Share

Chapter 7 - Nama

Author: Aerina No 7
last update Last Updated: 2022-04-07 01:24:48

“Nama Saya, Derian Aesundarishta. Istri bisa memanggil Saya, dengan sebutan yang Istri suka.”

Berjalan secara berdampingan, bersama dengan suaminya yang telah disahkan oleh banyak saksi di pesta perjamuan sayembara tadi, … Qilistaria merasa kikuk. 

Ia tidak terlalu tahu harus bereaksi bagaimana, terhadap orang asing yang baru dikenalnya ini. Terlebih lagi, … karena dia adalah seorang laki-laki.

“Saya lebih tua dari Anda dua tahun. Jadi, di tahun ini, Saya telah memasuki usia 20 tahunan.”

Atas ancaman dari Duke Yoargi yang katanya akan membuang semua hasil panen kerja kerasnya, dalam beberapa bulan ke belakang ini dengan perasaan enteng, … secara terpaksa, Derian pun mau tak mau membawanya kembali bersamanya, menuju ke rumah miliknya yang sederhana.

Mengikuti ke mana Derian akan mengajaknya pergi, Qilistaria hanya mengemasi sedikit barang-barang kepunyaannya, … yang sebagian besar hanyalah gaun berlengan panjang, beserta dengan sarung hitam saja.

Sebab, di kediaman sana, … Qilistaria tidaklah memiliki banyak barang berharga, ataupun orang rumah yang setia. Jadi, hal itu pun dapat memudahkannya bergerak dengan bebas, di kala ingin berpindah tempat tinggal seperti saat ini, tanpa repot-repot membawa banyak barang bawaan.  

“Ah, sebelum itu, … Istri.”

Menolehkan kepalanya ke arah di mana manik mata merah milik Derian, si suaminya, tengah menatapnya dengan pandangan yang sendu, … Qilistaria hanya diam terbungkam, dengan alisnya yang saling bertaut heran, … atas gumaman selanjutnya dari si lelaki berambut merah itu, mengatakan suatu perkataan yang terdengar cukup ambigu.

“Saya minta maaf, karena … telah berani-beraninya membawa Anda menuju ke rumah Saya, dengan cara berjalan kaki seperti ini.”

“A-ah.”

Qilistaria segera menundukkan pandangan, untuk menatap tanah yang sedang dipijak oleh kaki beralaskan sepatu lars hitamnya, … saking dirinya merasa begitu gugup.

“Ti-tidak apa-apa, su-sungguh.”

Yah sebenarnya, bagi Qilistaria, … itu bukanlah masalah yang patut dikeluhkan olehnya sekarang. 

Sudah bersyukur, ia dapat keluar dari Duchy Yoargi dengan pergi bersama lelaki yang menurutnya sangat tepat ini. Meskipun, memang masih belum terlalu yakin, dikarenakan belum sepenuhnya mengenal Derian dengan sangat dalam. 

Akan tetapi, Qilistaria sangat percaya, bahwa lelaki bernama belakang Aesundarishta tersebut, memanglah seorang laki-laki baik seperti yang ia kira, … dan juga seperti yang ia harapkan.

“Sa-saya, … sama sekali tidak merasa keberatan. Terlebih lagi, … pulang menuju ke rumah sembari berjalan secara berdampingan dengan Anda, … telah membuat Saya merasa begitu senang.”

Qilistaria berterus terang. 

Seumur-umur, baru ada orang mengobrolkan sesuatu pembicaraan dengannya yang tidak terlalu serius, tidak terlalu penting, dan juga tidak terlalu berat, … namun, tetap terasa menyenangkan … untuk ia dengarkan secara terus-menerus.

“Be-begitu ya?”

Memalingkan wajah merahnya yang kembali memerah, semerah rambut beserta manik mata merah kepunyaannya, … Derian lekas membuang muka, agar tidak terlalu sering menatap Qilistaria, yang merupakan sumber penyebab akan kenapa wajahnya bisa menjadi bersemu merah begini. 

Tak enak dengan melihat Derian yang bekerja keras menanggung kembali barang bawaan tadi, dengan tujuan awal untuk ditunjukkan kepada sang Duke sebagai mahar pernikahan itu secara sendirian, … Qilistaria cepat membuka suaranya, untuk menyuarakan sebuah usulan bantuan kecil.

