Share

Chapter 72

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-10 12:12:31

“Tapi aku belum memikirkan hukuman apa yang akan kau terima jika kau berhianat dariku.” Lucas meremas pelan pinggang Lila.

Lila menyipitkan mata. menyentuh tangan Lucas yang berada di pinggangnya. “Sudah malam. pulanglah, kau harus istirahat.”

“Kau mengusirku?” tanya Lucas tidak percaya.

“Hm.” Lila mengangguk. “Aku juga butuh istirahat.”

Lucas menatap jengah Lila. “Setidaknya aku harus mendapatkan bibirmu sebelum aku pulang.”

“Ini rumah sakit, Lucas.”

“Kau pikir aku tidak bisa?” Lucas menarik tengkuk Lila dan mencium bibir wanita itu dengan rakus.

Padahal belum seminggu mereka tidak bertemu.

Tapi Lucas sudah merindukan bibir wanita itu—tidak. Bahkan tubuh wanita itu.

Lucas membawa Lila ke pangkuannya. Memangut bibir Lila dengan rakus dan lebih dalam.

Mereka saling memangut dan mencecap satu sama lain.

Sampai Lila menepuk dada Lucas. “Sampai di sini. jangan meminta lebih. Ada orang yang bisa—”

Lucas tersenyum miring dan kembali mencium bibir Lila.

Lebih dalam
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 73

    Sudah beberapa hari di rawat, akhirnya Leonard bisa pulang juga. Lila bisa bernafas lega Leonard dinyatakan telah sembuh oleh dokter. Perjalanan pulang—bibi yang menggendong Leonard. Mungkin inilah waktunya untuk memberitahu Lucas tentang Leonard. Untuk itu, ia telah mengirim pesan suara pada Lucas. bahwa ia ingin bertemu. Omar menoleh ke belakang. “Aku jadi penasaran bagaimana wajah Leonard…” lirihnya. Bi Rosa membenarkan tudung yang menutupi wajah Leonard. “Yang pasti sangat tampan,” balas Bi Rosa. Omar menatap Leonard yang hanya terlihat kakinya saja. kaki mungil seorang bayi. “Dia pasti sangat lucu.” Bi Rosa menatap Omar. “Bibi yakin, kamu ingin punya anak kan? Segera berkencan dan menikahlah!” Bi Rosa memarahi Omar layaknya seorang ibu yang memarahi anak. “Wanita di luar sana banyak yang mengatri padaku. Tapi aku saja yang masih memilih,” balas Omar. Bi Rosa menggeleng. “Terlalu percaya diri itu tidak baik, Omar. Merendahlah, perlakukan wanita dengan baik. K

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 74

    Di sebuah restoran yang sangat tertutup. Lila duduk dengan tenang. Di hadapannya ada seorang wanita yang sedang menatapnya dengan intens. Isabel menilai penampilan Lila dari atas hingga bawah. “Terlalu cantik untuk ukuran wanita buta!” berdecih. Isabel bersindekap. “Baguslah kau memilih tempat yang sepi dan tertutup seperti ini.” Ya, Lila sendiri yang menentukan restoran mana untuk mereka bertemu. “Apa yang ingin kau bicarakan denganku?” tanya Lila. Isabel tersenyum. “Apa kau penasaran siapa aku?” tanyanya. Isabel mendekat—kedua tangannya terangkat dan hendak memukul pipi Lila. Wanita itu sama sekali tidak berkedip. Artinya memang buta. Tapi… “Singkirkan tanganmu dari hadapanku.” Isabel menarik tangannya. “Kau bisa melihat?” tanya Isabel lagi. Kali ini menekuk jemarinya hingga hanya menampilkan tiga jarinya saja. “Ini berapa.” “Aku tidak tahu,” balas Lila dengan datar. Isabel tersenyum miring. “Kau unik juga ya.. pantas saja Lucas betah bersamamu. Lucas p

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 75

    “Kalian sudah melihat aku bertemu dengan siapa. aku minta jangan beritahu Lucas karena aku sendiri yang akan memberitahukannya.” Lila berada di dalam mobil. “Kita langsung pulang nona?” tanya Gate. “Tunggu.” Lila mengeluarkan ponselnya dari sakunya. “Perasaan tadi sangat sepi. Ini kenapa parkiran mendadak penuh seperti ini,” gerutu Omar. Parkiran yang tadinya hanya ada beberapa mobil saja. kini penuh dengan kendaraan. Sampai-sampai mobil mereka sulit keluar.“Kau keluar,” usir Gate. “Mobil tidak bisa keluar jika seperti ini. Lila menggeleng pelan. inilah kerusuhan jika ia pergi ke restoran. Jemari Lila bergerak menekan satu tombol untuk memanggil seseorang. “Sekarang jam berapa?” tanya Lila pada bodyguardnya. “Jam 5 nona.” Lila mengangguk. “Waktunya dia pulang…” Lila menunggu panggilannya terangkat. Sampai akhirnya… “Aku ingin ke rumahmu,” ucap Lila. “Ke rumahku?” ulang Lucas. “Hm. Aku ingin bertemu denganmu.” Lebih baik memang mereka bertemu di rumah Lucas saja. Lila s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 76

