A story about a strong woman (you won't regret, she isn't like other female leads) A story about an innocent girl, a girl who only knew how to spread love. She has the eyes of innocence, the face of an angel and a personality of a dreamer but her smile....her smile is so beautiful but what people don't see, is a smile that hides more pain than you can ever imagine. A story about a boy, a boy who was forced to grow up into a cold heartless monster. Every girl wanted to be with him and there wasn't a single girl in the campus who had not slept with him except for those who were the outcasts. He was a playboy, not caring about anyone's feelings except his friends and his sister. His sister was his world, he would destroy anyone who even dared hurt his beloved sister. What will happen when he gets trapped in misunderstandings, vowing to take revenge from the girl who caused his sister pain? What will happen when he breaks her beyond repair? What will happen when she loses her purpose in life and becomes lifeless? What will happen when he finds out the truth and regrets immensely for what he did to the girl he madly fell in love with? What will happen when he gets separated from her? What will happen when he goes insane in her love, yearning and craving for her attention....for her that he abused for something that she never did but rather saved? Will she forgive him or will he lose her forever? After all, the things he had done to her were unforgivable and beyond words..... "P...please don't leave me. Come back to me.... P...please...please Eyshana.... I... I love you" I pleaded and cried as I cradled her lifeless body.
Lihat lebih banyak“Ah ….” Lenguhan dan desahan bergema di ruangan hotel itu.
Cahaya remang dari lampu tidur yang menyala memperlihatkan samar siluet dua orang yang tengah saling memagut satu sama lain.
Namun, detik sang pria ingin menyatukan dirinya dengan wanita dalam pelukan, satu desisan terlepas dari bibir wanita tersebut.
"Kamu masih perawan?" tanya Ryuga yang mengerutkan kening saat melihat gadis di bawah kungkungannya meringis kesakitan, tepat begitu dia berusaha membobol mahkotanya.
Claudia mencengkeram punggung Ryuga kuat-kuat. “Terobos aja, Pak,” tukasnya cepat.
Satu tangan Claudia merangkul tengkuk Ryuga, berusaha mengalihkan perhatian pria itu dengan bibirnya. Namun, Ryuga menolak.
"Jawab pertanyaan saya," tegasnya.
Ditatap seperti itu, Claudia menggigit bibir. Frustrasi karena hasratnya terpaksa ditahan. "Ya menurut Bapak?!" balasnya ketus, ingin agar pria di atasnya ini cepat melanjutkan aksinya lagi.
Namun, tidak disangka, Ryuga malah menghela napas dan menjauhkan diri darinya. "Saya nggak bisa lanjut." Suara Ryuga kembali mengudara di tengah hawa panas yang menyelimuti keduanya.
"Loh, kenapa?!" rengek Claudia. “Kan sudah sesuai perjanjian!”
Untuk melupakan rasa sakit hatinya karena ditinggal bertunangan oleh sang pujaan hati, Claudia memesan seorang pria dari muncikari yang direkomendasikan temannya.
Pria dewasa dengan proporsi tubuhnya bagus, tidak kelebihan otot dan juga wajah yang menawan, itu ciri-ciri yang Claudia berikan sehingga dirinya berujung mendapatkan Ryuga, pria yang membuat Claudia merasa telah mendapatkan jackpot lantaran gigolo yang dia pesan ternyata bisa begitu memesona.
Akan tetapi, karena dia perawan, Ryuga malah mengurungkan niatnya?! Transaksi macam apa ini!? Claudia sudah mengeluarkan uang, masa batal!?
Ryuga menautkan alis mendengar ucapan Claudia, entah karena bingung atau tidak setuju dengan kalimat gadis itu. Namun, kalimat yang tidak mampu Claudia percaya terlontar dari bibir Ryuga.
"Kamu harus lakukan itu dengan seseorang yang kamu suka,” ujar pria tersebut seraya turun dari tempat tidur dan meraih jubah mandi di dekatnya. Otot perutnya yang menggoda masih dipertontonkan.
Mendengar kalimat Ryuga membuat Claudia mematung. Gigolo macam apa Ryuga ini?! Kok bisa menolak dan malah menyarankan kliennya untuk melakukan yang pertama kali dengan orang yang mereka suka?!
Ya, kalau misalkan bisa bersama dengan orang yang Claudia suka, dia juga tidak akan ada di tempat ini!
Kepalang tanggung karena hasrat sudah di ubun-ubun, Claudia memutuskan untuk membalas, "Saya sukanya Pak Ryuga!”
Sontak, Ryuga membeku. Ekspresi pria itu memang datar, tapi pancaran matanya memancarkan keterkejutan seiring dirinya perlahan menoleh untuk menatap mata Claudia.
Wajah Ryuga tampak kesulitan, tapi setelah beberapa saat, pria itu kembali membuang wajah. “Tapi saya nggak suka kamu,” ucapnya, sukses membuat Claudia terbelalak. “Kamu amatir.”
