Share

Chapter 5 - Bajingan

“Pffft! Buhahaha!”

“Hahaha!”

“Lihat, lihat! Apa katanya tadi? Dia ingin menikahi si monster yang mengerikan itu? Bahkan, sampai mau membawakannya barang-barang murahan, … yang ia anggap sebagai mahar pernikahan? Lelucon macam apa ini?”

“Hahaha, gila sekali dia! Bisa-bisanya, orang rendahan semacamnya, berkelakuan dengan sangat sok belagu begitu?”

Dimulai dari sang putra mahkota yang tergelak di dalam tawa terbahak-bahaknya, … semua orang yang di sana–kecuali si laki-laki itu dan Qilistaria tentunya–berlarut-larut dalam aksi menertawakan.

Tidak sakit hati atau pula tersinggung oleh semua perlakuan itu, si laki-laki berambut merah ini justru, … malah terus-menerus menampilkan senyuman terbaiknya kepada sang Duke.

Memang benar, terkait hal penting apa yang barusan orang-orang itu bicarakan. 

Mahar yang dibawakannya untuk mempersunting Qilistaria sebagai istrinya sekarang ini, terhitung bernilai sangat murahan. Memang benar pula, bahwa ia, bahwa dirinya, … adalah seseorang manusia dari kalangan rakyat jelata, yang memiliki status derajat paling rendahan.

Meski begitu, hal semacam itu, … tak akan bisa langsung membuat kepercayaan di dalam dirinya menjadi terpukul mundur. 

Sekali memutuskan untuk maju, maka ia pun harus maju, … sampai ke titik di mana pada akhirnya, tangannya itu bisa menorehkan barang sedikit sentuhan, ke tempat atau ke sesuatu yang betul-betul ingin sekali ia tuju. 

Sekiranya, begitulah prinsip yang dipegang teguh olehnya sedari dulu.

“Hei, Nak. Aku ingin bertanya?”

“Tanyakan saja apa yang ingin diketahui oleh Anda, dari Saya yang rendahan ini, … Your Grace.”

Dengan bersamaan menepuk bahu kokoh si laki-laki muda itu, Duke Yoargi pun … segera bergegas melontarkan sebuah pertanyaan.

“Apa kau sudah sebegitu tidak warasnya, sampai-sampai membuatmu berpikiran untuk menikahi perempuan terkutuk semacamnya?” tanyanya seperti sedang meragukan keputusan berat dari si laki-laki muda ini, yang memang terlihat percaya diri akan menghabiskan seluruh sisa hidupnya, … untuk hidup bersama dengan monster seperti Qilistaria.

“Terima kasih telah bertanya, tetapi … Saya benar-benar sehat dan segar bugar, Your Grace. Saya tidak gila, dan Saya juga sepenuhnya waras.”

“Ah, baguslah kalau begitu. Akan tetapi, benarkah kalau kau ini benar-benar ingin memiliki orang, yang memiliki sebuah penampilan mengerikan semacamnya, anak muda?”

Qilistaria yang menundukkan kepalanya dengan takut-takut, setelah sebelumnya ia diperhatikan oleh banyak orang yang membuatnya menjadi sangat gugup, kini mulai menggerakkan irisnya dalam melirik dan memusatkan semua perhatiannya, … untuk melihat seseorang yang telah menyatakan diri akan meminangnya secara terang-terangan untuk menjadi seorang istri, lewat celah memanjang dari helaian rambut hitamnya … yang tampak menjuntai menutupi sisi muka.

“Saya benar-benar serius. Yang Terhormat, … Tuan Duke of Yoargi.”

Penampilan tubuhnya dari belakang, kebanyakan menampakkan betapa lebarnya punggung dan juga bahu si laki-laki itu. 

Rasa-rasanya, akan terasa sangat nyaman sekali jika pundak si laki-laki tersebut dijadikan sebagai tempat untuk Qilistaria bersandar, … dalam mencurahkan isi hati, beserta menceritakan semua kesusahan yang telah di lalui, dari hari ke hari.

Seperti warna merah menyala, yang terdapat di bagian dalam daging buah stroberi. Seperti warna merah terang, yang terdapat pada rambut lebat milik si laki-laki. Semua pesonanya, telah turut membanjiri eloknya penampilan yang terasa cerah, lagi menghangatkan, … untuk penampilan suram Qilistaria yang terasa sangat mendinginkan.

“Kalau begitu, cepat ambil saja dia pergi dari sini. Oh! Dan jangan lupa, untuk membawa kembali bawaan seserahan maharmu. Takutnya, tidak akan ada yang bisa kalian berdua makan nanti, agar bisa bertahan hidup lebih lama lagi di dunia ini,” tukas sang Duke dengan diakhiri ucapan mengejek, yang kemudian kembali di sambut oleh gelak tawa dari para tamu undangan.

