Beranda / Romansa / Istri Rahasia Tuan Brian / 1. Mengundurkan Diri

Share

Istri Rahasia Tuan Brian
Istri Rahasia Tuan Brian
Penulis: Yasmin_imaji

1. Mengundurkan Diri

Penulis: Yasmin_imaji
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-22 08:02:50

Bruk!

"Eh! Aduh! Maaf, Pak. Saya tidak sengaja," ujar seorang perempuan dengan nada kebingungan ketika tidak sengaja menabrak seorang pria dengan pakaian rapi.

Setelah merapikan kembali berkas yang jatuh, perempuan itu langsung pergi begitu saja tanpa melihat siapa yang baru saja dia tabrak. Padahal dibelakang pria dengan tubuh tegap itu ada orang lain yang tengah dilanda ketakutan apabila tuannya mengamuk di kantor yang baru saja mereka datangi.

"Siapa dia?" tanya pria itu dengan anda santai membuat asisten sekaligus sekretarisnya menghela nafas lega. Namun, dia juga turut dilanda kebingungan mendengar pertanyaan yang keluar dari bibir tuannya.

"Saya kurang tau, Tuan. Namun, setelah ini saya akan meminta identitasnya dari HRD," jawabnya seadanya.

Di sisi lain, seorang perempuan dengan pakaian yang tidak lagi rapi walaupun jam masih bisa dikatakan pagi sedang dilanda kebingungan. Berkas yang telah dia susun untuk diberikan kepada kepala bagian keuangan kini telah berantakan karena keteledorannya. Namun, dia tidak memiliki waktu lebih banyak lantaran rapat bulanan akan segera dimulai.

Dengan tangan gemetar dan keringat yang telah membasahi punggungnya, perempuan dengan kacamata baca yang bertengger cantik di wajahnya yang kecil mengetuk pintu kaca buram di hadapannya.

"Masuk!" Nada tegas seorang wanita dari dalam membuat perempuan itu berusaha menyiapkan diri jika setelah ini dia akan diminta untuk angkat kaki dari perusahaan yang baru saja dia tempati selama tiga bulan ini.

"Bagaimana? Sudah selesai laporannya, Lita?" tanya wanita tersebut dengan membenarkan posisi kacamata yang dia pakai.

"Jadi, begini Bu …." Mendengar tiga kata yang baru keluar dari mulut Lita, wanita yang menjadi atasan Lita telah memelototkan matanya.

"Sebenarnya laporan keuangannya sudah saya selesaikan, namun tadi saya tidak sengaja menabrak karyawan lain sehingga berkas-berkas yang telah saya susun jatuh berantakan," ungkap Lita dengan nada yang semakin menciut di setiap katanya apalagi atasannya menatapnya dengan semakin tajam.

Oh, seantero kubikel yang berada di satu lantai bagian keuangan tentu saja tahu bagaimana garangnya atasan mereka ini. Wanita itu sangat teliti dan tidak mudah dibohongi sehingga kecil kemungkinan untuk terjadinya korupsi di perusahaan ini.

"Lalu, alasan apa yang akan kamu berikan hingga saya harus memaklumi kesalahanmu kali ini, Lita? Ini bukan pertama kalinya kamu membuat kekacauan, dari laporan yang terlambat, kesalahan penulisan, file hilang tiba-tiba, dan berbagai macam alasan yang kamu berikan, sekarang apa?!"

"Saya tidak ingin membela diri saya lagi, Bu. Saya tahu jika sekarang ini saya salah dan saya siap menerima hukuman yang ibu berikan atau bahkan jika saya harus menerima surat pemecatan saya, saya akan menerimanya."

Tiga bulan agaknya cukup untuk Lita menikmati fasilitas yang perusahaan multinasional ini berikan padanya. Lita juga merasa dirinya kurang mampu berada di perusahaan ini dan dia juga cukup bangga dengan dirinya karena mampu bertahan sejauh ini dengan segala tekanan yang membuat mental dan fisiknya lelah.

"Gantikan saya untuk rapat hari ini, kamu dipecat atau tidak itu akan saya urus nanti!"

