Kembali Bersama Waktu

Kembali Bersama Waktu

last updateLast Updated : 2021-05-08
By:Ā  CrearunaCompleted
Language:Ā Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
77 ratings. 77 reviews
29Chapters
9.5Kviews
Read
Add to library

Share:Ā Ā 

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Awan sedang menyelidiki peristiwa alam yang terjadi di Bukit Tiga. Sebuah bukit di pinggir kota. Beberapa hari di sana terdeteksi pergerakaan aneh. Alam seolah sedang berbicara. Puncaknya adalah saat hujan deras turun disertai samabaran petir dan gelegar guntur yang saling bersautan di Bukit Tiga. Awan ke sana sendirian. Dia mengabaikan semua peringatan dari petugas yang berjaga di sekitar bukit. Awan terus melangkah dan menyaksikan betapa alam sedang marah. Pepohonan terbakar. Hujan tak mampu memadamkan. Petir seakan menari. Guntur seakan bernyanyi. Awan tak mengerti dengan situasi yang dihadapinya. Tak mengetahui bahwa itu akan menjadi titik balik kehidupannya. Terlempar ke sebuah dunia yang asing. Yang membuatnya menjadi target perburuan. Lalu apakah Awan akan menyadari siapa dia sebenarnya? Dan kenapa dia bisa melupakan hal terpenting dalam situasi ini?

View More

Chapter 1

Kembali Kepadamu

Awan sedang berjalan keluar dari kantor saat hujan turun dengan deras dan petir menyambar. 

ā€œSial, aku tak membawa payung,ā€ runtuk Awan kesal.

Dengan berlari Awan mendapati mobilnya di parkiran. Tergesa dibukanya pintu mobil. Melesakkan dirinya ke balik kemudi dan mengibaskan air yang membasahi rambutnya.

Petir menyambar, guntur bergelegar. Awan bergidik ngeri. Sepertinya alam sedang menumpahkan emosinya. Dengan sekali hentak diputarnya kunci membuat mesin mobil berbunyi. Jarak pandang yang menjadi terbatas membuat Awan berhati-hati mengeluarkan mobil dari area parkir.

ā€œDengan kondisi seperti ini, akan lama mencapai Bukit Tiga,ā€ kata Awan pada dirinya sendiri.

Pergerakan aneh di Bukit Tiga dari beberapa hari yang lalu sudah membuat kantornya kewalahan untuk meneliti. Banyak pertanyaan muncul ke call center mereka. 

Awan bekerja di laboratorium fisika, yang memfokuskan diri ke bagian Fisika Kuantum. 

Diputarnya radio untuk mendapatkan berita tentang cuaca dan lalu lintas.

ā€œSebuah kejadian aneh terjadi di kawasan Bukit Tiga, petir tak berhenti menyambar. Pepohonan tampak terbakar dari kejauhan. Para petugas tidak berani mendekati lokasi,ā€ pembaca berita dari radio melaporkan kejadian janggal.

ā€œBukit Tiga, apa yang sebenarnya kamu simpan,ā€ kata Awan.

Awan sudah keluar dari kota, bukit Tiga sudah tampak. Banyak mobil menepi tak meneruskan perjalanannya.

ā€œPetugas yang berada di sekitar Bukit Tiga berupaya mengevakuasi warga sekitar ke tempat aman,ā€ lanjut pembaca berita.

ā€œHmmm … ini sepertinya menarik. Apakah terjadi reaksi kuantum yang menyebabkan entitas yang ada di sana bergejolak?ā€ tanya Awan pada dirinya sendiri.

Begitu mendekati Bukit Tiga banyak orang memberi tanda untuk tidak melanjutkan perjalanan. Awan mengabaikan mereka.

ā€œAku harus tahu apa yang terjadi di sana. Ranah fisika kuantum membuatku terobsesi dengan hal yang berhubungan dengan entitas asing,ā€ batin Awan.

Awan meninggalkan mobilnya di ruang terbuka. Hujan masih deras, bahkan petir tak berhenti menyambar. Karena sudah kepalang basah, Awan berhujan-hujanan menaiki tangga Bukiy Tiga. Dari kejauhan tanda morse dari senter petugas menyatakan bahaya jangan mendekat. Tapi bagi Awan, itu bukan halangan untuk terus melangkah. 

