"Sana kau pergi saja sama Reza! pulang kerumah Reza sekalian!" ketusnya dengan menunjukkan tangannya kearah pintu keluar.
Kenapa rasanya seperti ditampar, semua perkataan Mas Leo begitu menyakitkan. Aku tau dia cemburu berat kepadaku tapi tak seharusnya dia berkata kasar seperti ini kepadaku."Mas aku ini istrimu, tak seharusnya Kamu bicara kasar kepadaku Mas!" sahutku kesal."Ada apalagi ini sih?" sambar mama mertuaku dengan ketus dan melirik sinis ke arahku. Karena aku sudah terbiasa mendapatkan perlakuan seperti ini, jadi aku biasa saja.Aku terdiam tidak menjawab pertanyaan mama mertuaku. Aku tahu, beliau tidak menyukaiku, ia pun beberapa kali menginginkan perceraian di pernikahan kami, takutnya jika aku menyahut ia akan menciptakan bom dan,DuarrBom akan dinyalakan hingga mahligai rumah tanggaku benar-benar hancur.Tiba-tiba mata mama beralih kepada kedua putranya yang masih saling diam dan dingin."Zahwa!" Mama mertua mencengkal belakang hijabku sampai aku nyaris jatuh kebelakang."Iya-iya Ma?" sahutku.Aku berusaha kuat menahan cengkalan tangan Mama dan meminta mama untuk melepaskannya."Lihat istrimu ini Leo buruk sekali, tidak pantas denganmu! kamu lebih pantas menikah dengan keisya wanita pilihan mama!" ucapannya dengan telunjuk menoyor ke kepala Zahwa"Ihh"Kutangkas telunjuk Mama mertua dan di hempaskannya tanganku, Aku akan terima jika mama hanya menghardikku dan memarahiku, Tapi jangankan untuk menoyor kepalaku, menyakiti seujung kuku pun aku tak akan terima."Ugh"Ibu mendorong tubuhku tak terima dengan perlawananku, Aku yang tidak menyadari serangannya, membuat tubuh ini terhempas ke lantai."Argh sakit!"Dada ini bergemuruh hebat. Tubuh terasa begitu panas, ingin rasanya ku keluarkan lahar panas yang ada di dadaku ini, Dengan nafas yang gemuruh aku mulai bangkit, kutatap kedua manik mata mama mertua dengan tatapan tajam. Pandangan kami saling beradu, sungguh kali ini tak ada rasa takut sedikitpun.Aku bisa terima jika ia hanya menyakitiku melalui lidahnya yang begitu menyayat hati. Tapi ini beda lagi, ia hampir mencelakaiku, aku pun tak pernah di siksa seperti ini sama orang tuaku sendiri.Aku berjalan mendekati Mama mertuaku yang sedang berdiri dengan wajah bengisnya. Semakin dekat, dan mendekat, mama mertua langsung membuang muka. Ingin rasanya aku mencekiknya namun aku masih takut akan dosa.Aku tersenyum simpul ke arah mama. dan mencoba meninggalkan mereka.Plak....Baru berjalan dua langkah pundakku ditarik keras oleh mama, dia menamparku, sepertinya dia tak terima dengan perlakuanku."Mama stop?" teriak Reza tak terima"Mah tolong jangan siksa Zahwa seperti itu?" pinta nya"Hah kamu membela perempuan kampung ini?" tanyanya dengan menunjuk-nunjuk tangannya kepadaku."Zahwa pelet apa yang kamu gunakan, sehingga kedua putraku tergila-gila kepada kamu!" ucapnya dengan ketus"Cukup Mah, Mama sudah kelewatan menyiksa Zahwa!" pinta Reza lagi.BrugBrug"Mas hentikan!" teriak ZahwaLeo tak terima mendengar Reza yang membela habis-habisan Zahwa ketika di siksa oleh mamanya. Tangan Leo tetap saja tak mau berhenti menonjok tubuh Reza."Stop!" teriak Zahwa lagi, lalu Leo menghentikan aksinya itu."Asalkan Mas Leo tau, sebenarnya aku tidak pernah selingkuh dengan Reza, sungguh jika Mas Leo tetap berfikiran aku selingkuh dengan Reza itu salah!" tegas ZahwaSelama ini aku sudah cukup sabar menghadapi mulut mama mertua yang tajam, berkali-kali ia memfitnahku dan mengadukan kepada Mas Leo mengenai tuduhan perselingkuhan aku dan Reza.Ku lihat ibu tersenyum simpul, Aku bisa menebak ia masih kekeh untuk bisa memanfaatkan situasi ini.Mas Leo berjalan mendekati kami dengan menatap tajam, sembari mengerutkan kening diwajahnya.Mama mertua tiba-tiba memeluk tubuh Mas Leo."Lihat Leo istrimu menatap tajam