Lita mengangguk, dia tidak berharap lebih jadi untuk terakhir kalinya Lita akan melakukan yang terbaik. Lita pamit dan keluar dari ruangan tersebut, melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya Lita memilih langsung menuju ruang rapat agar dia tidak terlambat nantinya.

"Katanya yang memimpin rapat nanti anak Pak Wirawan, dia CEO baru di perusahaan menggantikan Pak Wirawan. Wajahnya sangat tampan dan usianya bahkan baru tiga puluhan, jika aku orang kaya mungkin aku sudah meminta agar orang tuaku menjodohkanku dengannya. Hah! Waktu berpapasan tadi aku hampir tidak bisa berdiri dengan benar."

"Kamu kira ini film Siti Nurbaya? Ada-ada saja. Dan ingatlah kamu punya pacar, jangan lirik yang lain!"

"Aku hanya berkhayal dan aku juga cukup sadar diri kok."

Lita hanya diam meratapi nasibnya, namun telinganya tetap terpasang untuk mendengarkan gosip yang ada di perusahaannya. Salah satu hal menyenangkan memang agar nanti dia memiliki topik pembicaraan dengan teman satu divisinya.

Pintu terbuka dan langkah kaki seseorang terdengar menggema. Semua orang tanpa terkecuali termasuk Lita berdiri dan memberikan tundukan hormat untuk pria yang baru saja memasuki ruangan.

Apa dia CEO barunya? Tampan, tapi dia kaku. Jokesnya pasti bukan recehan, gumam Lita dalam hati dengan matanya yang lurus ke arah pria yang baru saja duduk di kursinya. Deheman singkat membuat Lita tersadar dan segera fokus dengan pembahasan rapat kali ini.

"Untuk perwakilan dari divisi keuangan bisa menetap disini terlebih dahulu?"

Lita yang hendak berdiri dan melangkah pergi tertahan dengan ujaran tersebut. Semua orang menatapnya dengan iba apalagi setelah mendengar caranya presentasi tadi benar-benar berantakan.

"Baik, Pak."

Semua orang meninggalkan ruangan rapat menyisakan Lita dan pria yang tadi memperkenalkan dirinya dengan nama Brian.

"Bisa kamu jelaskan maksud laporan kamu?" tanya Brian.

Lita memang menyusun laporan itu, namun jika dia diminta menjelaskan Lita tidak mampu. Kapasitas otaknya benar-benar sangat kecil hingga apa yang dia baca dan catatan beberapa waktu yang lalu saja bisa langsung terhempas. Ya, ini bukanlah yang terbaik.

Karena tidak mampu menjelaskan, Lita hanya menunduk dengan memainkan jari-jarinya yang berada di atas pangkuannya. Namun, karena tidak ada suara dan tidak seharusnya Lita diam akhirnya perempuan dengan pakaian kerja berwarna soft pink itu mulai menjelaskan.

"Sebelumnya saya ingin meminta maaf karena presentasi saya yang berantakan dan tidak jelas. Saya ingin memberitahu bahwa laporan keuangan beberapa jam yang lalu telah tersusun sebagaimana mestinya, namun karena kejadian saya yang menabrak seseorang laporan tersebut jatuh dan tidak lagi sesuai urutan. Saya sudah membicarakan hal ini dengan kepala divisi keuangan dan beliau meminta agar saya yang mewakilinya. Saya tahu ini hukuman yang beliau berikan kepada saya setelah berbagai kesalahan yang saya perbuat dan ini juga akan menjadi kali terakhir saya berada di perusahaan ini. Bapak tidak perlu memarahi saya karena saya tahu bapak tidak suka dengan ketidakprofesionalan saya maka dari itu setelah ini saya akan pergi ke ruang HRD untuk mengundurkan diri." Lita berujar dengan panjang lebar dalam satu tarikan nafas yang kini membuatnya harus dan tentu saja Lita meminum air yang ada di atas meja.

"Siapa yang menyuruhmu mengundurkan diri?"

"Tidak ada, Pak. Namun, saya sadar keberadaan saya tidak membantu perusahaan ini dan malah mempersulitnya. Saya permisi."

