Merebut Hati Sang Direktur

Merebut Hati Sang Direktur

last updateÚltima actualización : 2025-11-26
Por:  FitriyaniEn curso
Idioma: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
No hay suficientes calificaciones
5Capítulos
4vistas
Leer
Agregar a biblioteca

Compartir:  

Reportar
Resumen
Catálogo
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP

Kelakuan ipar yang di luar nurul, membuat Nessa semakin muak! Pasalnya, Mila adik dari sang suami terus saja minta dibayarin barang-barang Co miliknya. Sekali dua kali, okelah. Namun, permintaan itu terus terjadi secara berulang kali. Sedangkan Nessa juga punya kebutuhan, meskipun belum ada anak di antara mereka! Dapatkah Nessa keluar dari keluarga yang terus merongrong minta hartanya itu?! Ataukah, Nessa memilih untuk berpisah dan menemukan jodohnya tentu dengan orang yang lebih tepat? Terlebih, ada seorang Direktur yang sedari dulu memang mencuri perhatiannya. Merebut Hati Sang Direktur, akan membawa Nessa jauh pada kehidupan yang tidak ia duga sebelumnya.

Ver más

Capítulo 1

Menolak Bayar Barang CO!

Merebut Hati Sang Direktur

***

"Transfer aja, Bun. Kasian," ucap suami, yang membuat darahku makin mendidih!

Transfer dari Hongkong!

Dipikir nyari duit gampang!

Nganggur aja banyak gaya!

"Ya itu, kamu punya duit nggak?" Itu kan adeknya, ya kali harus aku juga yang bayarin!

"Adekku ya adek kamu juga, Bun. Jangan pelit-pelit ah, kita ini suami istri. Kamu wajib bantu keluarga aku," katanya lagi, yang membuatku bertambah mual.

"Ok, dia emang adekku juga. Tapi, si Mila ini udah nikah. Ya dia mintalah sama suaminya, jangan ke aku teruuuus!" Aku berdecak kesal, dipikir aku banting tulang pagi pulang malem buat ngehidupin mereka?!

"Tapi, suaminya itu belum kerja, Bun. Ayolah, itu barang CO jumlahnya cuma ratusan, nggak akan sebanding sama gaji kamu."

"Gak peduli! Aku nggak mau bayarin barang CO si Mila, urus aja sama suaminya. Kenapa aku yang dikejar terus? Kalau kamu kerja, dan kamu yang mau bayarin silakan!"

Aku bangkit, lama-lama begini membuat hidupku menjadi tak nyaman. Dari mulai Ibunya, Bapaknya, sampai ke adeknya kepengen banget dinafkahin!

Untuk Ibu Bapak sih ok, tapi, untuk si Mila dan suaminya ya buat apa? Mereka masih muda, masih bisa bekerja. Aku juga punya kebutuhan!

"Bun, ayolah kamu jangan kayak gitu. Aku pinjem dulu deh, nanti biar aku ganti kalau udah kerja." Mas Arfan terus mengikutiku, begitu semangat dia kalau untuk urusan keluarganya!

"Kerja apa? Kamu jangan kebiasaan manjain mereka, Mas. Kamu ini pengangguran sekarang, harusnya mereka ngerti jadi nggak usah banyak nuntut!"

Jantungku berdetak tak karuan, bisa-bisa aku mati muda! Pantas saja aku susah punya anak, ternyata aku disibukkan dengan hal yang begitu membuat hidup tak lagi nyaman.

"Aku pinjem sejuta, Bun. Janji, pas aku kerja lagi aku ganti," rengeknya lagi, dengan mengatupkan kedua tangan.

"Dari ratusan, sekarang jadi jutaan. Minjem terus, kapan ngembaliinnya?"

"Kamu kenapa jadi pelit gini sih, Bun? Pantes kita susah punya anak, ternyata kamu yang kayak gini!"

"Loh, kayak gini gimana sih? Kenapa kamu jadi bahas masalah anak? Dengan sikapmu yang begitu membuatku semakin nggak ingin, meminjamkan bahkan memberi untuk adekmu yang satu itu. Udah sana keluar, aku mau tidur!"

"Argggggggh." Suamiku tampak frustasi, bahkan ia menutup pintu dengan suara yang cukup kencang. Shit! Semua ini gara-gara si Mila! Bocah ingusan itu emang bener-bener bikin rumah tanggaku nggak nyaman!

Netraku baru saja akan tertutup, saat kudengar bunyi suara mobil. Hendak ke mana dia malam-malam begini? Bawa mobilku pula? Ish, sial aku lupa mengamankan semua yang berkaitan dengan milikku.

Aku takut, Mas Arfan sampai melakukan hal yang tak terduga. Aku tahu betul, Mas Arfan itu sangat sayang keluarga. Saking sayangnya, lupa sudah punya istri.

Selama bekerja, dia tak pernah memberiku nafkah lahir. Semua gajinya habis untuk keluarganya, dia selalu bilang, aku tak butuh uang darinya, sebab, aku punya gaji yang lebih besar.