ke arah Mama! sepertinya dia akan menjahati mama Leo!" tuduhnya."Bohong Mas!" jawabku singkatMas Leo mengangkat tangannya kedepan sebagai simbol aku harus diam.Nafas Mas Leo terdengar memburu, hingga kedua telingaku mampu mendengar deru nafasnya dengan jelas."Begitulah kelakuan istrimu itu, dia selalu membengkang dan jahat. Istrimu itu akan baik dengan mama hanya saat kamu dirumah saja," ucap mama mertua dengan tangis semakin terisak, lebih tepatnya ia hanya pura-pura menangis.Sungguh, Mama mertuaku memang sangat berbakat dalam berakting, apalagi ditambah ditambah air mata palsu yang keluar dari sudut matanya manambah nilai sandiwara yang dimainkan.Mas Leo melepaskan pelukan Mama dengan perlahan. " Mama gak perlu takut lagi. Ada Leo disini yang akan menjaga mama. Jangan nangis Ma, Leo tak tega melihat mama menangis hanya karena wanita itu.Jleb!Jantungku tersentak kaget, keningku mengkerut saat mendengar ucapan yang keluar dari mulut Leo, suami yang aku cintai."Apa maksud perkataan Mas Leo? Apa kali ini ia akan percaya lagi dengan sandiwara yang dimainkan oleh mama?" gumamku dalam hatiMas Leo maju selangkah, Mama mertua berdiri dibelakangnya."Mas, Zawa bisa menjelaskan semuanya!" ucapku"Cukup Zahwa! tak ada yang perlu kamu jelaskan. Ternyata aku harus mempercayai perkataan mama, Kau wanita licik, wanita tak benar!" hardik Mas Leo yang termakan hasutan mama."Mas, mama mendorongku mas! Tubuhku terhempas ke lantai? aku tak terima, karena orang tuaku saja tak pernah melakukan seperti itu kepadaku!" jelaskuMama melangkah maju, tangannya memegang lengan Mas Leo. "Bohong, Leo istrimu itu pembohong! kamu lihat sendiri bukan, istrimu itu melihat sinis kepada mama, mama takut nanti dia akan melakukan hal jahat kepada mama lagi, Zahwa sering menyakiti mama ketika kamu tak ada dirumah Leo! padahal tadi mama hanya ingin bertanya kenapa kalian ribut-ribut disini. Tapi istrimu itu tak suka, dan menyerang mama!" Mama kembali menuduhku lagi."Bohong mas, aku tak pernah seperti itu!" teriakkuNamun Mas Leo terus-terusan menyalahkanku, semua kesalahan ini katanya kesalahanku."Zahwa kamu bukan hanya wanita licik! Kau menipuku Zahwa! Ku kira kamu wanita baik-baik. Ternya kau bukan hanya sekedar wanita jahat tapi kamu juga tak lebih dari seorang pelac*r!" ketusnya.Tanganku terkepal dengan kuat. gemuruh di dada semakin menjadi. Kali ini Mas Leo benar-benar keterlaluan."Mas aku tak pernah selingkuh dengan Reza Mas! keterlaluan kamu mas ngatain aku pelac*r! Reza coba kamu jelaskan apa yang terjadi sebenarnya dihotel itu!" pintaku memohon, aku berharap Reza bisa membantuku keluar dari permasalahan ini."Zahwa, aku dan kamu kan senang-senang dikamar hotel itu cantik!" ucap Reza dengan senyum simpul dibibirnya.Deg.Jantung ini terasa berhenti berdetak. Kali ini tubuhku terasa lemas bagaikan tubuh tak bertulang. Aku sangat benci kepada Reza yang lidahnya penuh dengan kedustaan.Mas Leo menatapku tajam, Terlihat dari sorot matanya memancarkan suatu kemarahan, dan kebencian."Mas percayalah padaku, semua yang diucapkan sama Reza itu bohong!" ucapku dengan suara parau. Aku menahan tangis, agar air mata tidak keluar dari persembunyiannya.Mas Leo tak mengindahkan ucapanku dan pergi meninggalkan aku bersama Reza dan juga Mama.‘’Akan kubuat Leo segera menceraikan kamu!’’ bisik Mama mertua di telinga kananku. Tubuhku kembali tersentak, perkataan Mas Leo yang membuat sakit di hati masih belum sembuh, mama kembali menaburkan garam di luka hatiku ini.Perih, itulah yang aku rasakan saat ini, sakit tak berdarah, itulah sebutannya. Kuhembuskan nafas berat berharap sesak didada sedikit berkurang. ‘’Kenapa Mama melakukan itu? Kenapa Mama seperti sangat membenciku Ma?’’ tawa Mama menggelegar memenuhi isi ruangan, kulihat Reza yang masih disana melirik tak tega dan lirih kepadaku, sungguh Mama memang begitu licik orangnya. ‘’Kau menikah dengan putraku. Itu kesalahan fatal buatmu Zahwa! Kan ku manfaatkan situasi ini untuk membuat Leo segera menceraikanmu, ingat itu!’’ ancam Mama mertua menatapku dengan nyalang.Aku shock mendengar perkataan mama mertuaku, begitu teganya dia selalu menyakitiku, padahal selama ini aku selalu berbuat baik padanya.Ibu berjalan memutariku. Aku berdiri mematung, ‘’Kau tahu, sebenarnya ak
