Aku memutuskan untuk pulang kembali kerumah Mas Leo, rasanya aku salah sebagai istri sah Mas Leo jika meninggalkannya. Aku menahan nafas melihat tatapannnya yang penuh kemarahan meskipun begitu, aku tetap menatapnya. Sebab aku tahu betul alasan Mas Leo marah, tidak lain yaitu karena masih mengira diriku selingkuh dengan Reza adiknya
‘’Mas’’ bisikku hanya bicara sedikit.Kemudian Mas Leo membuang muka, aku tau dia masih marah besar kepadaku. Tapi aku mencoba untuk tetap sabar menghadapi Mas Leo, ‘’Kenapa kamu injakkan kakimu lagi kerumah ini!” ucapnya dengan nada tinggi.Senyumku harus tetap terukir supaya Mas Leo tidak tambah naik pitam. Satu lagi yang aku dengarkan nasihat orang terdekatku kalau mau rumah tangga kami tetap utuh dan jangan pernah mendengarkan ucapan negatif orang-orang sekitar kita.‘’Jadi istri itu jangan suka selingkuh!’’ ucapnya lagi dengan mendelik ke arahku‘’ Kalau tidak menjadi istri yang becus, setidaknya bisa membuatku nyaman dirumah! dan jangan suka selingkuh dibelakang suami!’’ sambungnya dengan raut wajah murka.Deg!Dunia serasa berhenti berputar. Aku memejamkan mata ini sambil menghela nafas, Ya aku tak boleh menangis di saat ia marah dan menghardikku dengan kata-kata yang sembarangan.‘’Mas, itu...,’’Aku meremas kaos dibagian atas menahan nyeri dada mendengarkan ocehan Mas Leo yang menyayat hati.‘’Eeh tukang selingkuh, ternyata punya nyali juga ya kamu balik kerumah ini?’’ mama mertuaku sambar ucapan yang tak mengenakan di dengar.Aku memutar badan lalu pergi meninggalkan mereka berdua, karena aku yakin jika ngeladeni mama mertuaku tak akan ada ujungnya, pasti dia akan terus menyalahkanku dan akan menuduh yang tidak-tidak lagi seperti yang sudah-sudah.“Zahwa!’’ teriak mama karena aku tinggalkan begitu saja.‘’Dasar menantu kurang ajar!" teriaknya lagi.Sabar Zahwa, kamu itu harus kuat dan harus terima diperlakukan apapun sama orang-orang dirumah ini, yakinlah semua akan baik-baik saja, jadi harus kuat mental, semoga nanti akan terbongkar siapa yang berniat jahat.***Aku mengeluarkan ponsel yang ada di sakuku, aku ingin menelfon temanku yang bekerja di hotel tempat aku dan reza pergi waktu itu. Aku mencoba mencari tahu tentang kejadian aku dan reza di hotel. Aku ingin mencari informasi lebih lanjut.‘’Heh kamu telefon siapa?’’ teriak Mas LeoSeketika mataku melotot saat Mas Leo memergokiku. Aku sontak meletakkan ponsel karena ketakutan,"Siapa yang telfon?’’ Mas Leo mengerutkan keningnya seraya orang curiga.‘’Bukan siapa-siapa Mas,’’ jawabku singkat‘’Apakah itu Reza?’’ tanyanya dengan curiga‘’Bukan Mas,’’ jawabku lagiMata Mas Leo menyipit, ia melirik kearah ponsel yang aku letakkan diatas bar dapur. Sungguh dadaku bergetar hebat ketika matanya menyorot penuh.Kakinya mulai melangkah, aku benar-benar tak tenang sekarang. ia meraih ponsel itu dan mengambilnya.“Cindi?’’ ucapnya dengan penasaran.Aku masih terdiam, takut Mas Leo akan mengintrogasi aku habis-habisan.“Cindi siapa ini Zahwa?’’ tanyanya‘’Cindi teman Kuliahku Mas,’’ jawabku singkatAke bergetar meraih ponselku yang ada di tangan Mas Leo. Aku memutarkan badan untuk pergi dari hadapan Mas Leo‘’Zahwa!’’ panggil Mas Leo dengan menarik tanganku secara tiba-tibaAku menoleh kepadanya, rasanya campur aduk antara gemetar takut kenak marah Mas Leo lagi dan senang akhirnya Mas Leo mau memegang tangaku lagi.‘’Iya Mas?’’ sahutku pelan‘’Maaf ya, aku sudah soudzon kepada kamu!’’ ucapnya dengan perlahan.‘’Lanjutkan saja kalau kamu mau menelfon teman kuliahmu itu!’’ ucapnya sekali lagi.Begitu senangnya aku mendengarkan ucapan Mas Leo, walaupun diwajahnya masih sedikit bermuka masam, Mas Leo segera meninggalkan aku seorang diri. Aku melanjutkan untuk menelfon Cindi, berharap dia bisa membantuku.TutTut“Hallo Zahwa,’’ jawabnya‘’Cindi apa kabar?’’ sahutkuTak disangka jika temanku itu segera menjawab panggilanku, aku melontarkan semuanya apa tujuanku menelfon dia, begitu senangnya aku ketika Cindi bersedia membantuku untuk menguak semuanya.‘’Syukur deh cindi mau membantuku, semoga saja aku cepat menemukan jalan keluar dalam rumah tanggaku ini tuhan’’ gumamnya dalam hatiMatahari mulai menghilang dibawah garis cakrawala di selah barat, Aku yang berniatan untuk menemui Cindi di hotel tempat ia bekerja, Karena ia menyarankan aku untuk menemuinya waktu petang ini.‘’Mas aku ijin keluar dulu ya?’’ kuberanikan diri untuk minta ijin keluar pada suamiMas Leo hanya menganggukkan kepalanya tanpa menoleh kepadaku. Aku buru-buru keluar dari rumah, aku takut mama mertuaku melihat aku lalu membuntutiku dan membuat rencanaku berantakan. Tak lama kemudian ojek online pesananku datang menjemputku.’’Mbak Zahwa?’’ tanyanya Bapak ojek online‘’Iya Pak’’ sahutku dan menganggukAku segera naik ke motor dan meminta Bapak ojek segera membawaku pergi ‘’Pak ayok cepat berangakat!’’ pintaku kepada bapak ojekSorotan lampu mobil yang ada didepanku begitu tajam menyinari mataku, ku tutupi kelopak mataku ini untuk mengurangi rasa ngilu dari sorotan lampu mobil yang mengarah kepadaku. Begitu kagetnya aku ketika aku sadar bahwa mobil itu milik Reza adik tiri Leo.‘’Zahwa!’’ panggilnya teriakAku bingung harus bagaimana, jika aku melanjutkan perjalananku aku khawatir Reza akan membuntutiku, jika aku tetap ditempat dan merespon Reza aku takut terjadi fitnah lagi, hingga akhirnya aku memutuskan untuk kembali pulang. Aku tau benar karakter Reza yang sangat ngotot orangnya.‘’Pak ayok kita putar balik!’’ pintaku kepada tukang ojek ituBenar seperti dugaanku Reza memang orangnya batu, dia tetap ngotot untuk mengikutiku dia mengejarku hingga sampai ke rumah Leo, entah apa yang ada dipikirannya seolah dia bodoh amat jika aku ini istri kakaknya.‘’Zahwa’’ teriaknya lagi‘’Reza kamu seabiknya pulang deh, ngapain sih kamu ngejar aku terus? emang kamu gak ada kerjaan ya selain gangguin aku?’’ bentakku kepadanyaKarena suara gaduhku dengan Reza membuat Mas Leo keluar dari kamarnya, aku melihat amarah dari wajah Mas Leo, yang aku takutkan saat ini akan ada perang ketiga dirumah ini. ‘’Oh berani-beraninya kamu Reza menginjakkan kaki dirumahku!’’ cetus Leo kepada pria yang ada disampingku kini.Mas Leo mulai mengepalkan tangannya dengan erat, Aku yang masih berdiri tegak di dekat Reza tercengang melihat kepalan tangan Mas Leo yang begitu kuat.BrugBrugDalam hitungan detik dugaanku benar, Aku mencoba melerai dan menarik tubuh Mas Leo dengan keras ‘’Mas cukup!’’ bentakku.Mas Leo menatap nyalang ke arahku, "Kau membentakku karena orang lain, huh?" cebik suamiku.Aku menggelengkan kepala, aku hanya tidak ingin terjadi kegaduhan antara suamiku dan adiknya, "Tidak, Mas tolong jangan salah paham, aku......."Leo tampak bahagia saat sang istri menyuapinya dengan lembut. Diliriknya Zahwa yang tengah menunduk dan menyuapkan jeruk terakhirnya kemulut Leo. Sikapnya tenang, santun dan membuat dadanya berdesir samar.Hati Leo bahagia bukan main. Melihat begitu cantiknya wajah wanita yang selama ini tidak pernah lelah dan selalu ikhlas menemaninya. haruskah kini mendapati kalau mentari yang baru saja bersinar dalam hidupnya harus kembali mendung dengan kehadiran wanita lain yang tengah mengaku mengadung kepada suaminya. Entah mengapa, saat ini Leo merasa sangat bersalah saat kedatangan Chaca, terlihat tidak seperti yang ada dalam bayangannya selama ini. Kedatangan gadis masa yang pernah ia booking itu bukan lagi seperti yang dia harapkan dan dia hadirkan dalam doanya. Siang ini di mana dirinya baru menyadari kalau rasa bersalah, benci kepada dirinya sendiri yang keji pada sang istri.Tak terasa jam merambat menunjukkan pukul satu siang, namun Leo tidak segera beranjak dari atas tempat tidur Zah
"Wak, kamu ngerasa ada yang aneh gak siapa yang sedang ada diluar sana?" tanyanya pada dirinya sendiri seperti orang gak waras "Kayaknya diluar sana ada pria misterius itu, loh. Beberapa minggu lalu, aku juga merasakan hal yang aneh diluar kamarku ini!" gumamnya masih ketakutan.Ia masih saja tetap ada dalam selimut tebalnya karena ketakutan akan sosok moster yang kembali lagi "Aku khawatir jika sosok pria misterius itu akan datang kembali menyakitiku lagi?" ucapnya masih ketakutan lagi Tubuh Zahwa terus bercucuran keringat karena ia begitu ketakutan karena dikamarnya b"Khawatir Kirana terjerumus ke dalam pergaulan bebas, terus dia melewati batas, Mas," lirihku.Lelaki itu memang tidak pantang menyerah untuk meneror Zahwa . Selama beberapa pekan ini, dia berjuang selalu menerorku. Bagaimana aku bisa tenang jika aku selalu dihantui oleh sosok lelaki misterius yang menggunakan topeng jokers yang begitu menyeramkan. "Aduh bagaimana ini, aku jadi ketakutan, Mas Leo kamu kemana sih kok
"Ahh gue gak muji loh kok! gue cuma bilang yang sebenarnya!" ucap Zahwa kembali "Udah ahh, jangan muji gue mulu Wak!" celetuk Keisya kembali "Iya deh, gue diem aja!" ucap Zahwa kembali tak ingin memuji sahabatnya itu kembali. Berulang kali aku rasakan aku sungguh sangat beruntung memiliki sahabat sebaik Keisya, aku pernah menyesal karena pernah berfikir bahwa Keisya itu orangnya jahat dan licik kepadaku. Sungguh jika waktu bisa aku putar aku tidak akan berfikir jika Keisya adalah orang yang jahat dan licik sungguh aku sangat menyesal atas semua pikiran jelekku kepada sahabatku itu. "Key, gue mau jujur ya!" ucap Keisya!" ucap Zahwa "Jujur apa Wak? jujur saja!" celetuk Keisya kepada Zahwa "Maaf ya Key, gue pernah berfikir bahwa loh sahabatku yang jahat! maaf kalau aku pernah berpikiran seperti itu!" celetuk Zahwa kepada sahabatnya itu. "Hhmm dasar wanita sialan, berani-beraninya loh sampai berfikir seperti itu kepada gue! yang membuat gue jadi seperti ini kan loh wanita sialan!"
