Share

Belajar Romantis

Author: Hernn Khrnsa
last update Last Updated: 2025-07-20 00:05:09

Matthew pergi bekerja seperti biasanya, tetapi kali ini tanpa didampingi Sara, asisten pribadinya. Terpaksa, ia harus mengurus segala sesuatunya secara mandiri.

Tatapannya fokus ke layar laptopnya saat tiba-tiba suara ketukan terdengar. Matthew melihat David memasuki ruangannya.

"Kau kelihatannya sangat sibuk," kata David sambil berjalan masuk dan duduk di sofa ruangan Matthew.

Untuk sejenak David terlihat memperhatikan temannya yang sedang sibuk bekerja itu. "Bagaimana dengan keadaan Sara?" tanyanya.

Mendengar nama Sara disebut sontak Matthew melihat ke arah David. "Dia baik-baik saja," jawabnya singkat tanpa mengalihkan tatapannya dari layar komputer di depannya.

"Hm, baguslah. Sepertinya kau menjadi suami yang sangat siaga sekarang," sindir David yang terdengar seperti godaan bagi Matthew.

"Jangan mengolok-olokku, Dav." Matthew menatapnya dengan tajam.

David tertawa, merasa puas karena berhasil menggoda temannya itu sehingga Matthew terlihat gelisah sekarang. David bahkan me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri Kontrak Sang Ahli Waris   Menonton Drama

    Sara duduk bersandar di sofa, selimut masih menyelimuti kakinya. Buket bunga yang tadi ia terima kini telah diletakkan hati-hati di atas meja kecil di depan televisi. Harumnya masih menyebar, menciptakan suasana yang berbeda dari biasanya. Beberapa menit kemudian, Matthew muncul dari dapur, membawa dua cangkir teh panas di atas nampan. Wajahnya terlihat lelah, tetapi berusaha untuk tetap santai. “Teh hijau. Katanya bagus untuk menenangkan pikiran,” ucapnya seraya meletakkan cangkir teh itu di depan Sara.Sara mengambil cangkir itu dengan hati-hati. “Terima kasih.” Kemudian menghirup aromanya dalam-dalam. Mereka duduk bersebelahan, jaraknya tidak terlalu dekat, tapi cukup untuk mereka merasakan kehadiran masing-masing. Layar televisi di depan menampilkan halaman utama layanan streaming. Sara memegang remote.“Kau mau mulai dari episode mana?” tanyanya, menoleh kepada Matthew. Matthew mengangkat alis. “Yang kau tonton tadi itu episode ke berapa?”“14.”Matthew mengerjapkan mata. “K

  • Istri Kontrak Sang Ahli Waris   Buket Bunga

    Sara duduk berselonjor di sofa, selimut membungkus kakinya yang masih belum pulih sepenuhnya. Di layar televisi, adegan emosional dari drama Korea favoritnya sedang berlangsung, tentang kisah cinta rumit antara CEO dingin dan gadis biasa yang polos.Ia sesekali tertawa kecil, kadang menyeka air mata yang menetes pelan saat adegan menyentuh ditampilkan. Hari itu, untuk pertama kalinya sejak insiden hampir tertabrak mobil, Sara benar-benar merasa tenang. Tak ada jadwal pekerjaan, tak ada email menumpuk, dan yang paling penting tak ada gangguan dari Celine.Tiba-tiba, suara pintu terbuka. Sara segera menoleh. Ia mendapati langkah kaki berat terdengar dari arah pintu masuk. Sesaat kemudian, muncul sosok Matthew yang membawa satu buket bunga. Bukan sekadar buket bunga biasa. Buket itu besar, tersusun dari mawar putih, baby’s breath, dan lavender, terikat pita satin berwarna ungu muda. Sara menatapnya dengan mulut sedikit terbuka, tak percaya dengan pemandangan di hadapannya.Matthew, pria

  • Istri Kontrak Sang Ahli Waris   Belajar Romantis

    Matthew pergi bekerja seperti biasanya, tetapi kali ini tanpa didampingi Sara, asisten pribadinya. Terpaksa, ia harus mengurus segala sesuatunya secara mandiri. Tatapannya fokus ke layar laptopnya saat tiba-tiba suara ketukan terdengar. Matthew melihat David memasuki ruangannya. "Kau kelihatannya sangat sibuk," kata David sambil berjalan masuk dan duduk di sofa ruangan Matthew. Untuk sejenak David terlihat memperhatikan temannya yang sedang sibuk bekerja itu. "Bagaimana dengan keadaan Sara?" tanyanya. Mendengar nama Sara disebut sontak Matthew melihat ke arah David. "Dia baik-baik saja," jawabnya singkat tanpa mengalihkan tatapannya dari layar komputer di depannya. "Hm, baguslah. Sepertinya kau menjadi suami yang sangat siaga sekarang," sindir David yang terdengar seperti godaan bagi Matthew. "Jangan mengolok-olokku, Dav." Matthew menatapnya dengan tajam. David tertawa, merasa puas karena berhasil menggoda temannya itu sehingga Matthew terlihat gelisah sekarang. David bahkan me

