Share

46. Di Bawah Naungan Payung Merah

Sia berjalan ke sana kemari seperti bayi yang baru bisa menginjakkan kedua kakinya ke bumi untuk pertama kalinya. Dia bahagia, tentu saja.

Yoan bahkan sudah menghubunginya empat kali dalam tiga puluh menit. Itu merepotkan, tapi Sia tidak merasakan bahwa Yoan membebaninya. Sama sekali tidak.

“Jangan terlalu banyak berjalan. Kedua kakimu masih belum terbiasa dan bisa saja terluka jika kau memaksakan diri.”

“Baik, Yoan. Aku mengerti.” Sia cekikikan. Merasa seperti baru kali ini hal baik terjadi dalam hidupnya.

“Jangan lupa kirimi aku pesan ke mana saja kau pergi dan di mana kau menungguku.” Yoan mengingatkan lagi.

“Baik, Tuan Yoan Bailey. Aku mengerti.”

“Senang mendengar kau memahami maksudku, Sia. Sampai nanti.”

“Sampai nanti, Yoan.”

Panggilan berakhir, setitik dua titik air dari langit jatuh semakin lama semakin deras. Untuk pertama kalinya setelah sekian la

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status