Awalnya Lee yakin kalau hari ini adalah hari terakhirnya hidup di dunia ini.
Tapi ketika ia memejamkan matanya selama beberapa detik, ia tak merasakan kalau tubuhnya terkena serangan dari Limdong.Akhirnya Lee memberanikan diri untuk membuka kedua matanya. Dan saat itu juga ia melihat sosok seorang pria tua di hadapannya. Ternyata guru mereka tiba tepat waktu."Guru! Terima kasih," Lee benar-benar merasa lega.Lee sangat bersyukur dalam hatinya. Karena kalau telat sedetik saja, bisa saja dirinya mati akibat serangan yang dilakukan Limdong tadi.dan ternyata, pada saat yang bersamaan pula ada salah satu murid elite yang melesat dan menyelamatkan anak kecil yang bersembunyi tadi."Kalian boleh beristirahat terlebih dahulu. Serahkan sisanya pada kami," ujar sang Guru."Baik, Guru!" jawab keduanya serempak.Kemudian Guru mereka yang bernama Samchong itu segera bergegas bersama beberapa pasukan murid elite lainnya."Hiyat...!" Samchong menyerang Limdong seraya berteriak.Siuw! Siuw! Siuw!Boom!Suara ledakan kembali terdengar.Samchong tidak menahan dirinya ketika menyerang Limdong. Karena ia tahu kondisi Limdong saat ini bukanlah mengamuk sepertiyang sebelumnya. Kekuatannya kali ini sepuluh kali lipat lebih kuat.Semua serangan diarahkan pada Limdong. Namun sayangnya, Limdong berhasil menahan semua serangan-serangan itu. Dan bahkan Limdong masih bisa melakukan serangan balasan. Limdong merasa semakin marah karena melihat ada sekumpulan orang lagi yang menyerangnya."Kalian hati-hati! Jangan sampai semburan cahaya yang Limdong keluarkan dari mulutnya itu menyentuh tubuh kalian. Itu sangatlah panas!" Samchong memberikan peringatan pada muridnya."Roar! Roar! Argh...! Maju kalian semua!" ujar Limdong.Limdong mengamuk semakin tak terkendali. Ia menembakkan bola-bola api dari mulutnya ke segala arah.Dan ternyata ada salah satu murid yang mencoba menahannya dengan kekuatan perisai pertahanannya. Namun sudah jelas kalau kekuatan murid elite itu pasti tak sanggup menahannya.Dan benar saja, ketika perisainya hancur murid elite itu walaupun sempat menghindar namun sebelah bahunya masih terkena bola api dari Limdong."Ah...! Panas sekali! Sial!"Pemuda itu berteriak kesakitan. Karena memang rasa sakit akibat terkena serangan itu sangatlah panas. Seperti kulit kita terkena api lahar gunung api."Cepat menjauh! Dan segera obati lukamu sebelum terlambat! Api itu akan menjalar ke seluruh tubuhmu bila tidak segera dipadamkan!" teriak Samchong.Dan untungnya, murid itu masih bisa bergerak dan segera menjauh sesuai perintah Samchong.Boom!Boom!Boom!Lagi-lagi Limdong menyemburkan bola api dari mulutnya.Bahkan kali ini bukan hanya bola api saja. Ternyata dari mulut Limdong bisa mengeluarkan sinar. Sinar itu bentuknya lurus. Dan ternyata sinar itu akan melenyapkan apapun yang disentuhnya. Buktinya saja, ada pohon yang terkena oleh sinar itu dan sekejap langsung lenyap menjadi abu. Wow! Mungkin lebih tepatnya itu adalah sinar laser."Semuanya! Menjauhlah terlebih dahulu! Kekuatan sinar itu lebih berbahaya dibandingkan bola api tadi!" teriak Samchong.Semua murid elite yang dibawa Samchong sangatlah patuh. Tak ada satupun yang membantah tiap ucapan dari guru mereka."Guru, hati-hati!" ucap Lingling dari kejauhan berteriak. Lingling sangat khawatir dengan gurunya itu. Karena bagi Lingling, Samchong sudah ia anggap seperti ayah kandungnya. Karena memang sudah sejak kecil Lingling tinggal bersama Samchong dan juga Lee serta Limdong. Oleh sebab itu, Samchong juga akan melindungi tiga muridnya itu. Walaupun masih berada di tahap murid junior, tetapi kekuatan mereka bahkan hampir setara dengan para murid elite.Karena Samchong memerintahkan untuk menjauh, maka para murid elite itu segera menjauh.Dan benar saja, seandainya mereka tadi tidak segera menjauh bisa dipastikan akan ikut menjadi abu