Share

02. Sinar laser

Awalnya Lee yakin kalau hari ini adalah hari terakhirnya hidup di dunia ini.

Tapi ketika ia memejamkan matanya selama beberapa detik, ia tak merasakan kalau tubuhnya terkena serangan dari Limdong.

Akhirnya Lee memberanikan diri untuk membuka kedua matanya. Dan saat itu juga ia melihat sosok seorang pria tua di hadapannya. Ternyata guru mereka tiba tepat waktu.

"Guru! Terima kasih," Lee benar-benar merasa lega.

Lee sangat bersyukur dalam hatinya. Karena kalau telat sedetik saja, bisa saja dirinya mati akibat serangan yang dilakukan Limdong tadi.

dan ternyata, pada saat yang bersamaan pula ada salah satu murid elite yang melesat dan menyelamatkan anak kecil yang bersembunyi tadi.

"Kalian boleh beristirahat terlebih dahulu. Serahkan sisanya pada kami," ujar sang Guru.

"Baik, Guru!" jawab keduanya serempak.

Kemudian Guru mereka yang bernama Samchong itu segera bergegas bersama beberapa pasukan murid elite lainnya.

"Hiyat...!" Samchong menyerang Limdong seraya berteriak.

Siuw! Siuw! Siuw!

Boom!

Suara ledakan kembali terdengar.

Samchong tidak menahan dirinya ketika menyerang Limdong. Karena ia tahu kondisi Limdong saat ini bukanlah mengamuk seperti

yang sebelumnya. Kekuatannya kali ini sepuluh kali lipat lebih kuat.

Semua serangan diarahkan pada Limdong. Namun sayangnya, Limdong berhasil menahan semua serangan-serangan itu. Dan bahkan Limdong masih bisa melakukan serangan balasan. Limdong merasa semakin marah karena melihat ada sekumpulan orang lagi yang menyerangnya.

"Kalian hati-hati! Jangan sampai semburan cahaya yang Limdong keluarkan dari mulutnya itu menyentuh tubuh kalian. Itu sangatlah panas!" Samchong memberikan peringatan pada muridnya.

"Roar! Roar! Argh...! Maju kalian semua!" ujar Limdong.

Limdong mengamuk semakin tak terkendali. Ia menembakkan bola-bola api dari mulutnya ke segala arah.

Dan ternyata ada salah satu murid yang mencoba menahannya dengan kekuatan perisai pertahanannya. Namun sudah jelas kalau kekuatan murid elite itu pasti tak sanggup menahannya.

Dan benar saja, ketika perisainya hancur murid elite itu walaupun sempat menghindar namun sebelah bahunya masih terkena bola api dari Limdong.

"Ah...! Panas sekali! Sial!"

Pemuda itu berteriak kesakitan. Karena memang rasa sakit akibat terkena serangan itu sangatlah panas. Seperti kulit kita terkena api lahar gunung api.

"Cepat menjauh! Dan segera obati lukamu sebelum terlambat! Api itu akan menjalar ke seluruh tubuhmu bila tidak segera dipadamkan!" teriak Samchong.

Dan untungnya, murid itu masih bisa bergerak dan segera menjauh sesuai perintah Samchong.

Boom!

Boom!

Boom!

Lagi-lagi Limdong menyemburkan bola api dari mulutnya.

Bahkan kali ini bukan hanya bola api saja. Ternyata dari mulut Limdong bisa mengeluarkan sinar. Sinar itu bentuknya lurus. Dan ternyata sinar itu akan melenyapkan apapun yang disentuhnya. Buktinya saja, ada pohon yang terkena oleh sinar itu dan sekejap langsung lenyap menjadi abu. Wow! Mungkin lebih tepatnya itu adalah sinar laser.

"Semuanya! Menjauhlah terlebih dahulu! Kekuatan sinar itu lebih berbahaya dibandingkan bola api tadi!" teriak Samchong.

Semua murid elite yang dibawa Samchong sangatlah patuh. Tak ada satupun yang membantah tiap ucapan dari guru mereka.

"Guru, hati-hati!" ucap Lingling dari kejauhan berteriak. Lingling sangat khawatir dengan gurunya itu. Karena bagi Lingling, Samchong sudah ia anggap seperti ayah kandungnya. Karena memang sudah sejak kecil Lingling tinggal bersama Samchong dan juga Lee serta Limdong. Oleh sebab itu, Samchong juga akan melindungi tiga muridnya itu. Walaupun masih berada di tahap murid junior, tetapi kekuatan mereka bahkan hampir setara dengan para murid elite.

