Share

9. Mengikuti Kira

last update Dernière mise à jour: 2025-03-09 17:13:07

Kira membanting pintu mobil Kai, yang sayangnya tidak menimbulkan suara yang begitu berarti karena mewahnya mobil tersebut.

Dengan hati perih Kira berjalan kaki dengan langkah cepat di trotoar jalan sambil menahan air matanya yang menggenang agar tidak tumpah.

Setelah semua yang terjadi, kenapa Kai baru menanyakan hal itu sekarang? Kemana pria itu saat Kira berjuang sendirian melahirkan Aksa? Kemana Kai saat Kira memintanya untuk datang ke pemakaman?

Dengan pandangan memburam, Kira memesan ojek online. Tak lama ojek yang ia pesan pun tiba. Kira merindukan Aksa, jadi saat itu ia pergi ke tempat di mana Aksa dimakamkan.

Kini, Kira sudah berjongkok di samping kuburan putranya. Di sana ia menumpahkan air mata yang sejak tadi tertahan.

“Maafin Mama, Nak, Mama nangis karena kangen Aksa,” lirih Kira di sela-sela isak tangisnya. “Aksa, apa kabar, Sayang? Mama di sini baik-baik saja, kok,” dustanya sambil mengusap batu nisan Aksa dengan tangan yang bergetar. “Kamu pasti ingin Mama bahagia, ‘ka
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé
Commentaires (6)
goodnovel comment avatar
Ami Lee
sampe sini belum ada rasa bersalah kai.. atau mungkin udah ada tapi masih denial.... moga aja aksa menghantui kamu seumur hidup mu kai. gak tenang lo pacaran sama cewe lo
goodnovel comment avatar
eksa viera
belum.. kai belum menyesal, tiba saatnya nanti kai pasti gila krn dosa²nya pada Kira dan baby Aksa. Kira harus bahagia, biarin kai gila sendiri
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
selamat menikmati penyesalanmu kai
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   10. Rumah

    Pukul lima sore, Kira memutuskan untuk berjalan kaki di sekitar komplek untuk menggerakkan badannya.Setelah pulang dari makam Aksa pagi tadi, Kira tidak banyak beraktifitas.Ia memang sudah berhenti bekerja dari minimarket saat kehamilannya sudah besar satu bulan yang lalu.Awalnya Kira berencana akan fokus mengurus Aksa setelah melahirkan, tapi siapa sangka takdir justru berkata lain.Kira menghela napas berat, setiap tarikan napasnya terasa begitu menyakitkan kala mengingat putranya yang malang itu.Kira melangkahkan kakinya sambil berusaha melapangkan dadanya atas takdir yang menimpa dirinya.Rumah Kai memang berada di kawasan komplek elit, sehingga tidak banyak—atau bahkan tidak ada orang yang berlalu lalang di jalanan yang sepi itu. Setiap rumah dipagari gerbang dan dinding yang tinggi. Jadi Kira leluasa berjalan kaki sendirian.Tiba-tiba sebuah mobil hitam melintas dari arah belakang, dan berhenti tak jauh di hadapan Kira.Kening Kira berkerut, ia merasa seperti mengenali mobil

    Dernière mise à jour : 2025-03-09
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   11. Perasaan Asing

    Kai melangkah lebar-lebar di lorong rumah sakit. Ia menuju ruang NICU dan menghampiri inkubator Luna. Mata elangnya meredup, menatap lembut bayi mungil itu dengan tatapan penuh kasih.Tangan Kai terulur, menyentuh celah kecil di dinding inkubator itu sambil berbisik pada bayi yang tengah memejamkan matanya, “Halo, Cantik. Daddy datang lagi. Tidur kamu nyenyak sekali.”Kai tersenyum kecil, ia berharap bisa secepatnya menggendong Luna. Namun ia harus menahan diri karena Luna belum saatnya keluar dari inkubator.Setelah cukup lama memandangi putrinya dari sang kekasih itu, Kai pun keluar dari NICU dan secara kebetulan berpapasan dengan Dokter Ratna sesaat setelah Kai menutup pintu.“Selamat sore, Pak Kaisar,” sapa sang dokter.Baik dokter maupun perawat di NICU sudah tahu bahwa Kaisar adalah ayahnya Luna.“Selamat sore, Dok. Bagaimana kondisi Luna?” tanya Kai tanpa basa-basi.Dokter Ratna tersenyum. “Perkembangan Luna sudah cukup baik, beberapa hari terakhir ini berat badan Luna sudah be