Sekarang aku sadar jarak antara kami semakin pudar, segera aku melangkah ke depan. Berjalan pelan menuju keluar dari pintu gerbang rumah Leo dengan perasaan yang sangat hancur. Menjauhi suamiku tercinta dari kemurkaannya sebab salah paham dari diriku, rasanya ini adalah opsi terbaik yang harus aku ambil saat ini. ‘’Kau tidak boleh kemana-mana selagi apa yang aku inginkan belum aku dapatkan, Zahwa!’’ Reza secara tiba-tiba menarik pergelangan tanganku dengan keras, suasana terasa semakin menegangkan malam ini, aku tak ingin orang-orang dirumah ini melihatku yang sedang berdua dengan Reza, aku takut keadaan semakin kacau dan hancur. ‘’Lepas!’’ Aku berucap tajam saat kedua mataku tak berhenti menatapnya nyalang pada pria batu ini.Mendengar tuturku yang kesal, terlihat rahang pemilik wajah dominan Mamanya yang licik dan memiliki hati yang kotor ini, tampak mengeras. Tatapan buas dari kedua bola matanya yang sinis pun belum lepas darinya. Dia berusaha memaksaku dan mencebik lantas menden
Mentari pagi telah bersinar, kutatap jendala dengan tembusan cahaya dari celah-celah jendala. Kuterbangun dari tidurku, didalam angan kubertanya mungkinkah akan datang keajaiban dalam hidupku ini. "Zahwa, kamu sudah bangun?" sapa sahabatku dengan lembut membuat lamunanku buyar seketika. Aku membalasnya dengan senyuman kearah sahabatku itu."Oh iya bagaimana rencanamu tadi malam itu, jadikan?" tanyanyaAku hanya menganggukkan kepala berisyarat bahwa aku mengiyakannya, rasanya untuk mengeluarkan sepatah kata dari mulutku sangat berat"Yaudah sana kamu mandi dulu, setelah itu kita sarapan dan berangkat!" ucapnyaSetelah sarapan kami bergegas untuk pergi ke hotel, tempat Aku dan Reza berdua. Dari kejauhan, mataku sudah dapat menangkap siapa yang sudah menunggu diluar sana, tak lain adalah pria batu yaitu Reza."Astaga, Zahwa itu kan pria yang tadi malam ngeyel ngajak kamu pergi sama dia kan?" tanyanya penasaran. "Iya Cin," jawabku"Ya ampun Reza! gak ada capek-capeknya ya dia ngejar a
‘’Lepaskan Aku!’’ teriakku. Namun cengkraman Mas Leo begitu kuat, lalu mengungkung tubuhku, mengunci pegerakannya. Mas Leo segera mendaratkan bibirnya begitu rakus, menjamah setiap incih tubuhku tanpa permisi tak peduli dengan aku yang ada dibawahnya sedang meronta-ronta meminta tuk dibebaskan dari cengkramannya.Mas Leo justru menyeringai, menampilkan senyuman liciknya sekilas. Ia terlihat aragon menjamah tubuhku, ‘’Ayo balas aku, balas aku sayang!’’ pintanya memaksa kepadaku. ‘’Berhenti Mas! Aku mohon berhenti!’’ aku memohon supaya Mas Leo melepaskanku sekarang, seiring dengan Mas Leo yang berusaha melebarkan kedua pahaku dengan paksa. ‘’Aku ini suamimu!’’ ucapnya ditelinga kiriku Karena tak ada feedback dari sang istri akhirnya Leo menyudahi adegannya, pria berbadan kekar itu merebahkan tubuhnya disebelah kanan sang istri, tenaganya cukup terkuras. Sementara waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh siang. Pria yang bernama Leo itu melirik kerah istri yang ada disampinya. Zahwa sege