    Mansion yang begitu luas. Mansion yang didominasi oleh warna hitam dan putih. Dikelilingi oleh hutan. Lila menyudahinya.. Ia tidak ingin pingsan karena ingin melihat rumah Lucas seperti apa. “Mari saya antar.” Seorang pria mengulurkan tangannya. Lila terdiam. “Berjalanlah. Aku akan mengikutimu.” Pria itu mengernyit—tapi kemudian berjalan lebih dulu dengan ragu. Benar, Lila mengikutinya dari belakang. Meski langkah wanita itu sangat pelan. Tapi Lila tidak terjatuh sama sekali. Tidak hanya luar yang nampak begitu megah. Tapi juga di dalam. Setelah berjalan—mereka sampai di ruang tamunya. “Anda bisa menunggu tuan Lucas di sini.” pria itu meninggalkan Lila. Lila memejamkan mata—ia penasaran. Ia hanya akan melihatnya sekilas sehingga tidak akan menguras energinya. Lila memejamkan mata. mulai… Menelurusi rumah ini… Dapat ia simpulkan, Lucas memang sangat kaya. Hunia seperti ini hanya bisa dibeli oleh billioner. Tapi.. ia belum menemukan penjara bawah tan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 77

    “Kau tahu Isabel?” tanya Lucas. Lila tersenyum. “Melihat responmu seperti ini. Aku yakin kau memang mencintai wanita itu.” Lucas memejamkan mata sebentar. “Tunggu. Kau tahu dari mana? Kau bertemu dengannya?” Lila menggeleng. ia mengerucutkan bibirnya. “Ketika kita berada di kasino-mu. Ketika aku berada di toilet lantai bawah. Banyak wanita yang membicarakanmu dengan Isabel.” “Mereka bilang Isabel cantik dan sempurna. Mereka bergunjing, tidak mungkin kau berpaling padaku. Mereka bilang, aku hanya wanita buta yang tidak bisa apa-apa. berbeda dengan Isabel yang begitu sempurna.” “Ah.. pantas saja kau sangat mencintainya. Yang jadi pertanyaanku..” Lila masih menggenggam tangan Lucas. “Apa kalian sudah menjadi mantan atau mungkin kalian masih menjalin hubungan dan kau menyembunyikan hubungan kita darinya?” Lucas mendekat—kemudian tersenyum. “Kau cemburu?” Lila mengangguk tanpa ragu. “Aku memang cemburu.” Lucas tersenyum smirk. Tangannya terulur mengusap helaian rambut Lila

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 78

    Tok tok! Suara ketukan itu menyadarkan satu pria yang sedang memeluk wanita. Lucas mengangkat kepalanya ketika mendengar suara ketukan. Kamar yang gelap meski jam sudah menunjukkan 11 siang. Ia menatap Lila yang memunggunginya. Punggung yang tadinya mulus itu terdapat bercak kemerahan karenanya. Wanita itu pasti kelelahan setelah aktivitas panas mereka semalam. Tok tok! Lucas berdecak. Ia harus segera keluar sebelum ketukan pintu itu terdengar lagi hingga membangunkan Lila. Lucas mengambi jubahnya dan menggunakannya. setelah itu keluar. “Kenapa?” tanya Lucas. “Aku tidak mau diganggu hari ini.” Bodyguard itu menunduk. “Ada nona Isabel di bawah tuan. Nona mendesak untuk masuk. saya mencoba menghalanginya untuk menunggu tuan. Tapi Nona tidak mau dan mengancam akan membuat keributan jika tidak diperbolehkan menemui anda.” Lucas memejamkan mata sebentar dan mengacak rambutnya. Lucas berjalan ke bawah. menatap perempuan yang sedang bersindekap dengan angkuh. Lucas m