    Dernière mise à jour : 2025-03-10
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   12. Ingin Dilayani (1)

    “Berikan barang itu padaku.”Kira terhenyak. Namun, dengan cepat ia menggeleng. “Kenapa aku harus memberikan barang-barang anakku ke kamu, Mas?”Kai berdehem pelan sambil mengusap tengkuknya. Tatapannya yang semula tajam seketika menjadi sulit diartikan.“Biar aku yang memberikannya ke panti asuhan. Kamu nggak perlu pergi,” ucap Kai, membuat Kira ternganga.“Untuk apa kamu peduli padaku?” Kira kembali menggeleng cepat. “Nggak. Aku nggak akan menyerahkan barang-barang anakku ke kamu begitu aja.”Kira tidak mempercayai Kai, bisa saja Kai membuang barang-barang ini di jalan karena saking bencinya Kai pada Aksa, bukan?Kai melangkah maju, mendekati Kira, hingga jarak di antara mereka semakin menipis. Kai menunduk menatap Kira saat berkata, “Aku suamimu, Kira. Jadi nggak ada alasan untuk membantah ucapanku!”“Suami kamu bilang?” Kira membuang muka

    Dernière mise à jour : 2025-03-10
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   13. Ingin Dilayani (2)

    “Tugasmu belum selesai, Kira!” “Apa lagi sekarang?” “Lepas pakaianku!” Lagi-lagi Kira terperangah mendengar permintaan aneh dari pria kejam—yang sayangnya tampan itu. Hari ini Kai kembali berubah aneh, seperti bukan Kai yang selama ini Kira kenal. Hati Kira ingin menolak permintaan Kai, tapi ia teringat dengan ancaman lelaki itu. Alhasil, Kira melangkah mendekati Kai dan membantu melepaskan kancing kemeja hitamnya satu persatu dari deretan teratas. Jarak mereka yang terlalu dekat membuat Kira bisa merasakan napas hangat Kai menerpa wajahnya. Kalau Kira tidak salah ingat, ini adalah pertemuan terlama mereka semenjak menikah. Sebab biasanya Kai jarang mengajak ngobrol Kira, Kai selalu mengabaikan Kira dan menganggap Kira tidak ada di rumah ini. “Minggu ini ada acara makan malam di rumah orang tuaku,” ucap Kai tiba-tiba. Kira tidak tahu harus memberi respons seperti apa, sebab ia pikir Kai hanya memberitahunya saja. Dan selama ini pula Kira tidak pernah diajak ke pertemuan k

    Dernière mise à jour : 2025-03-10
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   14. Terpana

    Kai nyaris tidak pernah menatap wajah Kira lebih dari lima detik sebelumnya. Setiap tatapan yang Kai layangkan pada wanita itu adalah tatapan penuh kebencian. Namun, malam ini, Kai dengan leluasa memandangi wajah Kira yang sedang terlelap tidur dengan napas teratur. Wajah Kira terlalu polos untuk Kai tatap dengan benci. Kai merasakan ada sensasi aneh di dadanya kala menatap Kira, dan... ia terpana. Kai tidak bisa membohongi dirinya lagi bahwa Kira sebenarnya memiliki wajah yang cantik meski tanpa riasan. “Sial! Apa yang aku pikirkan?” desis Kai pada dirinya sendiri dengan suara nyaris tak terdengar. Ia berusaha menepis pikirannya yang menganggap bahwa Kira itu cantik. Namun, alih-alih mengalihkan pandangannya ke arah lain, mata Kai justru terus tertuju pada wajah Kira. Hingga bunyi dentingan ponsel mengejutkan Kai, mengeluarkan Kai dari keterpakuannya. Kai mengalihkan tatapannya dari wajah Kira ke arah ponsel yang tergeletak di atas meja. Ada pesan masuk ke ponsel Kira. Dan se

