien Clark hanya bisa menyalahkan dirinya.Hingga sore hari pencarian akhirnya dihentikan karena cuaca buruk di dermaga kapal tersebut. Fien tak bisa memaksa karena mereka para penyelamat telah bekerja sangat maksimal."Fien, aku membawakan sesuatu untukmu," kata Grace dengan membaw
Grace semakin keras menarik rambut Anne saat Anne berhenti mengatakannya."Akhh, sakit Grace, lepaskan!" Anne memohon."Berikan rekaman itu. Aku harus melihatnya.""Ba-baik, tapi lepaskan tanganmu. Ini sangat menyakitkan Grace," Anne meringis kesakitan.Akhirnya Grace melepaskan cengkraman tangannya dan menunggu Anne membuka file tersebut."Ini Grace, hanya ini," Anne menyerahkan ponselnya yang sebenarnya hanya rekaman sepintas. Rekaman yang sebenarnya telah ia hapus total setelah mengirimkan pada Sherly.Grace melihat dengan seksama dan memeriksa file yang lain. Ia merasa lega karena rekaman itu hanya sepintas dan tidak ada apapun yang perlu dikhawatirkan."Baik, aku mengerti. Tapi, jangan lupakan siapa Grace jika kau melakukan sesuatu yang mencoreng nama baikku. Kau selalu mendompleng denganku dalam segala hal, dan aku akan memintamu membayar semuanya jika kau bertingkah. Mengerti?!""Iya, iya Grace, aku mengerti," ujarnya sa