seperti pepohonan dan gedung-gedung yang terkena sinar laser yang Limdong keluarkan dari mulutnya itu."Sungguh luar biasa! Kekuatan sinar laser itu bisa menghancurkan apapun yang mengenainya," ucap salah satu murid. Semuanya merasa takjub sekaligus takut. Bahkan beberapa murid yang ada di sana sudah ada yang tubuhnya gemetaran dan berkeringat dingin. Tapi tak ada satupun dari mereka yang lari. Walaupun ada rasa takut, mereka tetap akan melawan sampai akhir. Itulah bedanya murid elite dan murid junior atau senior. Murid elite memang sudah dilatih untuk bertarung sampai titik darah penghabisan demi keselamatan semua orang. Jadi tidak ada satupun yang merasa ragu."Apakah kalian mampu mengalihkan perhatiannya?" tanya Samchong."Kami akan mencobanya, Guru. Ayo, teman-teman! Kita harus mengalihkan perhatian bocah itu. Kalau tidak segera dihentikan, aku yakin seluruh dunia bisa hancur hanya karenanya saja," ujar salah satu murid. Dan itu adalah ketua tim pasukan elite. Namanya adalah Beiji.Beiji dan para murid elite lainnya kembali mendekati Limdong. Mereka berencana akan mengepung dan menyerang tanpa jeda agar Samchong mendapat celah untuk menyegel kekuatan Limdong. Hanya itulah satu-satunya cara agar Limdong bisa berhenti mengamuk."Ayo kita lakukan formasi satu, teman-teman," ujar Beiji. Dan semuanya sudah paham apa yang harus dilakukan.Boom!Boom!Boom!Duar!Dari segala arah, serangan demi serangan mereka lakukan.Kali ini mereka semua mengeluarkan seluruh kemampuan masing-masing. Mereka harus bisa mengalihkan perhatian Limdong. Tapi, kalau mereka gagal dan tak juga memberi ruang celah untuk Samchong menyegel, maka nyawa mereka adalah taruhannya. Karena seluruh tenaga akan dikerahkan."Bagus! Pertahankan serangan seperti itu," ucap Samchong.Samchong masih mengamati dengan teliti agar ia bisa menerobos masuk dan mendekati tubuh Limdong. Kekuatan penyegelan hanya bisa dilakukan apabila bersentuhan langsung dengan targetnya.Satu menit berlalu masih saja belum ada hasilnya.Kepekaan indera yang Limdong miliki sangatlah bagus. Ia bisa merespon keadaan sekitarnya dengan cekatan. Walaupun dikepung puluhan orang, namun pertahanannya belumlah berhasil ditembus.Samchong sampai mengernyitkan alisnya."Bagaimana caranya agar aku bisa mendekatinya? Pertahanannya sangatlah kuat. Bahkan masih bisa melancarkan serangan balasan." Samchong berpikir keras. Kalau ia ikut membantu menyerang, maka akan sulit ketika nanti melakukan penyegelan. Karena penyegelan akan menguras energi sangat banyak energi. Itu tergantung seberapa besar kekuatan yang akan disegel. Dan kalau diperhatikan, sesuai perhitungan Samchong maka akan menguras energinya sebanyak delapan puluh persen bila akan menyegel Limdong.Sementara Lee dan Lingling masih memulihkan kekuatan mereka. Namun walaupun kekuatan mereka pulih, tetap saja tidak akan efektif bila bergabung dalam pertarungan kembali. Karena kondisi tubuh mereka terluka cukup parah. Bertarung bukan hanya mengandalkan energi sihir saja. Melainkan kekuatan fisik juga sangat diperlukan."Beiji! Terus tekan seperti itu Dan coba kalian fokuskan serangan kalian ke arah tanduknya. Kalau aku perhatikan, sedari tadi Limdong sangat menjaga agar tanduk itu tidak terkena serangan sedikitpun. Coba kita lihat, benar atau tidak prediksiku ini," ujar Samchong."Baik Guru. Teman-teman, ayo lakukan apa yang dikatakan oleh Guru," ucap Beiji."Ayo!" Semuanya berteriak dan segera menyerang bagian tanduk Limdong."Semoga saja berhasil!"Beiji dan yang lainnya masih terus menggempur pertahanan Limdong. Kali ini mereka akan lebih memfokuskan serangan mereka ke arah tanduk yang muncul di kepala Limdong. Baru kali ini Limdong mengamuk dan penampilannya juga terlihat berbeda. Kali ini muncul dua tanduk yang ukurannya sedang di kepalanya.Boom!Duar!Duar!Slash...!Brak...!Bug...!Sepuluh