Share

Ketegangan Kerajaan

Diofu dibawa dua prajurit ke dalam ruang tamu keluarga pribadi raja. Diofu disuruh duduk sendirian bersama dua prajurit yang berdiri dihadapannya. Sementara di dalam ruang pribadi raja, tampak sunyi tidak ada orang.

Dioyung sang raja, masih di aula istana bersama dengan para penghuni Kerajaan Souling. Mereka berkumpul mencibir Raja Dioyung. Sementara Raja Dioyung sibuk berbicara dengan penasihat Kerajaan Souling.

"Apa yang terjadi Raja." ucap yonjing.

"Aduh, kok bisa seramai ini ya." ucap Raja Dioyung sambil menggeleng kepala kepada yonjing.

Dioyung terlihat malu terhadap penghuni Kerajaan Souling dihadapannya. Dia langsung menyuruh Yonjing untuk mengurus penghuni Kerajaan Souling untuk kembali bubar dan beraktivitas seperti biasa.

Yonjing terlihat kaget, dan menyuruh seorang prajurit untuk membubarkan kerumunan dan meninggalkan aula istana.

Sementara Raja Dioyung masuk menemui Diofu dihadapan dua prajurit.

Diofu berdiri melihat Dioyung tetapi kedua tangan Diofu dipegang oleh dua prajurit.

"Diofu, kamu anak raja Kerajan Souling. Kamu belum mampu ikut campur pemerintah Kerajaan Souling." ucap Raja Dioyung berdiri dihadapan Diofu.

"Saya akan membantu keadaan Kerajaan Souling yang sedang kesulitan, pak." ucap Diofu kepada Raja Dioyung.

"Itu terlalu berbahaya, anak Raja Kerajaan Souling harus tetap berada di istana."

"Diofu diam melihat Dioyung.

Sementara seseorang masuk ke dalam ruang tamu pribadi raja untuk menemui Raja Dioyung untuk menyampaikan informasi.

"Lapor Raja, di dalam istana telah terjadi perkelahian dua pemuda di Aula Istana." ucap seorang prajurit istana.

"Segera atasi keadaan tersebut." ucap Raja Dioyung.

"Baik Raja." ucap prajurit istana Kerajaan Souling.

Kemudian seorang prajurit lain masuk menemui Raja Dioyung.

"Lapor Raja sekitar area perbatasan telah berkumpul 200 prajurit musuh. Ini laporan dari petugas perbatasan raja." ucap seorang prajurit.

"Bagaimana status keadaan disana." ucap Raja Dioyung.

"200 prajurit masih belum melakukan pergerakan Raja." ucap seorang prajurit.

"Dimana Komandanmu." ucap Raja Dioyung.

"Dia masih sibuk dengan urusan logistik militer Raja." ucap seorang prajurit.

"Suruh Komandan Youjung menghadap saya sekarang." ucap Raja Dioyung.

"Baik." ucap seorang prajurit.

Diofu kaget mendengar dua laporan dari dari Petugas piket istana dan seorang prajurit mengenai status 200 prajurit musuh di perbatasan.

Raja Dioyung pergi keluar meninggalkan Diofu dan menyampaikan kepada Diofu sebelum pergi.

"Kamu jangan ikut campur urusan Kerajaan Souling, mengerti." ucap Raja Dioyung kepada Diofu.

Tak lama Diofu pergi dari ruang tamu keluarga menuju area pertengkaran dalam istana.

Disana Diofu melihat dua pria saling adu mulut. Diofu belum tahu masalah yang terjadi dan berdiri di balik tembok.

Diofu melihat kerumunan penghuni istana tapi tidak sebanyak pertengkaran Diofu dengan Raja Dioyung Bapaknya.

Lalu Diofu mendekati kerumunan dan mendengar adu mulut tersebut. Ternyata Diofu memahami pertengkaran ini hanya masalah sepele.

Diofu melerai pertengkaran itu dan menghentikan pertengkaran tersebut dengan memberikan solusi agar berdamai.

Kedua pria menerima solusi dari Diofu dan berjabat tangan. Kerumunan dihadapan Diofu bertepuk tangan sambil tersenyum. Ada yang menyampaikan dengan kata kepada mereka berdua itu sangat baik.

Diofu tampak tertawa kepada kerumunan dan dua pria pun mulai pergi meninggalkan kerumunan.

Tak lama Diofu pergi meninggalkan kerumunan menuju keluar istana. Diofu kebetulan tidak dipantau oleh dua prajurit.

Diofu berlari menuju area transportasi. Lalu ada gerobak dengan kuda sedang tidak dipakai.

Diofu mengambil gerobak kuda itu dengan mengendap tapi ketahuan oleh seorang yang ingin memakainya.

"Hey ngapain kamu disitu." ucap pemilik kuda.

Diofu pergi meninggalkan gerobak kuda karena sudah ketahuan.