    Dernière mise à jour : 2025-03-11
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   15. Teringat Aksa

    Kai seakan-akan tidak bisa mengalihkan tatapannya dari Kira. Meski ia enggan mengakui, tapi gaun itu sangat cocok di tubuh wanita itu.Kai mengalihkan pandangannya dengan cepat, berusaha menyembunyikan keterpakuannya. Ia tidak mungkin membiarkan dirinya terpesona oleh Kira—wanita yang selama ini hanya ia pandang dengan penuh kebencian.“Kita bayar dan pergi,” ucapnya singkat, berusaha menjaga nadanya tetap datar.Kira mengangguk tanpa ekspresi, kembali ke ruang ganti untuk berganti pakaian.Di saat Kira sedang mengganti pakaiannya, Kai membayar di kasir. Tepat setelah ia menerima struk pembayaran, ponselnya berdering. Ia merogoh saku jas dan mengerutkan kening kala mendapati nama sang kekasih di layar.“Halo, Sayang? Ada apa meneleponku?” tanya Kai sambil berlalu meninggalkan kasir.“Honey, aku sakit. Bisa tolong datang ke sini sekarang juga? Aku butuh kamu.” S

    Dernière mise à jour : 2025-03-11
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   16. Tidur Di Sini

    Pukul sembilan malam, tapi Kai tak kunjung pulang. Kira tidak ingin peduli pada apa yang dilakukan Kai saat ini. Sebab ia tahu Kai sedang berada di rumah kekasihnya. Dan Kira yakin sekali, malam ini pria itu akan menginap di sana. Namun, ada satu bagian dari diri Kira yang merasa kecewa dan marah. Andai ia tidak butuh Kai untuk membantu biaya pengobatan ibunya, mungkin saat ini Kira sudah pergi dari kehidupan pria itu. Kini, Kira tidak bisa memejamkan matanya. Ada banyak hal yang ia pikirkan. Tentang bagaimana ia harus bersikap nanti di acara keluarga Kai, Kira yakin orang tua dan saudara-saudara Kai tidak akan menerimanya begitu saja.Dan Kira juga memikirkan putranya, ia rindu pada Aksa, rindu pada bayi yang selama hampir sembilan bulan menemaninya dalam kandungannya. Karena merasa dadanya penuh dan nyeri, Kira pun memompa ASI-nya. Ia menaruh beberapa kantong ASI perah di freezer. ASI-ny

    Dernière mise à jour : 2025-03-11
  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   17. Tujuan Yang Sesungguhnya

    “Aku akan tidur di sini!”“A-apa?” Kira ternganga mendengarnya. Matanya menatap Kai dengan tatapan tak percaya. Apa ia tidak salah dengar? Kai ingin tidur di kamarnya?Kai mengembuskan napas pelan. “Aku bilang, aku akan tidur di sini.” Kali ini suara Kai terdengar lebih rendah.“Kenapa?” tanya Kira datar. “Kenapa kamu ingin tidur di kamarku, Mas?”Kai berdehem dan mengusap tengkuk, seperti tengah kebingungan mencari alasan. “AC di kamarku rusak,” dustanya secara spontan.“Kamu bisa tidur di kamar lain, Mas,” timpal Kira, “kamar di rumah ini bukan cuma kamar aku aja. Masih ada kamar tamu.”Kira hendak menutup pintu, tapi Kai segera menahannya dengan satu tangan. “Kamu istriku! Aku berhak tidur di kamar istriku sendiri!”Lagi-lagi Kira ternganga. Istriku dia bilang?Kira mendengus pelan. “Setelah apa yang kamu lakukan padaku selama ini, kamu baru mengakui kalau aku istrimu, Mas?” Kira tersenyum getir, menggeleng. “Maaf, Mas. Tapi alasan kamu nggak membuat hati aku terketuk. Kamu bisa ti