ā€œWahai alam, apa yang sudah kau lakukan? Kau bakar pepohonan hanya untuk menunjukkan amarah atau apa?ā€ kata Awan saat melihat pepohonan di sekitarnya terbakar.

Begitu berada di atas bagian datar dari Bukit Tiga. Awan melihat petir yang bersautan. Gelegar guntur terdengar memekakkan telinga. Saat sedang menikmati dansa dari kekuatan dahsat yang dilihatnya, sekelabat bayangan hitam mendekatinya tanpa suara. 

Memperhatikan Awan dengan tatapannya yang nyalang. Bukan, bukan nyalang penuh amarah, tetapi nyalang dengan tekad yang bulat.

ā€œWaktumu untuk kembali,ā€ bisik bayangan hitam itu membuat Awan menoleh ke belakang.

Nyala mata merah terang kontras dengan pekatnya bayangan itu mendorong Awan ke tengah tanah lapang.

Awan terguling, petir masih menyambar bersahutan. Tapi aneh, Awan tak merasakan kesakitan apapun.

ā€œSiapa kamu?ā€ teriak Awan berusaha mengalahkan gelegar guntur yang meningkahi sunyi.

ā€œTak ada yang perlu kamu ketahui tentangku. Waktumu telah datang. Rentang masamu harus kembali pulang. Jelajahmu sudah cukup. Buktikan bahwa kamu layak diperhitungkan,ā€ ucap sosok itu seraya mendekati Awan.

Awan beringsut mundur perlahan. Akan tetapi semacam tembok tak terlihat membuatnya tertahan. 

ā€œApa maumu?!ā€ teriak Awan berusaha meredam ketakutannya.

ā€œBukan apa mauku. Tapi apa maumu,ā€ ucapan sosok itu membuat Awan berpikir keras.

ā€œApa-apaan ini. Dia sepertinya mengenalku. Tapi aku sama sekali tak bisa melihat wujudnya secara utuh,ā€  batin Awan.

Ada apa sebenarnya di bukit ini. Gejolak yang terjadi belakangan dan malam ini seperti puncaknya. Alam seakan menumpahkan semua perasaannya pada bumi. Menyakiti untuk meminta kembali. Meningkahi untuk melembutkan hati.

ā€œSungguh jangan bermain-main sekarang. Saya sama sekali tak tahu apa yang terjadi di sini. Siapa Anda? Saya ke sini untuk meneliti apa yang terjadi. Mungkin Anda salah orang,ā€ kata Awan berusaha menjernihkan pikiran.

ā€œKamu yang telah lama bermain-main. Sekarang waktunya untuk kembali ke tujuanmu,ā€ sergah sosok itu semakin nyalang.

Awan semakin kebingungan. Apa maksudnya. Siapa dia? Pikiran Awan sudah membentur logikanya sendiri. 

Ada sesal kenapa dia nekat ke Bukit Tiga melihat kejadian ini. Seharusnya dia bisa menahan rasa penasarannya untuk tetap bersikap waras.

ā€œApakah kamu dari perusahaan yang telah kami batalkan kerja sama karena cacat dalam logika proposal kalian?ā€ tanya Awan berhati-hati mencoba memgingat siapa saja klien yang sudah mereka putus kerja sama.

ā€œAku bukan siapa-siapa. Hanya satu perkara yang mengingatkanmu untuk kembali luruskan pikiran,ā€ kata sosok itu semakin dekat.

Awan sudah terdesak, tembok tak terlihat itu menahan langkahnya. Kepalanya semakin pening.

ā€œKenapa menyulitkan diri, kembalilah,ā€ sosok itu makin mendekat, kini tinggal beberapa inci dari Awan.

Awan merasakan hembusan nafas dari sosok itu. Tapi tak merasakan massa tubuh menghimpitnya. Mahkluk apa sebenarnya dia?

Petir yang sempat mereda kembali memulai amarahnya. Guntur kembali bergelagar, memenuhi gendang telinga 

Awan yang sekarang merasakan pekak.

Posisinya sudah benar terdesak, ruang geraknya sudah tak ada lagi. Sosok itu mengintimidasi, Awan silau dengan mata merah menyala yang sekarang berada tepat di depannya.