Memang benar. 

Dari awal, sang Duke telah menyebutkan di dalam selebaran pamfletnya, bahwa ia akan memberikan putri sulungnya, … kepada siapa pun yang mau menampungnya dengan senang hati dan secara Cuma-Cuma, yang sama sekali tak akan dipungut biaya olehnya, semacam mahar untuk suntingan pernikahan.

Akan tetapi, karena si laki-laki muda itu merasa kurang pantas untuk membawa pergi anak gadis orang, tanpa memberikan sesuatu kepada orang yang telah membesarkannya, … jadi, secara suka dan ringan rasa, ia membela-belakan diri untuk membawa bawaan berat dari rumahnya ke Duchy sini, … dalam tujuan menyerahkan barang seserahan yang semampunya dapat ia berikan ini. 

“Jika Anda berkata seperti itu, maka—“

“—Maka aku mengizinkanmu untuk menjadi suaminya, sesuai dengan apa yang kau inginkan,” ujar Duke Yoargi, memotong ucapan yang belum selesai dikatakan oleh si laki-laki berambut merah tersebut.

Mengangkat tangannya yang memegang segelas anggur merah ke atas, untuk menarik perhatian dari semua tamu undangan di sana, sang Duke … melanjutkan apa yang ia inginkan, untuk dikatakan olehnya sekarang.

“Semoga … pernikahan kalian berdua, akan banyak diberi kesengsaraan.”

Mengikuti apa yang telah terlebih dahulu dilakukan oleh sang Duke, para tamu undangan, … bersama dengan Duchess dan Mirabella, mengangkat masing-masing gelas minuman mereka, seraya mengatakan ucapan selamat juga, … secara serentak, dan sorak-menyorak. 

“Selamat atas pernikahan kalian berdua, … si monster dan petani rendahan.”

“Selamat, selamat. Semoga kutukan dari monster yang mengerikan itu akan tersalurkan kepadamu ya!”

“Haha, aku tidak sabar untuk segera melihat si orang itu dikutuk juga.”

“Benar! Aku pun tak sabar untuk menantikannya!”

Felaise, sang putra mahkota Gupenhileum itu pula, tak lupa untuk mengikutsertakan dirinya dalam aksi menyelamati pengantin baru, … yang telah disahkan dengan mudah oleh ayah si mempelai wanita, seraya mengangkat gelas kosong miliknya ke atas udara.

“Selamat atas pernikahan kalian berdua. Semoga, … kutukan dan penderitaan yang sangat-sangat menyedihkan, akan senantiasa menyertai kalian berdua selalu,” ujarnya, mendoakan pasangan pengantin baru yang telah sah menikah tanpa acara resepsi, … dan juga tanpa di hadiri oleh sang raja, selaku penghulu pernikahan untuk para bangsawan, … dengan doa buruk yang tak patut untuk ditiru.

“Hei, mempelai pria,” panggil sang Duchess dengan suaranya yang terdengar berwibawa, “Bukankah ini sudah waktunya untukmu, membawa mempelai pengantin wanitamu, … pergi menuju ke rumahmu?”

“Ah! Itu ….”

Tersentak sejenak, tetapi segera berhasil mengendalikan ekspresi muka terperangahnya dengan baik, … si laki-laki muda itu pun, langsung bergegas berjalan dengan cepat menuju ke lokasi di mana Qilistaria, yang sampai saat ini masih ada berdiri di tempatnya semula … hampir sama seperti sebuah jelmaan patung.

“Permisi, Princess Yoargi.”

Si laki-laki itu, mengulurkan tangan kanannya ke hadapan Qilistaria yang tampak melebarkan iris matanya, karena merasa sangat terkejut.

Dengan diiringi oleh suara beratnya yang terdengar mengalun dalam nada rendah, … lagi memenangkan, si laki-laki itu pula, langsung bergegas mengutarakan salah satu dari sekian banyaknya keinginan terbesar … yang sudah ada dan telah bersemayam dari sejak lama, di dalam lubuk hatinya yang paling dalam.  

“Maukah Anda, ikut bersama dengan Saya, … pulang ke rumah Anda yang baru?”

Qilistaria terdiam kaku. Bahkan, ia juga berasa tak mampu untuk berbicara sekarang, selayaknya memiliki mulut yang telah membisu. 

Hanya dengan melihat telapak tangan milik lelaki itu, yang tampak memiliki ukuran dua kali lebih besar dari telapak tangan miliknya saja, … sudah membuat tubuhnya menjadi semakin berguncang dengan hebat, saking parahnya … untuk mencoba menyembunyikan badan yang gemetaran dengan sebaik mungkin.

Menurutnya, … apa yang harus ia lakukan di saat-saat seperti ini, … selain dari melarikan diri sendiri?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status