    Dernière mise à jour : 2025-03-12

Latest chapter

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   152. Tanggung Jawab

    Seorang wanita paruh baya dengan penampilan elegan tengah duduk di sofa ruang tamu. Kai langsung mengernyit, langkahnya terhenti seketika. Tangannya yang menggenggam tangan Kira mengencang tanpa sadar.Sementara Kira… hanya diam mematung dengan ekspresi terkejut yang berusaha ia sembunyikan. Kira menatap wanita itu dan Violet–yang duduk saling berhadapan, dengan tatapan penuh kebingungan dan keterkejutan.“Mami,” gumam Kai nyaris tak percaya dengan apa yang ia lihat. “Kenapa Mami ada di sini?”Ya, wanita paruh baya itu adalah Grace.Grace tersenyum tipis. Namun, itu bukan senyuman hangat. Melainkan senyuman yang seolah menyimpan sesuatu.“Kebetulan sekali kalian datang,” kata Grace dengan tenang. Ia sama sekali tidak melirik Kira. “Ada yang ingin Mami bicarakan sama kamu, Kai.”Kai melirik Violet yang tampak seperti habis menangis. Violet seketika memalingkan wajahnya dari Kai. Tatapan Kai lalu tertuju pada Kira yang masih terdiam.“Ayo, kita duduk,” ucap Kai pada Kira.Kira menganggu

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   151. Bikin Candu

    “Mana kopiku?” bisik Kai di dekat telinga Kira sambil memeluk Kira dari belakang. Kira sempat terkesiap sesaat, sebelum akhirnya ia sedikit menelengkan kepala agar bisa menatap suaminya. “Sebentar lagi selesai, Mas,” kata Kira sambil menunjuk mesin pembuat kopi yang sedang bekerja. Kai tersenyum kecil, lalu menaruh dagu di pundak Kira sambil memperhatikan mesin kopi dengan saksama. Seharian ini Kai diam di rumah, ia lebih banyak menghabiskan waktu bersama Kira. Dan ternyata berinteraksi dengan Kira tanpa adanya ketegangan, terasa begitu menyenangkan dan menenangkan. Jika itu dulu, setiap kali libur kerja, Kai lebih memilih menyibukkan diri di ruangan kerjanya atau pergi bersama Violet. Namun hari ini berbeda. Sejak bangun pagi tadi, Kai belum melepaskan Kira dari pandangannya. Bahkan ketika Kira turun ke dapur untuk membuat sarapan, Kai tetap mengikutinya seperti bayangan yang enggan berpisah. Saat Kira pergi ke perpustakaan di rumahnya untuk membaca buku, Kai mengikutinya dan pu

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   150. Gosip Tentang Kita

    Hal pertama yang Kira dapati saat ia membuka mata pagi itu adalah wajah Kaisar. Napas hangat Kai menerpa wajah Kira. Pelukan eratnya membuat Kira terkungkung dan sulit bergerak. ‘Kenapa jantungku selalu berdebar-debar?’ batin Kira seraya memandangi wajah Kai dengan tatapan dalam. Kira tidak tahu perasaan apa yang tengah ia rasakan saat ini. Yang jelas, perasaan itu terasa asing tapi menyenangkan. Dan entah sejak kapan memandangi wajah suaminya terasa begitu menenangkan. Tangan kanan Kira terangkat, ia menyapukan jemarinya dengan gerakan seringan kapas di pipi Kai yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Kira tersenyum kecil saat mengingat bagaimana tegasnya wajah Kai ketika mengumumkan status pernikahan mereka tadi malam. “Terima kasih,” bisik Kira nyaris tak terdengar. Jemari Kira kini bergerak ke hidung tinggi Kaisar, lalu berakhir di bibir tipis yang semalam memagutnya habis-habisan. Mengingat apa yang Kai lakukan di lantai dansa, dan di kamar ini tadi malam, pipi Kira seketika m