“Jikalau Saya boleh membantu, … bolehkah Saya membawakan jinjingan Anda yang ini?” tanya Qilistaria, dengan tangan kanan yang terulur ke arah tangan kiri Derian, yang tengah sibuk menjinjing kantung besar berisi buah persik dan buah pir.

Kalau saja dirinya ini memang tidak mau sampai dibuang oleh seseorang, maka … ia harus membuat dirinya lebih berguna bagi orang tersebut, supaya orang itu tak akan pernah berpikiran untuk membuangnya, … dikarenakan ia telah dibutuhkan.

Semacam itulah sekiranya, prinsip kuat yang sudah diterapkan di dalam hatinya Qilistaria selama ini. 

Di saat tangan Qilistaria hampir menyentuh kantung jinjingan yang terbuat dari bahan kain itu, … secara refleks, Derian mengayunkan jinjingan kantung tersebut ke belakang tubuhnya, … dan menjauhkannya dari jangkauan tangan Qilistaria.

Tentu saja, perlakuan mendadak itu telah menimbulkan keterkejutan yang teramat sangat dari Qilistaria. Pikiran-pikiran buruk, dan sangkaan-sangkaan yang jelek, kembali menggerayangi pemikirannya.

Apakah Derian tidak ingin bersentuhan dengannya, meskipun tangannya terbalut oleh sarung tangan? 

Akan tetapi, … bukannya dia berlaku biasa-biasa saja saat menggandeng uluran lengan, untuk kemudian mengecup punggung tangannya sewaktu di pesta tadi? Lalu … kenapa, sekarang, ia, ….

“Ah, begini, Istri. Ini tidak seperti apa yang Anda pikirkan.”

Melihat raut muka Qilistaria yang mengeras, akibat sedang sibuk bergelut dengan pemikirannya sendiri, … Derian cepat-cepat berujar demikian untuk segera menjelaskan, … sebuah alasan masuk akal dibalik sesuatu yang kemungkinan dapat menimbulkan kesalahpahaman besar ini. 

“Barang bawaan ini, akan terasa sangat berat untuk Anda. Saya tidak mau Anda membawa barang seberat ini, sampai ke rumah Say—er, maksudnya, ke rumah ki-kita nanti.”

“Ah, … benar begitukah?”

Tampaknya, kecurigaan dari terkaan buruk Qilistaria, tak dapat menghilang begitu saja.

Seakan tahu bahwa istrinya masih meragukan penjelasannya, Derian berinisiatif untuk membuktikan kebenaran dalam ucapan yang telah ia ungkapan tersebut, dengan cara menawarinya barang bawaan itu, … seperti yang Qilistaria inginkan barusan. 

“Jika Anda tidak mempercayainya, mau mencoba untuk membawanya?” tawar Derian, yang seterusnya mengasongkan jinjingan kantung buah-buahan itu kepada sang istri.

Memegangi ujung bagian atas kantung tersebut, dengan menggunakan kedua tangannya yang kosong, karena barang bawaan berupa pakaian miliknya … disimpan di dalam kantung kain yang ia gendong di punggung, … Qilistaria pun segera bersiap-siap untuk mengangkat jinjingan berisi buah-buahan tersebut, dengan sepenuhnya mengandalkan tenaganya sendiri.

“Istri, apa Anda sudah bersiap? Kalau sudah, maka Saya akan langsung melepaskan lengan Saya dari memegangi benda ini.”

Merasa percaya diri akan kekuatan yang terdapat pada otot lengannya dengan begitu serius, Qilistaria menjawab pertanyaan meragukan dari Derian, dengan sebuah anggukan kepala.

“Satu, dua, ….“

Sesuai dengan apa yang ia bilang sebelumnya, Derian melepaskan genggaman tangan kirinya yang mencengkeram kuat jinjingan buah-buahan, secara perlahan. Namun, tak lama kemudian, ….

“… Tig—“

GEDEBUT!

“—Gaaahh~ akheem!”

Derian mengeluarkan suara yang terdengar seperti sedang menahan lengkingan, akibat dari kantung jinjingan yang dijinjing oleh Qilistaria … jatuh tak terbawa oleh tangan kurus bertenaga lemahnya, dan kemudian berakhir dengan menimpuk kaki yang beralaskan sepatu boot coklat.

