Share

Chapter 174

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2025-04-05 13:54:27

“Aku tidak menyangka.” Luna memandang kakaknya itu dengan takjub. “Sungguh…”

Suara perempuan yang membuyarkan kemesraan Leonard dan Ruby.

“sungguh wanita tidak beruntung mana yang mau menikah denganmu?” lanjutnya.

Leonard menatap adiknya itu tajam.

“Tapi…” Luna memandang Ruby. “Ternyata wanita tidak beruntung itu sangat cantik.” kemudian mendekat. Memeluk Ruby.

“Selamat telah mengambil kakakku yang…” Luna melepaskan pelukannya. “Kakakku yang baik ini,” lanjutnya cengengesan.

Leonard menyipitkan mata. tangannya terulur mengacak rambut adiknya itu dengan seenaknya.

“Kak!” Luna melotot dengan kesal.

“Kakek sudah menantikanmu masuk ke perusahaan.” leonard tersenyum miring. “Jangan lupa. Ada dua perusahaan yang menantimu.”

Wajah Luna yang semula ceria berubah menjadi lesu.

Mengingat perusahaan saja membuatnya sudah pusing.

Lantas bagaimana jika disuruh meneruskan dan mengelola perusahaan.

“Bagaimana kalau kak Leo saja yang mengelola?” tanya Luna.

Luna memberikan li
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 175

    Berada di Mansion. Ruby menatap lukisan yang diberikan oleh adik Leonard yaitu Luna. Lukisan yang begitu besar. Lukisan dirinya. Lukisan Ruby tanpa Leonard. Ruby berkacak pinggang. “Bukankah lukisan ini jauh lebih cantik dari aslinya?” Ruby menyentuh lukisan itu. “Di sini aku terlihat sangat cantik.” “Waaah…” Leonard berada di belakang Ruby. “Hadiah pernikahan tapi tidak ada aku.” Ruby tertawa pelan. “Apa Luna tidak melukismu?” “Tidak. tidak pernah.” Leonard menggeleng. “Bahkan sejak kecil pun dia tidak pernah melukisku.” “Wow..” lirih Ruby. “Kau mengejekku?” tanya Leonard. “Suaramu seperti sedang mengejekku.” Ruby menggeleng. “Aku hanya sedikit terkejut.” Ia memutar tubuhnya. Menghadap Leonard—kemudian mendongak. matanya menyusuri ruang Mansion ini. “Apa aku akan tinggal di sini?” tanya Ruby. “Sebagai istriku kau memang harus tinggal di sini.” “Tapi…” Leonard menunjuk satu kamar yang berada di lantai atas. “Kamar kita terpisah.” Ruby mengerjap. “Aku tid

    Last Updated : 2025-04-05
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 176

    Semalam… Ruby memegangi kedua pipinya. Ia menggeleng pelan. bagaimana caranya menghilangkan memori kotor itu dari pikirannya. Ruby menepuk pipinya lebih keras agar tersadar. Tangannya meraih satu botol susu dari dalam kulkas. Menuangkannya ke dalam gelas. “Nona,” panggil seorang maid. Ruby menoleh. sedikit terkejut dengan kedatangan maid yang begitu tiba-tiba. Ruby tersenyum. “Panggil Ruby saja, bi.” Bibi yang sudah tua, mungkin usianya sekitar usia ibunya. “Baiklah. Kamu buat apa? bibi sudah menyiapkan makanan untuk kamu.” bibi mengambil makanan yang ia siapkan untuk Ruby. “Tadi pagi, tuan berpesan saat kamu bangun, langsun disuruh makan.” Bibi membawa satu piring yang terisi dengan roti selai stroberry. Ruby menatap piring itu. Dari mana leonard tahu dirinya suka strobery. Atau mungkin hanya kebetulan saja? “Kamu tidak suka?” tanya bibi. “Tadi kata tuan, kamu suka strobery.” Ruby mengerjap. “Dia tahu. Dia yang memberitahu bibi sendiri?” tanya Ruby. Bibi m