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 79

    “Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Lucas memeluk Lila dari belakang. Lila berada di taman belakang mansion pria itu. Ternyata sangat luas dan indah. Ada beberapa bunga dan pohon yang ada di sana. Setelah Lila mendengar semua percakapan itu—ia pergi melangkah ke manapun dan berakhir di taman belakang ini. “Kenapa diam saja?” tanya Lucas. Ia mengeratkan pelukannya. “Tadi siapa yang berbicara denganmu? Aku dengar dia wanita…” lirih Lila. “Apa dia Isabel?” Lucas menaruh wajahnya di ceruk leher Lila. “Hm.” “Kau mendengar percakapanku dengannya?” “Mendengar kemesraan kalian?” tanya Lila. Lucas tertawa. Lucu, Lila mengira dirinya dan Isabel sedang bermesraan padahal sebaliknya. “Kau cemburu?” tanya Lucas. “Cemburu atau tidak, kau juga tidak akan peduli.” Lucas mengerjap. “Tentu saja peduli. Aku akan membelikanmu sesuatu kalau kau cemburu.” “Untuk?” “Untuk membuat hatimu merasa lebih baik.” Lucas mengusap pipi Lila pelan. Lucas memutar tubuh Lila hingga menghadapnya. “Kau mi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 80

    “Ini di mana..” Lila memejamkan mata. Pinggi sebuah danau yang terletak di bawah jembatan. Pemandangannya bagus dan udaranya juga sejuk. Lila membuka matanya—kemudian tangannya meraba sabuk pengaman. Melepaskannya dari tubuhnya. “Bagus,” lirihnya. “Bisa tinggalkan aku dulu?” tanya Lila. “Kenapa?” tanya Lucas heran. “Aku harus memompa asiku..” Lila meraba dashbord mobil dan mengambil tasnya. “Berikan saja padaku.” Lucas bertopang dagu sembari menatap Lila. “Tidak!” balas Lila dengan tegas. “Kau sudah mendapatkannya semalaman.” Lucas mengerjap. baru kali ini keinginannya ditolak tapi ia tidak merasa marah. Benar, ia sudah meminumnya semalaman. Biar saja kali ini untuk bayinya. “Tapi aku tidak mau pergi.” Lucas bersandar. Pandangannya tidak terlepas dari Lila yang mulai membuka kancing dress. Lucas mengerjap. ia segera menekan tombol hingga seluruh kaca di dalam mobil berubah menjadi hitam. Jangan sampai ada yang melihatnya. Hanya dirinya yang boleh melihatnya. “Terserah

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12

Bab terbaru

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 274 EKSTRA PART

    8 bulan berlalu dengan cepatnya….. Ruby berada di ruang persalinan. mempertaruhkan seluruh nyawanya untuk anaknya. Leonard sampai tidak tega melihat Ruby yang kesakitan saat melahirkan. “Uweeek!” suara tangisan bayi. Leonard menitikkan air mata ketika seorang bayi laki-laki yang dibawa oleh dokter. “Kamu berhasil.” Leonard mengusap pipi Ruby. Ruby mengangguk, jemari mereka bertaut. Dokter mendekat—memberikan bayi mungil itu ke pelukan Leonard. Leonard menatap anaknya. sekali lagi anaknya! ia tersenyum—dengan jantung yang berdebar. “Apa dia mirip dengan kamu?” tanya Ruby. Leonard menunduk—menunjukkan bayi mereka pada Ruby. “Bilang terima kasih pada Mom yang sudah berjuang melahirkan kamu.” Ruby tersenyum lebar. “Jadi namanya…” “Sebastian Charles Francesco.” “Hati-hati, Leonard.” tangan Ruby terulur mengusap lengan anaknya. “Jangan sampai terkena pukulannya. dia pasti menuruni kekuatanku. “ “Dia masih kecil..” balas Leonard. “Kekuatannya akan bertumbuh sa

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 274

    Ruby membuka pintu dengan cepat. “Surprise!” kepalanya muncul di balik pintu ruangan Leonard. Leonard yang awalnya begitu serius pada dokumen kini mengangkat kepalanya dan menatap istrinya dengan senyum lebar. Leonard bangkit dan mendekati istrinya. Ruby masuk perlahan dan memeluk suaminya. “Apakah sibuk?” tanya Ruby. Leonard menggeleng. “Tidak. sebentar lagi juga waktu pulang.” “Kenapa ke sini?” tanya Leonard. “Bukankah tadi kamu bilang kamu akan ke toko roti ibu?” “Aku sudah. Jadi aku membawakanmu roti buatan ibu.” Ruby menunjukkan paper bagnya. “Aku tadi juga membawanya untuk sekretaris kamu.” “Eddy?” Leonard mengambil paper bag itu. “Dia pasti sangat senang.” Ruby mengangguk. “Benar, dia sangat senang. Sepertinya dia sedang lapar.” Leonard menarik Ruby untuk duduk di sofa. “Tidak. Dia memang sangat senang dengan makanan. Dia seperti mendapatkan emas saat mendapatkan makanan.” Ruby tertawa pelan. ia mengambil roti dari paper bag itu. Kemudian membawanya ke