Kendati demikian, untuk menjaga perasaan Qilistaria dan untuk tetap menjaga imaji harga dirinya, … sebagai seorang lelaki yang perkasa di hadapan perempuan penarik rasa suka beserta perhatiannya, Derian pun, … ujung-ujungnya menjadi berdehem sok keren, seraya mengangkat kembali jinjingan kantung buah yang lumayan menyakiti kakinya itu, dengan menggunakan tangan kiri.

“Tuh, kan? Saya sudah bilang, kan? Kalau kantung berisi buah persik dan pir ini, akan sangat berat untuk dibawa oleh Anda, … Istri,” omel Derian, yang sebenarnya jika kita telaah lebih dalam lagi, perkataannya barusan kurang cocok disebut sebagai sebuah omelan.

Sementara, di sisi Qilistaria sendiri, … si gadis berambut dan bermata hitam itu, tampaknya masih merasa tidak habis pikir, dengan kenyataan pahit yang telah membuat kaki suaminya … tertimpa oleh beratnya sebuah kesalahan yang sudah ia buat.

Apa-apaan isian kantung jinjingan itu? Daripada berisikan buah-buahan, rasa-rasanya … isian dari kantung itu, serasa menampung beratnya gundukan batu! 

Bagaimana bisa, Derian tampak begitu dengan mudahnya mengangkat dan juga menjinjing benda tersebut, dalam sepanjang perjalanan yang telah menghabiskan waktu beserta menguras banyak tenaga, … yang justru malah seakan-akan tak memiliki pengaruh terhadapnya sama sekali?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Epilog

    -“Bagaimana? Adikmu lucu sekali bukan?”--“….”-Derian kecil melongo lebar.Manik mata merahnya yang bulat itu memandang lamat-lamat akan bayi di dekapan sang ibu, dengan sorot berkilaunya yang kini didominasi oleh rasa penasaran.-“Unggaa~!”-Bayi berambut merah serupa seperti milik Derian yang tengah menggolekkan tubuhnya di dekapan sang ibu itu, menggeliat pelan dan juga menguap membukakan mulutnya yang kecil.Sangat menggemaskan sekali, sampai-sampai itu membuat pipi Derian menghangat akibat disapu oleh semburat merah.-“Mungil~!”- tukas Derian terkagum-kagum, seraya merundukkan wajahnya supaya lebih dekat lagi dengan wajah bayi merah tersebut.-“Bu, memangnya ada ya … makhluk semungil ini? Dia sepelti boneka, bukan manusia~!”--“Hoho, tentu saja ada. Bahkan, di mata Ibu, kamu juga masih sama kecilnya … Ian.”--“Mana mungkin! Ian sudah besal tahu!”--“Pfft! Begitu ya?”-Ibu Derian terkekeh pelan mendengarnya.Dia merasa senang sekali, kalau anak pertamanya … ternyata menerima keha

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 95 - Lamaran Pernikahan

    “….”Hening mendera, membuat mereka berlima seolah-olah memeragakan patung yang membisu.Bagaimana tidak? Mereka ini tidak salah mendengarnya lo, kalau gadis itu baru saja memanggil nama lengkap dari Ryuuki di kawasan yang baru anak itu jelajahi!?Orang macam apa gadis ini? Latar belakangnya, sama misteriusnya dengan senyuman yang masih ia pamerkan.SRUK~!Gadis asing itu melepaskan genggaman tangan dari Ryuuki, tanpa sedikit pun melepaskan arah pandangnya.Akan tetapi, … tunggu sebentar.Apakah mungkin, gadis itu benar-benar orang asing?“….”Tidak.Rasanya, Qilistaria pernah melihatnya pada suatu waktu, dan suatu tempat.Namun, entah kapan dan di mana ia merasa pernah bertemu dengan gadis berpenampilan kurang lebih serupa dengan gadis di hadapan Ryuuki tersebut.Yang jelas, ingatannya membesitkan sesuatu, kalau Qilistaria sungguh pernah mengalami pertemuan itu.“Sebenarnya, siapa k—!”—QUOONG~!Suara trompet besar yang memekakkan telinga, memotong pertanyaan yang hendak Ryuuki ajuka

