"Bai Changyi! Keluar kau! Keluar sekarang juga!"
Terdengar teriakan seorang wanita dari halaman rumah mereka.Li Mei mengerutkan alisnya. Siapa orang yang berteriak dengan lantang dan tidak tahu malu di halaman rumah mereka seperti itu? "Siapa itu? Kenapa dia berteriak di halaman rumah kita?" tanya Li Mei penasaran. Setelah beberapa saat, Bai Changyi terlihat menghela nafas panjang sebelum akhirnya memutuskan untuk menemui orang yang ada di halaman."Kamu tunggulah sebentar di sini. Makan buburmu, dan gunakan selimut dengan benar. Aku akan keluar sebentar untuk menemui Nyonya Zhao," ucap Bai Changyi. Dia merapikan kembali selimut agar lebih rapat membungkus tubuh Li Mei sebelum akhirnya beranjak pergi keluar. Saat ini sudah hampir di penghujung musim dingin, kondisi gubuk reyot milik Bai Changyi sudah tidak layak lagi. Banyak lubang-lubang yang sudah ditambal dengan tanah liat untuk mencegah angin masuk ke dalam rumah. Namun meskipun begitu, hawa dingin masih bisa merayap masuk melalui sela-sela pintu dan jendela.Belum lagi, baju mereka berdua terbuat dari bahan katun kasar berkualitas rendah. Katun di zaman ini tidak terlalu bagus untuk menghangatkan tubuh. Bahkan kainnya sangat tipis dan sudah berlubang dimana-mana. Li Mei menajamkan telinganya untuk mendengarkan pembicaraan orang-orang di luar. Sebenarnya dia tidak perlu terlalu berusaha keras karena pada kenyataannya, wanita tersebut terdengar tidak berniat memelankan suaranya sama sekali."Bai Changyi! Kembalikan sepuluh tael perak milikku sekarang juga! Untuk apa kamu bersusah payah demi istri tidak bergunamu itu?" tanya wanita yang disebut Bai Changyi sebagai Nyonya Zhao itu.Li Mei mengerutkan alisnya, siapa orang yang berani mengatakan kalau dirinya adalah seorang wanita tidak berguna? "Nyonya Zhao, aku sudah berkata kalau aku akan mengembalikan uangmu dalam waktu dua minggu. Ini baru tiga hari, dan aku belum sempat pergi berburu akhir-akhir ini. Bagaimana bisa aku mengembalikan uangmu sekarang?" tanya Bai Changyi muram.Dia merasa sangat tidak senang ketika mendengar hinaan yang dilemparkan Zhao Niu untuk istrinya."Cih! Istrimu sudah berkali-kali meminta cerai kepadamu, namun kamu masih saja terus membelanya?" ejek Zhao Niu."Dia adalah istriku. Pantas bagiku untuk membelanya," jawab Bai Changyi datar.Ya. Dia adalah salah satu laki-laki yang tidak pernah memikirkan soal cinta. Kehidupannya juga begitu miskin dan hanya bisa hidup dari hasil berburu. Namun, dia malah jatuh cinta pada pandangan pertama ketika melihat Li Mei yang ditemukannya terluka dan tidak sadarkan diri di kaki gunung. Saat sadar, Li Mei juga tidak mengingat siapa dirinya. Oleh karena itulah akhirnya Bai Changyi memberanikan diri untuk menikahi Li Mei."Sudah kukatakan kepadamu, ceraikan saja wanita seperti dia! Buat apa kamu mempertahankannya?" dengus Zhao Niu dingin.Li Mei mengangkat kedua alisnya. Rupanya ada seseorang yang sangat menginginkan dia bercerai dengan suaminya. Apa kira-kira alasannya? Apakah karena pemilik asli tubuh ini sangat menyebalkan sehingga membuat orang-orang di desa muak terhadapnya?"Lagi pula dia terbaring tidak sadarkan diri sampai sekarang. Mungkin saja dia sebentar lagi akan mati dan ....""Nyonya Zhao!" hardik