Di balik kemegahan Kerajaan Tirta Mandala, tersimpan sebuah ramalan kuno tentang Sang Cahaya—sosok yang akan membawa kejayaan atau kehancuran. Saraswati, seorang putri yang hidup terkurung dalam istana, dibesarkan tanpa mengetahui jati dirinya. Mimpi-mimpi ganjil, bisikan misterius, dan pengawalnya yang baru, Raka Mahardika, membangkitkan tekadnya untuk mencari kebenaran. Pencariannya mengungkap rahasia kelam: Saraswati bukan keturunan raja, melainkan pewaris sah dari klan pemberontak yang telah dibantai. Ia seharusnya telah dibunuh, tapi justru disembunyikan. Dengan bantuan Raka dan Ki Wira, ia melarikan diri, menemukan perlindungan di Hutan Angkara, dan merangkul takdirnya sebagai pemimpin pemberontakan. Namun perjuangan tak berhenti di medan perang. Setelah menggulingkan Raja Adhiraj—ayah angkat sekaligus musuhnya—Saraswati dihadapkan pada dilema: membalas dendam atau menjadi pemimpin yang berbeda. Ia memilih belas kasih, mengasingkan raja dan naik takhta sebagai Ratu Tirta Mandala. Tapi kemenangan hanyalah awal. Di balik dinding istana, konspirasi baru mulai tumbuh. Para bangsawan yang kecewa menyusun rencana untuk menggulingkannya tanpa perang—dengan fitnah dan pengkhianatan dari dalam. Di saat genting, bahkan cinta antara Saraswati dan Raka diuji. Ketika pengkhianat dari lingkaran terdekatnya terungkap, Saraswati harus menghadapi ujian terakhir: bertahan sebagai pemimpin atau tumbang seperti yang lain. Dalam dunia yang diselimuti bayang-bayang, akankah ia mampu menjadi cahaya yang membawa perubahan? "Darah dan Takhta" adalah kisah epik tentang takdir, pengkhianatan, dan kekuatan seorang wanita muda dalam menuntun kerajaan menuju cahaya—atau kehancuran.
ดูเพิ่มเติมDalam setiap zaman dan peradaban, selalu ada kisah tentang kekuasaan, tentang pengkhianatan, tentang takdir yang tampaknya sudah ditentukan sejak awal, dan tentang orang-orang yang berani menentang jalan hidup yang telah digariskan bagi mereka. Kisah dalam halaman-halaman ini adalah salah satunya—kisah tentang seorang gadis yang tumbuh dalam keterasingan, hanya untuk menyadari bahwa dunia yang selama ini ia kenal adalah fatamorgana, sebuah kebohongan besar yang telah dirancang jauh sebelum ia dilahirkan.
Ketika pertama kali membayangkan dunia Tirta Mandala, saya ingin menciptakan sebuah kerajaan yang tidak hanya hidup dalam imajinasi, tetapi juga berdiri di atas landasan sejarah, politik, dan pergolakan batin yang kompleks. Negeri ini bukanlah tempat yang sederhana—kekuasaan tidak dimiliki oleh satu sosok yang duduk di takhta, melainkan dimainkan oleh banyak tangan yang tersembunyi dalam bayang-bayang. Di dunia ini, takdir bukan sekadar warisan, melainkan sesuatu yang bisa dipertanyakan, dilawan, bahkan ditolak—meskipun dengan risiko besar.
Dalam menulis kisah Saraswati, saya tidak hanya ingin menceritakan perjalanan seorang wanita muda dalam menemukan jati dirinya. Saya juga ingin menyelami pertanyaan-pertanyaan besar: Apa makna menjadi pemimpin? Apa harga dari kebenaran? Apakah pengorbanan adalah jalan satu-satunya untuk perubahan? Haruskah seseorang selalu mengikuti jejak leluhurnya, ataukah ia berhak menentukan jalan hidupnya sendiri?