    Last Updated : 2025-04-06
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 177

    Leonard bertopang dagu menunggu balasan Ruby dengan gelisah. Kenapa tidak kunjung membalas. Ia mengusap rambutnya kasar. Mengetik… Leonard menggigit kukunya. Tak lama langsung muncul. [aku baik-baik saja. jangan khawatir.] Hanya itu. Singkat padat dan jelas. Leonard meletakkan ponselnya dengan kesal. Ia bersandar pada kursi sembari memejamkan mata. “Aku tidak tahu apa yang dirasakan jika dia tidak memberitahuku.” “Apa permainanku cukup memuaskan atau justru mengecewakan dan tidak membuatnya puas…” Leonard bersindekap. Tok tok! Leonard kembali duduk dengan tegap saat mendengar ketukan di pintunya. Leonard menoleh—itu sekretarisnya. Eddy membawa tumpukan dokumen. Membawanya ke atas meja Leonard. Leonard mengambil satu dokumen. “Apa kau pernah berkencan?” tanya Leonard. Eddy mengangguk. “Tentu saja, Sir. Kenapa Sir?” “Aku hanya ingin tahu…” Leonard yang bingung. Ia menggeleng pelan dan kembali bersandar. “Kenapa Sir?” tanya Eddy yang semakin penasaran.

    Last Updated : 2025-04-06
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 178

    Ruby tidak tahu kenapa tiba-tiba Leonard ingin mengajaknya pergi. Hubungan mereka masih begitu canggung. Tapi Leonard memperlakukannya dengan sangat baik. Ruby sampai takut. Takut kalau dirinya tidak bisa menahan perasaannya sendiri. Takut kalau terlalu nyaman dengan semuanya. Takut lupa dengan kenyataan yang harus ia hadapi. Leonard membantunya naik ke sebuah Yacht. “Wow…” Ruby menatap sekitarnya. Laut yang tenang dengan langit malam dihiasi bintang. Semuanya indah. Ia tidak pernah merasakan liburan selama hidupnya. Bahkan liburan di sekolah sekalipun. Ia akan diam-diam alasan sakit agar tidak ikut liburan sekolah yang memerlukan biaya. Ruby akan menghindari semua kegiatan sekolah yang berhubungan dengan uang. Membatasi pergaulannya juga. Karena sesungguhnya, berteman itu juga membutuhkan uang. Ruby menghindari segala hal yang berkaitan dengan menghabiskan uang. “Kau suka?” tanya Leonard. Ruby masih berpegang pada tangan Leonard yang membawanya pada te

    Last Updated : 2025-04-06
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 179

    Setelah Yacht berhenti berjalan. satu pelayan yang berada di dalam menghidangkan menu makan malam. Ruby menatap makanan yang disajikan dengan kagum. Bagaimana Leonard menyiapkan semua ini.. Dari mana pelayan ini datang. Semua nampak sangat cepat. Ruby menatap makanan di hadapannya dengan antusias. Leonard memotongkan daging steak. Setelah itu menukar steak itu dengan steak Ruby yang masih utuh. Ruby menerimanya. bahkan Leonard juga membukakan botol anggur dan menuangkan ke gelasnya. Ke gelasnya dahulu. Ruby memperhatikan Leonard yang bersikap begitu perhatian padanya. Tingkah laku pria itu sangat teratur. Seperti pangeran. Ruby menggeleng pelan. pangeran… Mungkin berlebihan. Ia belum mengenal Leonard sepenuhnya. “Kau memikirkan banyak hal..” lirih Leonard. Ruby mengangkat kepalanya. “Ehm..” “Tidak perlu kau jawab.” Leonard meminum anggurnya. “Jika kau terus memikirkan hal yang tidak penting. Kau akan pusing sendiri.” “Dan akan merusak kesehatanmu…” Ru

