Share

Bab 164

Author: Aira Tsuraya
last update Last Updated: 2025-09-09 12:00:53

Dira melotot, tidak menjawab, malah langsung melengos dan berlalu lebih dulu meninggalkan Alif.

Alif terkekeh melihat reaksi Dira. Pria tampan itu hanya mengulum senyum menatap punggung Dira yang sudah menjauh. Entah mengapa ada sesuatu yang hangat sudah berdesir memenuhi dadanya.

Alif menghela napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Ia tampak melamun, tapi matanya tak lepas dari punggung Dira yang semakin jauh.

“Apa aku sudah jatuh cinta padamu, Dira?” gumam Alif.

Seolah mengerti jika Alif sedang memanggilnya, tiba-tiba Dira menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. Wajahnya tampak sebal dengan bibir yang mengerucut maju beberapa senti menatap Alif dengan tajam.

Alif tersenyum kemudian berlarian menghampirinya.

“Sudah mau cium aku sekarang?”

Dira tidak menjawab malah sudah mendaratkan sebuah cubitan di pinggang Alif. Alif mengadu kesakitan sambil mengelus pinggangnya. Dira langsung tertawa melihat

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Umisalma Umitea
lagi thor,bikin meleleh.akhirnya alif mengakui perasaan nya.yeeeeyy
goodnovel comment avatar
solehatun rayhan
Yee akhirnya si kutub Utara mencair
goodnovel comment avatar
Rina Damayanti
aku juga......ehhh apa sihh...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 170

    “Ibu masih di ruang kerja, Pak. Nanti segera saya beritahu,” jawab Bi Rahmi.Wanita paruh baya itu tampak terkejut saat mendapat panggilan dari Alif. Ia tidak menduga, Alif akan pulang untuk makan siang hari ini. Untung saja Bi Rahmi sudah memasak banyak.Sementara itu, Alif langsung menyimpan ponsel dan menegak habis minuman pesanannya. Kemudian matanya tampak melihat Vania yang sedang menikmati makanannya dengan ogah-ogahan.“Van, biar aku yang bayar bill-nya. Aku mau langsung balik dulu, ya!!”Vania sontak tercengang, menatap Alif dengan bingung. Ia pikir Alif akan pergi setengah jam lagi, tapi nyatanya tidak.“Kamu langsung pulang?”Alif bangkit dari duduknya sambil menganggukkan kepala berulang.“He-em. Aku gak mau buat Dira kelaparan karena menungguku. Udah dulu, ya!!!”Tanpa menunggu jawaban Vania, Alif langsung berlalu pergi meninggalkan kafe tersebut. Ia sudah tidak sabar

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 169

    “Pak, saya sudah berhasil mencari tahu siapa yang memasang berita gosip Bapak di medsos,” ujar Firman pagi itu.Asisten Alif itu segera masuk ke ruangan begitu melihat Alif sedikit senggang. Alif tampak terkejut, matanya menyipit dengan wajah yang tampak tegang.“Siapa?”Firman menarik napas kemudian duduk di kursi depan meja Alif.“Dia sering menggunakan nama anonym. Tidak hanya sekali saja dia melakukan ini. Banyak berita gosip dan berita yang belum pasti kebenaran tayang di medsos karena ulahnya.”“Tujuannya tak lain karena uang dan banyak yang sering menggunakan jasanya untuk tujuan tertentu.”Alif menarik napas panjang sambil menganggukkan kepala.“Jadi menurutmu, ada orang lain yang menyuruh si Anonym ini memposting berita di medsos?”Firman menganggukkan kepala.“Lalu kamu tahu siapa yang menyuruh si Anonym untuk memasang berita tentang aku?”

