Share

BAB 2 Perubahan Sikap

"Bai Changyi! Keluar kau! Keluar sekarang juga!" 

Terdengar teriakan seorang wanita dari halaman rumah mereka.

Li Mei mengerutkan alisnya. Siapa orang yang berteriak dengan lantang dan tidak tahu malu di halaman rumah mereka seperti itu? 

"Siapa itu? Kenapa dia berteriak di halaman rumah kita?" tanya Li Mei penasaran. 

Setelah beberapa saat, Bai Changyi terlihat menghela nafas panjang sebelum akhirnya memutuskan untuk menemui orang yang ada di halaman.

"Kamu tunggulah sebentar di sini. Makan buburmu, dan gunakan selimut dengan benar. Aku akan keluar sebentar untuk menemui Nyonya Zhao," ucap Bai Changyi. Dia merapikan kembali selimut agar lebih rapat membungkus tubuh Li Mei sebelum akhirnya beranjak pergi keluar. 

Saat ini sudah hampir di penghujung musim dingin, kondisi gubuk reyot milik Bai Changyi sudah tidak layak lagi. Banyak lubang-lubang yang sudah ditambal dengan tanah liat untuk mencegah angin masuk ke dalam rumah. Namun meskipun begitu, hawa dingin masih bisa merayap masuk melalui sela-sela pintu dan jendela.

Belum lagi, baju mereka berdua terbuat dari bahan katun kasar berkualitas rendah. Katun di zaman ini tidak terlalu bagus untuk menghangatkan tubuh. Bahkan kainnya sangat tipis dan sudah berlubang dimana-mana. 

Li Mei menajamkan telinganya untuk mendengarkan pembicaraan orang-orang di luar. Sebenarnya dia tidak perlu terlalu berusaha keras karena pada kenyataannya, wanita tersebut terdengar tidak berniat memelankan suaranya sama sekali.

"Bai Changyi! Kembalikan sepuluh tael perak milikku sekarang juga! Untuk apa kamu bersusah payah demi istri tidak bergunamu itu?" tanya wanita yang disebut Bai Changyi sebagai Nyonya Zhao itu.

Li Mei mengerutkan alisnya, siapa orang yang berani mengatakan kalau dirinya adalah seorang wanita tidak berguna? 

"Nyonya Zhao, aku sudah berkata kalau aku akan mengembalikan uangmu dalam waktu dua minggu. Ini baru tiga hari, dan aku belum sempat pergi berburu akhir-akhir ini. Bagaimana bisa aku mengembalikan uangmu sekarang?" tanya Bai Changyi muram.

Dia merasa sangat tidak senang ketika mendengar hinaan yang dilemparkan  Zhao Niu untuk istrinya.

"Cih! Istrimu sudah berkali-kali meminta cerai kepadamu, namun kamu masih saja terus membelanya?" ejek Zhao Niu.

"Dia adalah istriku. Pantas bagiku untuk membelanya," jawab Bai Changyi datar.

Ya. Dia adalah salah satu laki-laki yang tidak pernah memikirkan soal cinta. Kehidupannya juga begitu miskin dan hanya bisa hidup dari hasil berburu. Namun, dia malah jatuh cinta pada pandangan pertama ketika melihat Li Mei yang ditemukannya terluka dan tidak sadarkan diri di kaki gunung. Saat sadar, Li Mei juga tidak mengingat siapa dirinya. Oleh karena itulah akhirnya Bai Changyi memberanikan diri untuk menikahi Li Mei.

"Sudah kukatakan kepadamu, ceraikan saja wanita seperti dia! Buat apa kamu mempertahankannya?" dengus Zhao Niu dingin.

Li Mei mengangkat kedua alisnya. Rupanya ada seseorang yang sangat menginginkan dia bercerai dengan suaminya. Apa kira-kira alasannya? Apakah karena pemilik asli tubuh ini sangat menyebalkan sehingga membuat orang-orang di desa muak terhadapnya?

"Lagi pula dia terbaring tidak sadarkan diri sampai sekarang. Mungkin saja dia sebentar lagi akan mati dan ...."

"Nyonya Zhao!" hardik Bai Changyi.

Zhao Niu terkejut ketika mendengar Bai Changyi membentaknya.

"Nyonya Zhao, tolong berhentilah menjelek-jelekkan istriku. Lagi pula Li Mei sudah siuman sekarang, kondisinya sudah jauh lebih baik."

"Apa?!" kali ini terdengar suara dua orang perempuan yang berseru dengan kaget.