  • Istri Kontrak Sang Ahli Waris   Ancaman

    "Apa maksudmu?" ulang Sara, meminta kepastian dari tatapan Celine padanya. "Jangan-jangan … kau orang yang berniat menabrakku?!" Sara hampir saja teriak jika tidak mengingat bahwa Matthew berada di sana. Celine tersenyum miring, "Kau ternyata pintar juga. Hanya saja, sayangnya, kau masih memiliki Kak Matthew. Aku benar-benar benci padamu, Sara." Sara menatap Celine tak percaya, "Kenapa kau melakukan hal itu? Apa salahku padamu?" tanyanya, tak percaya. Celine berdiri, melihat Matthew yang berdiri tak jauh dari mereka dengan tatapan penuh selidik. "Aku turut sedih, Sara. Semoga kau lekas sembuh," katanya berpura-pura bersimpati. Celine kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Matthew, berpura-pura membantu pria itu untuk menyiapkan meja makan agar Sara merasa cemburu. "Apa, sih, yang sebenarnya perempuan itu pikirkan?" gumam Sara pelan. Matthew kembali dengan membawa piring tambahan untuk Celine, kemudian mendekati Sara, mengambilkan sarapan untuknya dan bahkan menyua

  • Istri Kontrak Sang Ahli Waris   Perhatian

    Sara bangun lebih lambat dari biasanya karena lukanya masih perih saat digerakkan. Namun, ada hal lain yang membuatnya gelisah semenjak bangun. "Kau mau sarapan yang lainnya?" tanya Matthew perhatian. Ia tersenyum lembut saat menatap Sara, hal yang jarang sekali ditunjukkannya. Padahal, biasanya pria itu akan pergi bekerja lebih dulu tanpa banyak bicara. Tapi pagi ini, begitu Sara membuka pintu kamarnya, Matthew sudah berdiri di depan pintu kamarnya dan membantunya turun. Sara menggeleng pelan, "Tidak, terima kasih. Pria itu mengenakan kemeja santai dan celana panjang kasual, sibuk mengaduk-aduk bubur ayam yang baru dipelajarinya dari seorang pelayan.“Kalau kau ingin makan sesuatu, katakan saja,” katanya membujuk. "Itu saja sudah cukup, biar aku bantu." Sara hendak berdiri tetapi langsung dipelototi Matthew yang masih memasak di dapur. “Kau seharusnya tetap di tempatmu.”Sara berdiri terpaku beberapa detik. “Aku bisa jalan, tidak apa-apa. Tidak terasa sakit, kok.”“Lukamu belum

  • Istri Kontrak Sang Ahli Waris   Sebuah Pengakuan

    Celine memukul setir kemudinya kencang, ia kesal lantaran tidak bisa menyelesaikan aksinya untuk mencelakai Sara saat di lampu merah tadi. "Sial, sial, sial!" maki Celine, entah pada siapa. Setir kemudi yang tak tahu apa-apa itu menjadi sasaran kemarahan dan ketidakpuasannya. "Kenapa Kak Matthew harus tiba-tiba muncul di sana, sih? Gagal semua rencanaku!" kesalnya kembali memukul kemudi dengan cukup kencang. Merasa usahanya sia-sia, Celine kembali mengendarai mobilnya menuju ke sebuah rumah. Ia harus menyembunyikan mobil itu sebelum ada yang mencurigai dirinya. •••Sara tengah duduk di sofa ruang tamu, kakinya yang diperban diletakkan di atas bantal empuk. Meski obat penghilang rasa sakit yang diberikan rumah sakit masih bekerja, tapi perih di lututnya sesekali terasa. Ia menarik nafas panjang. Pikirannya kembali ke kejadian beberapa jam lalu, saat suara mobil, teriakan orang-orang, dan tangan Matthew yang menariknya begitu kuat lalu menahannya dalam dekapan yang melindungi. Se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status