Share

POV Satria – Santet salah sasaran

"Kenapa emangnya Mas?" selidikku. Tak biasanya dia bersikap begini.

Aku tau sih, Mas Bagus orangnya sekarang cenderung pemurung, tak seperti dulu, saat sebelum dia mengetahui kalau Mbak Sinta bermain api di belakangnya. Walaupun Mbak Sinta beralasan, dia terpaksa melakukan itu, karena tergiur dengan janji Bima yang akan menaikkan jabatan Mas Bagus menjadi mandor di kebun.

Dulu, Mas Bagus orangnya sangat humoris. Kalau kata anak sekarang, gokil. Ada saja bahan banyolannya yang bikin orang tertawa. Aku sudah sangat lama mengenalnya, bahkan saat aku masih Sekolah Dasar. Sebab itu, hubungan kami bisa dibilang sangat akrab. Walaupun kami terpaut usia yang cukup jauh, namun tak menjadi penghalang, untuk kami bisa memahami satu dan yang lainnya.

Mas Bagus terduduk lesu di bangku rotan yang ada di teras rumah. Seperti ada yang sedang dia pikirkan. Selama ini, Mas Bagus sangat terbuka padaku.

"Sebentar Mas. Saya buat kopi dulu. Saya mandi sebentar ya, belum sholat Ashar juga," kataku. Dia ha
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status