Saraswati bukanlah sosok pahlawan sempurna. Ia adalah seorang manusia biasa yang dilemparkan ke dalam pusaran konflik dan kebohongan. Ia harus belajar membedakan antara sekutu dan musuh, antara cinta sejati dan pengkhianatan, antara keberanian dan kebodohan. Ia membuat kesalahan, meragukan dirinya sendiri, dan terkadang hampir menyerah. Tapi justru dalam kegagalannya itu ia menjadi hidup—ia menjadi nyata. Dan saat akhirnya ia mengetahui kebenaran tentang asal-usulnya, ia tidak serta-merta menerima takdir itu begitu saja. Ia mempertanyakan, menimbang, dan memilih jalannya sendiri.
Pilihan-pilihan Saraswati bukanlah hal yang mudah. Apakah ia akan menerima perannya sebagai Sang Cahaya yang diramalkan dalam kitab kuno? Ataukah ia akan menolak dan menempuh jalan baru yang belum pernah dilewati siapa pun sebelumnya? Apakah ia akan membalas dendam kepada mereka yang telah menghancurkan keluarganya, ataukah ia akan mencoba membangun tatanan dunia yang lebih adil tanpa mengulang lingkaran kekerasan yang sama?
Tirta Mandala adalah dunia yang penuh kontradiksi—seperti dunia kita sendiri. Tidak ada karakter yang benar-benar baik atau jahat. Setiap tokoh bertindak berdasarkan keyakinan dan ketakutan mereka sendiri. Raja Adhiraj bukan hanya seorang tiran; ia adalah pemimpin yang percaya bahwa kekerasan dan kontrol adalah satu-satunya cara menjaga kestabilan. Para bangsawan yang mencoba menggulingkan Saraswati bukan hanya pengkhianat; mereka adalah orang-orang yang takut akan perubahan, takut kehilangan kenyamanan yang telah mereka nikmati selama bertahun-tahun.
Dan di tengah semua itu, berdirilah Raka Mahardika—sosok yang menjadi teman, pelindung, dan satu-satunya orang yang benar-benar mengerti Saraswati. Cinta mereka bukanlah kisah yang mudah, karena dunia mereka tidak memberi ruang bagi perasaan pribadi. Ini adalah kisah cinta yang diuji oleh tanggung jawab, politik, dan pilihan yang berat.
Menulis kisah ini adalah sebuah perjalanan yang panjang dan penuh tantangan. Saya ingin membawa pembaca masuk ke dalam dunia yang terasa nyata—dengan istana yang berdesir intrik, aroma dupa dalam upacara kerajaan, dentingan senjata di medan tempur, dan sunyi yang menggema dalam batin seorang pemimpin muda. Namun lebih dari itu, saya ingin kisah ini menjadi cermin bagi kita semua—karena seperti Saraswati, kita pun sering merasa dibelenggu oleh peran dan ekspektasi yang bukan pilihan kita.
Namun selalu ada harapan, selalu ada pilihan. Dan mungkin, seperti Saraswati, kita pun bisa menemukan cahaya di balik bayangan.
Selamat datang di Tirta Mandala. Selamat datang di kisah Saraswati.
