Share

Chapter 8 - Ayo Pulang

Author: Aerina No 7
last update Last Updated: 2022-04-07 01:27:00

“Ma-maaf! Sa-saya, telah menjatuhkannya sampai-sampai menimpa kaki Anda. Sa-saya … Sa-saya,” 

Berujar dengan tidak karuan, akibat dari merasa sangat bersalah, … Qilistaria langsung membungkukkan badannya berkali-kali, untuk meminta permohonan maaf dari Derian, … dengan tangan gemetarnya yang tak bisa berhenti mencengkeram erat rok gaun.

Bagaimana jika Derian menjadi kesal padanya, lalu mengayunkan tangan ke arahnya, … untuk seterusnya memberikan sebuah pukulan, atau pula tamparan, sebagai bentuk dari hukuman?

Apa yang harus ia lakukan, jika Derian terlampau marah terhadapnya, dan berakhir dengan membuang atau meninggalkannya di sini?

Apa …? Bagaimana …? Dan, dan, … siapa yang, …? Argh! Pokoknya, pertama-tama, … Qilistaria merasa harus meminta maaf kepada Derian, dengan sangat bersungguh-sungguh.

Derian yang tidak nyaman dikala dirinya menerima permintaan maaf dari Qilistaria secara berlebihan itu, … segera mengucapkan kata-kata lembut, lagi penuh akan kasih sayang, … sebuah perlakuan istimewa, yang telah mendadak menjadi sebuah mantra penghilang rasa kecemasan. 

“Uh, he-hei! Istri. Anda tidak boleh meminta maaf sampai sebegitu kerasnya. Percayalah, Saya tidak apa-apa. Saya sudah terbiasa ketiban dengan benda-benda berat seperti ini. Anda tidak usah khawatir, ya? Karena ini sama sekali tidak akan berdampak apa-apa untuk Saya.”

“Tetapi, …!”

“Sssh! Istri, tidak apa-apa. Anda bisa melihatnya sendiri, kan? Tengok, kaki Saya benar-benar tidak apa-apa.”

Ditunjukkannya oleh Derian, kaki yang sengaja digerak-gerakkan dengan cara memutar pergelangannya, dalam upaya membuktikan ucapannya … dan menenangkan rasa bersalahnya Qilistaria.

“Kalau begitu,” menatap sendu ke arah kaki Derian yang tertimpa barang bawaan berat semacam tadi itu, Qilistaria menampilkan raut muka yang pilu, “Apa yang bisa Saya lakukan untuk membantu Anda, … Suami?” tanyanya nanar.

Memandangi mimik muka rancu Qilistaria yang mengerutkan keningnya, dengan pandangan yang hangat, beserta senyuman yang simpul, … Derian merundukkan sedikit kepala, untuk membuat kepalanya paling tidak sudah bisa sejajar dengan tinggi kepala Qilistaria, … seterusnya berkata.

“Istri,” panggilnya dengan suara yang rendah.

Menyahuti panggilan lembut dari Derian, Qilistaria lekas mengarahkan tatapan matanya untuk belajar memandang secara langsung mata kepunyaan lawan bicara, seraya menjawabnya dengan gumaman pelan.

“Ya, … Suami?”

Manik mata hitam, sekelam pekatnya bubuk arang, … bertemu dengan manik mata merah menggoda, yang penampilannya bagaikan bongkahan besar isian buah delima.

“Bagaimana jika, ….”

Mengasongkan lengan kiri yang menjinjing jinjingan buah itu kembali ke dekat Qilistaria dengan muka malu-malu, Derian memberi sebuah penawaran.

“… Kita menjinjingnya secara bersama-sama?”

Menampilkan mimik muka terkejut sekaligus bahagia, yang seakan-akan tengah mengekspresikan pengungkapan kata tidak percaya semacam, “Sungguh?” … Qilistaria, memandangi Derian dengan lamat-lamat, untuk bisa memerhatikan ekspresi muka merah merona yang entah kenapa terasa nyaman untuk ia lihat, dengan ketekunan yang begitu cermat.

