Share

Tawaran Tak Terduga

Kubiarkan Zainab tidur lagi selepas salat Subuh. Meskipun kondisinya sudah lebih baik, wajahnya masih sedikit pucat. Dia masih harus lebih banyak istirahat untuk memulihkan kesehatan. Kucium keningnya sejenak sebelum beranjak dari kamar.

"Bu, aku pamit ke kampus dulu. Cuma ada satu kelas saja. Insyaallah, sebelum Zuhur, aku sudah pulang," pamitku. Malam ini akan diadakan acara syukuran untuk Zainab dan kehamilannya.

"Berangkat saja, Dan. Pagi ini, keluarga besar Ibu dan Ayah akan datang. Mereka Ibu undang karena belum ada yang tahu kalau kamu sudah menikah.

Memang keluarga besar Ayah dan Ibu masih ada, tapi mereka tinggal di Medan. Ayah asli keturunan Medan sedangkan Ibu asli Jawa, tapi sejak kecil tinggal di Medan. Dan keluarga besar belum ada yang tahu tentang pernikahanku yang memang sengaja tidak dipublikasikan.

"Bu, jangan sampai ada yang menyinggung perasaan Zainab! Kondisinya bisa drop lagi kalau emosinya gak stabil."

"Iya, Ibu paham. Sana berangkat!"

Aku takut jika mereka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status