“Harusnya aku tidak menerima perjodohan ini jika akhirnya begini. Aku hanya menjadi orang ketiga di hubungan mereka.” Widuri Yasmin terpaksa menikah dengan Emran Hafiz atas perjanjian kedua orang tua mereka. Namun, baru sebulan menikah, Emran sudah menikah lagi dengan Mawar Rosdiana yang tak lain kekasihnya sendiri tanpa sepengetahuan keluarga. Dalam kehidupan pernikahannya ternyata Emran tidak bisa berlaku adil. Dia lebih sering memperlakukan Widuri dengan buruk. Kehadiran Widuri tidak pernah diharapkan oleh Emran. Dia hanya orang ketiga yang tidak seharusnya ada. Mampukah Widuri bertahan dengan status orang ketiga atau dia memilih menyerah dan pergi meninggalkan pria yang ia cintai?
Lihat lebih banyakWiduri terdiam sambil meletakkan ponselnya di atas nakas. Berulang helaan napas panjang pendek keluar masuk dari bibir Widuri. Dia tahu ini keputusan yang sulit dan harus ia lakukan. Bahkan pada akhirnya semua yang dia lakukan kali ini akan menyakiti salah satu pihak.Perlahan Widuri menyimpan dua cincin yang semalam ia amati ke dalam kotaknya masing-masing. Ia sudah memantapkan hatinya dan akan mengatakan semua keputusannya kali ini.“Bunda, apa Bunda mau pergi?” Tiba-tiba Alif menyeruak masuk ke dalam kamarnya.Widuri tersenyum dan menggelengkan kepala.“Belum, Sayang. Ini masih terlalu pagi. Memangnya Alif mau apa?”Alif tersenyum kemudian langsung duduk di pangkuan Widuri. Bocah laki-laki itu terlihat manja dan bergelayut di lengan Widuri.“Semalam Alif bermimpi kalau kita tinggal bersama Ayah, Bunda. Alif senang sekali.”Widuri hanya diam, mengatupkan rapat bibirnya tanpa menjawab ucapan Alif.
“Dandy, bagaimana persiapan pernikahanmu? Bukankah kurang dua minggu dari sekarang,” tanya Bu Ami, ibunda Dandy.Dandy hanya diam sambil tersenyum ke arah ibunya. Tiap akhir pekan Dandy biasanya selalu ke tempat Widuri, tapi akhir pekan kali ini dia ingin menghabiskan waktunya di rumah. Tak ayal ibunya pasti akan bertanya mengenai pernikahannya kali ini.“Semua beres, Bu,” jawab Dandy dengan santai.Padahal kali ini hatinya berkecamuk hebat. Bahkan hingga saat ini, Widuri belum menghubunginya sama sekali. Dandy juga tidak mau menghubungi lebih dulu. Dia lelah selalu yang melakukan inisiatif lebih dulu, seakan hanya dia yang mencintai Widuri sementara Widuri tidak.“Syukurlah kalau begitu. Terus kok tumben kamu gak ke rumah Widuri. Apa dia tidak pulang?” Sekali lagi Bu Ami bertanya.“Kami sengaja tidak bertemu dulu sebelum hari-H, Bu. Bukankah begitu adat di keluarga kita.”Bu Ami langsung terse
“Apa kamu sudah siap jika aku memasangkannya sekarang?” tanya Emran.Widuri sontak membisu tak bersuara. Mata bulat wanita manis berhijab itu tertegun menatap Emran. Dia tidak menyangka kalau Emran masih menyimpan cincin kawinnya dan kini secara tidak langsung dia kembali melamar Widuri.Pria tampan yang sedang duduk di depan Widuri kali ini sedang menatapnya dengan sendu. Mata elangnya yang biasa berkilatan tajam kini terlihat sayu dan berbinar lembut seakan sedang menunjukkan banyak cinta yang dia punya.Perlahan Widuri menunduk dan menggelengkan kepala.“Aku ... aku tidak bisa, Mas,” cicit Widuri.Terdengar helaan napas panjang keluar dari bibir tipis pria tampan itu. Dia sudah menarik tangannya dan menutup kotak perhiasan kecil itu.“Ya, aku tahu. Kamu pasti belum menemukan jawaban yang tepat. Aku memakluminya. Kamu sangat baik dan tidak sanggup menyakiti hati seseorang. Meskipun orang itu terlalu sering men
“Aku ... sudah janji ke Emran. Aku akan melepasmu dengan ikhlas kalau kamu memang lebih memilih dia,” ucap Dandy.Mendengar itu, Widuri sontak menggelengkan kepala sambil menatap Dandy. Wanita manis berhijab itu terlihat cemas dan langsung meraih tangan Dandy.“Enggak!! Aku ... gak mencintainya. Aku gak mau rujuk dengannya. Kamu salah mengartikan sikapku padanya selama ini, Dandy.”Dandy menghela napas panjang sambil menarik tangannya dari genggaman Widuri. Widuri terkejut dan terlihat kecewa. Selama ini, Dandy tidak pernah menolak perlakuannya. Apa mungkin Dandy sakit hati atas semua yang dilakukan Widuri kali ini?“Masih ada waktu setidaknya hampir empat minggu. Kamu bisa mempertimbangkan semuanya. Aku tidak mau kamu menyesal karena sudah memilihku, Widuri.”Widuri terdiam saat Dandy berkata seperti itu. Dandy berdiri merapikan bajunya sambil melihat ke arah Widuri dengan sendu.“Jika kamu sudah me