Lalu, apa gunanya kami menikah? Ini sih, jadi kayak dia numpang hidup ke aku. Sedangkan uangnya untuk keluarga sendiri, pernikahan macam apa ini?!

Kuelus perutku, kalau begini keadaannya lebih baik aku nggak usah punya anak. Aku saja tersiksa, gimana nanti anakku. Apalagi si Mila, dia sedang mengandung.

Aku yakin, perhatian Mas Arfan akan jauh lebih besar pada anak adiknya. Dan dia akan sukarela menelantarkan anak kandungnya sendiri, inilah hidup begitu kejam!

***

"Lima puluh juta itu duit Bu, banyak loh. Aku mana ada!" Si Mila yang mau bikin acara, kenapa aku yang diteror?

"Pinjem dulu, Nes. Nanti juga kalau suaminya si Mila kerja, pasti dibayarin. Kamu tahu nggak? Heru itu pekerja keras, dia juga lulusan sarjana. Jadi kamu nggak perlu takut," ungkap mertua, dengan kelihaiannya dalam berbicara.

"Mau buat acara tujuh bulanan doang, Bu. Kenapa harus ngabisin budget sebanyak itu? Bikin acara sederhana aja sih, undang keluarga juga beres." Muak muak rasanya!

"Masa bikin acara sederhana sih, kan ada kamu, Nes. Kamu itu Sekretaris Direktur, lulusan Sarjana terbaik kan? Ibu tahu kok, gaji kamu tuh gede."

Kalau pun gede, itu uangnya buatku sendiri!

"Kasih aja, Nes. Kasihan Ibu," senjata Mas Arfan, kembali menguar.

Aku menghela nafas panjang, ini orang pada nggak ngerti bahasa Indonesia kali ya? Aku bilang nggak ya nggak!

"Itu tabunganku, Mas. Buat kita juga kedepannya, bukan untuk acara Mila. Kita udah terlalu sering dibebankan hal seperti ini, jujur aku capek!"

"Ini gimana sih, Arfan? Kok, istri kamu jadi pelit?! Cuma lima puluh juta aja susah, gimana minta. Minjem aja nggak dikasih," cecar mertua, yang begitu marah.

"Makannya sekali-kali kamu tuh ikut pengajian, biar tahu dosanya seorang menantu bila menyakiti hati mertua!"

Mulai deh ceramah!

Aku juga tahu, aku kerja tapi, ilmuku nggak seminim itu.

Mentang-mentang jilbabku, nggak selebar beliau!

"Udahlah, Ibu mau pulang! Sakit hati Ibu!" teriaknya, berlalu dengan menghentakkan kaki. Syukurlah, kenapa nggak dari tadi. Bikin pagiku runyam saja!

"Tega kamu, Nes!" Ini lagi anaknya, pasti dia sibuk menenangkan hati Ibunya. Hati yang nggak boleh tergores sedikit pun, ibarat kaca kudu dijaga bener-bener.

Terserah kalian!

Aku juga punya mimpi, meski belum punya anak. Aku juga ingin punya simpanan, siapa yang tahu kehidupan besok.

"Pantas saja istrimu itu mandul, sikapnya ya begitu. Durhaka!"

Deggg.

Astagfirullah, entah kenapa bila disinggung perihal anak. Hatiku terasa tercubit, siapa yang nggak ingin punya anak?

"Udah ibu pulang dulu, nanti aku kabari kalau uangnya udah ada."

"Bener ya, Arfan? Ibu, tunggu. Kasihan adikmu, dia sudah mengundang orang sekampung. Maklumlah, anak pertama. Kamu kapan nyusul adekmu, Fan? Kasihan Ibu tuh sama kamu."

Wow, ngundang orang sekampung? Apa nggak salah? Tujuh bulanan doang, mengalahkan orang yang mau nikahan. Ini sih gila!

Bener-bener nggak ngotak!

"Kamu dengerkan tadi? Kirim ya uangnya, jangan sampai orangtuaku malu. Kamu tahu sendiri, Bapak itu amat disegani."

"Kenapa harus aku sih? Kan si Mila juga punya mertua, kenapa nggak minta ke mereka sih?"

"Mertua Mila itu gak sekaya kamu, Nes. Ayolah kamu jangan pelit-pelit, aku bisa aja ninggalin kamu kalau kamu susah diatur kayak gini!"

Netraku membeliak kaget, apa katanya? Dia mau ninggalin aku?

"Kalau kamu mau ninggalin aku, demi mereka Silakan! Pintu ini terbuka lebar. Aku nggak mau lagi nampung suami pengangguran!"

"Bun!"

"Lepasin!"

Malam itu Mas Arfan terus mengejarku, seolah tak ingin kehilanganku. Padahal dia sendiri yang ingin pergi, selama ini cintanya terhadap keluarga lebih besar dibanding aku istrinya!

***

Expandir
Siguiente capítulo
Descargar

Último capítulo

Más capítulos

A los lectores

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Sin comentarios
5 Capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status