ā€œTidak ada jalan untukmu lagi. Kembalilah. Seleseikan tugasmu. Buktikan kemampuanmu. Buat mereka tahu kamu yang layak diperhitungkan,ā€ bisik sosok itu dengan nada penuh penekanan.

Kembali ke mana? Tugas apa? Kemampuan apa? Mereka siapa? Kepala Awan berdenyut mencerna informasi yang beruntun tetapi membingungkan ini. 

Awan yang masih mencoba untuk berlogika. Mungkin ini adalah halusinasi yang tercipta karena matanya lelah menerima bayangan petir yang berkilatan, sehingga otaknya memunculkan imajinasi yang tak terdeteksi.

Sosok itu seolah menyatu dengan tubuhnya. Menembus susunan daging dan tulang yang memadat menjadikannya sebagai manusia. Tapi sosok itu seperti cairan atau semacam mahkluk yang tak berwujud. Hanya bayangan yang bisa ditembus begitu saja.

ā€œTu-tunggu,ā€ kata Awan berusaha memberontak, akan tetapi tubuhnya terasa membeku. Tak bisa digerakkan.

Otaknya berusaha mencari celah untuk keluar dari kejadian tak logis ini. Dia memejamkan matanya. Berusaha berafirmasi kalau ini semua hanyalah ilusi. Awan berusaha mengosongkan otaknya. Berharap saat dia membuka mata, keadaan akan kembali seperti semula. Hanya ada dia dan petir yang menyambar bukit Tiga.

ā€œKembalilah. Penuhilah takdirmu. Tunjukkan siapa dirimu,ā€ suara sosok itu memenuhi rongga kepalanya. 

Awan membuka matanya dan sosok itu masih membayanginya. Semakin merangsek dan seolah semakin menyatu dengan tubuhnya. 

ā€œAku mengembalikanmu kemana seharusnya kamu berada. Agar dunia berjalan bagaimana semestinya,ā€ Awan mencoba melawan, tapi semuanya sia-sia.

Dia semakin kewalahan dan kelelahan. Badannya tak mampu lagi melalukan perlawanan. Akhirnya dia menyerah dan sosok itu sudah menjadi satu dalam tubuhnya. Awan merasakan pergerakan.

ā€œAaargh …!ā€ teriak Awan saat sebuah kekuatan menariknya ke dalam pusaran tarian petir yang tak henti berpendar.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
99%(76)
9
1%(1)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
77 ratings Ā· 77 reviews
Write a review
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-01-30 16:42:04
0
user avatar
Kim Miso
mampir lagii lanjuttt
2021-06-12 14:25:02
0
user avatar
Kingvillage
bagus thor ceritanya, semangat
2021-06-12 14:20:40
0
user avatar
@hnl284
keren banget
2021-06-05 23:33:20
0
user avatar
Genie
wih keren nihh
2021-05-26 10:47:29
0
user avatar
Crearuna
Hallo semuanya. Ini author. Terima kasih untuk apresiasi akan buku ini. Aku sangat-sangat bersyukur kalian menyukai ceritaku ini. Sekali lagi terima kasih. Aku akan menulis buku lain untuk kalian baca lagi.
2021-05-24 01:48:31
1
user avatar
Albudy
bagus sekali ceritax
2021-05-21 21:31:06
4
user avatar
Aililea (din din)
Wah, ceritanya benar benar bikin sesuatu
2021-05-15 21:09:55
4
user avatar
Kim Miso
Yuhuuu lanjut kaaaa
2021-05-15 19:12:17
2
user avatar
nura0484
bagus, kak
2021-05-15 18:24:28
0
user avatar
Rindu Pelangi
pemilihan diksi dan penggunaan majasnya keren bangett ... salut aku ... keren banget untuk karyamu kakak ..šŸ˜
2021-05-15 18:19:27
0
user avatar
Shesil KN
Suka bgt sama ceritanya😭 cemungut kakašŸ”„
2021-05-15 17:54:07
0
user avatar
Vie Junaeni
Lanjut, seru banget...
2021-05-15 17:37:02
0
user avatar
Syala Yaya
Wow, keren banget.
2021-05-15 17:26:05
0
user avatar
Annabella Shizu
Wah, fiksi kerajaan... šŸ˜ Terus berkarya, semangat!
2021-05-15 15:06:07
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 6
29 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status