‘’Udah enakan perutmu, sayang?’’ tanyanya dengan perhatian, setelah memberikan aku secangkir air hangat dan mengompres perutku dengan air hangat pula yang ditaruhnya didalam botol kecil.‘’Iya Mas, sudah mendingan!’’ jawabku dengan menganggukan kepala.Sebenarnya rasa sakit diperut ini masih jelas terasa sakit, namun kali ini aku berkata bohong karena aku tak mau suamiku terus-teusan khawatir kepada kondisiku. Seperti malam-malam biasanya sebelum ada prahara dalam rumah tangga kita, Aku dan Mas Leo biasanya melakukan rutinitas berbincang-bincang sebelum tidur, malam ini selain berbincang ringan Mas Leo membicarakan sesuatu yang sangat berat bagiku...‘’Sayang?’’ ucapnya sambil menatap kearahku‘’Iya Mas, ada apa?’’ sahutku pelan membalas tatapannyaMas Leo sejenak menundukkan kepalanya, sepertinya ia berat untuk mengucapakan kepadaku, tak selang lama akhirnya keluarlah kalimat dari mulutnya‘ "Sayang, aku besok ijin keluar kota untuk mengunjungi kantor cabangku yang ada di Yogyakarta y
"Pergi...! pergiiiii...!" teriakku lagiSuara langkah kaki itu semakin mendekat, sepertinya bisa dibilang trauma yang Zahwa rasakan saat ini, Zahwa tak ingin melihat wajah lelaki biadab itu walau hanya sekejap. "Zahwa, kamu kenapa?" ucap seorang lelaki dengan memegang lembut kepalaku. "Pergi! aku bilang pergi!" teriak Zahwa ketakutan. "Zahwa, ini kakek, ada apa denganmu nduk?" ucapnya panik. Saat mendengar kalimat bahwa pria yang ada didekatnya itu sang kakek, Zahwa seketika membuka matanya yang sebelumnya ia tutup dengan kedua tangannya. "Kakek?" lirih Zahwa ketakutan. "Iya nduk, ini kakek, kenapa kamu sampai ketakutan seperti itu?" tanyanya lagi penuh perhatian "Zahwa takut kek?" sahutku ketakutan dan tubuh ini sedikit bergetar Tapi, Aku tak berani mengadukan semua yang terjadi padaku kepada kakek, sepertinya diam adalah opsi terbaik untuk keluarga adinata group, yang aku pikirkan saat ini, jika aku mengadukan semuanya pasti akan menjadi bom waktu yang akan meledak detik ini
Setelah sehari Mas Leo pergi keluar kota, rasanya waktu demi waktu yang aku lalui begitu sangat berat. Ditambah orang-orang di rumah ini benci kepadaku, tak ada teman untuk kuajak ngobrol. "Zahwa!" terdengar suara Mama mertua yang secara tiba-tiba teriak memanggil namaku. "Iya Mah!" sahutkuAku segera berlari menghampiri Mama mertua yang suaranya berasal dari arah dapur."Zahwa tolong piring-piring ini cuci semua ya! kalau habis masak segera dicuci jangan ditumpuk seperti ini! dasar jorok!" ketus Mama mertua."Iya Mah maaf, akan Zahwa segera cuci piring-piringnya," sahutku tanpa membantah, aku tak ingin akan terjadi keributan lagi antara aku dengan Mama mertuaku. Kuambil mamajeruk yang ada disamping Mama mertua, dan segera kucuci piring-piring yang sudah menumpuk di kitchen sink, tanpa protes sedikitpun walau Mama mertua hanya mengawasiku layaknya aku seorang asisten rumah tangga yang masih baru bekerja. Prang [suara piring jatuh]Tak sengaja piring yang aku cuci tiba-tiba lepas d
"Sayur kangkung lagi?" sungut Mama mertua saat membuka tudung saji yang ada di meja makan. Gubrak [suara tudung saji yang dilempar oleh Mama mertua]"Aku tak selera makan!" bentak marah Mama mertua kepadaku."Maafkan Zahwa Mah, biar Zahwa masakkan makanan yang Mama inginkan sekarang," tuturku menawarkan masakan yang Mama ingin. Mama mertua tak henti-hentinya mencari kesalahan dan selalu memarahiku layaknya babu. Tak lama kemudian Keisya datang kembali kerumah ini, semenjak Mas Leo tak ada dirumah, Keisya jadi sering main kesini dan seenaknya keluar masuk rumah Mas Leo. "Pagi Tan?" Keisya datang dengan membawa paper bag coklat yang lumayan besar. Entah apa yang ada di dalam paper bag itu, ia tersenyum simpul kearahku layaknya orang mengejek, lalu ia menyerahkannya sebuah paper bag yang ada ditangannya kepada Mama mertuaku. "Wah apa nih sayang?" ucapnya lembut kepada Keisya, perempuan yang sama liciknya dengan Mama"Tante udah sarapan belum?" tanyanya "Boro-boro tante sarapan, l