Share

Bab 34. Padahal Sekadar Terima Kasih

"Dek ... Dek Hana. Ayook bangun, Sayang." Suara Mas Farhan samar terdengar. Aku mengerjap mata, menajamkan penglihatanku.

"Mas Farhan .... Sampainya sudah lama?" tanyaku kemudian membangunkan tubuh ini dari sofa. Ternyata aku tertidur di sini.

Mataku melebar, di depanku sudah siap bungkusan nasi di atas piring dengan sendok disampingnya. Ada kerupuk kesukaanku juga, kerupuk keriting berwarna putih.

"Temani aku makan. Maunya beli mie ayam Pak Tombong, tapi dia keburu habis. Jadinya nasi goreng," jelasnya sambil membukakan ikatan karet di kedua piring ini.

Aroma sedap menguar dan menggelitik perutku yang tiba-tiba merasa lapar. Menunggu dengan hati resah menggerus makam malamku, tersisa bunyi krucuk menyambut nasi goreng yang masih panas ini.

"Mas, sudah malam ini. Mas aja yang makan, aku temani saja," ucapku sambil menelan ludah.

Hati ingin makan, tetapi melirik jam dinding yang hampir tengah malam, membuatku ragu. Bisa jadi jarum timbangan bergeser ke kanan kalau mengikuti ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status