“Uh-hum.” Derian menjawab ketidakpercayaan istrinya dengan mengangguk, dan juga tersenyum tipis.

Hal itu telah berhasil membuat Qilistaria lekas menaruh lengan kanannya di atas kain jinjingan tersebut, dan juga di samping kepalan tangan kiri Derian, yang mencengkeram erat kain itu juga, … sampai-sampai membuat urat tangan kokohnya terlihat menonjol.

Berjalan bersama-sama secara bersebelahan dengan tangan yang berdampingan, … entah kenapa, … sudah bisa membuat kedua sejoli berlawanan jenis ini, menjadi tersipu malu sendiri.

Tidak berani menyebutkan nama, atau bahkan nama panggilan sayang untuk satu sama lain selain panggilan “Suami” dan “Istri” … akibat dari masih begitu canggung, … tak dapat membuat mereka ingin berusaha untuk saling mendekatkan diri, dalam mengenal lebih dalam tentang sifat dan kegemaran masing-masing.

Derian tahu dari rumor. Bahwa istrinya ini, Qilistaria, … telah menjalani berbagai macam jalannya hidup yang dipenuhi oleh kemalangan, sampai-sampai membuatnya menjadi sesosok orang yang krisis kepercayaan begini. 

Selain krisis kepercayaan, tampaknya, … Qilistaria juga tidak terlalu baik dalam berinteraksi sosial dengan orang lain. Ia kikuk, sensitif, dan merupakan tipe orang yang peka terhadap keadaan sekitar. 

Sehingga, hal itu pula telah menjadikannya pribadi yang mendengar pembicaraan orang lain dengan begitu serius, kemudian menyahutinya dengan ucapan singkat, … yang sebelumnya sudah dipikirkan secara betul-betul dan juga matang-matang, di jauh-jauh menit sebelum ia mengucapkan.

Meski begitu, Derian tetap menyukainya.

Derian Aesundarishta, yang nyatanya sudah menyimpan perasaan kepada Qilistaria La Yoar— ah, ralat. Maksudnya, menyimpan perasaan kepada Qilistaria La Aesundarishta sedari lama, meskipun ia sendiri juga tak yakin bahwa Qilistaria akan ingat siapa dirinya, … tidak akan memaksa si gadis pujaannya itu, untuk balik membalas perasaannya dengan terpaksa dan terburu-buru.

Tak mengapa jika saat ini, ia hanya dianggap sebagai teman tempat dirinya berlabuh, mengeluh, dan mengaduh, … di saat mencoba melarikan diri dari takdir menyakitkan yang harus dilalui olehnya, sampai terasa begitu menyedihkan nan menyayat hati ini. 

Asalkan, hal itu, akan membuat Qilistaria … mendapatkan kebahagiaan sejatinya yang selama ini telah dia cari-cari.

“Ayo pulang.”

Mengulum senyum, dengan mata menyipit dalam menyiratkan pandangan yang tampak seperti tersenyum juga, … Derian, memandangi jalanan setapak di antara rimbunnya hutan pohon ek, yang tampak sangat indah sekarang, … karena kebetulan sedang disirami oleh cahaya kuning kejinggaan, dari sinar mentari senja hari.

“Ya, … tolong. Ajak Saya pulang ke rumah, ….”

Berhenti terpukau dengan pemandangan yang memanjakan mata kelamnya itu juga, … Qilistaria yang merasa pipinya telah menghangat entah dari sejak kapan, segera memalingkan mukanya agar tertunduk ke bawah dan hanya melihat tanah yang akan dilaluinya saja, … dengan beralasan supaya Derian tidak akan melihat wajahnya sekarang, … yang betul-betul sedang dilanda oleh aura panas membara ini.

“… Suami.”

Hanya dengan melihat pemandangan sore yang begitu indah ini, bersama dengan seseorang yang dinilai memiliki kesan lebih di dalam hati masing-masing, bukankah itu, … kedengarannya terasa sangat romantis?

Ah, terserahlah.

Sesuka hati mereka saja mau menganggap momen itu … sebagai kejadian yang berkesan seperti apa. 

