Awas Typo:) Happy Reading .... *** Masa iya Raymond berkata- halo kakaknya Regina, saya pria yang terpaksa menikahi adikmu karena dia berhasil membuat mama saya salah paham. Sungguh itu tidak lucu. "Judes amat, pantas masih jomblo." 'Diam kamu, tunggu. Kamu di rumah ya?' "Iya hahaha!" 'Libur kuliah? Perasaan minggu kemarin masih ngeluhin tugas dari dosen resek.' Namanya Julia Adinda Putri, dua puluh lima tahun, kakak satu-satunya yang Regina miliki, masih jomblo sebab ... hkm! Tidak tahu, Regina tidak tahu sama sekali kenapa kakaknya hobby menjomblo. "Cuti lebih tepatnya. Kak, ada yang mau aku sampaikan nih," menjawab lalu memulai kalimat pembuka, Regina memasang mimik tengil. 'Apaan? Jangan bilang kamu dilamar duda lagi, cukup-cukup mendengar kamu mengatakan terus dilamar dan dilamar.' "Lah memang kenyataan tahu. Kakak juga sering, tapi selalu nolak." Bye the way, mereka sedang vidio call bukan voice call. 'Karena aku belum minat menikah.' "Nah kalau aku karena tidak sel
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Raymond duduk dengan tenang. Regina sendiri menunduk malu, sangat malu malah. "Agaknya kalian perlu dipisahkan." Ini suara mama alias miss William. Glek. Kontan saja membuat liur Regina tertelan, di-dipisahkan?! Oh nooo! Dia baru mau menggaet Raymond, yakali mereka dipisahkan. Bisa-bisa si pria tidak jadi luluh, triple sial! Apa yang harus Regina lakukan? Mana mungkin dia membantah miss William. "Iya setuju, yang mau menikah memang lagi panas-panasnya." Ah elah bunda setuju pula, tamat sudah nasib Regina. Kepala Raymond mengangguk ikut setuju, bagus, dia sih setuju-setuju saja. "Tapi-" "Re, jangan membantah orangtua." Raymond langsung memotong sebelum si gadis selesai bicara. Mendungalah kepala Regina, menoleh menatap calon suaminya yang kejam luar biasa. Ck! Resiko-resiko, iya! Resiko kalau kita yang lebih dulu menyukai. Sial betul. Terpasang lah mimik tidak senang Regina, jelas sekali pancaran mata wanita ini mengancam seperti, awas ka
Awas Typo:)Happy Reading ....***Deg, deg, deg.Jantung Regina sudah sangat siap meledak detik ini juga. Tatapan, suara juga aura Raymond begitu pekat, membuat Regina terintimidasi. Sialan! Begini ternyata, astaga harusnya lawan Regina jangan dipancing dengan keintiman, harusnya!Hening. Saling menatap, kaki Regina lemas. Bodoh, bodoh, bodoh! Ini belum apa-apa, bagaimana nanti malam pertama mereka? Regina bilang ia tidak takut dengan Raymond, tidak takut darimananya?! Baru berciuman saja sudah terintimidasi, bahkan untuk bernapas Regina tidak berani!"Tapi." Dengar-dengar, Raymond kembali berbicara. "Sebelum itu terjadi, silakan keluar dan tunggu sampai kita berhak melakukannya."Cklek.Raymond melanjutkan sambil membuka pintu kamar yang ia huni malam ini, mendorong Regina keluar dengan mudah sebab gadis itu terkaku tak bisa memberontak.Brak!Dalam sekejap pintu tertutup."Hah!" Napas Regina yang sedari tadi tertahan langsung terhembus kasar, gadis itu merasa kekurangan oksigen wala
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Raymond tidak butuh keributan untuk mendobrak pintu, dan hal paling penting dia tidak butuh waktu lama. Hanya dalam sekian menit yang mencapai angka tiga pun belum, Raymond sudah berhasil membuka pintu kamar Regina yang sudah pasti gagangnya memasuki zona RIP. Iya, rusak. Berdiri di ambang pintu beberapa detik, Raymond menatap ke arah ranjang. Oke, memang benar Regina masih tepar di atas ranjang dengan posisi sangat tidak elegan. Gadis itu mengambil pose telentang, kedua tangan terangkat ke atas kepala dan, bibir sedikit terbuka. Point penting, tanpa selimut. Baik, Raymond berjalan pelan menuju ranjang calon istrinya itu, bersiap-siap membuat si gadis tersadar dari alam mimpi. Ya ampun bisa-bisanya Regina sekebo ini, tidak terusik dengan segala suara. Begitu sampai di sisi ranjang, napas Raymond terhembus menatap miris kaum hawa primadona Melbourne itu. Saat dari dekat ternyata lebih mengerikan lagi. Merunduk, Raymond menjulurkan tangan kana