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   149. Dansa

    Selama acara berlangsung, Kai benar-benar tidak melepaskan Kira dari genggamannya.Lelaki itu selalu membawa Kira ke manapun ia pergi. Kai menyapa para kolega yang datang, dan Kira selalu menemaninya.Hampir semua yang mereka temui memuji kecantikan Kira, dan hal itu membuat Kai semakin merangkul Kira dengan posesif.Apalagi saat Kai bertemu dengan Julian, ia semakin protektif pada Kira.Sementara itu, para wanita banyak yang menatap iri pada Kira, sebab Kira bisa menjadi pendamping seorang Kaisar yang digilai banyak wanita.Julian yang sedang menatap Kira dan Kai dari kejauhan, hanya tersenyum samar. Ia tak menyangka bahwa malam ini Kai akan membuat semua orang terkejut dengan pengakuannya tadi.“Kai… kurasa kamu benar-benar sudah berubah,” gumam Julian sebelum menyesap minumannya. “Tapi aku nggak akan tinggal diam kalau kamu sampai menyakitinya lagi.”“Pak Julian?” Seseorang menyapa Julian, membuat Julian sontak mengalihkan tatapannya ke arah kenalannya itu. Dan seketika Julian pun

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   148. Kejutan

    Meski kepercayaan dirinya merosot, Kira tetap menegakkan kepalanya, tersenyum ramah pada kedua mertuanya yang masih ternganga melihat kedatangannya.“Selamat malam, Mi, Pi,” sapa Kai, “terima kasih sudah datang.”Ameer Milard–ayah Kai, yang tengah duduk menyesap minumannya hanya mengangguk.“Selamat malam, Kai, buat anak Mami satu-satunya ini nggak mungkin kami nggak datang.” Grace keluar dari ketersimaannya, lalu tersenyum sebelum memeluk Kai.Kai dengan terpaksa melepaskan tangan dari pinggang Kira demi memeluk sang ibu.“Kenapa kamu membawa Kira?” bisik Grace.Kai melepaskan pelukannya, lalu kembali merangkul Kira sambil tersenyum samar. “Kira istriku, Mi. Aku nggak mungkin meninggalkan dia sendirian di rumah.”Grace terkejut mendengarnya. Tadinya ia akan mengabaikan Kira, tapi karena ada kamera wartawan yang tengah menyorot mereka, Grace pun menyunggingkan senyuman lalu memeluk Kira.Kira yang menyadari bahw

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   147. Aku Akan Tetap di Sampingmu

    “Kamu cantik sekali,” puji Kai untuk ke sekian kalinya malam itu.Ugh! Kira mengipasi pipinya yang mendadak panas. Entah mengapa setiap pujian yang keluar dari mulut Kai selalu membuat pipinya memanas dan jantungnya berdebar-debar. Padahal Kira ingat, lelaki itulah yang dulu memperlakukannya dengan dingin dan kejam.“Mas, berhenti memuji aku terus. Kamu terlalu berlebihan,” elak Kira.“Aku nggak berlebihan, Kira,” sanggah Kaisar seraya menatap Kira dengan tatapan sulit diartikan. “Bahkan, kata-kata cantik saja sama sekali nggak bisa mewakili kecantikan kamu.”Kira seketika mengalihkan pandangannya ke luar jendela, demi menyembunyikan wajahnya yang pasti sudah semerah tomat sekarang.Melihat ekspresi Kira, Kai terkekeh kecil. Tangannya terulur, meraih tangan Kira dan menggenggamnya. Jari jemari panjangnya mengisi sela-sela jari Kira yang lentik.Sementara itu sopir tak berani mencuri-curi pandang melalui kaca spion, ia berusaha menulikan telinga karena sejak tadi majikannya itu terus m

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   146. Persiapan Pergi ke Pesta