Dengan rasa syukur,
A. Rani
Di sela hiruk-pikuk air yang menghantam tubuhnya, Saraswati mendengar suara samar. “Sari! Pegang tanganku!”Ia menoleh cepat dan melihat Raka berenang ke arahnya dengan susah payah, melawan arus dengan gerakan yang kuat. Tangannya terulur, berusaha menjangkaunya.Saraswati mengayuh lebih cepat, mencoba menembus arus yang terus menyeretnya menjauh. Napasnya tersengal, paru-parunya mulai terasa berat oleh air yang sempat tertelan. Ia mendorong tubuhnya ke depan, mengerahkan seluruh kekuatannya yang tersisa. Beberapa meter lagi. Sedikit lagi.Jari-jarinya akhirnya bersentuhan dengan tangan Raka. Namun, sebelum ia bisa menggenggamnya erat, arus yang tiba-tiba lebih kuat menghantam tubuhnya, menariknya ke dalam pusaran yang lebih dalam.Saraswati terhuyung ke belak
Di sampingnya, Raka berjalan dengan ekspresi serius. Ia mengusap luka di lengannya yang masih berdarah, tetapi ia tidak mengeluh. Matanya tajam, terus mengamati sekeliling dengan waspada, memastikan bahwa mereka tidak sedang diikuti.“Kita harus menyeberangi Sungai Hitam sebelum malam tiba,” ucap Raka akhirnya, suaranya rendah tetapi tegas. “Jika kita berhasil menyeberang sebelum mereka menemukan kita, kita bisa menghilang ke desa-desa di perbatasan.”Saraswati mengangguk, meskipun pikirannya masih berputar. Ia merasa dirinya bukan lagi orang yang sama sep
Saraswati merasakan keringat dingin membasahi tengkuknya. Napasnya memburu, tetapi ia tidak bisa berhenti. Jika mereka tertangkap, itu berarti kematian. Ia melirik ke arah Raka, yang tetap fokus mencari jalur terbaik di antara akar-akar besar yang menjalar di tanah. Pria itu tidak berbicara, tetapi matanya tajam, penuh perhitungan.“Kita tidak bisa terus berlari seperti ini,” ujar Saraswati di antara napasnya yang tersengal. “Cepat atau lambat, mereka akan mengepung kita.”Raka melirik ke arahnya, lalu mengangguk. “
Saraswati mengangguk, meski pikirannya masih penuh dengan segala yang terjadi dalam waktu singkat. Sejak ia mengetahui bahwa dirinya bukanlah putri sejati kerajaan, segala sesuatu dalam hidupnya terasa seperti ilusi yang dipaksakan kepadanya. Kini, bahkan tanah yang ia pijak terasa asing, seakan mengingatkannya bahwa ia bukan lagi bagian dari dunia yang dulu ia kenal.Ia melirik ke arah Raka, menyadari betapa berbeda pria itu dari para pengawal istana lainnya. Sejak awal, Raka tidak pernah memperlakukannya seperti Sang Cahaya yang harus disembah. Ada sesuatu dalam caranya berbicara dan menatap yang selalu membuatnya merasa bahwa ia adalah seseorang, bukan sekadar simbol yang dijadikan alat kerajaan.“Kenapa kau memilih untuk membantuku?” tanya
Langit mulai berubah warna saat Saraswati dan Raka berjalan menyusuri hutan, meninggalkan tempat persembunyian mereka di bawah bayangan pepohonan yang tinggi. Cahaya jingga fajar merayap perlahan melalui celah-celah daun, menciptakan siluet panjang di tanah yang masih lembab oleh embun. Tidak ada suara selain langkah kaki mereka yang tertahan, seakan alam ikut menahan napas menghadapi keputusan besar yang baru saja mereka buat.Saraswati melirik ke arah Raka, yang berjalan di sampingnya dengan ekspresi serius. Ia masih sulit mempercayai bahwa pemuda itu telah mengetahui lebih banyak tentang dirinya daripada yang pernah ia sadari. Kini, mereka tidak lagi berdiri di sisi yang berseberangan sebagai pengawal dan putri, melainkan sebagai dua pelarian yang mencoba mencari kebenaran yang telah lama dikubur.“Apa yang membuatmu yakin b
Langit malam membentang luas di atas hutan lebat tempat Saraswati dan Ki Jaya bersembunyi. Angin membawa aroma dedaunan basah, sementara kegelapan merambat perlahan di antara celah-celah pepohonan. Suara malam terdengar nyaring, tetapi di antara desiran angin dan nyanyian jangkrik, langkah kaki mendekat dengan perlahan, hampir tanpa suara.Saraswati, yang tengah duduk di dekat api unggun kecil, menoleh cepat. Tangannya refleks menggenggam gagang belati yang diberikan Ki Jaya padanya tadi siang. Jantungnya berdebar, bersiap menghadapi siapa pun yang mendekat. Dari balik pepohonan, sosok tegap muncul, wajahnya tersamar dalam bayangan. Namun, ketika cahaya api menyentuh fitur wajahnya, Saraswati menghirup napas tajam.“
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
ความคิดเห็น