Share

194. Usaha Untuk Berdamai

Jingga menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan-lahan. Ia berdiri di depan pintu rumah mertuanya dengan perasaan gugup.

Setelah mengumpulkan keberanian, ia melepas tangannya yang semula menggenggam pegangan stroller Oliver, lalu menekan bel. Satu kali. Dua kali.

Jingga menahan napas saat pintu di hadapannya terbuka. Ia tak memiliki kesempatan untuk berbalik arah. Tekadnya sudah bulat.

“Oh? Non Jingga? Selamat siang,” sapa seorang wanita paruh baya yang membuka pintu sambil tersenyum ramah.

Jingga balas tersenyum. “Selamat siang, Bik. Apa... Tante Lucy ada?"

“Ada, ada. Mari, silahkan masuk!”

Wanita itu membuka pintu lebar-lebar dan beringsut memberi jalan bagi Jingga yang mendorong stroller yang diduduki Oliver.

Arum ikut berjalan di belakang Jingga sambil membawa parsel buah kesukaan Lucy—anggur dan kiwi import. Sebelumnya Jingga sempat bertanya pada Davin mengenai buah favorit ibunya itu.

Setibanya di ruangan tengah rumah mewah tersebut, Jingga melihat Lucy sedang mengobr
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Murnawati
dasar keras kepala, udh sakit parah kayak gitu masih juga sombong..
goodnovel comment avatar
Nia
Masih juga keras kepala nenek tua. Udah sakit juga mbok yo sadar.
goodnovel comment avatar
Valenka Lamsiam
jangan bilang nanti si mak lampir minta jingga mendonorkan sum² tulang belakang untuknya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status