"Bagaimana bisa?!" tanya Zhao Niu.

Suasana seketika menjadi hening. 

Li Mei merasa hatinya menghangat ketika mendengar suaminya yang terus saja membelanya, meskipun pemilik asli tubuh ini sepertinya sering berbuat onar.

"Baguslah kalau dia sudah sadar. Kamu jadi tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk biaya pemakamannya. Lebih baik kamu segera mengusir wanita yang tidak jelas asal-usulnya itu dari desa ini agar kamu bisa menikah dengan Xiao Mimi," celetuk Zhao Niu dengan suara keras. Dia sengaja mengeraskan suaranya agar Li Mei bisa mendengarnya dari dalam.

"Kak Changyi, aku berjanji pasti akan memperlakukanmu dengan baik, tidak seperti Li Mei," kata suara seorang wanita muda yang berkata dengan suara malu-malu.

Li Mei hampir saja tersedak buburnya. Dia menggelengkan kepalanya dengan pelan. 

Dasar wanita-wanita gila. Sebentar-sebentar menyuruh suaminya menyiapkan pemakaman untuknya. Sebentar-sebentar menyuruh suaminya menceraikannya. Sekarang mereka meminta suaminya menikahi wanita lain? Lihat saja, Li Mei tidak akan tinggal diam!

"Xiao Mimi, sudah kukatakan berapa kali? Aku tidak pernah memiliki perasaan apapun kepadamu," kata Bai Changyi dingin.

"Kakak ... apa Kak Changyi betul-betul tidak memiliki perasaan kepadaku? Aku ... aku ... Ibu ...." suara isakan Xiao Mimi yang lemah mulai terdengar.

Aih, benar-benar menyebalkan! 

Li Mei sudah tidak tahan lagi. Dia bergegas merapikan dirinya dan turun dari tempat tidur.

"Bai Changyi!" hardik Zhao Niu kasar. "Bisa-bisanya kamu mengatakan hal yang tidak masuk akal seperti itu? Apa kurangnya Xiao Mimi dibandingkan dengan Li ...." 

Belum sempat Nyonya Zhao menyelesaikan perkataannya, pintu rumah tiba-tiba terdengar berderit karena dibuka dari dalam. Berhubung pintu tersebut sudah reyot, tentu saja suaranya terdengar lebih berisik.

"Aku pikir siapa yang pagi-pagi datang dan berteriak-teriak seperti orang gila di halaman rumah kami, ternyata ada Nyonya Zhao dan anaknya yang tidak tahu malu datang kemari," kata Li Mei. 

Meskipun tubuhnya masih terasa sedikit lemah, dia tetap berusaha berjalan dengan tegap dan angkuh. Wajahnya bahkan terlihat sangat memprovokasi ketika menatap Zhao Niu dan Xiao Mimi.

Zhao Niu dan Xiao Mimi sontak terkejut saat melihat Li Mei yang datang mendekati mereka.Sejak kapan Li Mei jadi orang yang berani melawan mereka seperti ini? Bukankah dia biasanya hanya bisa meringkuk diam setiap kali mereka mengganggunya?

"Ada apa? Kenapa menatapku seperti melihat hantu? Aku masih hidup dan baik-baik saja, " celetuk Li Mei seraya menatap kedua wanita di hadapannya itu. 

Dia segera duduk di samping Bai Changyi, lalu menoleh ke arahnya. 

"Suamiku, aku kedinginan ...." keluh Li Mei dengan manjanya.

Bai Changyi tertegun di tempatnya. Selama beberapa saat pikirannya terasa kosong. Sedangkan Zhao Niu dan Xiao Mimi terbelalak ketika melihat sikap manja Li Mei.

Sejak kapan Li Mei semanja ini kepada Bai Changyi? Apakah tenggelam di sungai bisa menyebabkan sikap seseorang berubah?

"Li Mei, untuk apa kamu berpura-pura di depan kami? Siapa orang di desa ini yang tidak tahu bagaimana sikapmu terhadap Bai Changyi?" ejek Zhao Niu ketika dia mendapatkan kembali kesadarannya.

"Betul-betul wanita menjijikan! Jauhi Kak Changyi!" Xiao Mimi menatap Li Mei dengan nyalang. Dia tidak bisa tahan ketika melihatnya tiba-tiba saja bersikap manja kepada Bai Changyi di depan matanya.

"Kenapa? Dia suamiku. Kenapa aku tidak boleh bersikap manja kepada suamiku sendiri? Kalau bukan aku yang bersikap manja kepadanya, lalu siapa? Kamu?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status