Bai Changyi.Zhao Niu terkejut ketika mendengar Bai Changyi membentaknya."Nyonya Zhao, tolong berhentilah menjelek-jelekkan istriku. Lagi pula Li Mei sudah siuman sekarang, kondisinya sudah jauh lebih baik.""Apa?!" kali ini terdengar suara dua orang perempuan yang berseru dengan kaget."Bagaimana bisa?!" tanya Zhao Niu.Suasana seketika menjadi hening. Li Mei merasa hatinya menghangat ketika mendengar suaminya yang terus saja membelanya, meskipun pemilik asli tubuh ini sepertinya sering berbuat onar."Baguslah kalau dia sudah sadar. Kamu jadi tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk biaya pemakamannya. Lebih baik kamu segera mengusir wanita yang tidak jelas asal-usulnya itu dari desa ini agar kamu bisa menikah dengan Xiao Mimi," celetuk Zhao Niu dengan suara keras. Dia sengaja mengeraskan suaranya agar Li Mei bisa mendengarnya dari dalam."Kak Changyi, aku berjanji pasti akan memperlakukanmu dengan baik, tidak seperti Li Mei," kata suara seorang wanita muda yang berkata dengan suara malu-malu.Li Mei hampir saja tersedak buburnya. Dia menggelengkan kepalanya dengan pelan. Dasar wanita-wanita gila. Sebentar-sebentar menyuruh suaminya menyiapkan pemakaman untuknya. Sebentar-sebentar menyuruh suaminya menceraikannya. Sekarang mereka meminta suaminya menikahi wanita lain? Lihat saja, Li Mei tidak akan tinggal diam!"Xiao Mimi, sudah kukatakan berapa kali? Aku tidak pernah memiliki perasaan apapun kepadamu," kata Bai Changyi dingin."Kakak ... apa Kak Changyi betul-betul tidak memiliki perasaan kepadaku? Aku ... aku ... Ibu ...." suara isakan Xiao Mimi yang lemah mulai terdengar.Aih, benar-benar menyebalkan! Li Mei sudah tidak tahan lagi. Dia bergegas merapikan dirinya dan turun dari tempat tidur."Bai Changyi!" hardik Zhao Niu kasar. "Bisa-bisanya kamu mengatakan hal yang tidak masuk akal seperti itu? Apa kurangnya Xiao Mimi dibandingkan dengan Li ...." Belum sempat Nyonya Zhao menyelesaikan perkataannya, pintu rumah tiba-tiba terdengar berderit karena dibuka dari dalam. Berhubung pintu tersebut sudah reyot, tentu saja suaranya terdengar lebih berisik."Aku pikir siapa yang pagi-pagi datang dan berteriak-teriak seperti orang gila di halaman rumah kami, ternyata ada Nyonya Zhao dan anaknya yang tidak tahu malu datang kemari," kata Li Mei. Meskipun tubuhnya masih terasa sedikit lemah, dia tetap berusaha berjalan dengan tegap dan angkuh. Wajahnya bahkan terlihat sangat memprovokasi ketika menatap Zhao Niu dan Xiao Mimi.Zhao Niu dan Xiao Mimi sontak terkejut saat melihat Li Mei yang datang mendekati mereka.Sejak kapan Li Mei jadi orang yang berani melawan mereka seperti ini? Bukankah dia biasanya hanya bisa meringkuk diam setiap kali mereka mengganggunya?"Ada apa? Kenapa menatapku seperti melihat hantu? Aku masih hidup dan baik-baik saja, " celetuk Li Mei seraya menatap kedua wanita di hadapannya itu. Dia segera duduk di samping Bai Changyi, lalu menoleh ke arahnya. "Suamiku, aku kedinginan ...." keluh Li Mei dengan manjanya.Bai Changyi tertegun di tempatnya. Selama beberapa saat pikirannya terasa kosong. Sedangkan Zhao Niu dan Xiao Mimi terbelalak ketika melihat sikap manja Li Mei.Sejak kapan Li Mei semanja ini kepada Bai Changyi? Apakah tenggelam di sungai bisa