Hana berlari mengejar bayangan lelaki yang mirip dengan suaminya itu. Dia menyisir orang-orang yang sedang berjalan santai di tengah mall. Namun sayangnya Hana harus kehilangan Nicholas dan Amanda ketika ia menemukan pintu keluar.
Tak ada tanda-tanda Nicholas dan Amanda di sekitar sana. Akan tetapi Hana masih yakin jika tadi yang dilihatnya adalah Nicholas.
Ponsel Hana berbunyi dan mengejutkannya, ia melihat nama Claudia sedang memanggilnya.
“Kamu ada di mana? Makanannya sudah ada di meja nih?!”
Kalau Hana meninggalkan Claudia sekarang, pasti Claudia kebingungan karena harus menghabiskan makanannya sendiri. Lagipula dia juga tidak bisa seenaknya meninggalkannya dengan alasan apapun itu.
“Oh, oke. Aku ke sana sekarang.”
Hana berjalan dengan langkah gontai. Menuju tempat makan di mana Claudia menunggunya.
Memang benar dugaannya kalau Nicholas tidak benar-benar k
Nicholas sudah berangkat ke bandara tadi pagi. Namun anehnya itu malah menyimpan banyak pertanyaan dalam hati Hana, apakah lelaki itu benar-benar pergi ke luar negeri untuk berbisnis? Meski dalam hatinya dia sudah bisa mengatakan hal lain, jika saat ini Nicholas sedang berbohong.Terlebih ketika Alex yang sudah membuntuti Nicholas sejak dari rumah mengatakan, jika Nicholas hanya pergi ke sebuah villa.Ya, ternyata lelaki itu sedang ada di villa tapi tidak sendiri melainkan dengan Amanda. Pantas saja lelaki itu menolak ketika Hana hendak berniat untuk mengantarkannya sampai bandara.Hana mengepalkan tangannya sendiri. Nicholas sepertinya memang ada apa-apa dengan Amanda. Tetapi kenapa harus Amanda? Perempuan yang menurutnya berada jauh di bawahnya itu?“Aku akan mengabarimu, tapi setidaknya foto tadi sudah cukup membuat kamu tau kan, kalau suami kamu benar-benar berselingkuh dengan Amanda?”“Hmm, ter
Sepertinya Hana harus melakukan hal yang pernah ia katakan pada Alex beberapa hari yang lalu. Jika dirinya akan berpura-pura bodoh sampai pintu hati Nicholas terbuka.Dia sudah bertekad untuk memperbaiki dirinya dan akan menjadi istri yang baik untuk Nicholas.Ia percaya, jika Nicholas akan luluh jika dirinya mau berubah dan menjadi seseorang yang baru. Bukan Hana yang menyebalkan, bukan Hana yang egois seperti kemarin.“Maaf, karena aku baru bisa mengatakan ini padamu,” ucap Zayn pada Hana.“Tak apa-apa, aku tahu pasti kamu melakukannya karena tak mau persahabatan kalian hancur kan?”Zayn mengangguk. Merasa bersalah juga pada Hana.“Zayn, tolong rahasiakan ini dari Nicholas,” bisiknya lirih.Sahabat Nicholas itu seperti tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Hana. Bukankah seharusnya dia yang meminta tolong pada Hana untuk tidak memberi tahu hal ini pada Nich
Dua hari setelah Nicholas berlibur dengan Amanda. Hana merasa jika dia sudah ditinggalkan oleh lelaki itu untuk selamanya.Bagaimana tidak? Lelaki itu bahkan tidak mengiriminya pesan. Dan ketika Hana mengiriminya pesan dan menanyakan keadaannya pun, Nicholas tidak membalasnya.Yah, meskipun Hana tahu jika Nihcolas saat ini sedang bersenang-senang dengan Amanda.Hari ini adalah hari ulang tahun Hana. Umurnya sudah menginjak kepala tiga. Sepertinya tidak terlalu penting untuk merayakannya secara besar-besaran.Hanya saja—dia ingin kalau Nicholas mengucapkan ucapan selamat setidaknya hari ini. Namun pesan ucapan itu sama sekali tidak masuk ke dalam ponselnya.Apa lelaki itu lupa?Hana saat ini sedang menonton televisi di ruang keluarga. Tangannya sejak tadi memindah chanel televisi sementara matanya memandang kosong layar kaca yang ada di depannya.Pikirannya di tempat
Rintik hujan mengguyur di area pemakaman. Orang-orang yang berkumpul di sana langsung berhamburan pergi meninggalkan seorang wanita yang masih tegak berdiri di depan makam ayahnya.Dan dia adalah Hana.Tanpa payung dia membiarkan air hujan mengguyur tubuhnya. Air mata tangisnya menjadi satu dengan rintik air yang membasahi wajahnya. Hanya sesekali suara isakan yang terdengar dari bibir wanita itu tanpa penguat di sampingnya, yaitu Nihcolas.Setelah ditelepon oleh pihak rumah sakit tadi malam. Hana langsung pergi ke rumah sakit untuk menemui ayahnya yang mengalami gagal jantung.Ayahnya menghembuskan napasnya ketika Hana masih ada di perjalanan. Bahkan Hana belum sempat mengucapkan kata maaf pada ayahnya untuk terakir kalinya.Suara langkah mendekat, Hana tidak peduli siapapun yang sedang menghampirinya saat ini. Karena baginya mustahil jika Nicholas tiba di sana dan langsung ke pemakaman.