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 168

    “Karena aku suka kamu,” batin Alif.Ia tidak bisa mengucapkan kalimat itu dengan lantang di depan Dira. Ada satu sisi hatinya yang masih angkuh mengakui perasaan itu. Alif sendiri tidak tahu, mengapa dia seperti ini?“Ya sudah kalau gak mau jawab. Aku mau mandi.”Dira langsung bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. Alif hanya bergeming di tempatnya sambil menatap pintu kamar mandi yang sudah tertutup rapat.“GOBLOK!! Sulit banget sih ngomong kayak gitu,” umpat Alif sambil memukul keningnya berulang.Beberapa kali helaan napas bersesakan keluar masuk dari mulutnya. Entah sampai kapan ia menutupi perasaannya. Yang pasti ia sudah tergila-gila pada istrinya dan tidak bisa jauh darinya.Pukul delapan saat Alif hendak berpamitan kerja.“Aku sudah menghubungi Linda jika hari ini kamu kerja dari rumah. Mungkin dia nanti akan ke sini membawa beberapa berkas yang dibutuhkan.”Dira mengang

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 167

    Pukul sepuluh malam saat Alif menguap lebar. Matanya berair dan sudah berkabut menatap layar laptop di depannya.Perlahan Alif melirik makhluk cantik yang sedang duduk di pangkuannya. Dira tampak sudah terlelap. Kepalanya bersandar di dada Alif dengan tangannya memeluk perut Alif.Alif mengulum senyum sambil mulai mematikan laptopnya. Kerjaannya banyak dan sudah diselesaikan semua hari ini.Perlahan Alif menggerakkan tangan dan kakinya. Terasa mati rasa, tapi ia sama sekali tidak keberatan. Belakangan ini, dia semakin suka jika direpoti Dira tidak seperti sebelumnya.“Eng … jam berapa, Mas?”Tiba-tiba Dira menggeliat dan membuka mata. Matanya sayu dan terlihat masih mengantuk.“Jam sepuluh. Kita pindah ke kamar, ya?”Dira melirik meja kerja Alif yang sudah rapi, kemudian mengangguk. Bukannya turun dari pangkuan Alif, Dira malah memeluk erat tubuh Alif.Ia bahkan tidak sadar saat suaminya sudah mem

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 166

    “Ya … seperti itulah,” jawab Kevin singkat.Alif hanya diam. Ia tampak melamun menatap kosong ke depan, tapi semua cerita Dira dan saran yang baru saja dikatakan Kevin ada benarnya.“Lif, kamu masih di sana, kan?”Alif mengangguk tanpa menjawab. Ia masih mencerna semua ucapan Kevin barusan.“Aku harap kamu jangan menyalahartikan ucapanku tentang Vania. Aku sudah temenan ama dia sejak SD. Kebetulan orang tua kami berteman akrab, jadi aku tahu betul siapa Vania itu.”Jakun Alif naik turun menelan saliva dengan kepala yang terus mengangguk.“Aku hanya tidak mau melihat rumah tanggamu berantakan. Apalagi istrimu kelihatan baik banget gitu. Kasihan kalau disakiti.”Alif tidak bisa menjawab hanya diam mengatupkan rapat bibirnya. Andai Kevin tahu, kalau dia selama ini sudah menyakiti Dira lebih dulu. Hanya beberapa bulan terakhir ini saja, sikapnya sudah melunak.“Iya, Vin.

  • Istri Pengganti untuk Tuan Arogan   Bab 165

    “Eng … maksudku suka dengan cara kamu mengambil keputusan untuk perusahaanmu,” imbuh Alif.Dira hanya tersenyum datar sambil menganggukkan kepala. Padahal sesaat tadi ia sudah senang saat Alif tiba-tiba mengungkapkan rasa sukanya, tapi sepertinya itu tidak mungkin.Suaminya hanya ingin anaknya. Bisa jadi ucapannya tempo hari tentang menginginkannya itu maksudnya menginginkan anaknya, bukan dia.Sementara Alif hanya diam sambil menatap Dira. Jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya dan dia tidak tahu kenapa tiba-tiba berkata seperti itu. Apa ini isi hatinya yang paling dalam? Ia sudah menyukai istrinya.“Aku lapar, makan, yuk!!”Alif langsung berdiri mencoba mengalihkan topik pembicaraan. Ia tidak mau terjebak dalam situasi aneh.Meski semua rasa istimewa untuk Dira sudah mulai bermunculan di hatinya, tapi masih ada rasa enggan untuk mengakui semuanya.“Beberapa hari ini kamu kerja dari rumah s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status