Share

Bagian 24: Detik-detik Terakhir yang Mencekam

Eka mendekap Surtini dengan erat. Tangannya mencengkeram kuat payung yang sudah penyok. Hanya benda itu satu-satunya senjata yang tersisa, meskipun dia tahu tak akan berguna untuk melawan lima preman berbadan kekar.

"Menyerahlah, Manis. Lebih baik bersenang-senang dengan kami."

Seringaian di bibir para preman meremangkan bulu kuduk. Mereka melangkah pelan, seperti dengan sengaja menciptakan ketegangan, seolah-olah singa hendak menerkam rusa. Eka menelan ludah berkali-kali. Suara napasnya sendiri bahkan terasa seperti genderang kematian.

Brak!

Salah seorang preman tersungkur. Dia menggeram marah, lalu dengan cepat berdiri. Keempat preman lainnya mengalihkan pandangan dengan gusar, mencoba mencari tahu siapa yang tengah menganggu mereka.

"Heh, Tuan Muda tampan ini rupanya hendak terlihat keren di depan gadis-gadis, benar-benar bodoh!" ejek ketua preman saat menemukan Rehan berdiri tak jauh dari mereka.

Tawa meremehkan menggema. Mereka

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status