Diofu pun pun tak habis akal, dia berjalan menuju gerbang batas masuk pemukiman Istana Kerajaan Souling.

Sampai di gerbang Istana Kerajaan Souling, dia melihat lalu lalang gerobak kuda sedang keluar masuk mengangkut logistik Kerajaan Souling.

Diofu dipanggil oleh dua orang penduduk biasa.

"Diofu, Diofu." ucap seorang pria yang memanggilnya.

Diofu kaget dan melihat pria yang memangilnya. Tapi Diofu menghampiri dua pria itu.

"Ada apa." ucap Diofu.

"Kenapa kamu disini." ucap pria bertanya kepada Diofu.

"Saya sedang jalan-jalan saja." ucap Diofu.

"Sejauh ini kamu jalan-jalan tanpa dikawal prajurit." ucap pria kepada Diofu.

Ternyata Diofu dikenal oleh penduduk sampai sejauh batas pemukiman penduduk istana Kerajaan Souling. Diofu sudah biasa dikenal penduduk Kerajaan Souling.

Diofu melihat ada dua orang prajurit sedang membawa logistik. Diofu meninggalkan pria yang memanggilnya dan bersembunyi di dibalik gerobak logistik penduduk.

Prajurit itu berhenti di pintu gerbang istana Kerajaan Souling dan berbicara tentang perbatasan dengan 200 prajurit.

Diofu mendengar percakapan dua prajurit sedang berdiri, kalau logistik akan menuju perbatasan.

Diofu menaiki gerobak logistik prajurit, dengan mengendap dan masuk ke bagian belakang gerobak logistik dan menutup dirinya dengan kain dengan duduk.

Dua prajurit naik gerobak dengan ditarik dua kuda menuju perbatasan istana Kerajaan Souling.

Sekitar satu hari perjalanan menuju perbatasan ditempuh Diofu melewati hutan, sungai serta perbukitan.

Logistik yang dikendarai dua prajurit berhenti dua kali untuk istirahat. Tapi Diofu tetap bersembunyi di dalam gerobak logistik.

Pagi hari, gerobak logistik dikendarai dua prajurit telah sampai di perbatasan Kerajaan Souling. Diofu tidak tidur semalaman dan logistik tidak diperiksa oleh prajurit selama perjalanan.

Diofu mengintip sekitar dan turun dari gerobak logistik. Berjalan mengendap dan bersembunyi di balik pohon.

Diofu mengintip, ada sekitar 20 prajurit perbatasan Kerajaan Souling sedang berdiri melihat area perbatasan Kerajaan Sow.

Lalu Diofu melihat ke area perbatasan memakai teropong miliknya yang dibawa sebelum pergi. Ada banyak prajurit musuh sedang berdiri.

Diofu ketahuan oleh seorang prajurit perbatasan yang sedang mengawasi area perbatasan.

"Hey siapa kamu?" ucap seorang prajurit.

Diofu ketahuan saat sedang melihat area Kerajaan Sow dengan teropong.

"Saya sedang memantau perbatasan musuh." ucap Diofu.

"Penduduk sipil dilarang memasuki zona perbatasan militer Kerajaan Souling." ucap seorang prajurit.

"Saya Diofu, Anak Raja Kerajaan Souling, izinkan saya menemui Kapten kamu." ucap Diofu.

"Diofu, Baik." ucap seorang prajurit dengan wajah panik.

Mereka berdua berjalan menuju tenda perbatasan Kerajaan Souling.

Disana Diofu melihat tenda prajurit perbatasan Kerajaan Souling.

Diofu ditemui oleh pimpinan perbatasan Kerajaan Souling.

"Diofu, apa yang membawa kamu kesini?" ucap Kapten Johen.

"Tidak ada, mari kita bicara di dalam tenda saja." ucap Diofu.

"Mari masuk." ucap Johen.

Mereka berdua duduk di dalam tenda dan membicarakan soal prajurit.

"Apa yang terjadi kapten" Tanya Diofu.

"Saat ini kondisi perbatasan sedang dalam bahaya. Ada 200 prajurit dari Kerajaan Rowa beraliansi dengan Kerajaan Sow." ucap Kapten Johen.

"Apa Tujuan Kerajaan Rowa dan Kerajaan Sow membentuk aliansi?" Tanya Diofu kepada Kapten Johen.

"Belum tahu, saya sudah mengirim surat tapi mereka belum membalas suratnya sampai sekarang." ucap Kapten Johen.

"Dimana Komandan Youjung, Kapten Johen." Tanya Diofu.

"Saat ini Komandan Youjung sedang menuju perbatasan bersama 1000 prajurit Kerajaan Souling." ucap Kapten Johen.

"Butuh berapa lama mereka sampai disini?" Tanya Diofu.

"Butuh 2 hari Komandan Youjung dan 1000 prajurit Kerajaan Souling sampai disini." ucap Kapten Johen.