Namun, yang jelas, … pemandangan matahari yang mulai bergerak secara merosot ke ufuk barat itu, benar-benar menimbulkan pancaran panorama yang sangat-sangat memesona!

“H-hei, Suami?”

“Ya? Ada apa, Istri?”

Begitu mendapatkan sahutan positif akan panggilannya dari Derian, … Qilistaria segera mengulurkan lengan kirinya untuk menunjuk pemandangan matahari senja yang akan segera terbenam, dalam waktu yang dapat diperkirakan sekitar sebentar lagi. 

“Matahari senjanya, … sungguh, benar-benar, … terlihat sangat indah ya?” 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Epilog

    -“Bagaimana? Adikmu lucu sekali bukan?”--“….”-Derian kecil melongo lebar.Manik mata merahnya yang bulat itu memandang lamat-lamat akan bayi di dekapan sang ibu, dengan sorot berkilaunya yang kini didominasi oleh rasa penasaran.-“Unggaa~!”-Bayi berambut merah serupa seperti milik Derian yang tengah menggolekkan tubuhnya di dekapan sang ibu itu, menggeliat pelan dan juga menguap membukakan mulutnya yang kecil.Sangat menggemaskan sekali, sampai-sampai itu membuat pipi Derian menghangat akibat disapu oleh semburat merah.-“Mungil~!”- tukas Derian terkagum-kagum, seraya merundukkan wajahnya supaya lebih dekat lagi dengan wajah bayi merah tersebut.-“Bu, memangnya ada ya … makhluk semungil ini? Dia sepelti boneka, bukan manusia~!”--“Hoho, tentu saja ada. Bahkan, di mata Ibu, kamu juga masih sama kecilnya … Ian.”--“Mana mungkin! Ian sudah besal tahu!”--“Pfft! Begitu ya?”-Ibu Derian terkekeh pelan mendengarnya.Dia merasa senang sekali, kalau anak pertamanya … ternyata menerima keha

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 95 - Lamaran Pernikahan

    “….”Hening mendera, membuat mereka berlima seolah-olah memeragakan patung yang membisu.Bagaimana tidak? Mereka ini tidak salah mendengarnya lo, kalau gadis itu baru saja memanggil nama lengkap dari Ryuuki di kawasan yang baru anak itu jelajahi!?Orang macam apa gadis ini? Latar belakangnya, sama misteriusnya dengan senyuman yang masih ia pamerkan.SRUK~!Gadis asing itu melepaskan genggaman tangan dari Ryuuki, tanpa sedikit pun melepaskan arah pandangnya.Akan tetapi, … tunggu sebentar.Apakah mungkin, gadis itu benar-benar orang asing?“….”Tidak.Rasanya, Qilistaria pernah melihatnya pada suatu waktu, dan suatu tempat.Namun, entah kapan dan di mana ia merasa pernah bertemu dengan gadis berpenampilan kurang lebih serupa dengan gadis di hadapan Ryuuki tersebut.Yang jelas, ingatannya membesitkan sesuatu, kalau Qilistaria sungguh pernah mengalami pertemuan itu.“Sebenarnya, siapa k—!”—QUOONG~!Suara trompet besar yang memekakkan telinga, memotong pertanyaan yang hendak Ryuuki ajuka

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 94 - Gadis Misterius

    “Ladang? Kita akan pergi ke sana? Sungguh?”“Ya.”“Ayah yakin, kau bisa mengurus ladang? Bukankah para bangsawan seperti kita tidak pernah mengurusi sesuatu semacam itu secara langsung?”“Harusnya sih begitu. Tapi kan, Ayah rindu dengan masa-masa saat menjadi petani dulu.”“Ayah pernah menjadi seorang petani?!”Perjalanan menuju ladang yang sering kali digarap oleh Derian untuk menghasilkan hasil alam, ternyata tidak terlalu membosankan akibat diisi oleh obrolan yang berpusat dari pertanyaan-pertanyaan Ryuuki.“Apa salahnya dengan menjadi petani? Kan menyenangkan bisa melihat tumbuhan tumbuh dan menghasilkan manfaat bagi kita?”“Hanya … kaget saja. Aku tak menyangka kalau Ibu mau menikah dengan orang seperti Ayah.”“Hei, kamu ini …!”Derian tertawa kecil.Dia kemudian mencubit cuping hidung Ryuuki, dan membuat anak itu tersentak sebentar karena jalur pernapasannya disabotase.Sambil mengusap-usap hidungnya yang kena cubit gemas barusan, Ryuuki kembali berceloteh.“Aku bicara apa adany