    Last Updated : 2025-04-06
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 180

    21++ Leonard menarik pinggang Ruby semakin mendekat pada tubuhnya. Mencium bibir wanita itu dengan rakus. Leonard mengukung tubuh Ruby… Sampai mengangkat tubuh Ruby ke atas sebuah meja. Leonard menunduk—ciumannya turun ke leher Ruby. Dengan tangan yang tidak berhenti bergerak mengusap dada wanita itu. Membuka seluruh pakaian yang digunakan Ruby. Ruby tidak menolak. Justru menyambut setiap sentuhan yang diberikan oleh Leonard. “Kamu yakin di sini?” tanya Ruby. Leonard berhenti—menyatukan dahi mereka. Leonard menyipitkan mata dan menatap tubuh Ruby yang sudah tidak terbalut oleh apapun. Ruby mengerjap. pipinya bersemu—meski mereka sudah melakukannya, tetap saja ia merasa malu. “Hm.. di sini.” suara Leonard yang terdengar rendah. Leonard menarik tengkuk Ruby dan mencium bibir wanita itu kembali. Ruby mendongak—tangannya membantu membuka kancing kemeja yang digunakan oleh Leonard. “Ahh!” Ruby meremas rambut Leonard. Lidah Leonard itu menyapu puncak dadanya.

    Last Updated : 2025-04-07
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 181

    21++ Pertama kali membuka mata. Ruby merasa pinggangnya begitu berat. Ia memutar tubuhnya—wajah Leonard tepat di depannya. Wajah tampan pria itu nampak begitu damai ketika tertidur. Ruby menghela napas. Tadi malam… Saat dirinya sangat lelah. Ia mendengar sama-samar suara Leonard yang bilang menyukainya. Ruby mengintip ke dalam selimut. Ia menggunakan piyama. Apa Leonard yang memakaikannya? Ruby mengernyit. “Sepertinya tidak mungkin…” “Apanya yang tidak mungkin?” Leonard menarik Ruby ke dalam pelukannya. Ruby mendongak—mengerjap pelan. Leonard masih menutup mata meski pria itu sudah bangun. Ruby tersenyum pelan. begitu nyaman di pelukan pria ini. Bahkan aroma Leonard saja ia suka. “Kau tidak percaya jika aku yang memakaikanmu pakaian?” tanya Leonard. Menaruh wajahnya di ceruk leher Ruby. “Apa iya?” tanya Ruby. Leonard tertawa pelan. Tangannya menggelitik pelan pinggang Ruby. “Hentikan haha…” Ruby sedikit menjauh. Namun Leonard menariknya kembali.

    Last Updated : 2025-04-07
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 182

    21++ Ruby pergi ke toilet. Sedangkan Leoanard mengambil telepon yang sedari tadi berbunyi. Mengangkatnya dengan malas. “Siapa?” tanyanya. “Saya, sir.” Itu Eddy, Sekretarisnya. “Saya tidak mau mengganggu acara honeymoon anda, Sir. Tapi saya hanya mengingatkan kalau besok anda ada harus datang ke acara pernikahan rekan bisnis anda.” Leonard berkacak pinggang. “Oke. masih besok kan?” “Iya tapi anda harus bersiap-siap. Saya sudah menyiapkan keperluan anda dan nyonya Ruby.” “Ya, baiklah.” Leonard segera menutup teleponnya. Ruby masih belum kembali. Ia memutuskan untuk menyusul wanita itu. Leonard memeluk Ruby dari belakang. Menatap Ruby dari bayangan cermin di depan mereka. “Kau mual?” Ruby menggeleng. “Tidak.” Leonard mengecup bahu Ruby. “Besok ikut denganku ke pesta pernikahan rekan bisnisku.” Ruby mengerjap. “Kamu yakin?” Leonard mengernyit—memutar pinggang Ruby. “Maksudmu?” “Aku tidak pernah datang ke acara itu. Aku hanya takut membuatmu malu.” Leonard t