"Wak loh makan dulu ya! biar gue suapin loh! pokoknya loh harus habisin nasi ini supaya loh cepet sembuh!" celetuk Keisya kepada sahabatnya itu. "Key, kan gue udah makan pizza tadi, gue kenyang banget nih!" sahut Zahwa menolak kemauan Keisya "Oohh iya yah, loh kan udah makan pizza banyak!" celutuk Keisya kembali "Haha iya Key, kalau gue masih mau makan nasi itu, bisa begah perut gue dong!" ucap Zahwa kepada sahabatnya itu yang masih memegang piring di tangannya itu. Zahwa tertawa sumringah saat sahabatnya itu yang tengah memegang piring yang berisi sarapan pagi Zahwa. "Kok malah ketawa sih kamu Wak!" tanya Keisya kepada Zahwa "Ahh kamu ini Key kenapa sih kok lucu banget sihh?" ucap Zahwa. "Apa sih Wak kamu Wak!" ucap Keisya kembali. Mereka terus tertawa bersama tak ingin ia Zahwa melewatkan moment kebersamaan dengan sahabatnya itu. Kring kring kringTerdengar dering ponsel dari telfon Zahwa, terlihat dari layar ponsel Zahwa bahwa yang telfon adalah Leo sang suami. "Assalamual
"Makasih ya Key! kamu memang terbaik buatku saat ini!" celetuk Zahwa kepada Keisya yang sedang erat memeluk tubuhnya. Zahwa saat ini sangat bangga memiliki sahabat seperti Keisya yang sangat perhatian kepadanya, rasa haru saat Keisya begitu lama memeluk tubuhnya. "Wak, loh yang sabar ya, atas semua cobaan yang menimpa loh!" pesan Keisya kepada Zahwa "Iya Key, sekali lagi gue ucapkan banyak terimakasih!" ucap Zahwa sekali lagi. semabari keduanya menunggu pesanan makanan yang masih belum kunjung datang keduanya saling berbincang penuh kehangatan. kring kring kring Suara ponsel Keisya berdering terdengar ditelinga Keisya dan juga Zahwa "Key, ponselmu bunyi tuh!" ucap Zahwa "Eeeh iya Wak! tunggu ya gue terima dulu telfonnya, mungkin ini dari orang yang mau anterin makanan dari gofo*d!" ucap Keisya Segera Keisya mengangkat telfon dari orang yang menelfonnya. "Hallo!" ucap Keisya. "Mbak Keisya ya?" tanya pria yang ada diluar sana. "Iya dengan saya sendiri!" sahutnya. "Ini mbak,
"Hah, masak iya Leo punya wanita lain? kayaknya Leo bukan pria yang suka neko!" gumamnya dalam hati. "Kayakanya gue harus nyelediki Leo deh! gue harus buktikan bahwa dugaannya Zahwa tentang Leo salah!" gumamnya lagi Keisya terus kepikiran tentang Leo yang kata sang istri tengah memiliki perempuan lagi. Ia terus kepikiran tentang wanita baru yang Leo miliki. "Wak loh beneran yakin seratus persen kalau Leo punya wanita lain?" ucap Keisya. "Gak seratus persen sih Key! cuma fitasatku sangat kuat kalau Mas Leo punya wanita lain selain aku?" ucap Zahwa penuh keyakinan. "Kalau aku bantuin kamu gimana Wak?" ucap Keisya menawarkan bantuan kepada Zahwa "Serius loh Key? tapi kayaknya gak usah deh Key, nanti pas jadinya ngerepoti kamu!" ucap Zahwa. Keisya tetap saja ngotot karena Zahwa menolak tawarannya untuk membantu membuktika bahwa Leo sedang memiliki perempuan lain selain Zahwa."Ahh, nggak kok Wak! sumpah gue gak pernah ngerasa direpoti oleh loh!" ucap Keisya yang masih ngotot untuk