"Baiklah, aku memang lebih pantas bergabung dengan klub pengangguran daripada pekerja kantor," gumam Lita yang kini sedang berada di dalam lift untuk menuju lantai dimana ruangan HRD berada.

"Lalita Putri?"

Sebuah panggilan menyerukan namanya, namun Lita terus saja berjalan tanpa ingin menoleh ke belakang.

~~~~~

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Gadis Bar bar
wow wow keputusan yg tepat lita. semangat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Rahasia Tuan Brian   17. Tercoret

    Brian merasakan campuran antara kemarahan dan keputusasaan saat mendengar kata-kata kasar dari ayahnya sendiri. Dia merasakan tamparan keras mendarat di wajahnya, menyakitkan fisiknya sekaligus mengguncang batinnya.Dengan hati yang berat, Brian menundukkan kepalanya, merasakan air mata yang mulai mengalir di pipinya. Dia merasa terjepit di antara cinta dan keterpaksaan, tidak tahu harus berbuat apa lagi di tengah tekanan dan ancaman dari ayahnya yang kejam."Saya... saya tidak bisa, Papa," bisik Brian dengan suara gemetar, mencoba menahan emosinya yang meluap-luap.Guntur Wirawan menatap Brian dengan tatapan dingin, tanpa belas kasihan. "Kamu tak punya pilihan, Brian. Kehormatan keluarga harus dijaga, apa pun caranya," ucapnya dengan suara tegas.Dengan perasaan hampa dan penuh penyesalan, Brian melihat Lita pergi dari hidupnya, meninggalkan seutas benang cinta yang putus di antara mereka. Dia merasa hancur oleh keputusannya untuk membiarkan Lita pergi, tetapi juga tidak bisa melawan

  • Istri Rahasia Tuan Brian   16. Tertangkap

    "Berhenti, Lita. Tunggu, biar aku saja!" cegah Brian.Brian bergerak cepat untuk mengambil pakaian dan mengenakannya dengan tergesa-gesa, hatinya berdebar-debar memikirkan siapa yang mungkin berada di balik pintu itu."Tenanglah, Brian. Aku akan melihat siapa di sana," ucap Lita dengan cukup halus, mencoba meredakan kegelisahan Brian.Lita melangkah ke arah pintu dan dengan hati-hati membukanya. Di belakangnya sudah berdiri Brian yang datang mengikuti. Di sana, mereka melihat seorang pria paruh baya dengan senyum ramah di wajahnya."Maaf mengganggu, saya dari layanan kebersihan vila. Saya datang untuk membersihkan vila ini seperti yang telah dijadwalkan," ucap pria tersebut dengan sopan.Brian menghela nafas lega, menyadari bahwa itu hanyalah seorang petugas kebersihan. "Terima kasih, kami lupa dengan jadwal pembersihan hari ini. Silakan masuk dan lakukan pekerjaanmu," ucap Brian dengan ramah.Setelah petugas kebersihan itu masuk dan mulai membersihkan vila, Brian dan Lita bernapas leg

  • Istri Rahasia Tuan Brian   15. Kenangan Lama

    Di dalam vila yang tenang, Brian dan Lita duduk di ruang tamu yang nyaman. Suasana hening memenuhi ruangan, hanya terdengar desiran angin yang lembut di luar.Brian memandang Lita dengan ekspresi campuran antara kekhawatiran dan keputusasaan. "Lita, aku tahu semuanya terasa aneh dan membingungkan. Aku akan menjelaskan semuanya padamu sekarang."Lita menatap Brian dengan mata penuh penasaran, menunggu penjelasan yang sudah lama dinantikan. Hatinya berdebar-debar, siap menerima apapun yang akan diungkapkan Brian."Sebenarnya, Lita...," ujar Brian perlahan, mencoba merangkai kata-kata dengan hati-hati. "Sebenarnya, aku tidak bisa menjelaskan semuanya dengan mudah. Ada rahasia besar yang harus aku ungkapkan padamu."Lita mengangguk, menunjukkan bahwa dia siap mendengarkan."Kau tahu, kita berdua memiliki masa lalu yang terhubung jauh sebelum ini," lanjut Brian, matanya menatap jauh ke dalam ingatannya.Lita memicingkan mata, mencoba memahami apa yang Brian maksudkan. "Apa maksudmu, Brian?