    Hari Sabtu siang, Kira baru saja selesai menyusui Luna, sebab sore ini ia tidak bisa menyusui bayi itu jadi jadwalnya dimajukan ke siang. Sore ini Kira akan menghadiri acara ulang tahun Milard Corp yang ke-50.“Sudah selesai?” bisik Kai yang duduk di belakang Kira, ia menaruh dagunya di bahu Kira dengan tatapan tertuju pada Luna yang tampak anteng di pelukan wanita itu.“Sudah, Mas. Luna kayaknya sudah kenyang.” Kira tersenyum menatap Luna, ibu jarinya menjawil pipi anak itu dengan gemas. Luna menggeliatkan tangannya ke atas sambil menguap.“Boleh aku gendong dia?”“Tentu saja. Kamu ayahnya.” Kira berdecak lidah sambil menoleh ke arah Kaisar.Kira memutar tubuhnya menghadap sang suami, lalu ia menyerahkan Luna ke pangkuan lelaki itu.Kai menerima Luna dengan hati-hati seolah tidak ingin menyakitinya. Tubuh gempal Luna tenggelam dalam pelukan sang ayah. Kai berdiri sambil meninabobokan putrinya.Pemandangan itu membuat hati Kira tiba-tiba diserang perasaan nyeri yang sulit ia jabarkan

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   145. Tak Bisa Berkedip

    “Sekarang… aku boleh tidur di sini?” Kira menatap Kai dengan mata disipitkan. “Oh, makan malam tadi itu sogokan, ya?” “Tentu saja bukan,” sanggah Kai dengan cepat, seolah khawatir Kira akan salah paham. “Aku memang malu mengakui ini, tapi aku benar-benar nggak bisa tidur kalau sendirian lagi.” Mendengarnya, Kira terperangah. Sejak kapan Kai tidak bisa tidur sendiri? Bukankah dulu Kai setiap malam selalu tidur sendirian? Sekali lagi Kira menyipitkan mata, berusaha mencari-cari kebohongan dari raut muka suaminya. Namun, mata merah dan lingkaran hitam di bawah mata membuat Kira yakin bahwa Kai kurang tidur. “Baiklah,” ucap Kira akhirnya sambil membuka pintu lebar-lebar. “Kamu boleh masuk.” Sudut-sudut bibir Kai terangkat, membentuk senyuman kecil. Pria itu dengan cepat melenggang memasuki kamar sebelum Kira berubah pikiran. Lalu Kai merebahkan tubuhnya, berbaring miring sambil menopang kepala dengan satu tangan yang ditekuk. Tangannya yang terbebas menepuk space kosong di sebelahny

  • Ibu Susu untuk Madu Suamiku   144. Hanya Kamu

    Kira baru keluar dari keterpakuannya saat tangannya digenggam oleh sebuah tangan yang lebar dan hangat. Ia mendongak, menatap suaminya yang saat itu tengah menatapnya.“Ayo,” ucap Kai sekali lagi sambil mengeratkan genggamannya, seolah-olah khawatir Kira akan menarik tangannya kembali.Lidah Kira mendadak terasa kelu seakan kehabisan kata-kata. Kakinya melangkah mengimbangi langkah kaki Kaisar yang pelan.Tatapan Kira kembali terpaku pada sebuah yacht yang menepi di dermaga. Kira sama sekali tidak menduga bahwa mereka akan makan malam di atas yacht yang sudah dihiasi lampu-lampu di sekelilingnya.Saat yacht itu sudah ada di hadapan mereka, terpaksa Kai melepaskan tangannya dan membiarkan Kira berjalan lebih dulu.“Hati-hati,” ucap Kai.Kira mengangguk, ia menaiki tangga yacht dengan jantung yang mendadak berdebar-debar. Ini pengalaman baru baginya. Bahkan sebelumnya Kira tak pernah berani bermimpi akan makan malam di tempat yang unik seperti ini.Tiba di dek atas, Kira terperangah mel

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status