“Dandy!!” seru Widuri.Ia sangat terkejut saat hendak membuka pintu melihat Dandy sedang berdiri di depan pintu. Sebuah senyum tipis yang tidak bisa diartikan oleh Widuri sudah terukir di wajah pria manis ini. Widuri berharap kalau Dandy baru datang sehingga tidak mendengar apa yang baru saja dikatakan putranya tadi.“Iya, aku baru datang. Apa sudah mau pulang?” tanya Dandy.“Iya, kami mau pulang. Mas Emran sudah menyelesaikan administrasinya.”Dandy hanya manggut-manggut kemudian mengalihkan tatapannya ke arah Emran dan Alif yang berada di dalam kamar. Emran tersenyum menyapanya, tapi Alif terlihat diam dan menundukkan kepala. Dandy terdiam menghela napas perlahan sambil kembali melihat ke arah Widuri.“Sini, aku bantu bawakan!”Dandy langsung menyambar tas yang dibawa Widuri. Widuri mengizinkannya kemudian mereka sudah keluar kamar berjalan beriringan menuju parkiran. Alif dan Emran berjalan
“Bukankah sudah aku katakan, Mas. Aku tidak mau dan aku tidak bisa!” tandas Widuri. Ia sangat kesal dan sengaja meninggikan sedikit nada suaranya. Sepertinya Emran terus memancing kesabarannya. Widuri bahkan hampir lupa kalau dia sedang berada di rumah sakit kali ini. “Aku tahu kamu menolakku karena kamu sudah berjanji dengan Dandy. Namun, apa kamu tidak kasihan melihat Alif? Kamu tidak mau melakukannya demi Alif?” Widuri berdecak sambil menggelengkan kepala. “Jadi kamu memakai Alif sebagai alasan rujukmu, begitu?” “Kalau iya, kenapa? Bukankah kamu juga memikirkan hal itu? Setidaknya sempat terpikir di benakmu tentang hal ini, kan?” Widuri hanya diam sambil memalingkan wajah dari Emran. Emran terdiam dan untuk beberapa saat keadaan hening. Hingga Emran akhirnya bersuara kembali. “Aku hanya ingin memperbaiki keadaan dan menebus semua kesalahanku, Widuri. Kalau kamu memang sudah tidak mencintaiku lagi. Aku mohon, la
“Mas Emran ... ,” lirih Widuri.Emran tersenyum sambil menganggukkan kepala. Sementara Widuri hanya bergeming di tempatnya. Di sebelah Emran, terlihat Alif dengan wajah ceria dan mata yang berbinar menatap Widuri dan Emran bergantian.“Ayah datang sebelum subuh tadi menggantikan Om Dandy, Bunda.” Kini Alif malah menjelaskan kedatangan Emran.Itu artinya dia sudah ada di sini selama tiga jam. Apa mungkin dia juga melihat saat Widuri tertidur pulas di sofa tadi? Kenapa juga Dandy tidak membangunkannya? Widuri jadi kesal sendiri, tapi dia juga tidak bisa marah. Nyatanya kehadiran Emran memang langsung membuat Alif ceria dan bahagia.“Iya, lanjutkan saja ngobrolnya. Bunda mau keluar sebentar.”Widuri memutuskan keluar dari kamar. Dia tidak mau membuat suasana tidak nyaman apalagi Widuri masih ingat apa yang dilakukan Emran padanya terakhir bertemu kemarin. Cukup lama Widuri menghabiskan waktu di kantin rumah sakit. S
“Bagaimana keadaan Alif, Widuri?” tanya Dandy.Widuri terlihat lesu begitu keluar dari ruang dokter yang menangani Alif. Beberapa saat tadi, Widuri langsung melarikan Alif ke rumah sakit karena panasnya semakin tinggi. Widuri takut terjadi apa-apa pada putra semata wayangnya itu.Dandy terpaksa datang terlambat karena dia sudah terlelap saat Widuri menghubunginya tadi. Selama ini Dandy memilih tinggal di hotel jika berkunjung ke tempat Widuri. Meski sebentar lagi mereka akan menikah, tapi sengaja Dandy lakukan itu atas permintaan Widuri.“Kata dokter, radang tenggorokannya kambuh. Mungkin satu dua hari dia dirawat inap di sini.” Widuri menjawab dengan lesu kali ini.Dandy hanya tersenyum sambil membimbing Widuri duduk di sebelahnya. Mereka masih menunggu proses pemindahan Alif ke kamar rawat inap.“Aku akan mengajukan cuti untuk membantumu di sini, ya.”Widuri hanya diam dan tidak menolak tawaran Dandy. Mu
PLAK!!!Widuri spontan menampar Emran usai mengurai kecupan dan mendorong tubuhnya. Wanita berhijab itu sangat terkejut melihat aksi Emran yang kurang ajar. Wajar jika dia melakukan tamparan tersebut secara refleks kali ini.Emran terdiam sambil mengelus pipinya yang tiba-tiba panas. Ini untuk kedua kalinya dia ditampar Widuri dan rasanya masih sama seperti yang dulu.Widuri terdiam, menatap Emran dengan mata berair dan bibir bergetar. Tidak hanya itu, tangannya juga gemetaran tak karuan usai menampar tadi.“Apa ... apa yang kamu lakukan, Mas? Kita bukan suami istri, bukan muhrim. Kenapa kamu ... men---“Widuri tidak melanjutkan kalimatnya, tapi sudah menunduk menutup wajahnya dengan kedua tangan dan uraian air mata. Emran membisu, dia tidak bisa menjawab pertanyaan Widuri. Dia sendiri juga tidak tahu mengapa tiba-tiba mencium Widuri? Tadi dia lakukan itu semua hanya untuk menunjukkan perasaannya saja. Dia masih mencintai wanita di depa
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.