Share

Bab 169 gratis

Author: Ipak Munthe
last update Huling Na-update: 2022-07-26 18:39:21

Makasih buat Kakak pembaca setia, karena nggak ada yang mau di kasih GA.

Maka Author kasih bab gratis.

Hehehe.

Selamat membaca.

Renata sudah di perbolehkan untuk pulang, selama beberapa hari ini Zidan ikut mengurus Renata selama di rawat di rumah sakit.

Itupun karena, Mala. Jika, saja bukan karena, ancaman tentunya Zidan akan menolak terang-terangan.

"Cepat makan sendiri, tidak usah manja!" Zidan meletakkan makanan pada meja nakas dengan kuat, bahkan mineral di dalam gelas ikut bergoyang dan sedikit keluar.

"Jangan pernah merasa di atas angin setelah beberapa hari ini kau terus menjadi pemenangnya!"

"Zidan!"

Mala masuk dengan tergesa-gesa, telinganya mendengar bentakan Zidan begitu kasar.

Amarahnya ingin sekali meluap, akan tetapi masih di tahan sebab, besannya Irma masih berada di rumahnya setelah pagi tadi mengantarkan Renata kembali ke rumah.

Zidan pun memilih diam merasa tak ingin berdebat dengan sang Mama yang hanya berakhir membuatnya tersudutkan.

Tak lama berselang Irma menyusul masuk, dan berpamitan pulang.

Ada rasa sedih di hati Rehana saat melihat Irma perlahan menghilang dari pandangan matanya. Akan tetapi, apa yang sudah menjadi keputusan harus dipertanggungjawabkan.

Termasuk bertahan dalam rumah tangga yang kelamnya.

Sampai saat ini pun Renata masih memilih diam menahan segala lukanya, menahan rasa sakit yang sebenarnya sudah tak tertahan lagi.

Pada dasarnya Renata adalah wanita tertutup.

Baik dalam hal apapun lebih memilih memendam tanpa ingin membaginya pada siapapun.

Tak terkecuali pada Irma.

Dan semua akan kembali seperti semula, karena sudah di rawat di rumah tentu Zidan tidak akan lagi baik.

"Renata, kamu istirahat saja. Agar kondisi mu segera pulih! Dan kamu Zidan, lebih baik keluar dari kamar ini!"

Zidan pun keluar dari kamar dengan senang hati, siapa yang ingin berlama-lama berada dalam satu ruangan dengan wanita yang sangat di bencinya itu.

_________________________

Hari terus berlalu, Zidan tak pernah pulang sampai detik ini pun.

Tepatnya sejak hari pertama Renata kembali ke rumah.

Entah di mana kini dirinya berada. Biarkan saja datang dan pergi sesukanya.

Lucunya cukup membuat keadaan Renata menjadi lebih baik, terdengar aneh bukan?

Jika wanita lainnya akan sangat bersedih berjauhan dengan suaminya, tak berlaku bagi Renata.

Aneh tapi nyata semua benar-benar lebih baik tanpa Zidan.

Renata tersenyum menatap dedaunan yang bergerak di hembus angin, tubuh yang lemah kini lebih baik.

Sesaat merasa tersentak saat merasa ketukan pada punggungnya.

"Maaf, Mama membuatmu terkejut."

Renata tersenyum sambil mengusap dada, sekalipun merasa terkejut dengan kedatangan Mala yang tiba-tiba.

"Ini Mama bawakan buah untuk mu."

Renata mengambil alih piring dari tangan Mala, menarik mertuanya tersebut ikut duduk di sisi ranjang.

"Renata udah pulih kok Ma. Jadi, Mama nggak perlu lagi mengurus Renata seperti bayi," Renata benar-benar terharu akan perhatian Mala yang sungguh luar biasa.

Andai pernikahan harus di pertahankan mungkin itu bisa jadi karena, Mala.

"Benarkah? Mama senang kalau kamu sudah pulih."

"Iya dong Ma."

Keduanya pun memakan buah yang sudah di potong-potong oleh tangan Mala sendiri, sesekali keduanya tertawa kecil saling melempar candaan.

"Mama mau ke taman belakang dulu, soalnya tanaman Mama sudah rindu sama Mama."

"Renata ikut ya Ma."

"Iya."

Kedua menyiram tanaman dengan penuh bahagia. Terutama Mala.

"Ma, di antara mawar-mawar ini yang mana favorit Mama?"

"Yang ini," Mala menunjukan sebuah pohon mawar dengan bunga merah.

Renata tersenyum mengangguk, warna merah marun itu memang sangat manis sekali pantas saja Mala menyukainya.

"Renata, Mama boleh bertanya sesuatu?"

Renata yang tengah asik menyiram tanaman mawar milik Mala mulai melihat mertuanya tersebut.