menyebabkan sikap seseorang berubah?"Li Mei, untuk apa kamu berpura-pura di depan kami? Siapa orang di desa ini yang tidak tahu bagaimana sikapmu terhadap Bai Changyi?" ejek Zhao Niu ketika dia mendapatkan kembali kesadarannya."Betul-betul wanita menjijikan! Jauhi Kak Changyi!" Xiao Mimi menatap Li Mei dengan nyalang. Dia tidak bisa tahan ketika melihatnya tiba-tiba saja bersikap manja kepada Bai Changyi di depan matanya."Kenapa? Dia suamiku. Kenapa aku tidak boleh bersikap manja kepada suamiku sendiri? Kalau bukan aku yang bersikap manja kepadanya, lalu siapa? Kamu?""Apa yang kamu maksud dengan 'ini'?" tanya Fu Lian santai."Lian'er, kamu tahu apa maksudku," jawab Wang Gongfai kesal. "Kabar sebesar ini, bagaimana aku tidak bisa mengetahuinya?"Fu Lian akhirnya berhenti berpura-pura. Dia menatap Wang Gongfai dengan wajah cemberut, "kamu sudah tahu aku menginginkan ini sejak lama, mengapa kamu tidak bisa mendukungku?"Wang Gongfai terpana dengan perkataan Fu Lian. Calon istrinya akan pergi untuk berperang, bagaimana dia akan mendukungnya?"Apa kamu bodoh? Bagaimana aku bisa melepaskanmu untuk pergi berperang?" tanya Wang Gongfai dengan 2 alis terangkat."Apa yang kamu khawatirkan? Semuanya akan baik-baik saja," kata Fu Lian mencoba menenangkannya."Lian'er." Wang Gongfai menarik tangan Fu Lian dan menariknya menjauh. Dia tidak ingin mereka menjadi pusat perhatian para pengawal yang ada di sekitar.Dun Ming berlari mengikuti di belakang mereka. Dia tidak menyangka Wang Gongfai akan berhenti tiba-tiba hingga membuatnya menabraknya."Yang Mulia, maafka
"Apa benar kamu Pangeran Pertama?" tanya Fu Lian ragu."Tentu saja! Untuk apa aku berbohong?" celetuk Wang Gongfai kesal.Fu Lian menatap Wang Gongfai selama beberapa saat lalu menganggukkan kepalanya, "baiklah. Aku akan mengantarmu.""Bagus, bagus," kata Wang Gongfai senang. Dia lalu berjalan di samping Fu Lian dan mengikuti langkahnya. Dia berkali-kali mencuri pandang ke arah Fu Lian."Berhenti menatapku," kata Fu Lian kesal.Wang Gongfai hanya menggaruk pelan kepalanya yang tidak terasa gatal. Dia hanya mengagumi kecantikan Fu Lian, mengapa dia harus merasa terganggu?Sesosok tubuh besar berwarna putih tiba-tiba mendarat di depan keduanya. Senyuman mengembang di wajah Fu Lian sedangkan Wang Gongfai tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya."Xiao Lang!" Fu Lian bergegas menubruk tubuh besar Xiao Lang."Wow! Apakah dia benar-benar Xiao Lang?" Wang Gongfai merasa sangat k
Kediaman Adipati Qiang terlihat begitu meriah hari ini. Beberapa tamu undangan berjalan memasuki kediaman Adipati Qiang dengan pakaian terbaiknya.Li Mei terlihat cantik dengan balutan hanfu berwarna biru tua. Tidak jauh darinya, terlihat Fu Changyi yang menggunakan baju dengan warna senada. Fu Xingshen yang berada di sebelah Fu Changyi juga terlihat menggunakan baju berwarna biru gelap. Ketiganya terlihat sibuk menyambut para tamu.Hari ini mereka sedang merayakan hari ulang tahun Fu Lian dan Fu Huanran yang ke-10. Tidak ada seorangpun tamu yang tidak datang. Mereka semua ingin menjalin hubungan yang baik dengan keluarga Adipati Qiang.Tiba-tiba, Li Mei melihat Nuannuan berjalan dengan panik ke arahnya. Dia segera menoleh ke beberapa orang tamu wanita yang sedang mengelilinginya, "Nyonya-nyonya, maafkan aku. Aku harus pergi untuk melihat persiapan Putriku.""Tidak apa-apa, kamu tidak perlu tergesa-gesa," kata Nyonya Lin, istri Perdana Menteri Yan."Kami tahu betapa repotnya mempersia
