Share

Bab 8. Sekte Bintang Api

Chia Yun menggelengkan kepala. “Aku bukan anggota keluarga terkenal itu,” jawabnya kemudian singkat dan tenang.

Yan Chen mengerutkan keningnya. Ia lalu bertanya, “Sebenarnya saudara Chia sedang hendak kemanakah?” 

Yan Chen bertanya sambil memanggil pelayan. Ia kemudian meminta izin kepada Chia Yun memesan makanan terfavorit di rumah makan itu. Ia juga mengatakan akan mentraktir pemuda itu.

“Aku hanya seorang pengembara yang kebetulan lewat kota ini, saudara Yan,” jawab Chia Yun seraya menganggukkan kepala menerima tawaran Yan Chen tadi.

Yan Chen mengernyitkan keningnya. Ucapan itu sebenarnya sebuah perkataan yang sering dikeluarkan seorang pendekar pengembara. Namun Yan Chen tidak melihat ciri-ciri itu pada diri Chia Yun. Bahkan ia tidak merasakan adanya pancaran kekuatan dari tubuh pemuda itu. Itu artinya Chia Yun tidak memiliki basis kultivasi dan menandakan ia bukanlah seorang pendekar, namun hanya orang biasa yang tidak memiliki kemampuan beladiri.

Memang tidak jarang seseorang yang tidak memiliki kemampuan beladiri memiliki kesukaan berpetualang dan mengembara. Sehingga hal itu satu-satunya jawaban yang bisa disimpulkan oleh Yan Chen. Ia berpikir mungkin Chia Yun hanya ingin menikmati hidup dengan keadaannya yang disangka Yan Chen tidak bisa melihat itu.

“Saudara Chia, Kalau aku boleh saran kepadamu, sebaiknya kau segera meninggalkan tempat ini. Kota Xinghe ini sedang menghadapi ancaman besar. Salah satu panglima besar Sekte Beruang Merah sedang bergerak ke tempat ini hendak merebut kepemimpinan kota. Kalau sampai mereka yang menguasai kota ini, tentu semua akan seperti neraka,” ungkap Yan Chen.

“Bukankah kota ini dibawah naungan Sekte Bintang Api? Apakah mereka tidak bertindak?” tanya Chia  Yun tanpa sedikitpun berubah ekspresi wajahnya.

“Hhhh..” Yan Chen menghela nafas panjang. “Mereka pun sedang menghadapi masalah besar. Entah sekte itu masih akan berdiri atau tidak, semua tergantung keputusan ketua.” Yan Chen tertunduk sedih.

Chia Yun dapat menebak sebenarnya  pemuda itu adalah satu dari anggota Sekte Bintang Api. Ia pun yakin kemunculannya di kota Xianghe sehubungan dengan berita yang menyebutkan bahwa kota itu akan diserang oleh Sekte Beruang Merah. 

“Kalau aku tidak salah tebak saudara Yan ini adalah anggota dari Bintang Api Bukan?” tanya Chia Yun tersenyum masih memejamkan mata. 

Yan Chen berubah wajahnya. Ia tahu Chia Yun hanya menebak. Namun tebakan itu sangat jitu. Padahal penampilannya sedikitpun tidak menunjukkan bahwa ia adalah anggota sekte Bintang Api.  Ditambah lagi Chia Yun tidak bisa melihat sehingga mustahil pemuda yang dianggapnya buta itu bisa menebak dengan benar jati dirinya.

Yan Chen menatap Chia Yun. Ia hanya melihat seorang pemuda buta di tempat itu yang terlihat ramah dengan senyuman khasnya. “Mungkin benar, ketika langit mengambil sesuatu dari manusia, ia menggantikannya dengan yang lain. Matanya mungkin buta, tapi mata hatinya menjadi lebih tajam,” batin pemuda itu.

“Baiklah saudara Chia, aku kembali dulu ke tempatku. Berhati-hatilah. Aku mendengar orang-orang dari sekte beruang merah sudah hampir dekat dengan kota Xianghe hari ini. Mungkin dalam dua hari ini mereka sudah berada di tempat ini,” ucap Yan Chen.

Yan Chen kemudian meminta izin kepada Chia Yun untuk meninggalkan tempat itu. Pemuda itu berlalu dengan langkah gontai. Nampak sekali ada sebuah beban besar yang ia tanggung.

Malam harinya di kota Xiang He, Langit sangat gelap mewarnai bukit Tian Yun. Keadaan yang tambah mencekam di bukit yang terlihat sangat sepi dari aktivitas manusia itu. Padahal di tempat itu berdiri sebuah  perkumpulan besar bernama Sekte Bintang Api. 

Sekte Bintang Api terkenal dengan  nama besarnya sebagai sekte pembela kebenaran yang berada di Jalan aliran lurus. Sekte ini juga terkenal telah melahirkan banyak pendekar yang malang melintang di dunia persilatan.  Namun nama besar itu malam ini seolah-olah redup dengan keadaan sekte itu yang terlihat sangat sepi. Apabila orang tidak mengetahui maka mereka akan beranggapan orang-orang yang berada di sana telah pergi meninggalkan bukit. 

Di lapangan di depan sebuah bangunan paling besar yang berdiri di bukit itu telah berkumpul seluruh anggota sekte Bintang Api yang jumlahnya kurang lebih seribu orang. Pakaian yang mereka gunakan berwarna jingga kemerahan dengan sulaman gambar bintang memancarkan api tepat di dada mereka. Mereka semua berlutut di hadapan seorang lelaki tua berusia tujuh puluh tahunan yang mengenakan pakaian berwarna sama. Yang membedakan pakaian orang tua itu terdapat les-les putih di beberapa tempat.

Pintu bangunan utama sekte Bintang api itupun terbuka. Seorang lelaki tua berpakaian putih muncul di tempat itu. Di dadanya juga terdapat sulaman Bintang berwarna merah yang memancarkan api. Ia adalah Chang Wu Tian, ketua sekte ternama itu. Ia keluar didampingi empat orang murid utama yang juga murid langsung dari sang ketua sekte.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Silalahi Sabam
mantap bah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status