"Dasar wanita jalang! Jangan mengatakan omong kosong yang bisa menghancurkan reputasi anakku" Zhao Niu mendesis marah ketika mendengar perkataan Li Mei.
"Kalau begitu, ajarilah anakmu bagaimana caranya bersikap dengan baik. Kalau dia terus saja menggoda suami orang, dia akan menghancurkan reputasinya sendiri," kata Li Mei terlihat acuh tak acuh.Bai Changyi masih menatap Li Mei dengan tatapan kosong. Dia masih belum mempercayai apa yang sedang terjadi di depannya saat ini."Suamiku?" panggil Li Mei seraya menggoyangkan lengan Bai Changyi perlahan.Bai Changyi kembali tersadar lalu mengerjap-ngerjapkan matanya, "aーah, ya … kalau begitu mari kita kembali ke kamar. Tubuhmu belum sepenuhnya pulih dan di luar sini sangat dingin. Ayo ...."Bai Changyi segera berdiri lalu membantu Li Mei berdiri dengan lembut. Dia menolehkan wajahnya untuk menatap Zhao Niu dan Xiao Mimi dengan tatapan datar, "Nyonya Zhao, aku pasti akan membayar hutangku, tapi tidak sekarang. Aku akan membayarnya sesuai dengan kesepakatan awal."Bai Changyi terdiam selama beberapa saat sebelum akhirnya kembali melanjutkan ucapannya, "udara di luar sini semakin dingin, dan aku harus membawa Li Mei masuk untuk menghangatkan diri. Kalau kalian tidak ada keperluan lagi, silahkan kalian pulang."Zhao Niu dan Xiao Mimi hanya bisa ternganga melihat sikap keduanya. Setelah beberapa saat, Xiao Mimi akhirnya merasa sudah tidak bisa menahannya lagi. Dia merasa sangat marah dan cemburu. Akhirnya, dia menghentakkan kakinya, lalu berlari keluar dari halaman seraya menangis. Zhao Niu terlihat panik, dia segera melemparkan tatapan tajam kepada Bai Changyi dan Li Mei, lalu menyusul Xiao Mimi pergi.Bai Changyi menggelengkan kepalanya pelan, "ayo, kita masuk sekarang. Udara semakin dingin."Li Mei menatapnya dengan tatapan polos lalu bertanya manja, "apa kamu tidak jadi memapahku?"Bai Changyi merasa tidak terbiasa dengan perubahan sikap Li Mei. Istrinya dulu selalu bersikap kasar dan kata-katanya terdengar tajam. Namun sekarang .…Apakah dia boleh berharap sedikit saja?"Baik. Ayo aku bantu." Gerakan Bai Changyi terlihat kaku. Apalagi ketika dia merasakan kulit halus Li Mei yang menyentuh kulitnya, wajahnya tanpa sadar bersemu merah. Dia sama sekali tidak menyadari sudut bibir Li Mei yang sedikit terangkat.Li Mei duduk di tepi tempat tidur dan menatap wajah Bai Changyi lekat-lekat, membuat Bai Changyi semakin canggung."Suamiku …." panggil Li Mei lembut."Aーah, ya?" jawab Bai Changyi dengan canggung.Bai Changyi sama sekali belum terbiasa dengan panggilan Li Mei. Dulu Li Mei selalu memanggilnya dengan panggilan "Hei!" ataupun hanya "Kamu!", tidak pernah semesra sekarang ini."Soal perceraian ...."Ketika mendengar kata-kata perceraian, suasana hati Bai Changyi kembali muram.Dia segera memotong perkataan Li Mei, "seperti yang aku katakan tadi, berikan aku waktu beberapa hari lagi untuk mengumpulkan uang untukmu. Setelah itu, aku akan meminta Kepala Desa Wu untuk mengurus perceraian kita."Setelah itu, Bai Changyi mengangkat kepalanya dan menatap mata Li Mei dengan mata yang terkulai, "aku ... aku tahu aku bukan suami yang becus hingga membawamu ke kehidupan yang sengsara seperti ini. Tapi … jangan pernah melukai dirimu lagi, apalagi sampai menceburkan diri ke sungai seperti kemarin untuk bunuh diri. Aku tidak sanggup melihatnya, maka … aku akan mengabulkan permintaanmu untuk bercerai."Kata-kata Bai Changyi entah mengapa terasa seperti menyayat-nyayat hati Li Mei. Dia merasa sedih untuk laki-laki ini.Dasar Li Mei sialan! Apa