    Last Updated : 2025-04-07

Latest chapter

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 274 EKSTRA PART

    8 bulan berlalu dengan cepatnya….. Ruby berada di ruang persalinan. mempertaruhkan seluruh nyawanya untuk anaknya. Leonard sampai tidak tega melihat Ruby yang kesakitan saat melahirkan. “Uweeek!” suara tangisan bayi. Leonard menitikkan air mata ketika seorang bayi laki-laki yang dibawa oleh dokter. “Kamu berhasil.” Leonard mengusap pipi Ruby. Ruby mengangguk, jemari mereka bertaut. Dokter mendekat—memberikan bayi mungil itu ke pelukan Leonard. Leonard menatap anaknya. sekali lagi anaknya! ia tersenyum—dengan jantung yang berdebar. “Apa dia mirip dengan kamu?” tanya Ruby. Leonard menunduk—menunjukkan bayi mereka pada Ruby. “Bilang terima kasih pada Mom yang sudah berjuang melahirkan kamu.” Ruby tersenyum lebar. “Jadi namanya…” “Sebastian Charles Francesco.” “Hati-hati, Leonard.” tangan Ruby terulur mengusap lengan anaknya. “Jangan sampai terkena pukulannya. dia pasti menuruni kekuatanku. “ “Dia masih kecil..” balas Leonard. “Kekuatannya akan bertumbuh sa

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 274

    Ruby membuka pintu dengan cepat. “Surprise!” kepalanya muncul di balik pintu ruangan Leonard. Leonard yang awalnya begitu serius pada dokumen kini mengangkat kepalanya dan menatap istrinya dengan senyum lebar. Leonard bangkit dan mendekati istrinya. Ruby masuk perlahan dan memeluk suaminya. “Apakah sibuk?” tanya Ruby. Leonard menggeleng. “Tidak. sebentar lagi juga waktu pulang.” “Kenapa ke sini?” tanya Leonard. “Bukankah tadi kamu bilang kamu akan ke toko roti ibu?” “Aku sudah. Jadi aku membawakanmu roti buatan ibu.” Ruby menunjukkan paper bagnya. “Aku tadi juga membawanya untuk sekretaris kamu.” “Eddy?” Leonard mengambil paper bag itu. “Dia pasti sangat senang.” Ruby mengangguk. “Benar, dia sangat senang. Sepertinya dia sedang lapar.” Leonard menarik Ruby untuk duduk di sofa. “Tidak. Dia memang sangat senang dengan makanan. Dia seperti mendapatkan emas saat mendapatkan makanan.” Ruby tertawa pelan. ia mengambil roti dari paper bag itu. Kemudian membawanya ke

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 273

    “Pemandangan yang menakjubkan.” Ruby masih berada di dalam mobil. Hari ini ia datang sendiri. Leonard bekerja, sudah berapa hari pria itu tidak bekerja. Ruby menatap Michael yang membantu ibu bekerja di toko. Untungnya Michael memiliki paras yang tampan. Banyak perempuan yang datang ke toko. Tidak hanya sekedar membeli roti tapi juga sekedar mencari perhatian dari Michael. “kalau begini kan dia terlihat lebih waras.” Ruby akhirnya turun dari mobil. Ia berjalan ke toko dan membuka pintu. “Kamu datang…” Ibu mendekatinya. Ibu memeluk Ruby. “Bagaimana kabar kamu? bagaimana cucu ibu?” tanya ibu sembari menyentuh perut Ruby. “Ruby baik-baik saja, Bu.” Ruby tersenyum. Ruby mengamati toko ibu yang lebih bagus. dengan tatatan yang lebih indah. Mirip kafe hanya lebih kecil saja. Ibu juga punya beberapa pegawai. Sudah lama sekali ia tidak ke toko. Semuanya telah berubah. Rasanya sudah lama sekali… “Kau datang…” Michael yang melewati Ruby. Pria itu membawa nampan yang