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 93 - Kencan Singkat (3)

    “…!?”Yurish memegangi pipinya heboh. Matanya terbelalak tidak percaya, dan wajahnya dipenuhi oleh keringat dingin.Meski gerakannya sangat signifikan seperti itu, kendati demikian, mulutnya tetap setia untuk terus terkatup.Jangan lupakan pula dengan kehadiran rona merah yang mulai menjalar menghiasi parasnya yang indah itu.Semua gerak-gerik aktifnya dalam merespons perbuatan Rifa barusan, telah berhasil membuat satu orang lagi di dekat mereka, yakni si penjaga lapak permainan, menghela nafasnya dengan ogah.“Duh, nasib~ nasib. Dunia hanya milik pasangan kekasih saja. Sedangkan yang jomblo, kami cuma menumpang,” gerutunya pelan.Tak menghiraukan orang yang seperti menjadi seekor nyamuk pengganggu di dekat mereka, Rifa mengulaskan senyuman paling manis yang pernah ia singgungkan.“Ayo kita pergi lagi,” ajaknya, dilanjutkan dengan membalikkan tubuh dan mulai berjalan meninggalkan Yurish di belakang, sembari asyik memeluk dan mengelus-elus boneka kucing putih itu.“T-tunggu!”Sebelum p

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 92 - Kencan Singkat (2)

    “Dibeli~! Dibeli~!”“Sotongnya kak? Sotongnya dek~!”“Suvenir cantik~! Siapa yang mau suvenir cantik~? Hanya empat keping perak saja, kalian sudah bisa membawa pulang suvenir yang cantik~!”Hiruk pikuk keramaian pasar malam ini membawa pengalaman baru bagi Yurish.Dia yang anteng berjalan sembari bersebelahan serta bergandengan tangan dengan Rifa itu, tak bisa menolong sepasang bola mata miliknya supaya berhenti jelalatan.Mulutnya pula, sesekali terlihat menganga, menunjukkan ekspresi jujurnya yang memang terkagum-kagum dengan indahnya pasar malam.“Pak, beli sosis bakarnya dua ya.”“Siap, Nona muda!”Yurish mengalihkan kekagumannya, tuk digantikan dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.Dia menatap Rifa di sampingnya dan tukang sosis bakar yang tengah sibuk menyiapkan pesanan barusan, secara bergantian dalam beberapa kali.Si pria yang mewarnai rambutnya menjadi hitam kembali, namun, kali ini ia mewarnainya bukan secara manual melainkan menggunakan sihir hitam, merasa sangat gugup.Di

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 91 - Kencan Singkat

    “Dia sudah tidur?” Derian bertanya pelan sekali, seakan-akan ia tengah berbisik.Menghampiri kekasih tambatan hati yang tengah memandangi putra mereka dari ambang pintu kamar, Duke berambut merah menyala itu memeluk Qilistaria dari belakang, dan melabuhkan dagunya pada bahu sang istri.“Eh-hm. Begitulah,” balas Qilistaria sama pelannya, menutup rapat pintu kamar anak mereka secara hati-hati.“Bagaimana dengan Rifa?” Tanya Qilistaria balik, selagi menimpali tangan Derian yang melingkari perutnya itu dengan jari-jemarinya yang mengusap lembut.CHUP~!Derian melayangkan kecupan singkat pada pipi Qilistaria sejenak, seterusnya menjawab, “Dia pergi keluar. Katanya ingin melihat-lihat sekeliling tempat ini setelah lama tidak berkunjung ke sini.”“Begitu ya?”“Kalau sudah begini, Qilia ….”“Hm? Kenapa, Ian?”“… Pindah ke kamar, yuk?”~•••~“Woah~! Semuanya tidak banyak berubah ya?”Rifa merasa nostalgia.Dia yang sedang berjalan-jalan santai menyusuri perkampungan tempatnya menghabiskan masa