"Pak, jahat banget sih mulutnya!" protes Claudia, merasa tersinggung.
Memang dia tidak seksi dan berisi seperti wanita-wanita lain di bar malam itu, tapi Claudia cukup pede dengan parasnya. Walau Claudia tidak selalu percaya, tapi banyak orang yang memuji kecantikannya, membuatnya yakin kalau paling tidak penampilannya masih berada di garis rata-rata!
Dengan mata yang mulai berkaca-kaca karena tersinggung, Claudia merengut selagi menatap Ryuga. Pria itu pun menyadari hal tersebut dan berujung kembali menghela napas.
"Saya minta maaf, tapi saya bener-bener nggak bisa," ucap Ryuga.
"Kenapa?! Saya berkenan, Bapak juga. Saya mau, Bapak juga mau. Jadi harusnya–”
"Kamu takut,” potong Ryuga membuat Claudia terdiam. Pria itu menoleh saat selesai berpakaian dan menatap mata Claudia lurus. “Saya bisa lihat itu di mata kamu."
Mendengarnya, Claudia tersedak air ludahnya sendiri. Apa … sungguh sejelas itu?
Memang, sejujurnya Claudia takut karena ini pertama kali baginya. Bukan hanya itu, dari awal dirinya juga tak pernah senakal itu apabila berpacaran. Paling mentok juga berpegangan tangan dan berpelukan, sisanya tidak pernah karena nyalinya begitu kecil.
Namun, karena patah hati yang begitu besar, malam ini Claudia memutuskan untuk nekat.
"Apa alasan kamu ingin tidur dengan saya?" tanya Ryuga lagi. “Penasaran? Ingin mencoba? Atau … karena ingin menjadikan malam ini pelampiasan?”
Claudia kaget. Tidak menyangka isi hatinya terbaca jelas oleh pria di hadapannya. Berusaha menghindari tatapan Ryuga yang tajam dan menusuk itu, Claudia pun menundukkan kepala, sedikit malu dan merasa bersalah.
Tahu tebakan terakhirnya benar, Ryuga berucap, “Saya nggak bersedia dijadikan pelampiasan.”
Ucapan Ryuga membuat Claudia mengepalkan tangannya. Dia sudah membayar sang muncikari, masa ditinggal tanggung begini!?
"Bener nih, Pak?" Claudia masih berharap, tapi Ryuga menganggukkan kepalanya mantap.
Keputusan Ryuga memang menyebalkan. Akan tetapi, pun dia seorang gigolo, Ryuga tetap manusia. Dia boleh punya pilihan.
Memikirkan itu, Claudia pun menghela napas kasar dan berkata, “Kalau begitu, saya minta yang lain saja.”
Mendengar tersebut, Ryuga yang baru saja ingin mengenakan jasnya mendadak membeku di tempat. “Apa?” Dia menatap gadis itu dengan wajah tidak percaya.
Claudia mengedikkan bahunya. “Ya, kalau Pak Ryuga nggak mau, saya cari pria lain. Rugi dong kalau kadung nanggung begini.”
Namanya sudah bayar, masa mau minta balik uangnya. Mana mungkin si muncikari mau!?
Baru saja Claudia membuka hapenya untuk menyalakan internet dan mengirim pesan kepada si muncikari, tangannya langsung dicekal oleh Ryuga. “Kamu akan mencari pria lain kalau saya menolak?” tanya pria itu.
Claudia mengerjapkan mata, tapi dia menjawab, “Iya.”
Ada kilatan aneh di mata Ryuga seiring dirinya berkata, “Apa kamu gila? Sebegitu nekatnya kamu sampai sama sekali tidak memedulikan harga dirimu?”
Alis Claudia tertaut, dia rasanya ingin marah. Apa hak Ryuga membicarakan harga diri dengannya?!
Baru saja ingin menyemprot pria itu, mendadak ponsel Claudia bergetar. Itu telepon dari ‘Mami’, panggilan untuk sang muncikari.
Melihat hal itu, Ryuga gegas melepaskan tangan Claudia. Mungkin baru sadar dia tidak ada hak menahan gadis tersebut.
“Saya ke kamar mandi dulu … kalau memang kamu mau lanjut, kita lanjutkan setelah kamu selesaikan panggilan itu!” Usai mengatakan hal tersebut, Ryuga langsung masuk ke kamar mandi.
Mendengar hal itu, Claudia tersenyum penuh kemenangan. Dia pun mengangkat panggilan.
“Halo?” sapa Claudia.
“Bu Claudia! Akhirnya, terhubung juga panggilannya! Ibu dari tadi ke mana?! Saya telepon berkali-kali!” tegur si mami dengan agak panik, membuat Claudia menautkan alis. Belum sempat dibalas, si mami melanjutkan, “Ini anak Mami nungguin dari tadi!”