"Berapa jumlah prajurit perbatasan, Kapten Johen?" Tanya Diofu.

"Di tenda perbatasan Kerajaan Souling, ada 30 prajurit, 20 prajurit diluar tenda, sedang patroli." ucap Kapten Johen.

"Apa yang kita miliki saat ini, Kapten Johen?" Tanya Diofu.

"Saat ini kita memiliki 10 prajurit panah jarak menengah tanpa kuda di perbatasan. 20 petarung jarak dekat dengan kuda. 10 prajurit senjata meriam. 5 prajurit komunikasi dan 5 prajurit komando tangguh. ucap Kapten Johen.

"Apa yang mau kamu rencanakan Diofu?" Tanya Kapten Johen.

"Kita akan menemui kapten prajurit Kerajaan Rowa. Lalu saya bertanya tentang status prajurit Kerajaan Rowa berkumpul di perbatasan Kerajaan Sow." ucap Diofu.

Tak lama seorang prajurit masuk ke tenda Kapten Johen.

"Lapor kapten, ada informasi terbaru mengenai Kerajaan Rowa. Tujuan prajurit Kerajaan Rowa berkumpul di perbatasan Kerajaan Sow, untuk melakukan penyerangan terhadap Kerajaan Souling. ucap seorang prajurit melapor kepada Kapten Johen.

"Baik, kembali ke posmu." ucap Kapten Johen kepada seorang prajurit berdiri melapor.

"Apa alasan mereka, Kapten Johen?" ucap Diofu kepada Kapten Johen.

"Kita belum tahu alasannya, Diofu." ucap Kapten Johen.

"Kita harus bertemu pimpinan prajurit Kerajaan Rowa." ucap Diofu.

"Apa? Menemui mereka. Kamu tidak bercanda, Diofu." Tanya Kapten Johen kepada Diofu.

"Saya tidak bercanda, Kapten Johen." ucap Diofu.

Diofu memberikan perintah untuk berangkat ke perbatasan Kerajaan Rowa, untuk bertemu Komandan prajurit Kerajaan Rowa di perbatasan Kerajaan Sow.

"Kapten Johen, segera siapkan 5 prajurit Komando perbatasan. Sebelum berangkat, segera kirim surat kepada prajurit Kerajaan Rowa. Karena saya akan negosiasi dengan Komandan prajurit Kerajaan Rowa. Lalu informasi ini jangan sampai bocor oleh Komandan Youjung." ucap Diofu memberikan perintah kepada Kapten Johen.

"Baik." ucap Kapten Johen.

Kapten Johen, langsung keluar dari tenda. Beliau segera memberikan perintah kepada seorang prajurit. Untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diminta Diofu.

Diofu sudah bersiap dengan 5 prajurit komando tangguh, yang akan dikirim kesana bersama Kapten Johen.

Burung pengirim surat datang ke tenda perbatasan Kerajaan Souling. Seorang prajurit membacakan isinya. Pemimpin prajurit Kerajaan Rowa menyetujui permintaan Kerajaan Souling.

Diofu, Kapten Johen dan 5 prajurit komando tangguh sudah bersiap pergi dengan menaiki kuda.

Lalu rombongan Diofu, dari perbatasan Kerajaan Souling pergi naik kuda menuju perbatasan Kerajaan Rowa.

Di perjalanan, Kapten Johen bertanya kepada Diofu, saat sedang menaiki kuda.

"Diofu, apa tidak berbahaya mendatangi langsung tenda prajurit musuh. Jumlah mereka sangat banyak." Tanya Kapten Johen.

"Tidak apa-apa Kapten Johen, tujuan kita adalah negosiasi dengan pimpinan prajurit Kerajaan Rowa. Agar tidak melakukan penyerbuan terhadap Kerajaan Souling." ucap Diofu kepada Kapten Johen.

"Baik Diofu." ucap Kapten Johen.

Rombongan Diofu telah sampai di depan tenda prajurit Kerajaan Rowa. Lalu Diofu, Kapten Johen dan 5 prajurit komando perbatasan Kerajaan Souling turun dari kuda.

Lalu prajurit Kerajaan Rowa, mulai mendatangi Rombongan Diofu dari Kerajaan Souling. Dengan mengelilinginya secara melingkar, dengan teknik pedang ingin menyerang rombongan Diofu yang baru sampai.

5 prajurit komando Kerajaan Souling, dengan cepat langsung mengeluarkan pedang, dengan teknik pedang bertahan melingkar, dengan posisi Kapten Johen dan Diofu, di dalam lingkaran perlindungan, oleh 5 prajurit Komando perbatasan KerajaanSouling.

"Dimana Kapten kalian!" Tanya Kapten Johen dengan suara berteriak kepada prajurit Kerajaan Rowa dengan teknik pedang ingin menyerang.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status