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Bisa! Sangat bisa. Perihal mempercepat adalah kemampuan yang sangat bisa mama lakukan. Siapa juga yang menyangka saat ini mereka sudah di Bali? Ya tidak ada, tapi kenyataannya mereka sudah di Bali. Sekarang tengah menatap persiapan dekor gedung pernikahan, beda lagi dengan tempat party dilakukan. Well, senyum Regina tak bisa luntur, terus terpasang lebar dengan rona yang begitu aduhay. Ya ampun diri Regina tidak menyangka bahwa dia akan segera menikah, besok. Lebih tepatnya besok pagi akad akan segera dilaksanakan. Raymond yang berdiri di samping sang gadis hanya memasang mimik datar, dengan pose kedua tangan masuk ke dalam saku celana, otak Raymond melayang entah ke mana-mana. Sikap datar dan dingin yang Ray miliki bukan simbol bahwa dia jahat, kejam dan, tega. Tidak! Sesungguhnya pria ini sangat pemikir, bagaimana ya. Dia tidak main-main pada hidup maupun masa depan, bukan Raymond Arthur William namanya jika tidak memikirkan keputusan dengan s
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Dari judul babnya saja kita sudah bisa menebak apa yang akan terjadi di sini, tidak terlalu perlu menerka-nerka, cie nikah uhuk adalah satu kalimat yang bertujuan untuk menggoda Raymomd dan Regina. Tidak terasa malam sebelum akad itu terlewati dengan sangat cepat nan lancar, saat ini gedung pilihan mama untuk akad pernikahan anak satu-satunya yang ia miliki sudah mulai terisi penuh. Ternyata relasi dari keluarga Regina pun lumayan banyak ditambah lagi relasi keluarga Raymond, sudah jangan heran jika seantreo mata memandang yang terlihat manusia. Huh ..., pernikahan, Raymond sangat ingin bertanya kepada Regina, apa makna dari pernihakan untuk gadis itu. Bahkan saat ini, detik Raymond sudah berdiri di atas altar menunggu mempelai wanitanya masuk ia masih tidak kepikiran menikah. Dia belum siap, bukan karena finansial, lebih ke arah mental. Apa Raymond bisa mempertahankan pernikahan ini? Apa Regina akan bahagia bersamanya? Apa dia akan segera jatuh
Awas Typo:) Happy Reading .... *** "Sttt, suami Regina." Kepala Raymond yang tadi menunduk memeriksa email di ponsel hanya dalam waktu dua detik langsung mendunga menoleh ke arah sumber suara yang memanggilnya, suami ..., Regina. Dan itu Regina sendiri, istri Raymond yang datang bersama senyum manis. "Dansa yuk," mengajak, Regina memasang mimik penuh harap. Oh ah perlu diketahui, di bab wedding party ini langsung dimulai dengan langit Bali yang sudah menggelap. Hal menariknya, ingat bukan bahwa akad dan party dibeda tempat? Yaps. Sekarang mereka berada di tempat wedding party yang beratapkan langit malam penuh bintang, jangan lupa angin pantai pun turut hadir. Untuk outfit Raymond dan Regina sendiri, tentu saja dua anak manusia pemilik acara sudah berganti pakaian jauh lebih santai. Satu hanya kemeja dengan rompi dan dasi kupu-kupu, satu lagi dress selutut dan flat shoes. Well, balik ke adegan mereka, Raymond tak langsung menjawab. Diam beberapa detik, tidak-tidak, ada juga sek
Awas Typo:) Happy Reading .... *** Bruk. Raymond membaringkan tubuh Regina ke atas ranjang kamar hotel, pria itu menyamankan posisi kepala si gadis yang sudah jatuh tepar tak sadarkan diri sebab kelelahan. Jika ada yang bertanya sekarang pukul berapa maka akan Raymond jawab, tiga pagi. Bagus bukan? Ya sangat bagus membuat tubuh mereka remuk mati rasa. Bisa-bisanya wedding party selesai dipukul dua dan cakap-cakap dengan keluarga selesai pukul setengah tiga lewat. Syukur puji syukur hotel mereka tidak jauh dari area pesta, jadi hanya butuh berjalan kaki saja sudah sampai. "Egh ...." Sedikit mengerang terganggu, Regina sukses membuat gerakan tangan Raymond terhenti. Tik tok, detik bergerak. Mister William kesayangan Regina Adinda Putri masih setia menunggu gadis itu kembali tidur dengan nyenyak, dan yang dibutuhkan adalah sekitar tujuh delapan detik sampai akhirnya Regina kembali terlelap pulas. Kembali menggerakan tangan, Raymond sedang melepas sepatu berhak yang Regina gunakan.