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 94 - Gadis Misterius

    “Ladang? Kita akan pergi ke sana? Sungguh?”“Ya.”“Ayah yakin, kau bisa mengurus ladang? Bukankah para bangsawan seperti kita tidak pernah mengurusi sesuatu semacam itu secara langsung?”“Harusnya sih begitu. Tapi kan, Ayah rindu dengan masa-masa saat menjadi petani dulu.”“Ayah pernah menjadi seorang petani?!”Perjalanan menuju ladang yang sering kali digarap oleh Derian untuk menghasilkan hasil alam, ternyata tidak terlalu membosankan akibat diisi oleh obrolan yang berpusat dari pertanyaan-pertanyaan Ryuuki.“Apa salahnya dengan menjadi petani? Kan menyenangkan bisa melihat tumbuhan tumbuh dan menghasilkan manfaat bagi kita?”“Hanya … kaget saja. Aku tak menyangka kalau Ibu mau menikah dengan orang seperti Ayah.”“Hei, kamu ini …!”Derian tertawa kecil.Dia kemudian mencubit cuping hidung Ryuuki, dan membuat anak itu tersentak sebentar karena jalur pernapasannya disabotase.Sambil mengusap-usap hidungnya yang kena cubit gemas barusan, Ryuuki kembali berceloteh.“Aku bicara apa adany

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 93 - Kencan Singkat (3)

    “…!?”Yurish memegangi pipinya heboh. Matanya terbelalak tidak percaya, dan wajahnya dipenuhi oleh keringat dingin.Meski gerakannya sangat signifikan seperti itu, kendati demikian, mulutnya tetap setia untuk terus terkatup.Jangan lupakan pula dengan kehadiran rona merah yang mulai menjalar menghiasi parasnya yang indah itu.Semua gerak-gerik aktifnya dalam merespons perbuatan Rifa barusan, telah berhasil membuat satu orang lagi di dekat mereka, yakni si penjaga lapak permainan, menghela nafasnya dengan ogah.“Duh, nasib~ nasib. Dunia hanya milik pasangan kekasih saja. Sedangkan yang jomblo, kami cuma menumpang,” gerutunya pelan.Tak menghiraukan orang yang seperti menjadi seekor nyamuk pengganggu di dekat mereka, Rifa mengulaskan senyuman paling manis yang pernah ia singgungkan.“Ayo kita pergi lagi,” ajaknya, dilanjutkan dengan membalikkan tubuh dan mulai berjalan meninggalkan Yurish di belakang, sembari asyik memeluk dan mengelus-elus boneka kucing putih itu.“T-tunggu!”Sebelum p

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 92 - Kencan Singkat (2)

    “Dibeli~! Dibeli~!”“Sotongnya kak? Sotongnya dek~!”“Suvenir cantik~! Siapa yang mau suvenir cantik~? Hanya empat keping perak saja, kalian sudah bisa membawa pulang suvenir yang cantik~!”Hiruk pikuk keramaian pasar malam ini membawa pengalaman baru bagi Yurish.Dia yang anteng berjalan sembari bersebelahan serta bergandengan tangan dengan Rifa itu, tak bisa menolong sepasang bola mata miliknya supaya berhenti jelalatan.Mulutnya pula, sesekali terlihat menganga, menunjukkan ekspresi jujurnya yang memang terkagum-kagum dengan indahnya pasar malam.“Pak, beli sosis bakarnya dua ya.”“Siap, Nona muda!”Yurish mengalihkan kekagumannya, tuk digantikan dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.Dia menatap Rifa di sampingnya dan tukang sosis bakar yang tengah sibuk menyiapkan pesanan barusan, secara bergantian dalam beberapa kali.Si pria yang mewarnai rambutnya menjadi hitam kembali, namun, kali ini ia mewarnainya bukan secara manual melainkan menggunakan sihir hitam, merasa sangat gugup.Di

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 91 - Kencan Singkat

    “Dia sudah tidur?” Derian bertanya pelan sekali, seakan-akan ia tengah berbisik.Menghampiri kekasih tambatan hati yang tengah memandangi putra mereka dari ambang pintu kamar, Duke berambut merah menyala itu memeluk Qilistaria dari belakang, dan melabuhkan dagunya pada bahu sang istri.“Eh-hm. Begitulah,” balas Qilistaria sama pelannya, menutup rapat pintu kamar anak mereka secara hati-hati.“Bagaimana dengan Rifa?” Tanya Qilistaria balik, selagi menimpali tangan Derian yang melingkari perutnya itu dengan jari-jemarinya yang mengusap lembut.CHUP~!Derian melayangkan kecupan singkat pada pipi Qilistaria sejenak, seterusnya menjawab, “Dia pergi keluar. Katanya ingin melihat-lihat sekeliling tempat ini setelah lama tidak berkunjung ke sini.”“Begitu ya?”“Kalau sudah begini, Qilia ….”“Hm? Kenapa, Ian?”“… Pindah ke kamar, yuk?”~•••~“Woah~! Semuanya tidak banyak berubah ya?”Rifa merasa nostalgia.Dia yang sedang berjalan-jalan santai menyusuri perkampungan tempatnya menghabiskan masa

