Share

ZAFRAN POV BAG 5

Selama kehamilan Nadira yang keempat ini aku selalu menemaninya. Aku tak pernah meninggalkannya. Terkadang aku membawanya ke pesantren Bang Zain untuk membuat konten YouTubeku bersama Bang Zain jika ia tak sibuk di restorannya. Ia hanya mengecek di restoran karena memang sudah ada yang menghandlenya.

Umi dan ibu juga bergantian datang ke rumah melihat keadaan Nadira. Kami tak ingin anakku yang akan lahir ini mengalami nasib serupa seperti kakak-kakaknya.

Malam ini terasa dingin, Nadira sudah terlelap dengan perut buncitnya yang sudah membesar. Kuusap perutnya dan membacakan doa, meminta kepada sang pemberi hidup agar bayi kami baik-baik saja. Tiba-tiba Nadira terbangun dan memegang perutnya sambil medesis seperti menahan sakit.

"Bang, perutku sakit sekali," lirihnya.

"Ayo ke rumah sakit, Dik." Aku menuntunnya menuruni tangga. Tak tega melihat ia menahan sakit. Aku segera mengeluarkan mobil dan kembali menuntun Nadira masuk ke mobil.

Kulajukan dengan bismillah menuju rumah sakit terde
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status