matamu buta? Apa kamu tidak bisa merasakan ketulusan yang diberikan oleh laki-laki ini? Hidupmu sungguh sia-sia!"Aku hanya ingin mengatakan kalau aku tidak mau bercerai," kata Li Mei seraya tersenyum lembut."Aku mengerti. Besok pagi aku akan mengurus surat perce ...."Bai Changyi membeku, dia merasa ada sesuatu yang salah. Dia mendongakkan kepalanya dan menatap Li Mei dengan kening yang berkerut."Kamu bilang apa barusan?""Aku tidak mau bercerai denganmu," jawab Li Mei mantap.Bai Changyi tertegun untuk waktu yang lama. Setelah beberapa saat, dia naik ke atas tempat tidur, berbaring, menyelimuti tubuhnya, lalu memejamkan matanya rapat-rapat.Li Mei tertawa ketika melihat tingkah laku Bai Changyi, "dasar bodoh! Kamu tidak sedang bermimpi!""Benarkah?" tanya Bai Changyi terdengar ragu."Ya," jawab Li Mei."Jadi … kamu … kamu benar-benar tidak akan bercerai denganku?" tanya Bai Changyi ragu."Ha! Ha! Ha! Tentu saja," kata Li Mei seraya tertawa. Suara tawanya terdengar sangat merdu di telinga Bai Changyi. "Meskipun sekarang aku kehilangan ingatanku, aku merasa kalau aku yang dulu pasti sangatlah bodoh karena ingin bercerai denganmu."Ya. Walaupun dia tidak dapat menyalahkan sikap Li Mei sepenuhnya yang tidak mampu menahan kesusahan, tapi dia juga tidak bisa membenarkan perilakunya.Bai Changyi mencubit lengannya sendiri dengan keras hingga kemerahan, "ah! Aku ... ternyata aku benar-benar tidak sedang bermimpi.""Apa yang kamu lakukan? Jangan seperti itu!" Li Mei terkejut dan meraih lengan Bai Changyi dengan cepat. Dia segera membelai dan meniup lembut lengan Bai Changyi yang dicubitnya sendiri tadi.Bai Changyi hanya bisa menatap wajah cantik Li Mei dalam diam. Perhatian dan sikap lembut Li Mei sedari tadi langsung menyembuhkan luka hatinya selama ini dalam sekejap. Dia benar-benar merasa seperti sedang berada di dalam mimpi."Tapi, aku memiliki satu syarat," kata Li Mei pelan."Apa itu? Katakan saja. Selama kamu berjanji tidak akan meninggalkanku, aku akan menyanggupinya," tanya Bai Changyi terlihat bersemangat."Aku tidak suka berbagi suami," kata Li Mei berterus terang. "Kelak, semakmur apapun kehidupan kita, aku tidak mau kalau kamu sampai mengambil selir ataupun gundik."Bai Changyi menatapnya dengan tatapan tidak percaya, "tidak akan pernah! Aku tidak akan pernah jatuh cinta kepada wanita lain. Aku bersumpah dengan nyawaku!""Baiklah, aku percaya kepadamu," jawab Li Mei seraya menatapnya dengan tatapan malu-malu. Setelah beberapa saat, dia kembali menoleh dan menatap suaminya."Suamiku, bolehkah aku bertanya lagi soal kehidupan kita? Kamu tadi bilang kalau kamu seorang pemburu bukan?""Ya," jawab Bai Changyi."Kapan kamu akan pergi berburu ke gunung lagi?" tanya Li Mei. "Kita harus segera mendapatkan uang untuk membayar semua hutang kita kepada Nyonya Zhao. Dengan begitu, kita tidak perlu berurusan lagi dengannya kelak.""Ya, kamu benar," jawab Bai Changyi."Apakah sepuluh tael perak itu banyak?" tanya Li Mei penasaran."Itu … itu cukup banyak," jawab Bai Changyi pelan. Dia menunduk dan merasa tidak berdaya, "kemungkinan aku butuh beberapa kali menjual bulu-bulu hewan itu ke kota sampai bisa melunasi semuanya. Kecuali ....""Kecuali apa?" tanya Li Mei kurang sabar ketika melihat Bai Changyi menghentikan ucapannya."Kecuali aku masuk lebih dalam ke dalam hutan. Mungkin saja aku bisa mendapatkan harimau dan menjual kulitnya. Selama kita mengulitinya dengan baik, itu akan berharga sekitar lima puluh tael perak. Kalau seperti itu, kita bisa memiliki uang lebih untuk