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 90 - Ulang Tahun (2)

    “Huhhh? Apa ini?!” Ryuuki memekik histeris. Setelah menghabiskan waktu beberapa jam tuk menahan rasa pegal sewaktu mengendarai kereta kuda, hal yang dihadapi oleh Ryuuki saat ini adalah … pedesaan?! Apa maksudnya ini?! Apakah mereka akan melakukan piknik di tempat yang kumuh?! Kalau benar begitu, mendingan Ryuuki tinggal di Duchy saja! “Ini adalah tempat yang bersejarah untuk Ibu, Ryuuki.” “Ehh?!” Yang benar saja?! Tempat ini?! Sebuah rumah kecil yang sepi bertempat di tengah-tengah hutan, jauh ke pemukiman penduduk?! “Ini adalah rumah tempat ayah dan bibimu menghabiskan masa kecilnya, dan juga tempat pertama di mana Ibu merasa diterima.” Benar, itu adalah rumah yang sempat ditinggali oleh Qilistaria, sebuah rumah panggung yang luasnya dapat ditinggali oleh tiga, sampai lima orang sekaligus. Rumah yang ditinggalkan karena dijual, untuk menambah biaya pindah tempat tinggal ke kawasan yang lebih tenang, selepas kejadian tak mengenakan menimpa Qilistaria dulu. Derian kembali

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 89 - Ulang Tahun

    “Humm~!” Ryuuki merajuk. Dia mengerutkan keningnya dan menekuk bibir akibat merasa sebal. Anak itu berlaku cemberut untuk sekarang, dikarenakan sudah seminggu lamanya, … ia tak dapat berdekatan dengan sang ibu. Di mana, ia sudah dilarang untuk tidur bersama, dimandikan oleh ibunya, dan belajar di ruang kerja … secara tegas. “Ada apa, Tuan muda?” Berdiri di samping meja belajarnya yang kali ini kembali ke tempat asalnya ia biasa belajar, … adalah sang ajudan dari Duke, Estevan. Estevan yang berwajah cerah, bersikap riang, dan berhati lapang, … karena gajinya dinaikkan sebanyak dua kali lipat akibat sarannya terhadap sang Duke sangat efektif dan juga begitu membantu. Buktinya, Estevan bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri saat ini. Yakni, sang Duchess kembali menaruh perhatian baru terhadap majikan utamanya. “Apa Anda kesulitan dengan sesuatu? Beritahu Saya!” seru Estevan sembari tersenyum lebar, yang entah mengapa terasa begitu mengesalkan di mata Ryuuki. “Kau tak perlu

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 88 - Lelah

    “…?” Qilistaria memberanikan diri tuk sedikit menolehkan kepalanya ke belakang. Begitu ia menoleh seperti itu, dirinya pun langsung dipertemukan dengan wajah suaminya, Derian, yang menyorotkan netra merah menyala miliknya supaya memandang Qilistaria lamat-lamat. Manik mata yang seindah batu rubi itu berkontak mata dengan milik Qilistaria secara intens, seolah-olah … dirinya tengah memancarkan segenap perasaannya, hanya lewat lirikkan mata. “… H-hp!” Qilistaria mengulum bibir. Dia membelalakkan mata, dan spontan menahan nafas sewaktu menyadari kalau wajah Derian semakin mendekat. Bahkan, pangkal hidung mereka saja sempat bersinggungan untuk sebentar. Tak kuat dengan aksi yang membuat wajahnya jauh semakin memerah lagi, wanita berstatus ibu satu anak itu pun memejamkan matanya pasrah. Dia akan menerima apa pun yang hendak Derian berikan saat ini secara senang hati, dan dengan dada yang menggebu-gebu akibat jantung berdebar kencang. Namun, …. “Ughh! Minggir~!” SRUAK

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status