Claudia mengerutkan kening. “Loh, ini anaknya udah sama saya.” Ryuga saja ada di dalam kamar mandi.
“Hah? Nggak, Bu Claudia. Ini anak Mami aja udah dua jam nungguin Ibu di depan bar!”
Informasi dari si muncikari membuat Claudia membeku. Dia perlahan menatap ke arah pintu kamar mandi, lalu berkata dengan agak bergetar, “Nama anak Mami … Ryuga, ‘kan?”
“Ryuga? Siapa itu? Anak Mami yang buat Bu Claudia namanya Evan!”
Balasan sang muncikari membuat dunia Claudia serasa berhenti. Jadi, dia salah orang!? Lalu, siapa Ryuga yang ada di dalam kamar mandi kalau bukan gigolo yang dia pesan?!
**
Disturbing ahead!!!"Get up you fucking moron...who told you to sleep? get your fucking ass up" a tall bald bulky man seethed kicking the weak man who was laying on the cold hard floor. Angry at his ignorance, he grabbed the man's hair and forcefully pulled him up on his feet. "I SAID GET THE FUCK UP" the bald guy yelled slapping the poor man hard on the face. "S-sorry" the weak man replied, trembling as he tiredly walked forward to do his chores.Tom was a scary guy, he acted like he owned the cells. Tall, bulky, scary-looking dude everyone feared him. He was like a bully, making everyone do his chores for him, even some of the officers themselves peed their pants when they tried to confront him. "Ah here comes the little wanker, fucking rapist...lo
"Love didn't ruin my life like I thought it did. I stopped believing in love until I realized sometimes it's not loving that ruins you because love is pure emotion, love is never wrong but the person who you choose to love, that could be wrong. I've worked with so many of you lovely ladies, all of you have been through so much but there is something you all have inside you and that is will-power, something that not many women have inside them. I have worked with so many women who have come from abusive backgrounds who have been raped, abused, sex trafficked, and sold coming to me to back out from their case because they decided to forgive their partners. We are women, not pets, not doormats where we will allow people to walk over us. If your partner wants to repent for his mistakes, he needs to go through punishment just like all other criminals. If your partner has raped you, he needs to surrender himself to the police, if your partner a
Ezhil's POV"What the fuck are you on about?" I stood up enraged hearing what he just said. "I'm sure you are not deaf Mital but for you, I will repeat, you are under arrest" he stood up taking out a pair of handcuffs. "What the fuck?" I grabbed his collars but before I could even touch his shirt, he grabbed my wrist twisting it causing a burning sensation to dart through my arm. Gritting my teeth I cursed as the pain grew. "Fuck""Rule number 1, never grab a police officer's shirt, also the shirt costs a lot, I don't want your filthy hands touching it. God knows where those hands were used" he asserted with disgust. "You bastard" I spat trying to attack him again but instead I heard a 'click' sound causing my eyes to instantly drop to my wrists.
Ezhil's POVAngerJealousyRageFuryBetrayedThese were all the emotions I was feeling right now as I stared at the two with upmost inflamed madness. I was infuriated as their lips met, the lips that belonged to me, the lips that I was first to touch. My heart was flaming with fire, burning its way through my body causing a heat of wrath to explode. I wanted to run up there, push him of her and kill him right there and then.How dare he touch her?
Eyshana's POVSitting inside my warm apartment, I gazed down at the floor not knowing what to say. "Thank you" I started off turning my head to the man who not even knowing me well decided to help me. "Don't be...it's my duty and plus...that's what friends do right? have each others backs" he responded back with a smile. "Right" a small chuckle left my lips. "Anyways, let's not ruin the mood by talking about them...tell me a bit about yourself, your likes, dislikes...of course if you don't mind" he let out nervously. I stifled back a laugh. Why was he always so nervous around me? cute. I thought to myself."Sure" I replied."Um...so, your favourite colour?" he asked. "Green, I love the colour green, like forest green" I answered with excitement. "And you?" "Black" I rolled my eyes. "Of course" I muttered. "What?, can't a man like the colour black? jeez girl" he teased making me laugh. "favourite food?" I asked. "Don't r
Vicky's POV"Why are you doing this to me? to us? why Sona? why?" I pleadingly asked moving closer to her only for her to flinch taking a step away from me. It fucking hurt...it killed seeing her move away from me like that. "Sona" I stepped forward. "Just stop" her eyes were tightly closed allowing tears to trickle down her cheeks. "I can't do this Vicky...I can't...I can't ruin your life like this" her teary eyes met mine."Why are talking like that Sona? we are supposed to be together...you are mine and I am yours...what happened to that?" I furiously wiped my escaping tear. "Why do you keep pushing me away? why don't you talk to me properly? why do you keep ignoring? just why?" I asked with pain trying to move closer but the more I moved closer the more step
Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.
Komen