membeli pakaian baru untukmu. Serta kasur dan selimut yang lebih empuk dan tebal."Li Mei merasa hatinya bertambah hangat. Bagaimana tidak, semenjak tadi suaminya selalu mengutamakan kebutuhannya."Tapi ... bukankah berbahaya kalau pergi hutan yang lebih dalam? Pasti akan lebih banyak hewan buas di sana," kata Li Mei khawatir."Tapi hanya itulah satu-satunya cara yang kita punya," bujuk Bai Changyi.Li Mei menggeleng, "tidak, aku tidak setuju. Aku khawatir sesuatu yang buruk akan terjadi padamu."Entah kapan terakhir kalinya Bai Changyi merasa hatinya begitu bahagia. Saat ini dia bahkan hampir meneteskan air matanya. Tapi dia harus bisa menahannya, dia tidak mau terlihat lemah di depan istri kecilnya."Begini saja ... bagaimana kalau aku ikut denganmu besok?" tanya Li Mei."Apa?" Bai Changyi merasa sangat terkejut dengan permintaan Li Mei. Dia langsung menolaknya, "tidak, tidak! Itu terlalu berbahaya!""Kita tidak perlu pergi terlalu dalam ke gunung. Kamu bisa berburu beberapa hewan liar, dan aku bisa mencari tanaman obat. Setelah itu, kita berdua bisa menjualnya ke kota bersama."Bai Changyi tertegun. "Kamu … kamu mengetahui soal tanaman obat?""Apa yang kamu maksud dengan 'ini'?" tanya Fu Lian santai."Lian'er, kamu tahu apa maksudku," jawab Wang Gongfai kesal. "Kabar sebesar ini, bagaimana aku tidak bisa mengetahuinya?"Fu Lian akhirnya berhenti berpura-pura. Dia menatap Wang Gongfai dengan wajah cemberut, "kamu sudah tahu aku menginginkan ini sejak lama, mengapa kamu tidak bisa mendukungku?"Wang Gongfai terpana dengan perkataan Fu Lian. Calon istrinya akan pergi untuk berperang, bagaimana dia akan mendukungnya?"Apa kamu bodoh? Bagaimana aku bisa melepaskanmu untuk pergi berperang?" tanya Wang Gongfai dengan 2 alis terangkat."Apa yang kamu khawatirkan? Semuanya akan baik-baik saja," kata Fu Lian mencoba menenangkannya."Lian'er." Wang Gongfai menarik tangan Fu Lian dan menariknya menjauh. Dia tidak ingin mereka menjadi pusat perhatian para pengawal yang ada di sekitar.Dun Ming berlari mengikuti di belakang mereka. Dia tidak menyangka Wang Gongfai akan berhenti tiba-tiba hingga membuatnya menabraknya."Yang Mulia, maafka
"Apa benar kamu Pangeran Pertama?" tanya Fu Lian ragu."Tentu saja! Untuk apa aku berbohong?" celetuk Wang Gongfai kesal.Fu Lian menatap Wang Gongfai selama beberapa saat lalu menganggukkan kepalanya, "baiklah. Aku akan mengantarmu.""Bagus, bagus," kata Wang Gongfai senang. Dia lalu berjalan di samping Fu Lian dan mengikuti langkahnya. Dia berkali-kali mencuri pandang ke arah Fu Lian."Berhenti menatapku," kata Fu Lian kesal.Wang Gongfai hanya menggaruk pelan kepalanya yang tidak terasa gatal. Dia hanya mengagumi kecantikan Fu Lian, mengapa dia harus merasa terganggu?Sesosok tubuh besar berwarna putih tiba-tiba mendarat di depan keduanya. Senyuman mengembang di wajah Fu Lian sedangkan Wang Gongfai tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya."Xiao Lang!" Fu Lian bergegas menubruk tubuh besar Xiao Lang."Wow! Apakah dia benar-benar Xiao Lang?" Wang Gongfai merasa sangat k