Sedangkan Mala pun menghentikan aktivitasnya memotong bagian pohon mawar yang di rasa kurang bagus.

"Kok kayaknya serius banget Ma?"

Mendadak Renata merasa menegang melihat raut wajah Mala yang serius.

Pertanyaan apa yang akan di tanyakan oleh mertuanya tersebut?

Adakah hubungannya dengan masa lalu yang kelam atau pun hal lainnya.

Sejenak Mala terdiam menatap wajah Renata, sedikit ragu tapi cukup membuatnya penasaran.

Renata pun semakin takut, mungkin saja ada sesuatu hal yang akan membuatnya merasa malu.

Entah apa itu.

"Zidan pernah bilang, kamu mandul. Apa itu benar?"

Deg! Jantung Renata berdegup kencang mendengar pertanyaan Mala yang cukup menyakitkan relung hati, hal yang selama ini di takutkan dan berusaha untuk optimis kini kembali terguncang.

Sebutir air mata Renata jatuh di pipi, dada benar-benar sesak. Pertanyaan Mala sungguh sangat membuat luka.

Renata pun menjatuhkan selang air di tangannya pada tanah, kemudian berbalik dan pergi.

"Renata, tunggu dulu," Mala merasa panik dan tidak enak.

"Hay," Serena awalnya ingin bergabung, melihat keseruan Mala dan Renata menyiram bunga.

Akan tetapi, baru saja dirinya sampai di taman belakang Renata dan Mala sudah membubarkan diri.

"Ma, Renata kenapa?" Serena menunjuk Renata yang sudah melengos pergi.

"Iya, itu. Mama salah, padahal Mama cuman bertanya tanpa niat apa-apa."

"Emang Mama nanya apa?"

"Dulu Zidan pernah bilang kalau Renata itu mandul, dan Mama tanya langsung," jelas Mala masih panik.

"Ya ampun Ma, ya jelas lah Renata marah. Dia tersinggung dong dengan pertanyaan Mama!" Serena mengomel terlalu kesal pada Mala.

"Maksud Mama nggak gitu, tapi, itu badan Renata gemukan. Dadanya juga besar begitu, Mama curiga dia hamil, tapi Mama bingung gimana cara ngajak dia periksa ke dokter. Ataupun minta alat uji kehamilan." Papar Mala.

"Hamil Ma?"

"Itu cuman feeling Mama aja, udah ah. Mama mau menemui dia dan minta maaf!"

"Nanti Ma, biarin dia sendiri dulu. Mama juga kalau ngomong besok-besok di pikirkan dulu gitu lho."

"Ya sih, ya udah besok Mama bakalan minta maaf. Semoga Renata mau memaafkan Mama dan nggak tersinggung."

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (40)
goodnovel comment avatar
Puspita Adi Pratiwi
mala memang
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
Alhamdulillah mudah2 bener Renata hamil .kmu klo sdh sehatan kmu kasi tau semua nya bhw kmu hamil .tapi kmu pergi diem2 keluar negri tuk menjaga k hamilan mu juga betres biar g lemah kandunganmu cari dokter yg terbaik .biar Zidan mencari kmu g katemu .biar dia setres ...
goodnovel comment avatar
grds ag
Author sering typo bgt…
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Ucapan Terima Kasih

    Hay semuanya.Semoga kita semua selalu ada dalam lindungan sang pencipta.Saya ucapkan terima kasih kepada semua para pembaca setia saya, dimana kalian sudah mengikuti cerita ini sampai selesai.Sedikit bercerita tentang buku ini.Saya tidak pernah menyangka bahwa novel ini bisa mendapatkan banyak pembaca.Menurut saya pribadi, pembaca sampai 3M itu tidak sedikit dan tidak semua orang bisa mendapatkannya.Di buku ini banyak kekurangannya, mulai dari tulisan dan juga mungkin isi yang kurang berkenan di hati pembaca setia saya ucapkan maaf kepada kalian semua.Namun, saya juga ingin mengatakan bahwa, saya bukan seorang penulis hebat.Saya pun tidak pernah hobi dalam menulis, begitu juga dengan membaca.Kedua hal ini sangat saya hindari sejak dulu.Tetapi, mendadak hati saya tertantang karena pernah membaca novel yang menurut saya tidak masuk akal.Hingga saya pun memutuskan untuk menuliskan sebuah buku.Dari sana saya mulai berpikir bahwa menulis tidak seburuk dan melelahkan seperti yan

