Share

8. Alice Masih Hidup?

Sekembalinya dari kafe, Edmund duduk dengan canggung. Ia letakkan makanan yang dibelinya di atas meja, tanpa sedetik pun berpaling dari sang balita.

“Ini makananmu.”

Gadis mungil itu sedang sibuk menggambar sesuatu di bukunya. Ia hanya mengangguk, tidak sempat melirik.

“Terima kasih, Tuan Brewok. Letakkan saja di situ. Aku akan memakannya setelah menyelesaikan jurnalku.”

Selang beberapa saat, ia membalikkan bukunya menghadap Edmund dan merentangkan tangan.

“Tada! Berkat bantuanmu, aku berhasil melingkari Chamarel Falls dan Seven Colored Earth. Sebentar lagi, semua keinginanku selama di Mauritius akan terpenuhi. Dan lihat ini! Aku sudah memberi keterangan bahwa aku bisa sampai ke sini karena kamu. Meskipun sedikit kurang mirip, aku akan selalu ingat kalau ini kamu.”

Edmund tidak menyimak gambar seorang pria yang ditunjuk oleh sang balita. Ia terlalu terpana dengan binar matanya. Semangatnya begitu mirip dengan semangat Alice. Jika dipikir-pikir, ucapannya tentang Chamarel Falls, j
Pixie

Hai, hai. Terima kasih sudah membaca. Penasaran dengan apa yang terjadi selanjutnya? Tunggu bab selanjutnya, ya. Sehat-sehat selalu, guys.

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Tetty Ndeithink
astagaaa aku baca nya di angkot dan aku meneteskan air mata..... malu tapi gmana???
goodnovel comment avatar
Indah Carolina
tuhkan baru sampe sini aja udah meweeeekk .. kenapa sih ceritanya melehoy gini thor.. astaga ini akhir tahun ceritanya bikin sedih
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status