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 272

    “Hueek!” Akhirnya Ruby muntah lagi. Tapi kali ini tidak terlalu parah dibandingkan kemarin. Obat yang ia minum bekerja dengan baik. Setiap kali Ruby muntah—Leonard selalu menemani. Leonard tidak pernah meninggalkan Ruby ke kamar mandi sendirian. Leonard terus memastikan bahwa istrinya baik-baik saja. Leonard mengusap bibir Ruby dengan tisu. Bibir wanita itu basah karena bilasan air. Ruby mendekati Leonard. memeluk tubuh suaminya itu. “Mama sudah menyiapkan sup. Kamu makan pelan-pelan saja. kalau muntah nanti berhenti.” Leonard mengusap punggung Ruby. Ruby mengangguk pasrah. “Apa mama memasaknya sendiri?” “Tidak. ada Maid yang membantunya. Mama mengarahkan Maid itu agar rasanya sama persis dengan Sup yang ia makan waktu dulu hamil aku dan Luna.” Leonard menggendong Ruby yang lemas. Ia mendudukkan Ruby di sofa depan ranjang. di atas meja sudah ada sup yang disiapkan oleh Lila. Juga susu hamil. “Makan pelan-pelan.” Leonard menyuapi Ruby dengan telaten. P

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 271

    Guys hari ini Chapter terakhir. semoga suka ya, selamat membaca :))))--“Nanti mau beli baju buat anak kita warna apa?” Pertanyaan itu bukan dari Ruby. Melainkan dari Leonard! Leonard terlihat sangat antusias. Bahkan sudah membahas baju. Lalu katanya, ingin mendekorasi kamar anaknya sendiri. Padahal belum tahu perempuan atau laki-laki. Ruby tertawa pelan. “Pikirkan nanti saja, sayang.” “Kamu terlalu bersemangat,” lanjut Ruby lagi. Leonard terkekeh pelan. ia masih fokus menyetir. Mereka akan ke rumah orang tua Leonard. Untuk memberitahu kehamilan Ruby. Tadi Ruby sudah menelepon ibunya. ia akan ke rumah ibunya besok saja. Mobil sudah memasuki area mansion orang tua Leonard. Ruby dan Leonard keluar dari mobil. “Setelah pergi ke rumah Diego. ternyata rumah orang tuaku tidak begitu buruk.” Leonard memandang Mansion orang tuanya. Ada beberapa penjaga di sana. mereka selau berjaga setiap hari. Jumlahnya tidak terlalu banyak. “Benar. Di sini tidak banyak penjaga.

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 270

    Leonard menutup bibirnya tidak percaya. Ia mendongak. kenapa rasanya panas sekali matanya. Ruby mendekat dan tertawa. “Kita akan jadi orang tua.” Leonard memeluk tubuh Ruby. Sedikit mengangkat tubuh Ruby dan memutarnya. “Aku sangat bahagia.” Leonard mengecup dahi Ruby beberapa detik. “Terima kasih.” “Akhirnya!!!” suara Stormi yang begitu bahagia. Ia melompat dengan bahagia sembari memeluk lengan Diego. Diego tersenyum melihat tingkah Stormi. Ia juga ikut bahagia dengan kehamilan Ruby. “Kamu harus ke rumah sakit lagi untuk melakukan pengecekan lebih lanjut.” Ibu Stormi memeluk Ruby. “Mulai sekarang hati-hati. Awal kehamilan adalah masa yang paling rentan.” “Selamat ya,” ucap ibu Stormi. Ruby mengangguk dengan bahagia. “Terima kasih, aunty.” Tidak bisa menggambarkan bagaimana perasaannya sekarang. Yang pasti ia sangat senang. Ia menyentuh perutnya. Tidak bisa berhenti tersenyum lebar. Leonard menoleh mendapatkan tepukan dari samping. “Kau jago juga,” ucap Die