menit lebih berlalu namun keadaannya masih juga sama.Walaupun keadaan Limdong tak terkendali, namun nampaknya Limdong masih memiliki pemikiran yang baik. Ia tahu kalau sekumpulan orang ini berusaha mematahkan tanduk di kepalanya."Rasakan ini!" Beiji berteriak sambil menebas ke arah tanduk milik Limdong.Dan akhirnya Beiji berhasil menyentuh tanduk itu. Walaupun tidak mematahkannya, namun ada goresan kecil pada bagian tanduk itu."Roar! Roar! Roar...! Sialan kau! Akan kubunuh kau!" Limdong berteriak dan merasa sangat marah. Ia sangat marah karena ada yang berhasil menyerang salah satu tanduknya."Gawat!" ujar Samchong.Samchong merasaka
Beiji masih mencoba untuk bangkit. Namun nyatanya Limdong tidak memberikan kesempatan pada Beiji.Limdong terus membombardir Beiji dengan pukulan dan tendangan bertubi-tubi.Kali ini tubuh Beiji terlihat babak belur.Tepat saat Limdong akan mengakhiri serangannya dengan sinar laser, tubuh Beiji yang semula babak belur dan berada di depan Limdong secara tiba-tiba menghilang.Duar!Serangan Limdong hanya mengenai udara.Akan tetapi Lee dan Lingling mengira kalau Beiji binasa akibat terkena serangan laser dari Limdong. "Gawat! Beiji telah...," ucap Lingling."Tidak! Lingling, coba lihat yang di atas sana?" Lee menunjuk ke suatu arah. Dan Lingling mengarahkan pandangannya ke arah yang Lee tunjuk.Di atas sana, Lee dan Lingling melihat sosok Beiji yang terbang dan mengambang di udara. Terdapat perubahan bentuk pada tubuh Beiji.Tubuh Beiji tampak lebih besar dan berotot. Dan ada suatu hal yang membuat Shifuyi semakin cemas saat melihat perubahan bentuk pada tubuh Beiji.Ternyata Beiji juga
Semua yang menyaksikan pertarungan itu dari kejauhan menjadi hening. Tidak ada satupun dari mereka yang berada di sana berani mendekat untuk menyelamatkan Beiji. Termasuk juga Shifuyi."Tamat sudah! Beiji, maafkan aku sebagai gurumu ini. Aku bingung harus berbuat apa." Shifuyi mengusap wajahnya.Limdong belum melakukan pergerakan apapun. Nampaknya ia sedang menunggu apa yang terjadi dengan Beiji di balik kepulan asap dan debu itu. Tapi Limdong tidak mau lengah sedikitpun. Ia masih siaga dan bersiap akan membuka mulutnya kembali bila melihat musuhnya masih mampu bertahan.Dan akhirnya, setelah puluhan detik kemudian barulah asap serta debu yang mengepul itu mulai menghilang.Dan hasilnya, tubuh Beiji sudah babak belur bahkan bagian dadanya sudah bolong akibat terkena serangan telak dari Limdong tadi. Limdong mengamati apakah lawannya masih hidup atau sudah mati. Tapi nampaknya Beiji telah tewas."Roar...! Roar...! AUM...! Lemah!" Limdong terus berteriak meraung."Lee, apakah Beiji tewas
Sekitar setengah jam berlalu akhirnya Limdong mulai melakukan pergerakan kembali. Limdong masih meraung dan memukul apapun yang ada di hadapannya saat ia berjalan. Untungnya semua warga berhasil dievakuasi."Teman-teman, apakah kalian merasakannya?" tanya Shifuer pada keempat temannya. Saat ini mereka sudah dekat dengan posisi Shifuyi."Iya, benar. Kekuatan dahsyat ini, apakah ini kekuatan dari murid yang Shifuyi katakan?" jawab Shifusan."Kalau begitu ayo kita cepat ke sana. Aku yakin keadaan di sana pasti sangatlah kacau. Kalau tidak, tidak mungkin orang seperti Shifuyi akan mengirim sinyal darurat pada kita," ujar Shifuer.Dan mereka berempat menambah kecepatan laju mereka."Lingling, Lee. Tunggu sebentar lagi. aku sudah merasakan hawa keberadaan keempat temanku," ucap Shifuyi pada murid kesayangannya itu. Dan dijawab dengan anggukan oleh keduanya.***Tak lama kemudian Shifuer, Shifusan, Shifusi, dan Shifuwu pun tiba di lokasi yang sudah kacau itu."Shifuyi, bagaimana keadaanmu?" t