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 669

    Kinanti berdiri di balkon kamarnya, malam terasa semakin dingin. Namun, matanya engan terpejam, bayang-bayang luka penuh dengan nestapa membuatnya kembali pada masa lalu yang sudah lama terkubur dalam.Kejadian itu yang menyeretnya masuk pada kehidupan Adam, keinginan ingin pergi jauh dan melupakan apa yang terlah terjadi justru semua tidak sesuai dengan harapan.Nyatanya, semakin mencoba untuk menjauh, semakin banyak pula rintangan yang dia lalui.Hingga, akhirnya benar-benar tak bisa lepas dari jerat Adam.Semuanya tak sampai dengan baik-baik saja, nyatanya luka berbalut air mata begitu menusuknya hingga seperti tidak tahu lagi harus berbuat apa.Karena, kenyataan terus saja memaksa, meskipun luka yang tertusuk sudah tak mampu lagi untuk di tahan."Sayang."Kehadiran Adam membuat Kinanti pun tersadar dari lamunanya.Lamunan yang membuatnya hanyut dalam masa lalu untuk sejenak saja.Sejenak namun cukup membuat dirinya merasa kembali pada masa lalu itu."Mas, udah pulang?""Udah, dari

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 668

    Bulir-bulir air mata pun jatuh dari pelupuk mata, Mentari begitu terharu saat dokter mengatakan dirinya tengah berbadan dua.Bahkan kehamilannya sudah memasuki 6 Minggu.Selama ini sering kali merasa tidak nyaman pada bagian perutnya, tapi Mentari memilih tidak perduli.Hingga akhirnya jatuh pingsan saat sedang memeriksa pasiennya.Bertapa dirinya begitu terkejut bercampur bahagia karena mendengarkan hasil pemeriksaan dokter.Di saat beneran bulan yang lalu program kehamilan yang telah di jalaninya gagal, membuat harapannya seakan berakhir pula dengan putus asa."Sayang, kamu baik-baik saja?"Fikri yang baru saja sampai di buat bingung karena melihat tingkah istrinya.Dirinya sengaja meninggalkan rapat karena mengetahui keadaan Mentari yang sempat tidak sadarkan diri."Abang, Tari hamil," Mentari langsung menghambur memeluk suaminya.Rasanya sungguh sangat luar biasa dan membuat bahagia tanpa bisa di tutupi sama sekali.Begitu pun juga dengan Fikri yang begitu terkejut mendengarnya."

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 667

    "Tidak usah terbebani dengan yang saya katakan, ya sudahlah. Karena, kalian pun sudah menikah dan Mami minta hadiah aja dari kalian. Cepat berikan Mami cucu ya," ujar Zahra.Membuat Sarah terkejut mendengarnya, sungguh tidak pernah terpikirkan sebelumnya tentang semua itu.Bahkan Zahra sendiri yang meminta padanya, Zahra menyadari keterkejutan yang dirasakan oleh Sarah.Tapi Zahra tidak perduli sama sekali, karena menantunya dan juga anaknya harus meminta maaf padanya."Kalian berdua harus berjuang keras untuk cucu, kalau tidak Mami pingsan lagi."Mata Sarah pun melebar mendengarnya, sungguh ini adalah sesuatu yang teramat sangat tidak pernah terlintas di benaknya."Tante, jangan pingsan lagi. Saya akan merasa bersalah nanti," kata Sarah dengan panik."Tante?"Zahra pun bertanya karena kesal Sarah memanggilnya dengan sebutan --Tante--Sarah yang terlalu panik, kini bercampur bingung hanya bisa diam karena tidak mengerti."Mami! Kamu panggil saya, Mami. Seperti suami mu!" Tegas Zahra.

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 666

    Sarah pun melihat Dava dengan wajah cemas, perasaannya masih saja tidak tenang karena memikirkan keadaan Zahra.Merasa bersalah karena membuat Zahra sampai jatuh pingsan, bahkan kedua tangannya saling meremas.Bertambah lagi keringat dingin yang terus saja membanjiri tubuhnya."Mami, mau ketemu sama kamu."Dava pun memegang tangan Sarah, berniat untuk pergi bersama dengan dirinya menunju kamar kedua orang tuanya.Dimana Zahra sudah menunggu di sana, sungguh Sarah sangat tidak nyaman dengan keadaan yang seperti ini.Rasa bersalah terlalu besar di hatinya, hingga dirinya menjadi demikian."Kenapa?" Dava pun mengurungkan langkah kakinya saat akan melangkah.Karena, Sarah yang hanya tampak diam. Sepertinya tidak ingin untuk ikut dengan dirinya."Pak Dava, aku pulang aja, ya," kata Sarah dengan ragu."Kenapa? Mami, mau bertemu dengan kamu.""Sarah, nggak berani, Pak. Sarah, takut."Dava pun memilih untuk menatap wajah Sarah dengan serius, dirinya mengerti dengan keadaan Sarah saat ini."Kam