  • Istri Rahasia Tuan Brian   14. Meninggalkan Pesta

    Jangankan untuk menoleh, Brian pun seolah tak mendengarkan teriakan sang ayah saat mencegahnya untuk pergi. Brian sama sekali tak mempedulikan itu semua, yang ada di pikirannya kini adalah Lita.Brian melihat sekelebat bayangan Lita di kejauhan. "Lita!" Lita, tunggu Lita!" Brian berteriak, menyeru seraya menyusul Lita yang masih terus berlari."Lita, berhenti!" cegah Brian dengan meraih tangan Lita."Lepasin tanganku, Brian." Lita memaksakan diri untuk tetap pergi. Dia berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan cekalan tangan Brian."Dengarkan aku dulu, Lita." Brian tetap bersikeras menahan Lita untuk pergi."Kenapa kamu menahanku, Brian? Kenapa kamu mengatakan kalau aku adalah calon istrimu? Apakah kamu tahu jika itu hanya akan membuat mereka semua menatap sinis padaku? Kenapa juga kamu harus mengajakku ke tempat ini, Brian? Kamu sengaja, kan?" Banyak pertanyaan yang pada saat itu juga Lita lontarkan.Dengan air mata yang sudah membanjiri kedua pipinya, Lita menangis sesenggukan mengelu

  • Istri Rahasia Tuan Brian   13. Calon Istri

    Di sebuah hotel berbintang yang cukup terkenal, ballroom sudah dihias dengan sedemikian rupa. Segalanya telah tertata dengan sempurna, semuanya tampak indah dan sangat menawan. Di sanalah kini para orang-orang kaya sedang berkumpul. Di tempat itu pula, acara pesta dari Anton Wirawan yaitu kakek Brian akan dilaksanakan.acara ini memang selalu rutin diadakan di setiap tahunnya.Banyak sekali tamu-tamu undangan yang datang untuk menghadiri acara tersebut. Begitu banyak pemilik perusahaan dan juga orang-orang penting lainnya. mereka semua ada di temoat itu, selain untuk memberikan ucapan kepada Anton Wirawan tentu saja mereka tengah membicarakan sesuatu hal yang penting, sudah barang tentu itu adalah masalah bisnis.Sebuah mobil merk ternama segera berhenti tepat di pintu masuk hotel. Di sana sudah berjajar rapi para pengawal dengan pakaian hitam senadanya. Seorang lelaki berusia sekitar tujuh puluh tahun turun dari dalam mobil. Iya, dia adalah Anton Wirawan. Sang pendiri serta pemilik Wi

  • Istri Rahasia Tuan Brian   12. Pertemuan Bisnis

    Lalita meraba-raba tempat tidur yang ada di sebelahnya dengan kedua mata yang masih terpejam. Kosong, ternyata tempat itu sudah kosong. Tak ada lagi sosok Brian yang semalam menemaninya.Lita pun kemudian membuka kedua matanya, beranjak dari tempat tidurnya dan kemudian membersihkan tubuhnya yang terasa lengket akibat aktivitas malam yang begitu melelahkan.Sekarang tubuhnya terasa lebih segar. Lalita pun kemudian turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan. Tak seperti hari-hari biasanya, semua makanan telah tersaji di atas meja. Di bawah sana ada dua orang pelayan wanita dan juga dua orang penjaga yang menunggunya. Tapi bukan Lalita namanya jika dia tak turun tangan sendiri di dapur. "Semua makanan sudah siap, nona," ucap salah seorang pelayan wanita. Lalita pun kemudian tersenyum ke arahnya."Ya sudah, ngapain kalian masih berdiri di situ? Ayo kita makan bersama," ajak Lita pada mereka.Karena sama sekali tak mendapatkan respon dari keempat orang itu, Lita pun kembali berkata, "kita i

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status