Lingling masih terus menyalahkan dirinya sendiri. Namun berkali-kali pula Lee terus menepis perkataan Lingling tersebut.***Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Lingling langsung bergegas menuju ruangan tempat Limdong dirawat. Kebetulan di sana sudah ada beberapa teman mereka dari divisi kesehatan yang mendapat perintah secara langsung dari Shifuyi untuk merawat Limdong.Sedangkan setelah sarapan, kelima Guru Besar mengadakan pertemuan. Mereka berniat mendengar apa yang akan disampaikan oleh Shifuyi."Baiklah teman-temanku, sebelumnya aku mengucapkan terima kasih terlebih dahulu. Tanpa kalian, aku tidak akan bisa menyegel dan menekan kekuatan muridku kemarin. Karena formasi penyegelan, kita tidak harus bersentuhan dengan target. Jadi itu sangat mempermudah penyegelan," ucap Shifuyi sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada."Hey, sudahlah. Jangan terlalu formal begitu. Bukankah kita semua ini sahabat?" ujar Shifusan sambil tersenyum."Benar apa yang dikatakan Shifusan. Kalau but
Mendengar apa yang diucapkan oleh gurunya, Lee malah menjadi semakin penasaran.'Lantas Limdong itu apa? Guru bilang Limdong bukanlah iblis? Hem,' Lee bergumam dalam hati.***Satu minggu kemudian, Limdong masih belum juga sadarkan diri. Kali ini Lee sudah tidak terlalu khawatir dengan keadaan Lingling. Sebab Lingling sudah mulai bersemangat."Lingling, apakah kamu berniat latihan hari ini?" tanya Lee."Yah..., mungkin mulai hari ini aku sudah bisa kembali latihan. Tubuhku sudah terasa jauh lebih baik dari sebelumnya," jawab Lingling."Baiklah kalau begitu. Apakah kau mau berlatih bersamaku?" Lee sengaja mengajak berlatih bersama agar Lingling tidak merasa kesepian."Aku rasa aku akan latihan sendiri dulu hari ini. Aku berniat melatih konsentrasiku agar aku bisa naik tingkatan." Tapi sepertinya Lingling justru ingin menyendiri."Oh..., ternyata begitu. Baiklah, aku juga akan berlatih hari ini." Namun Lee juga tidak mau terlalu memaksa Lingling.Mereka berdua akhirnya berpisah menuju te
Awalnya Wanwan sempat ragu. Tapi, akhirnya ia duduk juga di samping Lee.Beberapa saat ada keheningan di antara mereka berdua. Dan akhirnya Lee lah yang membuka pembicaraan terlebih dahulu."Namamu Wanwan, bukan?" tanya Lee."Iya benar. Dan kamu, namamu Lee kan?" Wanwan balik bertanya."Iya, itu namaku. Hem..., aku sering mendengar namamu dari murid lainnya.""Ah..., benarkah?" hati Wanwan berbunga mendengarnya."Benar sekali. Akan tetapi, jujur saja. Yang banyak dibicarakan oleh murid lainnya tentu saja keburukanmu dalam mengontrol serangan."Seketika Wanwan langsung menundukkan kepalanya. Ada rasa malu dan juga rasa sedih."Jangan berekspresi seperti itu. Aku mengerti bagaimana perasaanmu. Tapi, bersedih tidak akan merubah sesuatu. Yang perlu kau lakukan tentu saja harus lebih giat lagi berlatih mengontrol kekuatanmu." Lee menepuk pundak Wanwan. Dan Wanwan pun mengangkat kepalanya yang tertunduk."Tapi, aku sudah setiap hari berlatih. Namun hasilnya sama saja. Aku masih saja sering m
Bam...!Boom...!Ternyata Limdong menangkis serangan Beiji."Li-Limdong...," ucap Lee yang terkejut.Bagaimana ini bisa terjadi? Bukannya Limdong masih belum sadar dari komanya?"Akulah yang membunuh Anakmu!" Limdong dengan gagah berani mengatakan bahwa dialah yang membunuh Beiji."Hahaha...! Bagus! Bagus sekali! Ternyata akhirnya kau keluar juga. Kalau begitu, kau harus mati hari ini!" Beixi tanpa basa-basi dan tanpa menahan diri segera menyerang Limdong.Padahal tubuh Limdong saja masih terlihat ada balutan-balutan kain kasa pada luka-lukanya. Sehingga hal itu yang membuat Lee khawatir dengan Limdong."Limdong! Hentikan! Sebaiknya tunggu kedatangan Guru saja. Tubuhmu mas-" Lee tidak sempat menyelesaikan kata-katanya.Ternyata Limdong telah melesat menghadapi Beixi.Serangan-Serangan Beixi berhasil Limdong tepis bahkan Limdong juga mampu membalas."Ternyata memang kuat. Wajar saja kalau Anakku bisa terbunuh. Tapi tidak denganku!" Beixi kembali melesat dan menyerang Limdong."Aku saran