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 269

    “Terima kasih, aunty…” Stormi tersenyum. Bibi yang merawat rumahnya membawakan makanan. Sehingga ia tidak perlu pergi keluar mencari makan dengan Leonard. “Kemarin saya melihat rumah aunty ada helikopter dan beberapa orang…” ucap Ruby. “Sepertinya saya mengenal anak aunty.” Ibu Stormi mengangguk. ia mengambil duduk di samping Ruby di depan meja makan. “Aunty juga bilang pada anak bibi. Kalian memang saling mengenal.” “Sebenarnya, Aunty sedikit menghawatirkan Stormi. Dia pulang-pulang membawa pria bersamanya. Memang pria itu tampan, tapi aunty takut kalau Stormi terlibat hal yang berbahaya bersama pria itu.” Ruby mengerti… Wajar saja ibu Stormi menghawatirkan anaknya. Awalnya Ruby juga memang sedikit kawatir jika Stormi berhubungan dengan Deigo. Ruby menoleh ketika Leonard turun dari tangga. Ruby menatap Leonard sebentar. “Saya dan Suami saya juga mengenal Diego. meskipun belum lama. Tapi yang saya lihat…” “Diego memperlakukan Stormi dengan baik. Jadi aunty jangan te

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 268

    21++ Makan malam yang kurang diharapkan oleh Diego sebenarnya. Karena ia harus menunda hukuman untuk Stormi. Sedangkan Stormi cengengesan seolah sedang mengejeknya. Tangan Diego tidak berhenti mengusap pinggang Stormi dari samping. Benar-benar tidak bisa jauh dari Stormi. “Aku tidak mau masak besok,” ucap Steven. “Biar dia saja yang masak.” Menunjuk Stormi. Stormi mengerjap. “Jangan mempermalukanku. Aku tidak bisa memasak.” “Besok ibu saja yang masak.” Ibu menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Mengunyahnya santai. “Bukankah besok itu jadwal itu membersihkan rumah lama itu?” tanya Steven. “Rumahnya sudah ditempati cucunya. Dia baru saja kembali bersama suaminya. Jadi ibu bisa bersantai,” jelas ibu. Stormi mengernyit. “Siapa?” “Anak yang dulu kamu takuti. Dia juga sudah dewasa dan ternyata dia sudah menikah,” jawab ibu. “Siapa namanya? Dari dulu aku sudah takut duluan melihatnya. Jadi tidak pernah tahu nama dan wajahnya lagi.” “Ruby…” balas ibu. “UHUUUK!” St

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 267

    21++ Di belahan bumi yang berbeda. “Sayangku kenapa lama sekali?” teriak Leonard tidak sabaran menanti Ruby yang berada di dalam kamar mandi. “Iya…” Ruby menggigit bibirnya pelan. Ia keluar—menggunakan ligerie yang berbentuk jaring-jaring itu. Tubuhnya tembus pandang. Jaring-jaring hitam itu tidak mampu menutupi tubuhnya yang begitu berlekuk. Leonard sampai menahan nafasnya melihat istrinya. Ruby berjalan ke arahnya. “Kamu bilang aku yang memimpin malam ini? tapi kenapa wajah kamu terlihat ingin menerkamku secepatnya.” Leonard mendongak—tangannya merengkuh pinggul Ruby. “Sepertinya aku tidak bisa. Biarkan aku—” Bruk! Ruby mendorong tubuh Leonard sampai berbaring di ranjangnya yang kecil itu. Perlahan Ruby merangkah ke atas tubuh Leonard. Tangan Ruby yang lentik melepaskan pakaian atas Leonard. Ia mendekat—menangkup wajah Leonard—kemudian mencium bibir pria itu. Leonard membalas pangutan Ruby dengan liar. Tangannya sudah bergilya masuk ke dalam

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status