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 90 - Ulang Tahun (2)

    “Huhhh? Apa ini?!” Ryuuki memekik histeris. Setelah menghabiskan waktu beberapa jam tuk menahan rasa pegal sewaktu mengendarai kereta kuda, hal yang dihadapi oleh Ryuuki saat ini adalah … pedesaan?! Apa maksudnya ini?! Apakah mereka akan melakukan piknik di tempat yang kumuh?! Kalau benar begitu, mendingan Ryuuki tinggal di Duchy saja! “Ini adalah tempat yang bersejarah untuk Ibu, Ryuuki.” “Ehh?!” Yang benar saja?! Tempat ini?! Sebuah rumah kecil yang sepi bertempat di tengah-tengah hutan, jauh ke pemukiman penduduk?! “Ini adalah rumah tempat ayah dan bibimu menghabiskan masa kecilnya, dan juga tempat pertama di mana Ibu merasa diterima.” Benar, itu adalah rumah yang sempat ditinggali oleh Qilistaria, sebuah rumah panggung yang luasnya dapat ditinggali oleh tiga, sampai lima orang sekaligus. Rumah yang ditinggalkan karena dijual, untuk menambah biaya pindah tempat tinggal ke kawasan yang lebih tenang, selepas kejadian tak mengenakan menimpa Qilistaria dulu. Derian kembali

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 89 - Ulang Tahun

    “Humm~!” Ryuuki merajuk. Dia mengerutkan keningnya dan menekuk bibir akibat merasa sebal. Anak itu berlaku cemberut untuk sekarang, dikarenakan sudah seminggu lamanya, … ia tak dapat berdekatan dengan sang ibu. Di mana, ia sudah dilarang untuk tidur bersama, dimandikan oleh ibunya, dan belajar di ruang kerja … secara tegas. “Ada apa, Tuan muda?” Berdiri di samping meja belajarnya yang kali ini kembali ke tempat asalnya ia biasa belajar, … adalah sang ajudan dari Duke, Estevan. Estevan yang berwajah cerah, bersikap riang, dan berhati lapang, … karena gajinya dinaikkan sebanyak dua kali lipat akibat sarannya terhadap sang Duke sangat efektif dan juga begitu membantu. Buktinya, Estevan bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri saat ini. Yakni, sang Duchess kembali menaruh perhatian baru terhadap majikan utamanya. “Apa Anda kesulitan dengan sesuatu? Beritahu Saya!” seru Estevan sembari tersenyum lebar, yang entah mengapa terasa begitu mengesalkan di mata Ryuuki. “Kau tak perlu

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 88 - Lelah

    “…?” Qilistaria memberanikan diri tuk sedikit menolehkan kepalanya ke belakang. Begitu ia menoleh seperti itu, dirinya pun langsung dipertemukan dengan wajah suaminya, Derian, yang menyorotkan netra merah menyala miliknya supaya memandang Qilistaria lamat-lamat. Manik mata yang seindah batu rubi itu berkontak mata dengan milik Qilistaria secara intens, seolah-olah … dirinya tengah memancarkan segenap perasaannya, hanya lewat lirikkan mata. “… H-hp!” Qilistaria mengulum bibir. Dia membelalakkan mata, dan spontan menahan nafas sewaktu menyadari kalau wajah Derian semakin mendekat. Bahkan, pangkal hidung mereka saja sempat bersinggungan untuk sebentar. Tak kuat dengan aksi yang membuat wajahnya jauh semakin memerah lagi, wanita berstatus ibu satu anak itu pun memejamkan matanya pasrah. Dia akan menerima apa pun yang hendak Derian berikan saat ini secara senang hati, dan dengan dada yang menggebu-gebu akibat jantung berdebar kencang. Namun, …. “Ughh! Minggir~!” SRUAK

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status