8 orang preman mengelilingi 3 orang anak kecil. Fu Huanran merasa sangat ketakutan, dia hampir menangis.Fu Lian menggertakkan giginya, "minggir! Apa kalian tidak takut seseorang akan datang dan menghukum kalian?"Kedelapan preman itu saling memandang ketika mendengar perkataan Fu Lian lalu tertawa terbahak-bahak. Setelah beberapa saat, Erzhu berkata pada mereka, "siapa yang akan menemukan kami? Tidak akan ada yang tahu!"Tiba-tiba Fu Lian menerjang ke arah Erzhu. Dia mengangkat kakinya tinggi lalu menendang tepat di titik vital Erzhu.Kedua mata Erzhu membola sempurna saat suara lengkingan terdengar dari mulutnya, "ah!"Ketujuh orang lainnya langsung memegangi alat vital mereka masing-masing dan menatap Erzhu dengan ngeri. Mereka yakin itu pasti sangat menyakitkan. Atau bahkan mungkin, hancur? Baiklah, sepertinya mereka harus membuat acara perpisahan yang layak untuk masa depan Erzhu yang baru saja hilang."Anak kecil brengsek!" Dafu, yang sebelumnya dipanggil dengan sebutan kakak ke
"Aku sudah kenyang!" kata Fu Lian. Dia mendorong mangkuknya yang sudah kosong menjauh."Aku juga sudah selesai," kata Fu Huanran. "Kalau begitu ayo kita pulang."Ketiganya meninggalkan meja dan pergi menghampiri Ming Feng, "Paman Ming, kami sudah selesai." Setelah itu, Fu Lian mengeluarkan. 1 tael perak lalu memberikannya kepada Ming Feng."Sudah selesai? Apa kalian akan langsung pulang?" tanya Ming Feng khawatir. Dia melihat ke arah jalanan tapi tidak bisa menemukan Ming Shao."Ya, Paman. Kamu tidak perlu khawatir," kata Fu Lian seraya tersenyum manis."Tunggu sebentar, biar aku memberimu kembaliannya," kata Ming Feng. Dia berencana mengulur-ngulur waktu hingga seseorang dari kediaman Adipati Qiang datang."Tidak perlu. Paman bisa menyimpannya," kata Fu Lian. Dia segera berbalik lalu menyeret kedua saudaranya pergi."Ah, ah, bagaimana bisa seperti itu?" tanya Ming Feng panik. Dia hendak mengejar ketiga anak itu, namun sayangnya mereka terlalu gesit. "Celaka! Celaka! Mereka tidak perg
"Haohao! Haohao!" Suara bisikan dari balik bebatuan taman mengusik Fu Hao. Anak laki-laki berusia 3 tahun itu menoleh dan melihat kedua kakak kembarnya sedang bersembunyi di antara bebatuan. Setelah beberapa saat, Fu Hao berjalan menghampiri keduanya."Ada apa?" tanya Fu Hao datar.Fu Lian segera menariknya untuk bersembunyi di balik bebatuan. Dia menatap buku-buku yang ada di tangan Fu Hao, "apa yang akan kamu lakukan dengan buku-buku membosankan itu?"Tentu saja pergi belajar. Bukankan Guru Jiang akan segera datang?" tanya Fu Hao tanpa berekpresi.Fu Lian menghela nafas panjang, "untuk apa kita pergi belajar? Aku sangat bosan. Lebih baik kita pergi berjalan-jalan!"Fu Huanran terlihat gelisah ketika mendengar perkataan Fu Lian. Ini bukan pertama kalinya saudara kembarnya mengajaknya untuk bolos belajar. Fu Lian selalu suka menyeret Fu Huanran dan Fu Hao pergi bermain di area perkotaan atau pegunungan untuk mencari buah-buahan liar."Lian'er, kalau Ibu mengetahuinya, dia akan memukul