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 665

    "Mami, abis mimpi. Mimpi aneh, dalam mimpinya kamu tiba-tiba pulang bawa istri," Zahra pun memijat kepalanya yang masih terasa pusing.Dirinya melihat Dava yang berdiri tak jauh dari ranjangnya.Seakan wanita itu benar-benar terbangun dari tidur dan juga mimpi buruknya yang cukup menyeramkan itu."Gimana bawa istri? Menikah juga belum, Mami pusing kenapa bisa bermimpi seperti itu? Mungkin, karena terlalu lelah. Mami, butuh istirahat, soalnya mimpinya seperti nyata," Zahra pun mengusap wajahnya hingga beberapa kali.Menenangkan diri setelah terbangun dari hal yang dia anggap adalah sebuah mimpi.Lantas bagaimana dengan Dava setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Zahra?Dava pun berjalan ke arah Zahra, kemudian duduk di sisi ranjang berdekatan dengan sang Mami.Dava ingin berbicara dengan serius, berharap pula tidak lagi pingsan. Bagaimana pun dirinya memang salah, menikah tanpa meminta izin kepada orang tuanya sama sekali. Sangat tidak dibenarkan.Maka dari itu Dava ingin dimaafkan

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 664

    Sarah mendadak menghentikan langkah kakinya saat berada di depan pintu utama rumah milik kedua orang tua Dava.Membuat Dava pun ikut berhenti melangkah dan melihat Sarah."Ayo masuk.""Pak Dava, Sarah tunggu di luar aja, kali ya."Dava pun bingung mendengar keinginan Sarah, lagi pula tidak mungkin juga dirinya berada di luar bukan?"Kenapa?""Nggak papa, sih, Pak. Cuman, Sarah segan aja.""Segan?" alasan yang konyol menurut Dava, "kita akan menemui Mami, ayo masuk!" tanpa menunggu jawaban dari Sarah, Dava langsung menarik lengan Sarah.Hingga akhirnya Sarah pun harus mengikuti langkah kaki Dava.Sarah terus saja melihat sekitarnya, dirinya memang tidak asing melihat rumah mewah.Karena, rumah Nada juga tidak kalah mewah dari rumah Dava Hanya saja kali ini lain cerita, sebab Dava adalah suaminya.Tentunya ada rasa minder juga tidak nyaman untuk berinteraksi dengan keluarga Dava."Kamu duduk dulu," Dava pun menuntun Sarah untuk duduk di sofa.Tepatnya kini mereka berada di ruang keluar

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 664

    Dava pun mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, mencari seseorang yang tak lain adalah istrinya.Pagi tadi wanita itu bersikap aneh, bahkan berangkat ke kampus dengan sangat terburu-buru.Bahkan alasannya karena ada kelas, takut tak diijinkan masuk jika dosennya sudah masuk duluan.Membuat Dava hanya terdiam mendengar penjelasan Sarah.Sehingga kini dirinya benar-benar mencari keberadaan wanita tersebut, sebab dirinya ingin memastikan apakah Sarah sudah sampai di kampus ataupun belum.Sarah kini sudah menjadi istrinya, sehingga tidak ada lagi kata tanya mengapa dan kenapa Dava mencari wanita tersebut.Jika pun tak ada alasan pastinya, tetap saja terbilang wajar.Mengingat status yang sudah memiliki sebuah ikatan yang sakral.Hingga akhirnya Dava pun melihat Sarah yang duduk berdekatan dengan seorang pria, sepertinya wanita itu belum sadar jika posisinya kini adalah istri dari dosennya sendiri."Kamu," Dava pun menunjuk Sarah yang sedang melihatnya juga."Saya, Pak?" tanya Sar

  • Istri Gelap Tuan Arrogant   Bab 663

    "Lho, kamu nggak sama Dava?" Tanya Nada saat melihat Sarah turun dari sepeda motornya."Nggak, aku buru-buru, aku langsung pergi aja tadi. Soalnya aku ada kelas."Nada pun menatap Sarah dengan penuh tanya, dirinya mungkin memikirkan sesuatu sehingga melakukan itu."Kamu ngapain ngeliatin aku gitu banget?""Terus, kalau kamu pergi duluan. Dia kamu tinggal, kamu bisa langsung masuk kelas?""Iya, aku takut telat."Nada mencubit lengan Sarah cukup kuat, bahkan hingga meringis menahan sakit."Sakit!""Berarti kamu nggak lagi tidur!" kesal Nada."Iya, iyalah. Kita udah di kampus. Jadi, ini nggak mimpi," gerutu Sarah yang tak kalah kesal.Sambil menggosok tangannya yang cukup sakit karena cubitan Nada."Dasar tolol! Dosennya masih di rumah kamu, ngapain kamu buru-buru ke kampus?" akhirnya Nada pun menyadarkan Sarah.Benar saja, seketika itu juga Sarah tersadar dari keanehannya."Oh, iya. Dosennya, Pak Dava, kan?"Sarah pun melihat Nada dengan bingung, karena kini dirinya tahu penyebab Nada

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status