Karena Samchong memerintahkan untuk menjauh, maka para murid elite itu segera menjauh.

Dan benar saja, seandainya mereka tadi tidak segera menjauh bisa dipastikan akan ikut menjadi abu seperti pepohonan dan gedung-gedung yang terkena sinar laser yang Limdong keluarkan dari mulutnya itu.

"Sungguh luar biasa! Kekuatan sinar laser itu bisa menghancurkan apapun yang mengenainya," ucap salah satu murid. Semuanya merasa takjub sekaligus takut. Bahkan beberapa murid yang ada di sana sudah ada yang tubuhnya gemetaran dan berkeringat dingin. Tapi tak ada satupun dari mereka yang lari. Walaupun ada rasa takut, mereka tetap akan melawan sampai akhir. Itulah bedanya murid elite dan murid junior atau senior. Murid elite memang sudah dilatih untuk bertarung sampai titik darah penghabisan demi keselamatan semua orang. Jadi tidak ada satupun yang merasa ragu.

"Apakah kalian mampu mengalihkan perhatiannya?" tanya Samchong.

"Kami akan mencobanya, Guru. Ayo, teman-teman! Kita harus mengalihkan perhatian bocah itu. Kalau tidak segera dihentikan, aku yakin seluruh dunia bisa hancur hanya karenanya saja," ujar salah satu murid. Dan itu adalah ketua tim pasukan elite. Namanya adalah Beiji.

Beiji dan para murid elite lainnya kembali mendekati Limdong. Mereka berencana akan mengepung dan menyerang tanpa jeda agar Samchong mendapat celah untuk menyegel kekuatan Limdong. Hanya itulah satu-satunya cara agar Limdong bisa berhenti mengamuk.

"Ayo kita lakukan formasi satu, teman-teman," ujar Beiji. Dan semuanya sudah paham apa yang harus dilakukan.

Boom!

Boom!

Boom!

Duar!

Dari segala arah, serangan demi serangan mereka lakukan.

Kali ini mereka semua mengeluarkan seluruh kemampuan masing-masing. Mereka harus bisa mengalihkan perhatian Limdong. Tapi, kalau mereka gagal dan tak juga memberi ruang celah untuk Samchong menyegel, maka nyawa mereka adalah taruhannya. Karena seluruh tenaga akan dikerahkan.

"Bagus! Pertahankan serangan seperti itu," ucap Samchong.

Samchong masih mengamati dengan teliti agar ia bisa menerobos masuk dan mendekati tubuh Limdong. Kekuatan penyegelan hanya bisa dilakukan apabila bersentuhan langsung dengan targetnya.

Satu menit berlalu masih saja belum ada hasilnya.

Kepekaan indera yang Limdong miliki sangatlah bagus. Ia bisa merespon keadaan sekitarnya dengan cekatan. Walaupun dikepung puluhan orang, namun pertahanannya belumlah berhasil ditembus.

Samchong sampai mengernyitkan alisnya.

"Bagaimana caranya agar aku bisa mendekatinya? Pertahanannya sangatlah kuat. Bahkan masih bisa melancarkan serangan balasan." Samchong berpikir keras. Kalau ia ikut membantu menyerang, maka akan sulit ketika nanti melakukan penyegelan. Karena penyegelan akan menguras energi sangat banyak energi. Itu tergantung seberapa besar kekuatan yang akan disegel. Dan kalau diperhatikan, sesuai perhitungan Samchong maka akan menguras energinya sebanyak delapan puluh persen bila akan menyegel Limdong.

Sementara Lee dan Lingling masih memulihkan kekuatan mereka. Namun walaupun kekuatan mereka pulih, tetap saja tidak akan efektif bila bergabung dalam pertarungan kembali. Karena kondisi tubuh mereka terluka cukup parah. Bertarung bukan hanya mengandalkan energi sihir saja. Melainkan kekuatan fisik juga sangat diperlukan.

"Beiji! Terus tekan seperti itu

Dan coba kalian fokuskan serangan kalian ke arah tanduknya. Kalau aku perhatikan, sedari tadi Limdong sangat menjaga agar tanduk itu tidak terkena serangan sedikitpun. Coba kita lihat, benar atau tidak prediksiku ini," ujar Samchong.

"Baik Guru. Teman-teman, ayo lakukan apa yang dikatakan oleh Guru," ucap Beiji.

"Ayo!" Semuanya berteriak dan segera menyerang bagian tanduk Limdong.

"Semoga saja berhasil!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status