Kediaman Adipati Qiang terlihat begitu meriah hari ini. Beberapa tamu undangan berjalan memasuki kediaman Adipati Qiang dengan pakaian terbaiknya.Li Mei terlihat cantik dengan balutan hanfu berwarna biru tua. Tidak jauh darinya, terlihat Fu Changyi yang menggunakan baju dengan warna senada. Fu Xingshen yang berada di sebelah Fu Changyi juga terlihat menggunakan baju berwarna biru gelap. Ketiganya terlihat sibuk menyambut para tamu.Hari ini mereka sedang merayakan hari ulang tahun Fu Lian dan Fu Huanran yang ke-10. Tidak ada seorangpun tamu yang tidak datang. Mereka semua ingin menjalin hubungan yang baik dengan keluarga Adipati Qiang.Tiba-tiba, Li Mei melihat Nuannuan berjalan dengan panik ke arahnya. Dia segera menoleh ke beberapa orang tamu wanita yang sedang mengelilinginya, "Nyonya-nyonya, maafkan aku. Aku harus pergi untuk melihat persiapan Putriku.""Tidak apa-apa, kamu tidak perlu tergesa-gesa," kata Nyonya Lin, istri Perdana Menteri Yan."Kami tahu betapa repotnya mempersia
8 orang preman mengelilingi 3 orang anak kecil. Fu Huanran merasa sangat ketakutan, dia hampir menangis.Fu Lian menggertakkan giginya, "minggir! Apa kalian tidak takut seseorang akan datang dan menghukum kalian?"Kedelapan preman itu saling memandang ketika mendengar perkataan Fu Lian lalu tertawa terbahak-bahak. Setelah beberapa saat, Erzhu berkata pada mereka, "siapa yang akan menemukan kami? Tidak akan ada yang tahu!"Tiba-tiba Fu Lian menerjang ke arah Erzhu. Dia mengangkat kakinya tinggi lalu menendang tepat di titik vital Erzhu.Kedua mata Erzhu membola sempurna saat suara lengkingan terdengar dari mulutnya, "ah!"Ketujuh orang lainnya langsung memegangi alat vital mereka masing-masing dan menatap Erzhu dengan ngeri. Mereka yakin itu pasti sangat menyakitkan. Atau bahkan mungkin, hancur? Baiklah, sepertinya mereka harus membuat acara perpisahan yang layak untuk masa depan Erzhu yang baru saja hilang."Anak kecil brengsek!" Dafu, yang sebelumnya dipanggil dengan sebutan kakak ke
"Aku sudah kenyang!" kata Fu Lian. Dia mendorong mangkuknya yang sudah kosong menjauh."Aku juga sudah selesai," kata Fu Huanran. "Kalau begitu ayo kita pulang."Ketiganya meninggalkan meja dan pergi menghampiri Ming Feng, "Paman Ming, kami sudah selesai." Setelah itu, Fu Lian mengeluarkan. 1 tael perak lalu memberikannya kepada Ming Feng."Sudah selesai? Apa kalian akan langsung pulang?" tanya Ming Feng khawatir. Dia melihat ke arah jalanan tapi tidak bisa menemukan Ming Shao."Ya, Paman. Kamu tidak perlu khawatir," kata Fu Lian seraya tersenyum manis."Tunggu sebentar, biar aku memberimu kembaliannya," kata Ming Feng. Dia berencana mengulur-ngulur waktu hingga seseorang dari kediaman Adipati Qiang datang."Tidak perlu. Paman bisa menyimpannya," kata Fu Lian. Dia segera berbalik lalu menyeret kedua saudaranya pergi."Ah, ah, bagaimana bisa seperti itu?" tanya Ming Feng panik. Dia hendak mengejar ketiga anak itu, namun sayangnya mereka terlalu gesit. "Celaka! Celaka! Mereka tidak perg
"Haohao! Haohao!" Suara bisikan dari balik bebatuan taman mengusik Fu Hao. Anak laki-laki berusia 3 tahun itu menoleh dan melihat kedua kakak kembarnya sedang bersembunyi di antara bebatuan. Setelah beberapa saat, Fu Hao berjalan menghampiri keduanya."Ada apa?" tanya Fu Hao datar.Fu Lian segera menariknya untuk bersembunyi di balik bebatuan. Dia menatap buku-buku yang ada di tangan Fu Hao, "apa yang akan kamu lakukan dengan buku-buku membosankan itu?"Tentu saja pergi belajar. Bukankan Guru Jiang akan segera datang?" tanya Fu Hao tanpa berekpresi.Fu Lian menghela nafas panjang, "untuk apa kita pergi belajar? Aku sangat bosan. Lebih baik kita pergi berjalan-jalan!"Fu Huanran terlihat gelisah ketika mendengar perkataan Fu Lian. Ini bukan pertama kalinya saudara kembarnya mengajaknya untuk bolos belajar. Fu Lian selalu suka menyeret Fu Huanran dan Fu Hao pergi bermain di area perkotaan atau pegunungan untuk mencari buah-buahan liar."Lian'er, kalau Ibu mengetahuinya, dia akan memukul