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 273

    “Pemandangan yang menakjubkan.” Ruby masih berada di dalam mobil. Hari ini ia datang sendiri. Leonard bekerja, sudah berapa hari pria itu tidak bekerja. Ruby menatap Michael yang membantu ibu bekerja di toko. Untungnya Michael memiliki paras yang tampan. Banyak perempuan yang datang ke toko. Tidak hanya sekedar membeli roti tapi juga sekedar mencari perhatian dari Michael. “kalau begini kan dia terlihat lebih waras.” Ruby akhirnya turun dari mobil. Ia berjalan ke toko dan membuka pintu. “Kamu datang…” Ibu mendekatinya. Ibu memeluk Ruby. “Bagaimana kabar kamu? bagaimana cucu ibu?” tanya ibu sembari menyentuh perut Ruby. “Ruby baik-baik saja, Bu.” Ruby tersenyum. Ruby mengamati toko ibu yang lebih bagus. dengan tatatan yang lebih indah. Mirip kafe hanya lebih kecil saja. Ibu juga punya beberapa pegawai. Sudah lama sekali ia tidak ke toko. Semuanya telah berubah. Rasanya sudah lama sekali… “Kau datang…” Michael yang melewati Ruby. Pria itu membawa nampan yang

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 272

    “Hueek!” Akhirnya Ruby muntah lagi. Tapi kali ini tidak terlalu parah dibandingkan kemarin. Obat yang ia minum bekerja dengan baik. Setiap kali Ruby muntah—Leonard selalu menemani. Leonard tidak pernah meninggalkan Ruby ke kamar mandi sendirian. Leonard terus memastikan bahwa istrinya baik-baik saja. Leonard mengusap bibir Ruby dengan tisu. Bibir wanita itu basah karena bilasan air. Ruby mendekati Leonard. memeluk tubuh suaminya itu. “Mama sudah menyiapkan sup. Kamu makan pelan-pelan saja. kalau muntah nanti berhenti.” Leonard mengusap punggung Ruby. Ruby mengangguk pasrah. “Apa mama memasaknya sendiri?” “Tidak. ada Maid yang membantunya. Mama mengarahkan Maid itu agar rasanya sama persis dengan Sup yang ia makan waktu dulu hamil aku dan Luna.” Leonard menggendong Ruby yang lemas. Ia mendudukkan Ruby di sofa depan ranjang. di atas meja sudah ada sup yang disiapkan oleh Lila. Juga susu hamil. “Makan pelan-pelan.” Leonard menyuapi Ruby dengan telaten. P

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 271

    Guys hari ini Chapter terakhir. semoga suka ya, selamat membaca :))))--“Nanti mau beli baju buat anak kita warna apa?” Pertanyaan itu bukan dari Ruby. Melainkan dari Leonard! Leonard terlihat sangat antusias. Bahkan sudah membahas baju. Lalu katanya, ingin mendekorasi kamar anaknya sendiri. Padahal belum tahu perempuan atau laki-laki. Ruby tertawa pelan. “Pikirkan nanti saja, sayang.” “Kamu terlalu bersemangat,” lanjut Ruby lagi. Leonard terkekeh pelan. ia masih fokus menyetir. Mereka akan ke rumah orang tua Leonard. Untuk memberitahu kehamilan Ruby. Tadi Ruby sudah menelepon ibunya. ia akan ke rumah ibunya besok saja. Mobil sudah memasuki area mansion orang tua Leonard. Ruby dan Leonard keluar dari mobil. “Setelah pergi ke rumah Diego. ternyata rumah orang tuaku tidak begitu buruk.” Leonard memandang Mansion orang tuanya. Ada beberapa penjaga di sana. mereka selau berjaga setiap hari. Jumlahnya tidak terlalu banyak. “Benar. Di sini tidak banyak penjaga.

