Share

45. Sia dan Yoan

Sia terbangun pagi harinya dengan terkejut tanpa kursi roda di sisi ranjang. Dia mengedarkan pandangan ke segala arah, dan yakin selama Yoan tidak pulang, pintu beserta jendela terkunci dengan benar.

“Yo-Yoan? Kaukah itu?” Sia menyeret bokongnya maju. Panik saat mendengar suara sendok jatuh di luar kamar.

Suara pintu terbuka dan kemunculan Yoan di sana, melegakan hati Sia. Dia hampir saja menangis ketakutan. Beberapa hari lalu rasa-rasanya dia baru saja mengusir Yoan dengan caranya yang halus untuk pergi mencari bahagianya, tapi baru dua hari ditinggal, Sia sudah merasakan dia tidak akan kuat menghadapi segalanya sendirian.

“Ya, ini aku. Hei ... kau kenapa, Sayang? Apa kakimu sakit?” Yoan tergesa menghampiri Sia.

“Peluk aku,” pinta Sia. Dia bermimpi buruk. Sangat buruk, hingga air matanya tiba-tiba menetes jatuh.

Yoan memeluk Sia dengan perasaan gelisah. Yang diingatnya selalu, Sia itu wanita kuat dan hampir tida

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status