Nicholas membimbing Hana sampai menuju kamarnya, tapi ekor matanya melirik Amanda yang masih berdiri mematung melihat pasangan suami istri tersebut.Tangannya mengepal, dan entah mengapa Amanda membenci dengan pemandangan yang ia lihat saat ini. Dia tidak suka jika Hana mendapatkan perhatian dari Nicholas seperti sekarang. Amanda sangat membencinya, apalagi setelah liburan kemarin Nicholas telah berjanji akan meninggalkan Hana hanya demi bisa hidup bahagia dengannya.“Meski bagaimanapun Nyonya dan Tuan adalah pasangan yang serasi,” gumam Emma. Ketika Amanda melirik ke arahnya, pembantu Hana itu meninggalkannya dengan senyuman yang meledek.Sementara itu Hana yang sudah berada di dalam kamar menatap wajah suaminya tersebut dari balik pantulan cermin. Ia mengamati wajah itu yang sedang memasang ekspresi yang seakan tidak terjadi sesuatu apa-apa dengan Amanda.Nicholas memang sudah pandai berakting sekarang, setidaknya
“Aku mau kamu segera menceraikan Hana.”Nicholas menghela napasnya pelan. Dia menoleh ke sekitarnya dan memastikan kalau tidak ada yang mendengar ucapan dari Amanda baru saja.“Iya, Amanda. Iya. Tapi—jangan sekarang. Kamu masih hamil, jadi mana mungkin aku menceraikan Hana sekarang,” bisik Nicholas.“Jadi—setelah anak ini lahir kan?”Nicholas mengangguk. Entah mengapa Amanda menjadi lebih agresif akhir-akhir ini. Berbeda ketika dia bertemu dengan wanita itu untuk pertama kalinya setelah sekian lama menghilang.Amanda yang kemudian sadar jika terlalu sering menuntut Nicholas akhirnya diam. Dia tahu bagaimana sifat Nicholas yang tidak suka jika banyak dituntut seperti saat ini.“Maaf,” ucap Amanda pelan. Dia meraih tangan Nicholas kemudian mengenggamnya erat.“Jangan di sini,” gumam Nicholas. Ia takut jika pembantunya memergokinya sedang digenggam tangannya oleh Amand
Lima bulan berlalu, sudah tidak ada Hana yang dulu. Kini yang ada adalah Hana yang baru. Hana yang selalu berada di rumah ketika Nicholas di rumah, dan tak pernah pulang larut malam seperti dulu lagi.Hana sudah berubah. Namun dia masih berusaha untuk menjadi istri yang baik untuk suaminya.Hubungannya dengan mertuanya pun semakin membaik. Dengan kemampuan memasaknya yang sudah tergolong mahir mampu membuat mertuanya perlahan mulai menyukainya. Apalagi ketika dia tahu jika Hana saat ini sudah berubah tidak membangkang seperti dulu.Namun, ada hal yang masih mengusiknya beberapa waktu belakangan ini.Perut Amanda yang seharusnya sudah berjalan tujuh bulan, tampaknya perut itu terlalu kecil untuk seumurannya.Hingga akhirnya Hana bertanya ketika makan malam tiba. Di mana dia, Nicholas dan Amanda sedang makan malam bersama.“Kenapa perutmu masih kecil? Bukankah seharusnya perutmu
Nicholas masuk ke dalam kamarnya tanpa tahu kalau Hana tidak tidur semalaman setelah dia memergoki suaminya ada di dalam kamar Amanda.Dari balik selimutnya, Hana mencoba untuk menahan dirinya untuk tidak menangis di depan lelaki itu.Dia harus bersabar sedikit lagi. Setidaknya sampai anaknya terlahir. Karena dia takut jika Amanda akan membahayakan bayinya nantinya.Nicholas naik ke atas kasur perlahan. Berharap Hana tidak menyadari jika dia sudah pergi sejak tadi.Dengan pelan ia menarik selimutnya kemudian berbaring dengan memunggungi Hana.Setelah terdengar suara dengkuran yang halus dari arah suaminya. Hana menoleh.Dia melihat Nicholas sudah tidur dan masuk ke dalam alam mimpinya. Dan baru setelah itu Hana melanjutkan tangisnya lagi.Ia merasa jika pe