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 270

    Leonard menutup bibirnya tidak percaya. Ia mendongak. kenapa rasanya panas sekali matanya. Ruby mendekat dan tertawa. “Kita akan jadi orang tua.” Leonard memeluk tubuh Ruby. Sedikit mengangkat tubuh Ruby dan memutarnya. “Aku sangat bahagia.” Leonard mengecup dahi Ruby beberapa detik. “Terima kasih.” “Akhirnya!!!” suara Stormi yang begitu bahagia. Ia melompat dengan bahagia sembari memeluk lengan Diego. Diego tersenyum melihat tingkah Stormi. Ia juga ikut bahagia dengan kehamilan Ruby. “Kamu harus ke rumah sakit lagi untuk melakukan pengecekan lebih lanjut.” Ibu Stormi memeluk Ruby. “Mulai sekarang hati-hati. Awal kehamilan adalah masa yang paling rentan.” “Selamat ya,” ucap ibu Stormi. Ruby mengangguk dengan bahagia. “Terima kasih, aunty.” Tidak bisa menggambarkan bagaimana perasaannya sekarang. Yang pasti ia sangat senang. Ia menyentuh perutnya. Tidak bisa berhenti tersenyum lebar. Leonard menoleh mendapatkan tepukan dari samping. “Kau jago juga,” ucap Die

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 269

    “Terima kasih, aunty…” Stormi tersenyum. Bibi yang merawat rumahnya membawakan makanan. Sehingga ia tidak perlu pergi keluar mencari makan dengan Leonard. “Kemarin saya melihat rumah aunty ada helikopter dan beberapa orang…” ucap Ruby. “Sepertinya saya mengenal anak aunty.” Ibu Stormi mengangguk. ia mengambil duduk di samping Ruby di depan meja makan. “Aunty juga bilang pada anak bibi. Kalian memang saling mengenal.” “Sebenarnya, Aunty sedikit menghawatirkan Stormi. Dia pulang-pulang membawa pria bersamanya. Memang pria itu tampan, tapi aunty takut kalau Stormi terlibat hal yang berbahaya bersama pria itu.” Ruby mengerti… Wajar saja ibu Stormi menghawatirkan anaknya. Awalnya Ruby juga memang sedikit kawatir jika Stormi berhubungan dengan Deigo. Ruby menoleh ketika Leonard turun dari tangga. Ruby menatap Leonard sebentar. “Saya dan Suami saya juga mengenal Diego. meskipun belum lama. Tapi yang saya lihat…” “Diego memperlakukan Stormi dengan baik. Jadi aunty jangan te

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 268

    21++ Makan malam yang kurang diharapkan oleh Diego sebenarnya. Karena ia harus menunda hukuman untuk Stormi. Sedangkan Stormi cengengesan seolah sedang mengejeknya. Tangan Diego tidak berhenti mengusap pinggang Stormi dari samping. Benar-benar tidak bisa jauh dari Stormi. “Aku tidak mau masak besok,” ucap Steven. “Biar dia saja yang masak.” Menunjuk Stormi. Stormi mengerjap. “Jangan mempermalukanku. Aku tidak bisa memasak.” “Besok ibu saja yang masak.” Ibu menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Mengunyahnya santai. “Bukankah besok itu jadwal itu membersihkan rumah lama itu?” tanya Steven. “Rumahnya sudah ditempati cucunya. Dia baru saja kembali bersama suaminya. Jadi ibu bisa bersantai,” jelas ibu. Stormi mengernyit. “Siapa?” “Anak yang dulu kamu takuti. Dia juga sudah dewasa dan ternyata dia sudah menikah,” jawab ibu. “Siapa namanya? Dari dulu aku sudah takut duluan melihatnya. Jadi tidak pernah tahu nama dan wajahnya lagi.” “Ruby…” balas ibu. “UHUUUK!” St

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 267

    21++ Di belahan bumi yang berbeda. “Sayangku kenapa lama sekali?” teriak Leonard tidak sabaran menanti Ruby yang berada di dalam kamar mandi. “Iya…” Ruby menggigit bibirnya pelan. Ia keluar—menggunakan ligerie yang berbentuk jaring-jaring itu. Tubuhnya tembus pandang. Jaring-jaring hitam itu tidak mampu menutupi tubuhnya yang begitu berlekuk. Leonard sampai menahan nafasnya melihat istrinya. Ruby berjalan ke arahnya. “Kamu bilang aku yang memimpin malam ini? tapi kenapa wajah kamu terlihat ingin menerkamku secepatnya.” Leonard mendongak—tangannya merengkuh pinggul Ruby. “Sepertinya aku tidak bisa. Biarkan aku—” Bruk! Ruby mendorong tubuh Leonard sampai berbaring di ranjangnya yang kecil itu. Perlahan Ruby merangkah ke atas tubuh Leonard. Tangan Ruby yang lentik melepaskan pakaian atas Leonard. Ia mendekat—menangkup wajah Leonard—kemudian mencium bibir pria itu. Leonard membalas pangutan Ruby dengan liar. Tangannya sudah bergilya masuk ke dalam

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status